Halaman 3 dari 12
NEW YORK CHI CKEN BUI LDI NG 2
nd
FLOOR JL. A.P. PETTARANI NO. 49 MAKASSAR
TELP. 0411 443664, 2389777 FAX. 0411 420465
- Untuk Pasangan
H. I DRI S MANGGABARANI , SE dan I R. ADI L PATU, M.Pd Dengan Prosentase Suara 18.48 .
Dengan mengacu pada prosentase perolehan suara yang diperoleh masing-masing PEMOHON diatas, adalah sangat tidak berdasar untuk
dapat mengikuti putaran kedua menurut ketentuan Pasal 107 ayat 1 dan 2 UURI NO. 12 TAHUN 2008 Tentang Perubahan Kedua atas UURI N0.
32 TAHUN 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Demikian pula terhadap kedudukan PEMOHON, dengan mengacu pada ketentuan Pasal 1 angka
9
Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 15 Tahun 2008 Tentang Pedoman Beracara Dalam Perselisihan Hasil Pemilihan
Umum Kepala Daerah, yang secara eksplisit menegaskan bahwa Pasangan Calon adalah pasangan calon Pemilukada dan Pasal 3
ayat 1 huruf a
Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 15 Tahun 2008 Tentang Pedoman Beracara Dalam Perselisihan Hasil
Pemilihan Umum Kepala Daerah menentukan bahwa : “ para pihak yang mempunyai kepentingan langsung dalam perselisihan
Pemilukada adalah : a. Pasangan Calon sebagai Pemohon
Jadi bukan 4 pasangan calon sekaligus kumulasi pasangan calon dijadikan satu sebagai PEMOHON, sebab masing-masing PEMOHON mempunyai
kepentingan terkait dengan adanya hasil perhitungan Pemilukada. Oleh karena itu cukup beralasan dan berdasar apabila permohonan yang
diajukan PEMOHON dinyatakan ditolak.
c. Bahwa permohonan yang diajukan PEMOHON haruslah dinyatakan ditolak
atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima, sebab dengan menceramati dalil uraian permohonan PEMOHON sama sekali tidak
menyebutkan jumlah suara yang menjadi obyek perselisihan, yang dapat menentukan PEMOHON untuk dapat mengikuti putaran kedua Pemilukada
dan terpilihnya pasangan calon sebagai kepala daerah dan wakil kepala, justru Pemohon hanya mendalilkan adanya penggelembungan suara,
padahal dalam
Pasal 4 Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 15 Tahun 2008 Tentang Pedoman Beracara Dalam Perselisihan Hasil
pemilihan Umum Kepala Daerah, telah menegaskan bahwa : “Obyek perselisihan Pemilukada adalah hasil perhitungan suara
yang ditetapkan oleh Termohon yang mempengaruhi : a
penentuan Pasangan Calon yang dapat mengikuti putaran kedua Pemilukada .
b terpilihnya Pasangan Calon sebagai kepala daerah dan w akil
kepala daerah.
Halaman 4 dari 12
NEW YORK CHI CKEN BUI LDI NG 2
nd
FLOOR JL. A.P. PETTARANI NO. 49 MAKASSAR
TELP. 0411 443664, 2389777 FAX. 0411 420465
2. Permohonan PEMOHON bukan kompetensi Mahkamah Konstitusi RI ;
Bahwa permohonan yang diajukan PEMOHON haruslah dinyatakan ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima, sebab permohonan
yang diajukan oleh PEMOHON tidak memenuhi kualifisikasi sebagaimana ditentukan dalam
Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 15 Tahun 2008 Tentang Pedoman Beracara Dalam Perselisihan Hasil
Pemilihan Umum Kepala Daerah, yang secara eksplisit sebagaimana ditentukan dalam
Pasal 6 ayat 2 huruf b angka 1 s d angka 3, yakni uraian yang jelas mengenai:
1. kesalahan hasil
penghitungan suara
yang ditetapkan
Termohon. 2. permintaan petitum untuk membatalkan hasil penghitungan
suara yang ditetapkan oleh Termohon. 3. permintaan petitum untuk menetapkan hasil penghitungan
suara yang benar menurut Pemohon.
Bahwa dalam petitum permohonan PEMOHON baik dalam PROVI SI maupun dalam POKOK PERKARA vide perbaikan permohonan halaman 11 s d 12
hanya meminta untuk dilakukan pemilihan ulang Walikota Wakil Walikota Makassar priode 2009-2014. Sehingga secara filosofis dapat dipahami bahwa
Pemohon secara tidak langsung telah mengakui Keputusan Termohon dari ketidakmampuan Pemohon untuk menghitung hasil perhitungan suara yang
benar menurut PEMOHON.
Bahwa Lebih jauh dari itu dengan ditempatkannya ke 4 empat pasangan calon dalam satu permohonan justru akan menyulitkan untuk menentukan
pasangan yang mana dari PEMOHON berdasarkan perhitungan suara yang benar menurut PEMOHON yang dapat mengikuti putaran kedua dan atau
sebagai pasangan calon yang memiliki suara terbanyak dalam pemilihan Walikota Wakil Walikota Makassar priode 2009-2014;
Bahwa dengan demikian menurut hukum permohonan dari Pemohon harus ditolak atau setidak – tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima.
