KELEMBAGAAN PENYIDIKAN Perda No.04 Tahun 2013 ttg RTRW Bul 2012 2032

65 c. penyelenggaraan kegiatan pembangunan berdasarkan RTRW dan rencana tata ruang kawasan yang meliputi lebih dari satu kawasan; d. perubahan atau konversi pemanfaatan ruang sesuai dengan RTRW yang telah ditetapkan; dan e. bantuan teknik dan pengelolaan dalam pemanfaatan ruang danatau kegiatan menjaga, memelihara, serta meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan hidup. Pasal 101 1 Tata cara peran serta masyarakat dalam pemanfaatan ruang daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 100 dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 2 Pelaksanaan peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat 1, dikoordinasikan oleh Pemerintah Daerah. Pasal 102 Dalam pengendalian pemanfaatan ruang, peran serta masyarakat dapat berbentuk : a. pengawasan terhadap pemanfaatan ruang wilayah dan kawasan, termasuk pemberian informasi atau laporan pelaksanaan pemanfaatan ruang kawasan; dan b. bantuan pemikiran atau pertimbangan berkenaan dengan penertiban pemanfaatan ruang. Pasal 103 1 Peran serta masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 102 dapat disampaikan secara tertulis kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk. 2 Tata cara dan mekanisme peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB X KELEMBAGAAN

Pasal 104 1 Dalam rangka koordinasi penyelenggaraan penataan ruang di Kabupaten dibentuk BKPRD. 2 BKPRD sebagaimana dimaksud pada ayat 1, mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penataan ruang Kabupaten, meliputi pengaturan penataan ruang, pembinaan penataan ruang, pelaksanaan penataan ruang, pengendalian pemanfaatan ruang dan pengawasan penataan ruang di Kabupaten. 3 Dalam rangka melaksanakan tugas Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 membentuk Kelompok Kerja Perencanaan Tata Ruang Daerah dan Kelompok Kerja Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Daerah. 4 Struktur organisasi, kewenangan, tugas, dan fungsi Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah, Kelompok Kerja Perencanaan Tata Ruang Daerah dan Kelompok Kerja Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2, mengacu pada pedoman koordinasi penataan ruang daerah yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri Mendagri danatau Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional BKPRN. 5 Penetapan Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dengan Keputusan Bupati. 66

BAB XI PENYIDIKAN

Pasal 105 1 Selain Pejabat Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia, penyidikan atas tindak pidana pelanggaran dalam Peraturan Daerah ini dilakukan oleh Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang penataan ruang, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana. 2 Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah pejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah yang diangkat oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 3 Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi : a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang penataan ruang agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas; b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan di bidang penataan ruang; c. meminta keterangan dan bahan bukti dari pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang penataan ruang; d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen lain berkenaan tindak pidana di bidang penataan ruang; e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembuktian, pencatatan, dan dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; f. meminta bantuan tenaga ahli daam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang penataan ruang; g. menyuruh berhenti danatau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang danatau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e; h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang penataan ruang; i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; j. menghentikan penyidikan; dan k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang penataan ruang menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. 4 Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Hukum Acara Pidana.

BAB XII KETENTUAN PIDANA