26
d. kawasan yang diprioritaskan untuk keamanan wilayah perbatasan antar daerah dan
antar negara.
Pasal 33
Kawasan Strategis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 alokasi kegiatan berada pada :
a. kawasan strategis sebagai prioritas pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32
ayat 1 untuk mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah adalah kawasan sentra kegiatan pertanian holtikultura sayur mayur dan buah-buahan meliputi Kecamatan
Mutis, Miomaffo Barat, Miomaffo Tengah, Musi, Bikomi Nilulat, sedangkan lahan basah dan kering berada di Kecamatan Naibenu, Insana Utara, Biboki Feotleu, Biboki
Utara, Biboki Tan Pah, Insana, Insana Barat, Bikomi Selatan, Noemuti Timur, Noemuti, Biboki Anleu dan Biboki Moenleu;
b. kawasan strategis untuk pengembangan wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal
32 ayat 2 adalah Kawasan Strategis Kabupaten yaitu Kota Kefamenanu dan Kota Wini;
c. kawasan strategis untuk pengembangan keseimbangan ekosistem dan Plasmanuftah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat 3 yang berfungsi sebagai Suaka Alam adalah Pegunungan Mutis di Kecamatan Mutis dan DAS Daerah Aliran Sungai yaitu
DAS Bananain meliputi Kecamatan Biboki Foetleu dan Biboki Utara ; d.
kawasan strategis yang termasuk wilayah perbatasan antar Daerah dan Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat 4 meliputi 7 Tujuh Kecamatan. Untuk
Pengamanan Kawasan Perbatasan yang diprioritaskan pada daerah sepanjang garis batas antar negara yang meliputi wilayah 7 tujuh Kecamatan yaitu di Mutis, Miomaffo
Barat, Musi, Bikomi Nilulat, Bikomi Utara, Naibenu dan Insana Utara. Untuk teknis kondisi diuraikan dibawah ini :
1. Pengembangan Kawasan Buffer di wilayah sekitar perbatasan Distrik Oecussi,
rencana pengembangan buffer dengan memberikan batasan wilayah dengan menggunakan tanaman tahunan sebagai buffer negara dengan lebaran kawasan
yang disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. 2.
Penempatan Pos-pos perbatasan dan pengamanan kawasan disesuaikan dengan kondisi wilayah.
3. Peningkatan pengembangan kawasan perbatasan dilaksanakan melalui
pendekatan keamanan dan pendekatan kesejahteraan secara proporsional dengan kondisi lokal.
BAB VII ARAHAN PEMANFAATAN RUANG
Pasal 34
Pemanfaatan ruang diselenggarakan melalui pendekatan fungsional, terpadu dan bersifat holistik menyeluruh, sebagai dasar bagi harmonisasi program pembangunan, pentahapan
rencana pemanfaatan ruang dan pembiayaan pelaksanaan program pembangunan sesuai rencana struktur dan pola ruang wilayah Kabupaten.
Pasal 35
1 Pengembangan struktur ruang dalam program pembangunan daerah diarahkan
untuk pemantapan dan keberlanjutan pengembangan sistem perkotaan, infrastruktur dasar wilayah dan pengembangan kawasan strategis kabupaten.
2 Pengembangan pola ruang dalam program pembangunan daerah diarahkan untuk
pemantapan, peningkatan dan keberlanjutan fungsi kawasan lindung, kawasan budidaya, dan kawasan strategis kabupaten.
27
3 Pemerintah Kabupaten berkewajiban untuk berperan secara aktif dalam perwujudan
pemanfaatan ruang.
Pasal 36
4 Pengembangan pola ruang dalam program pembangunan daerah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 35 ayat 2 maka arahan program kegiatan untuk : a. fungsi kawasan lindung dengan Program kegiatan sebagai berikut :
1. Penetapan tata batas kawasan lindung terutama hutan lindung, suaka dan
resapan air yang berada di hulu sungai. 2.
Inventarisasi atau pendataan kondisi eksisting termasuk peta topografi, penggunaan lahan, daerah resapan air, kondisi fisik dasar lainnya wilayah
Kabupaten Timor Tengah Utara dalam skala 1 : 25.000. 3.
Pendataan kawasan permukiman kampung yang berlokasidi dalam kawasan lindung.
4. Permukiman kembali resettlement dan penempatan kembali relocation
penduduk berikut kegiatannya. b. fungsi kawasan budidaya pertanian dengan program kegiatan sebagai berikut :
1. Intensifikasi lahan-lahan sawah fungsional, terutama pada wilayah-wilayah
yang telah mempunyai jaringanprasarana irigasi. 2.
Peningkatan dan pengembangan fungsi lahan sawah potensial dan lahan sawah baku
3. Intensifikasi usaha tani komoditi tanaman pangan
4. Intensifikasi usaha tani komoditi Sayuran dan Buah-buahan
5. Peningkatan produksi dan produktivitas lahan usaha perkebunan kopi,
kacang mete, cacao, vanili, kemiri terutama yang berpola PIR dan unit usaha besar lainnya.
6. Pengembangan dan peningkatan usaha perikanan laut dan air tawar
7. Pengembangan dan peningkatan usaha industri peternakan
8. Pengembangan Hutan Tanaman Industri HTI Umum dan HTI Transmigrasi
HTI Trans. 9.
Program penyusunan rencana tata ruang dan pengelolaan sumber daya hutan c. fungsi kawasan budidaya non pertanian dengan program kegiatan sebagai
berikut : 1.
Perencanaan Pengembangan Usaha Pertambangan Rakyat 2.
Peningkatan dan pengembangan usaha pertambangan rakyat melalui bantuan dan unit usaha yang terpadu
3. Studi kelayakan lokasi-lokasi yang diarahkan sebagai kawasanzona
tambang 4.
Perencanaan Pengembangan Usaha Industri Kecil Menengah 5.
Penyediaan Bahan Baku Industri 6.
Peningkatan dan pengembangan kegiatan industri, terutama industri pengolahan hasil pertanian.
7. Review dan Revisi Penyusunan rencana detail tata ruang kawasan Perkotaan
8. Penyusunan rencana tata ruang kawasan Pengembangan Pantura
9. Penyusunan rencana tata ruang kawasan Pengembangan Prioritas
10. Penyusunan rencana tata ruang kawasan Perbatasan
11. Program pengembangan kawasan terpadu PKT pada permukiman di
wilayah terpencil wilayah-wilayah miskin 12.
Program Pengembangan Prasarana Kawasan Terpadu P3KT pada permukiman di wilayah
13. Perencanaan Daerah Tujuan Wisata Kabupaten
28
14. Pengembangan dan penataan obyek daerah tujuan wisata dan pengelolaan
kegiatan kepariwisataan 15.
Pengembangan SDM
Pasal 37
1 Perwujudan pemanfaatan ruang sesuai RTRWK, ditetapkan dalam program pembangunan berdasarkan tahapan rencana pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten.
2 Pentahapan rencana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan prioritas rencana pengembangan wilayah Kabupaten secara berkesinambungan dan
dikembangkan perangkat insentif dan disinsentif. 3 Tahapan dan prioritas rencana pengembangan wilayah Kabupaten lima tahunan
ditetapkan dalam RTRWK.
Pasal 38
1 Pembiayaan pemanfaatan ruang sesuai dengan RTRWK meliputi sumber dan alokasi pendanaan yang diperlukan untuk pelaksanaan pembangunan.
2 Sumber dan alokasi pembiayaan pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berupa anggaran pembangunan Pemerintah, Pemerintah Daerah, investasi
swasta danatau bentuk kerjasama pembiayaan.
BAB VIII ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG