UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA SMP AL-HIDAYAH MEDAN MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH T.P. 2014/2015.

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIK SISWA SMP AL-HIDAYAH MEDAN MELALUI
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH T.P 2014/2015

Oleh:
Rika Prasetia Ningsih Br Harahap
NIM 4102111016
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015

iv


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah
dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik Siswa SMP Al-Hidayah Medan Melalui Pembelajaran Berbasis
Masalah T.P 2014/2015”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada
Dr. E. Elvis Napitupulu, M.S selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan dan saran guna
kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada
Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D, Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd dan Ibu
Dra. Ida Karnasih, M.Sc, Ph.D selaku dosen penguji yang telah memberikan
masukan dan saran mulai perencanaan penelitian sampai selesai penyusunan
skripsi ini. Terima kasih juga kepada Bapak Dr. W. Rajagukguk, M.Pd selaku
dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam
perkuliahan. Terima kasih untuk Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor
Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan
FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua jurusan Matematika

FMIPA UNIMED dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan
Matematika FMIPA UNIMED serta Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku
Ketua Prodi Pendidikan Matematika FMIPA UNIMED dan seluruh Bapak dan
Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED.
Terima kasih juga kepada Kepala Sekolah SMP Al-Hidayah Medan,
Bapak Drs. Pasti Tarigan, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian, guru bidang studi Matematika Mahmuddin, S.Pd dan para
guru SMP Al-Hidayah Medan beserta siswa kelas VIII-A yang telah membantu
penulis dalam melaksanakan penelitian.

v

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayah tercinta
Pandapotan Harahap dan Ibu tercinta Sukartik yang telah begitu banyak
memberikan kasih sayang, do’a, motivasi dan semangat, serta dukungan moral
dan materi yang tak ternilai harganya. Serta kepada Adikku Windy Warisa dan
Anggi Prabowo Harahap, yang begitu banyak memberikan do’a, dan semangat
kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED.
Ucapan terima kasih juga kepada sahabat seperjuangan yang selalu
memberikan do’a dan semangat yaitu Nila, Surya Saf’i, Suryanto, Nurul dan

teman-teman kelas DIK MAT 2010 C diantaranya Halima, Yayat, Hadijah,
Sundut, Himmasari, Namora, Nisa, serta teman-teman lain yang tidak mungkin
penulis sebutkan satu persatu namanya yang senantiasa memberi semangat dan
bantuan kepada penulis dan teman-teman sesama mahasiswa/i jurusan pendidikan
matematika terutama stambuk 2010 A, B, dan Ekstensi.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi
ini dapat bermanfaat dalaam memperkaya khasanah ilmu pendidikan kita.

Medan,
Penulis

Rika Prasetia Ningsih Br. Harahap
NIM. 4102111016

iii

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIK SISWA SMP AL-HIDAYAH MEDAN MELALUI

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH T.P. 2014/2015

Rika Prasetia Ningsih Br Harahap (NIM 4102111016)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematik siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-A SMP Al-Hidayah Medan
Tahun Pelajaran 2014/2015. Objek penelitian ini adalah peningkatan kemampuan
pemecahan masalah matematik pada materi pokok sistem persamaan linier dua
variabel.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan
dalam 2 siklus. Pada setiap akhir siklus diberikan tes untuk mengetahui ada atau
tidaknya peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa. Dari
analisis data diperoleh nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa pada
siklus 1 adalah 52,75 atau termasuk dalam kriteria tingkat sangat rendah dan
pada siklus 2 nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa adalah 80,75
atau termasuk dalam kriteria tingkat tinggi. Berdasarkan nilai rata-rata siswa pada
siklus 2 disimpulkan kemampuan pemecahan masalah siswa mengalami

peningkatan. Dari hasil pengamatan, pembelajaran matematika pada materi pokok
sistem persamaan linier dua variabel dengan model pembelajaran berbasis
masalah di kelas VIII SMP Al-Hidayah Medan terlaksana dengan baik.
Dengan demikian dari hasil penelitian dapat disimpulkan adanya
peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa melalui penerapan
model pembelajaran berbasis masalah pada materi sistem persamaan linier dua
variabel di kelas VIII SMP Al-Hidayah Medan tahun pelajaran 2014/2015.