3. Permohonan PEMOHON Obscuur Libel ;
Bahwa permohonan PEMOHON haruslah dinyatakan ditolak atau setidak- tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima, sebab permohonan tersebut adalah
kabur
obscuur libel , oleh karena dalam permohonan PEMOHON tersebut
sama sekali tidak menguraikan dengan jelas mengenai letak kesalahan hasil perhitungan yang telah dilakukan oleh TERMOHON yang
merugikan
Halaman 5 dari 12
NEW YORK CHI CKEN BUI LDI NG 2
nd
FLOOR JL. A.P. PETTARANI NO. 49 MAKASSAR
TELP. 0411 443664, 2389777 FAX. 0411 420465
kepentingan PEMOHON. Kecuali hanya berupa asumsi semata-mata dari PEMOHON karena tidak disebutkan di TPS mana pengelembungan suara
yang dilakukan oleh TERMOHON.
Hal tersebut sangat prinsipil untuk diuraikan, sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 6 ayat 2 huruf b Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 15
Tahun 2008 Tentang Pedoman Beracara Dalam Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah yang menyatakan : adanya uraian
yang jelas mengenai kesalahan hasil perhitungan ;
Dengan demikian, tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa permohonan yang diajukan PEMOHON adalah sangat tidak berdasar dan tidak beralasan ;
4. Permohonan PEMOHON telah melew ati tenggang w aktu yang ditentukan ;
Bahwa pada permohonan PEMOHON tanggal 10 Nopember 2008 yang telah didaftarkan tanggal 10 Nopember 2008, PEMOHON terdiri 3 tiga pasangan
calon sebagaimana yang dilampirkan dalam surat panggilan sidang tanggal 11 Nopember 2008 No. 423.36 MK XI 2008. Bahwa kemudian pada hari
Jumat tanggal 14 Nopember 2008 , PEMOHON telah mengajukan perbaikan salah satunya adalah dengan menambah pihak PEMOHON
in casu pasangan calon nomor urut 4, yaitu I r. RI DWAN SYAHPUTRA MUSAGANI dan I RWAN A.
PATURUSI .
Bahwa dengan melakukan perbaikan dengan penambahan 1 satu pasangan calon yaitu Pasangan Calon Nomor Urut 4 sebagai Pemohon dalam
permohonan perbaikan dan juga merubah susunan Pemohon,
maka permohonan yang diajukan oleh Pemohon telah melampaui tenggat waktu
berdasarkan ketentuan
Pasal 5 Ayat 1 dan 2 Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 15 Tahun 2008 Tentang Pedoman Beracara Dalam
Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah.
Dengan demikian, permohonan PEMOHON harus ditolak atau setidak- tidaknya permohonan Pemohon in casu Pasangan Calon Nomor Urut 4, I r. H.
Ridwan Syahputra Musagani dan I rwan A. Paturusi, patut dinyatakan tidak dapat diterima, karena pengajuan permohonannya bertentangan dengan
ketentuan
Pasal 5 Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 15 Tahun 2008 Tentang Pedoman Beracara Dalam Perselisihan Hasil
Pemilihan Umum Kepala Daerah.
Halaman 6 dari 12
NEW YORK CHI CKEN BUI LDI NG 2
nd
FLOOR JL. A.P. PETTARANI NO. 49 MAKASSAR
TELP. 0411 443664, 2389777 FAX. 0411 420465
5. Permohonan PEMOHON
melebihi ketentuan
perselisihan Pemilukada ;
Bahwa permohonan keberatan PEMOHON harus dinyatakan ditolak atau setidak-tidak dinyatakan tidak dapat diterima, sebab dalam petitum
permohonan, PEMOHON tetap meminta agar dilakukan pemilihan ulang Walikota Wakil
Walikota Makassar
Periode 2009-2014,
sedangkan menyangkut hal tersebut bukanlah kewenangan dari Mahkamah Konstitusi
dalam penanganan perselisihan Pemilukada sebagaimana secara tegas diatur dalam
Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 15 Tahun 2008 Tentang Pedoman Beracara Dalam Perselisihan Hasil Pemilihan
Umum Kepala Daerah.
Bahw a berdasarkan pada Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 15 Tahun 2008 Tentang Pedoman Beracara Dalam Perselisihan Hasil
Pemilihan Umum Kepala Daerah BAB VI I I yang mengatur tentang PUTUSAN Pasal 13 Ayat 3 Huruf a s d c yang menyebutkan :
3 . Amar Putusan dapat menyatakan : a. Permohonan tidak dapat diterima apabila Pemohon
dan atau permohonan
tidak memenuhi
syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5,
dan Pasal 6 peraturan ini;
b. Permohonan dikabulkan apabila permohonan terbukti beralasan dan selanjutnya Mahkamah menyatakan
membatalkan hasil penghitungan suara yang ditetapkan oleh KPU KI P provinsi atau KPU KI P kabupaten kota,
serta menetapkan hasil penghitungan suara yang benar menurut Mahkamah;
c. Permohonan ditolak apabila permohoan tidak beralasan.