partisipatif pemberdayaan ekonomi kreatif di luar ekonomi perkebunan ekonomi mainstream.
Dengan strategi baru penanggulangan kemiskinan masyarakat miskin di sekitar perkebunan kopo ini diharapkan tidak saja akan meningkatkan partisipasi masyarakat
miskin di sekitar wilayah perkebunan kopi untuk pengambilan keputusan dan pengawasan pengelolaan sumber daya perkebunan kopi. Tetapi juga akan dapat lebih
menjamin kesinambungan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian sumber daya perkebunan kopi.
Harus dipahami penanggulangan kemiskinan masyarakat di sekitar perkebunan kopi tidak cukup hanya diberikan bantuan dalam bentuk material, atau diberikan fasilitas
peningkatan mutu prasarana, akses, dan berbagai pelayanan untuk masyarakat miskin. Hal itu memang penting, tetapi akan menjadi lebih penting apabila masyarakat miskin
diberikan peluang untuk “mengembangkan kapasitas diri” melalui jaringan sosial, perencanaan partisipatif pemberdayaan ekonomi kreatif selain sebagai buruh tani di
perkebunan kopi, dan pengembangan modal sosial untuk melakukan transisi sosial dan ekonomi.
Masyarakat miskin di sekitar perkebunan kopi tidak dapat “mengembangkan kapasitas diri” untuk mengentaskan kemiskinannya sendiri-sendiri. Masyarakat miskin
akan dapat menanggulangi kemiskinannya apabila dilakukan usaha bersama-sama melalui modal sosial yang dimiliki dan pengembangan ekonomi kreatif yang tersedia di sekitar
perkebunan kopi, apakah dalam bentuk off farm yang dapat dilakukan oleh masyarakat miskin ataupun pengembangan industri rumahan skala kecil yang dapat “dicangkokan”
secara kolektif di area sekitar perkebunan kopi. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah : 1 Memetakan dan memahami
kemiskinan masyarakat di sekitar perkebunan kopi di Kabupaten Jember; 2 Melakukan evaluasi terhadap berbagai penanggulangan kemiskinan yang sudah dilakukan; dan 3
mendesain langkah-langkah penanggulangan kemiskinan masyarakat di sekitar perkebunan kopi melalui perencanaan partisipatif pemberdayaan ekonomi kreatif dan
modal sosial sebagai strategi baru penanggulangan kemiskinan.
2. Metodologi Penelitian Yang Digunakan
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian tindakan action research. Penelitian tindakan sebagai sebuah proses investigasi terkendali yang
berdaur ulang dan bersifat reflektif mandiri, yang mempunyai tujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi, atau situasi.
Dalam penelitian tindakan ini, kebijakan dan tindakan penanggulangan kemiskinan dievaluasi untuk mendesain strategi baru penanggulangan kemiskinan
masyarakat miskin di sekitar perkebunan kopi. Dengan desain yang disusun kemudian dilakukan rencana tindak oleh multipihak.
Siklus penelitian dilakukan disesuaikan dengan prosedur atau langkah-langkah : Perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Adapun langkah-langkah yang dilakukan
adalah identifikasi masalah, merumuskan masalah, menganalisis masalah, dan mencari solusi, membuat rencana tindakan, dan pemantauan, mengolah dan menafsirkan data, dan
membuat laporan. Tim peneliti melakukan identifikasi masalah penanggulangan kemiskinan
masyarakat di sekitar perkebunan kopi, merumuskan masalah penanggulangan kemiskinan yang telah dilakukan oleh multipihak, menganalisis penanggulangan
kemiskinan yang telah dilakukan dan menyodorkan alternative penanggulangan kemiskinan
lainnya, membuat
rencana tindak
untuk didifusikan,
dan mengimplementasikan rencana tindak melalui perencanaan partisipatif terhadap
penanggulangan kemiskinan. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam dan
pengamatan terlibat. Observasi dilakukan pada fenomena kemiskinan dan upaya penanggulangan kemiskinan masyarakat miskin di sekitar perkebunan kopi. Wawancara
mendalam dilakukan terhadap informan yang berasal dari multipihak yang selama ini terlibat dalam penanggulangan kemiskinan masyarakat di sekitar perkebunan kopi dan
pengamatan terlibat dilakukan peneliti di mana peneliti bertempat tinggal untuk sementara waktu di tempat penduduk sekitar perkebunan kopi.
