lamina V. Pada stimulasi yang berulang, neuron WDR secara khas akan meningkatkannya secara eksponensial dan bertingkat.
8
Kebanyakan serabut nosiseptif C mengirim secara kolateral ke atau berhenti pada neuron kedua di lamina I dan II, dan lebih sedikit di lamina V.
Sebalikn ya, serabut nosiseptif A bersinaps utamanya di lamina I dan V, dan lebih
sedikit di lamina X. Lamina I merespon secara primer dari stimulus noxius nosiseptif dari jaringan kutaneus dan somatik dalam. Lamina II, yang juga
dikenal dengan substansia gelatinosa, mengandung banyak interneuron dan dipercaya sebagai pemeran utama dalam proses dan modulasi input nosiseptif dari
nosiseptor kutaneus. Hal ini menjadi menarik karena diketahui sebagai pemeran utama pada aksi opioid. Sedangkan lamina III dan IV menerima input sensorik
non-nosiseptif.
8
2.1.3.2.1 Traktus spinothalamikus
Akson-akson pada kebanyakan neuron kedua menyilang
midline
pada segmen yang sama di kommisura anterior sebelum mereka membentuk traktus
spinothalamikus dan mengirim serabut-serabutnya ke thalamus, formatio reticularis, nukleus raphe magnus, dan substansia grisea
periaqueductal
. Traktus spinothalamikus sebagai jalur utama nyeri, berada pada anterolateral substansia
alba medulla spinalis. Traktus ascending ini bisa dipisah menjadi traktus lateral dan
medial. Traktus
spinothalamikus lateral
neospinothalamikus memproyeksikannya pada nukleus posterolateral ventral thalamus dan membawa
aspek diskriminatif nyeri, seperti lokasi, intesitas, dan durasi. Sedangkan traktus
spinothalamikus medial paleospinothalamikus memproyeksikan ke thalamus medial yang bertanggung jawab untuk memediasi autonom dan persepsi
emosional yang
tidak menyenangkan
dari nyeri.
Beberapa serabut
spinothalamikus juga memroyeksikan ke substansia grisea
periaqueductal
dan demikian mungkin menjadi hubungan yang penting antara jalur ascenden dan
descenden. Serabut kolateral juga memproyeksikan ke sistem RAS dan hypothalamus.
8
2.1.3.2.2 Jalur alternatif nyeri
Seperti sensasi epikritik, serabut nyeri naik secara difus, ipsilateral, dan kolateral. Sehingga jalur ascenden nyeri yang lainnya juga penting. Traktus
spinoretikular juga berperan dalam mediasi terjadinya nyeri dan respons autonomnya. Traktus spinomesencephalikus juga penting dalam pengaktifan
antinosiseptif, jalur descenden, karena juga mempunyai beberapa proyeksi ke substansia
grisea
periaqueductal
. Traktus
spinohipothalamikus dan
spinoensefalikus mengaktivasi hypothalamus dan mempengaruhi emosional. Traktus spinoservikal naik tidak menyilang ke nukleus servikal lateral, yang mana
memberhentikan serabutnya di kontralateral thalamus; traktus ini dikenal sebagai traktus alternatif utama untuk nyeri. Terakhir, beberapa serabut di kolumna
dorsalis yang membawa serabut untuk rangsang sentuhan ringan dan propioseptif juga bertanggung jawab pada nyeri, serabut-serabut ini naik secara
medial dan ipsilateral.
8
2.1.3.2.3 Integrasi dengan sistem simpatis dan motorik