vi

DAFTAR ISI

Halaman
Lembar Pengesahan

i

Riwayat Hidup

ii


Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Isi

vi

Daftar Gambar

ix

Daftar Tabel

x


Daftar Grafik

xi

Daftar Lampiran

xii

BAB I PENDAHULUAN

1

1.1

Latar Belakang Masalah

1

1.2


Identifikasi Masalah

9

1.3

Batasan Masalah

9

1.4

Rumusan Masalah

9

1.5

Tujuan Penelitian


9

1.6

Manfaat Penelitian

10

1.7

Definisi Operasional

10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

12

2.1


Kerangka Teoritis

12

2.1.1

Pengertian Belajar

12

2.1.2

Pembelajaran Matematika

13

2.1.3

Masalah Dalam Matematika


14

2.1.4

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

15

2.1.5

Model Pembelajaran

18

2.1.6

Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

19

2.1.6.1 Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

19

vii

2.1.6.2 Langkah-langkah Dalam Proses Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBM)

22

2.1.6.3 Pelaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
Dalam Pembelajaran Matematika

23

2.1.6.4 Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Berbasis

2.1.7

Masalah

27

Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV)

28

2.1.7.1 Definisi Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV)

28

2.1.7.2 Sistem Persamaan Linier Dua Variabel

29

2.1.7.3 Metode Penyelesaian Sistem Persamaan Linier Dua Variabel

29

2.2

Hasil Penelitian Yang Relevan Dengan PBM

39

2.3

Kerangka Konseptual

40

2.4

Hipotesis Tindakan

41

BAB III METODE PENELITIAN

42

3.1

Lokasi dan Waktu Penelitian

42

3.2

Subjek dan Objek Penelitian

42

3.3

Jenis Penelitian

42

3.4

Prosedur Penelitian

42

3.5

Analisis Data

48

3.5.1

Alat Pengumpulan Data

48

3.5.2

Pengolaan Data

51

3.5.3

Menafsirkan Hasil Olahan Data

52

3.6

Indikator Keberhasilan

53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

55

4.1

Deskripsi Hasil Penelitian

55

4.1.1

Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus I

55

4.1.1.1 Hasil Tes Siklus I

55

4.1.1.2 Kesalahan Siswa dalam Tes Siklus I

60

4.1.1.3 Observasi I

62

viii

4.1.1.4 Refleksi I

67

4.1.2

69

Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus II

4.1.2.1 Hasil Tes Siklus II

70

4.1.2.2 Observasi II

75

4.1.2.3 Refleksi II

79

4.2

Pembahasan Hasil Penelitian

82

4.3

Rekap Tindakan

87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

91

5.1

Kesimpulan

91

5.2

Saran

91

DAFTAR PUSTAKA

93

x

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.1 Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal

6

Tabel 2.1 Tahap-tahap Pembelajaran Berbasis Masalah

22

Tabel 3.1 Teknik Pensekoran Kemampuan Pemecahan Masalah

49

Tabel 3.2 Tingkat Kemampuan Siswa Dalam Memecahkan Masalah

53

Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah

44

Tabel 4.1 Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah pada TKPM I

56

Tabel 4.2 Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Pemecahan Masalah
pada TKPM I

57

Tabel 4.3 Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan Masalah
pada TKPM I

57

Tabel 4.4 Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Pemecahan Masalah
pada TKPM

58

Tabel 4.5 Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal

60

Tabel 4.6 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus I

62

Tabel 4.7 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I

64

Tabel 4.8 Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah pada TKPM II

71

Tabel 4.9 Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Pemecahan Masalah
pada TKPM II

72

Tabel 4.10 Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan Masalah
pada TKMP II

73

Tabel 4.11 Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Pemecahan Masalah
pada TKMP