Analisis data dilakukan menggunakan analisis kualitatif. Langkah-langkah yang dilakukan : 1 menelaah data; 2 mereduksi data; 3 mengkategorikan data; 4
mendesplay data; dan 5 menafsirkan data. Semua data yang berkaitan dengan kemiskinan, penanggulangan kemiskinan,modal
sosial, kegiatan off farm yang ada, dan pengembangan kapasitas diri, baik yang diperoleh melalui wawancara,observasi, dokumentasi, maupun pengamatan terlibat ditelaah melalui
intepretasi-intepretasi tertentu untuk dilakukan langkah selanjutnya. Setelah data yang diperoleh ditelaah, langkah selanjutnya adalah memilih dan memilah data yang berkaitan
dengan kemiskinan, penanggulangan kemiskinan, modal sosial, kegiatan off farm di
sekitar kebun kopi, dan pengembangan kapasitas diri. Data yang tidak relevan dibuang agar tidak mengganggu langkah mengkategorikan.
Data kemudian dikategorikan berdasarkan kepentingan peneliti yang mencakup lima aspek kemiskinan, penanggulangan kemiskinan, modal sosial, kegiatan ekonomi
kreatif, pengembangan kapasitas diri. Langkah selanjutnya adalah menafsirkan data yang diperoleh dan didialektikan dengan berbagai teori yang ada.
Analisis data ini sangat perlu untuk memperoleh gambaran penanggulangan kemiskinan masyarakat di sekitar perkebunan kopi. Melalui analisis data ini kemudian
disusun rencana tindak dan implementasi rencana tindak yang sudah disiapkan. Dalam menyusun rencana tindak maupun implementasi rencana tindak penanggulangan
kemiskinan masyarakat di sekitar perkebunan kopi dipergunakan metode Participant Rural Appraisal PRA. Metode ini merupakan metode perencanaan partisipatif yang
melibatkan multipihak dan dipergunakan untuk memfasilitasi pandangan mendalam masyarakat terhadap diri sendiri dan kemungkinan-kemungkinannya, dan memungkinkan
para anggota untuk menyampaikan gagasan, penemuan mereka dengan cara mereka sendiri yang bervariasi, bermakna, dan dapat dipakai serta realistis RETA, 2010 :9.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam metode ini adalah : 1 berbagi informasi; 2 konsultasi; 3 kolaborasi; 4 persuasi; dan 5 kendali bersama.Para peneliti lebih
dulu melakukan tukar berbagai informasi tentang kemiskinan, penanggulangan kemiskinan, dan lainnya yang termasuk dalam fokus penelitian ini. Kemudian dilanjutkan
dengan konsultasi dengan berbagai pihak, mulai dari tetua desa, aparat birokrasi desa, sampai dengan orang-orang miskin tentang apa yang perlu dilakukan untuk
menanggulangi kemiskinan. Setelah itu peneliti bekerjasama dengan multipihak untuk menyusun rencana tindak
penanggulangan kemiskinan masyarakat di sekitar perkebunan. Dengan kerjasama ini diharapkan masyarakat miskin mampu dan mau mengungkapkan pandangannya dan
merasa dilibatkan sehingga memperoleh social efficacy. Apabila langkah ini belum optimal dilakukan persuasi oleh peneliti. Terakhir semua yang sudah dirancang,
diputuskan, diimplementasikan dengan kendali bersama sehingga diharapkan akan memperoleh hasil yang diharapkan.
3. Hasil dan Pembahasan