adalah memerlukan pemeliharaan secara intensif dan cermat, relatif lebih peka terhadap suatu infeksi penyakit dan sulit beradaptasi Murtidjo, 1993.
2.2. Tata Laksana Pemeliharaan
Bibit, pakan dan manajemen adalah cara agar tercapainya keberhasilan dalam usaha ayam pedaging. Tata laksana pemeliharaan pada peternakan ayam
pedaging terdiri atas bibit, pemberian pakan dan minum, pencegahan penyakit dan perkandangan.
2.2.1. Bibit
Banyak keberhasilan usaha peternakan ayam berawal dari kualitas bibit yang baik. Bibit ayam dipilih dari sumber yang diyakini bebas dari berbagi
penyakit free disease dan kualitas bibitnya bagus sesuai dengan standar setiap strain Fadlilah dan Agustin, 2004. Day old chick DOC yang berkualitas baik
antara lain mempunyai ciri kaki besar dan basah seperti berminyak, bulu cerah dan penuh, terlihat aktif dan beratnya tidak kurang dari 37 gram. Kualitas DOC
yang dipelihara harus yang terbaik, karena performa yang jelek bukan saja dipengaruhi oleh faktor pemeliharaan tetapi juga oleh kualitas DOC pada saat
diterima Kartasudjana dan Suprijatna, 2006. Ciri bibit DOC yang baik meliputi sehat dan tidak cacat pada fisiknya, pertumbuhan dan perkembangannya normal,
ternak berasal dari pembibitan yang dikenal keunggulannya serta tidak ada lekatan tinja di duburnya Rasyaf, 2004.
2.2.2. Pakan dan Minum
Segala sesuatu yang dapat dimakan oleh ternak baik seluruhnya atau sebagian dengan tidak mengganggu kesehatan ternak disebut bahan pakan
Wahju, 1997. Sedangkan segala sesuatu yang berupa bahan organik maupun anorganik yang dapat dibrikan kepada ternak baik dapat dicerna sebagian maupun
keseluruhan disebut ransum Anggorodi, 1994. Ransum untuk ayam pedaging dibedakan menjadi dua macam yaitu ransum untuk periode starter dan periode
finisher. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kebutuhan nutrien ransum sesuai dengan periode pertumbuhan ayam. Pemilihan ransum broiler sebaiknya
memperhatikan hal seperti ada kandungan energi dan protein, kandungan proteinnya tinggi untuk menopang pertumbuhannya yang sangat cepat,
mengandung energi yang lebih untuk membuat ayam broiler dipanen cukup mengandung lemak Amrullah, 2004. Jumlah pemberian pakan pada ayam
broiler berbeda pada tiap minggunya. Pada ayam umur 1-7 hari fase starter jumlah pemberian pakan yang diberikan sebesar 17 gram ekor hari, umur 8-14
hari jumlah pemberian pakan sebesar 43 gram ekor hari, umur 15-21 sebesar 66 bram ekor hari dan pada minggu keempat umur 22-29 hari fase finisher sebesar
91 gram ekor hari Rasyaf, 2004. Konversi ransum didefinisikan sebagai banyaknya ransum yang
dihabiskan untuk menghasilkan setiap kilogram pertambahan bobot badan. Angka konversi ransum yang kecil berarti banyaknya ransum yang digunakan untuk
menghasilkan satu kilogram daging semakin sedikit Kartasudjana dan Suprijatna,
2006. Kandungan protein dalam ransum untuk ayam broiler umur 1-14 hari adalah 24 dan untuk umur 14-39 hari adalah 21 Fadilah dan Agustin, 2004.
Air merupakan senyawa penting dalam kehidupan karena dua per tiga dari bagian tubuh hewan tersusun oleh air. Konsumsi air berkaitan dengan temperatur
di dalam kandang, semakin panas temperatur di dalam kandang, semakin banyak konsumsi air minum. Menjaga agar ayam tetap sehat maka tempat makanminum
harus mudah dibersihkan, tidak mudah tumpah, mudah diisi, dan ayam mudah makanminum dari tempat tersebut Kartasudjana dan suprijatna, 2006. Air yang
dikonsumsi harus bebas dari bahan beracun dan logam berat, bersih, tidak kotor dan tidak berbau, tidak mengandung bahan kimia dan bakteri di atas ambang yang
di tetapkan, dan memenuhi standart baku untuk air minum, baik secara fisik, kimia, maupun biologi Cahyo, 1995.
2.2.3. Perkandangan