73

Tabel 4.12 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus II

75

Tabel 4.13 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II

77

Tabel 4.14 Perbandingan Hasil Penelitian pada Siklus I dan Siklus II

80

Tabel 4.15 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa setiap Siklus

84

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.1

Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

44

xi

DAFTAR GRAFIK

Halaman
Grafik 4.1

Tingkat Kemampuan Siswa dalam Pemecahan Masalah I

Grafik 4.2

Banyak Siswa yang Tuntas pada Tiap Tahap Pemecahan

59

Masalah I

59

Grafik 4.3

Banyak Siswa Berdasarkan TKPM I

60

Grafik 4.4

Tingkat Kemampuan Siswa dalam Pemecahan Masalah II

74

Grafik 4.5

Banyak Siswa yang Tuntas pada Tiap Tahap Pemecahan
Masalah II

74

Grafik 4.6

Banyak Siswa Berdasarkan Tingkat TKPM II

75

Grafik 4.7

Tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika siswa

Grafik 4.8

pada tes kemampuan pemecahan maslah siklus I dan II

81

Banyak Siswa Berdasarkan Tingkat TKPM II setiap Siklus

84

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1

SILABUS

96

Lampiran 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Siklus I

102

Lampiran 3

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Siklus I

111

Lampiran 4

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Siklus II

119

Lampiran 5

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Siklus II

127

Lampiran 6

Lembar Aktivitas Siswa I

135

Lampiran 7

Lembar Aktivitas Siswa II

143

Lampiran 8

Lembar Aktivitas Siswa III

148

Lampiran 9

Lembar Aktivitas Siswa IV

154

Lampiran 10 Kisi-kisi Tes Diagnostik

158

Lampiran 11 Lembar Validas Tes Diagnostik

159

Lampiran 12 Tes Diagnostik

165

Lampiran 13 Alternatif Jawaban Tes Diagnostik

166

Lampiran 14 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika I

167

Lampiran 15 Lembar Validas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika I
Lampiran 16 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika I

171
177

Lampiran 17 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika I

179

Lampiran 18 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika II

185

Lampiran 19 Lembar Validas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika II
Lampiran 20 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika II

186
195

Lampiran 21 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika II
Lampiran 22 Lembar Observasi Pengelolaan Guru Siklus I

196
202

xiii

Lampiran 23 Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus I

206

Lampiran 24 Lembar Observasi Pengelolaan Guru Siklus II

210

Lampiran 25 Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus II

214

Lampiran 26 Tabel Penskoran Pemecahan Masalah

218

Lampiran 27 Hasil Tes Diagnostik

219

Lampiran 28 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I

221

Lampiran 29 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II

223

Lampiran 30 Dokumentasi Penelitian

225

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan, pendidikan memegang peran penting karena pendidikan
merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber
daya manusia (SDM). Mempersiapkan SDM yang benar-benar unggul dan dapat
diandalkan dalam menghadapi persaingan bebas di segala bidang kehidupan yang
kian ketat sebagai akibat dari globalisasi dunia, merupakan tugas semua pihak.
Penanganannya harus dilakukan secara tepat, berkesinambungan dan terarah,
sehingga keterpurukan Bangsa Indonesia dalam bidang pendidikan dapat teratasi
guna mencapai kejayaan bangsa.
Upaya yang tepat untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berkualitas dan satu-satunya wadah yang dapat dipandang dan seyogiyanya
berfungsi sebagai alat untuk membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang
bermutu tinggi adalah pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi setiap individu
baik bagi kepentingan pribadi maupun dalam kedudukannya sebagai warga
negara. Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi manusia
yang demokratis dan bertanggung jawab.
Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung
kepada bagaimana aktivitas belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik.
Aktivitas belajar yang efisien mengandung arti bahwa belajar itu memperoleh
hasil yang sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hasil belajar
siswa merupakan salah satu bukti berhasilnya proses pendidikan.

2

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari,
terutama di sekolah-sekolah formal. Mengingat begitu pentingnya peran
matematika dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, maka matematika perlu
dipahami dan dikuasai oleh segenap lapisan masyarakat. Cockroft (dalam
Abdurrahman, 2009:253) mengemukakan alasan pentingnya siswa belajar
matematika:
“(1)Selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari; (2) semua bidang
studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuia; (3) merupakan
sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4)dapat digunakan
untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan
kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan, dan;(6)
memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang
menantang”.
Selain itu, Paling (dalam Abdurrahman, 2009:252) juga menyatakan bahwa:
“Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap
masalah yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi,
menggunakan pengetahuan tentang bentuk ukuran, menggunakan
pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah
memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan
menggunakan hubungan-hubunga”.
Indonesia belum mencapai hasil yang diharapkan. Maka

tidak

mengherankan bila prestasi belajar matematika perlu mendapatkan perhatian dari
berbagai pihak. Kenyataan yang ada menunjukkan hasil belajar siswa pada bidang
studi matematika kurang menggembirakan.
Menurut Lidinillah (2010 : 2) masalah adalah suatu situasi yang dihadapi
oleh seseorang atau kelompok yang memerlukan suatu pemecahan tetapi individu
atau kelompok tersebut tidak memiliki cara yang langsung dapat menentukan
solusinya. Dalam pembelajaran matematika, masalah dapat disajikan dalam
bentuk soal tidak rutin yang berupa soal cerita, penggambaran kejadian, ilustrasi
gambar atau teka-teki. Masalah tersebut kemudian disebut masalah matematika
karena mengandung konsep matematika. Konsep matematika adalah pengertian
(ide) abstrak yang memungkinkan seseorang menggolong-golongkan objek atau
kejadian dalam matematika tersebut merupakan contoh atau bukan contoh.

3

Misalnya, seseorang siswa telah memahami konsep luas segitiga, maka siswa
tersebut akan dapat membedakan rumus luas segitiga dan rumus luas bangun datar
yang lain. Solusi dari masalah

matematik tersebut dapat ditemukan dengan

menggunakan strategi berpikir yang disebut pemecahan masalah matematik.
Hudojo (2005 : 128) menyatakan bahwa pemberian masalah dalam matematika
menghendaki siswa tersebut harus sintesis atau analisis. Sintesis artinya siswa
dapat menggunakan informasi atau pengetahuan yang diperoleh untuk
menyelesaikan soal atau permasalahan matematika yang baru ditemui dan analisis
artinya siswa dapat menelaah setiap bagian dari materi sehingga siswa tersebut
dapat memiliki pengertian yang tepat serta dapat memahami isi materi secara
keseluruhan. Untuk menyelesaikan suatu masalah matematik, siswa tersebut harus
menguasai hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya yaitu mengenai pengetahuan,
keterampilan, dan pemahaman, tetapi dalam hal ini ia menggunakannya pada
suatu situasi baru.
Salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah untuk mengembangkan
kemampuan pemecahan masalah matematik. Untuk itu, guru diharapkan dapat
mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematik sehingga siswa
dapat memecahkan masalah matematik. Berdasarkan hasil belajar matematika,
Lerner (dalam Abdurrahman, 2003:253) mengemukakan bahwa: “kurikulum
bidang studi matematika hendaknya mencakup tiga elemen, (1) konsep, (2)
keterampilan, dan (3) pemecahan masalah”. Dari ketiga pernyataan diatas, salah
satu aspek yang ditekankan dalam kurikulum adalah meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematik siswa. Terkait kemampuan pemecahan masalah
matematik adalah kemampuan atau kompetensi strategis yang ditunjukkan siswa
dalam

memahami,

memilih

pendekatan

dan

strategi

pemecahan

dan

menyelesaikan model untuk menyelesaikan masalah matematik. Kemampuan
pemecahan masalah matematik merupakan proses untuk menerima tantangan
dalam menjawab masalah matematik, untuk dapat memecahkan masalah
matematik siswa harus dapat menunjukkan data yang ditanyakan. Dengan
mengajarkan pemecahan

masalah matematik,

siswa-siswa akan

mampu

4

mengambil keputusan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Abdurrahman
(2009:254) menyatakan bahwa:
“Pemecahan masalah adalah aplikasi dan konsep keterampilan. Dalam
pemecahan masalah biasanya melibatkan beberapa kombinasi konsep dan
keterampilan dalam situasi baru atau situasi yang berbeda. Sebagai contoh,
pada saat siswa diminta untuk mengukur luas selebar papan, beberapa
konsep ikut terlibat. Beberapa konsep yang terlibat dalam bujur sangkar,
garis sejajar dan sisi, dan beberapa keterampilan yang terlibat adalah
keterampilan mengukur, menjumlahkan, dan mengalihkan”.
Berdasarkan kutipan tersebut dapat dikatakan bahwa pemecahan masalah
merupakan latihan bagi siswa untuk berhadapan dengan sesuatu yang tidak rutin
dan kemudian mencoba menyelesaikannya. Dengan pemecahan masalah siswa
diharapkan dapat mendayagunakan konsep dan keterampilan yang dimilikinya
untuk mengambil sebuah keputusan. Menurut G.Polya ( 1988 : 33), ada empat
langkah dalam menyelesaikan masalah yaitu: (1) bekerja untuk pemahaman yang
lebih baik; (2) berburu untuk ide baru; (3) melaksanakan rencana ; (4) melihat
kembali.
Kemampuan pemecahan masalah matematik siswa Indonesia tergolong
rendah berdasarkan hasil survei PISA (OECD, 2010), pada survei tersebut salah
satu Indikator kognitif yang dinilai adalah kemampuan pemecahan masalah
keadaan tersebut disebabkan oleh kesulitan siswa dalam belajar matematika.
Siswa cenderung menghafal konsep-konsep matematika sehingga kemampuan
siswa dalam memecahkan masalah sangat rendah.
Dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa, hendaknya membiasakan siswa melakukan kegiatan pembelajaran seperti
latihan soal, memahami konsep maupun teorema. Seperti yang dikemukakan
Hudojo (2001:166) bahwa:“Pemecahan masalah mempunyai fungsi yang penting
dalam kegiatan belajar mengajar matematika. Melalui pemecahan masalah
matematika, siswa dapat berlatih dan mengintegrasikan konsep-konsep, teoremateorema dan keterampilan yang telah dipelajari”.
Didukung oleh wawancara yang dilakukan pada tanggal 22 Mei 2014 dengan
salah satu guru matematika SMP Al-Hidayah Medan (Pak Mahmuddin S.pd)
menyatakan

bahwa

“Siswa

mengalami

kesulitan

dalam

memecahkan

5

permasalahan, jika soal yang diberikan sedikit bervariasi.”. Hal ini disebabkan
kurangnya kemampuan pemecahan masalah matematika.
Wawancara yang dilakukan peneliti dengan Bapak Mahmuddin S.Pd
(salah satu guru matematika di SMP Al-Hidayah Medan), menyatakan rendahnya
minat siswa di SMP Al-Hidayah Medan terhadap mata pelajaran matematika.
Bapak Mahmuddin juga mengemukakan bahwa materi Sistem Persamaan Linear
Dua Variabel (SPLDV) merupakan salah satu materi yang sulit bagi siswa dalam
mata pelajaran matematika. Pada umumnya kesulitan mereka terletak pada
kurangnya pemahaman ketika siswa diberikan soal atau permasalahan yang
sedikit berbeda dari contoh yang telah dibuat, mereka tidak bisa menggunakan
informasi-informasi yang diberikan dalam soal tersebut. Selain itu, berdasarkan
wawancara dengan Bapak Mahmuddin dapat disimpulkan bahwa tingkat
kemampuan pemecahan masalah siswa rendah.
Observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di SMP Al-Hidayah Medan
juga menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa
masih sangat rendah. Hal ini terlihat pada saat peneliti memberikan sebuah soal
berupa tes diagnostik kepada 30 orang siswa Kelas VIII-A SMP Al-Hidayah
Medan untuk mengetahui tingkat kemampuan pemecahan masalah matematik
siswa mengenai materi Sistem Persamaan Linear Satu Variabel yang sudah
dipelajari.
Berikut adalah soal yang diberikan oleh peneliti pada saat melakukan
observasi.
Usia Pak Haryanto 7 kali usia anaknya. Jika 5 tahun yang lalu usia Pak
haryanto 23 tahun maka umur anaknya 5 tahun yang kan datang adalah....
Berikut adalah hasil pengerjaan beberapa siswa yang melakukan kesalahan dalam
menyelesaikan soal uraian di atas, dapat dilihat dari tabel 1.1.

6

Tabel 1.1 Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal
Misalnya, seseorang siswa telah memahami konsep luas segitiga, maka
No

Hasil Pekerjaan Siswa

Analisis Kesalahan
Tidak mampu memahami
masalah dalam
menuliskan apa yang

1.

diketahui dan apa yang
ditanya pada soal

Tidak mampu dalam
merencanakan pemecahan
masalah dalam
2.

merencanakan rumus yang
akan digunakan.

Tidak mampu dalam
menyelesaikan masalah
3.

dimana penyelesaian yang
dilakukan masih salah.

Tidak mampu dalam
memeriksa kembali
panyelesaian atau dalam
4.

menyimpulkan hasil
jawaban masih salah.

7

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa siswa mengalami kesulitan dalam
menyelesaian soal yang berhubungan dengan pemecahan masalah. Berdasarkan
hasil tes diagnostik yang diberikan terhadap 30 siswa kelas VIII A SMP AlHidayah Medan, hanya ada 5 siswa (16,66 %) yang memahami masalah, 10 siswa
(33,33%) yang merencanakan masalah, 13 siswa (43,33%) yang dapat
menyelesaikan masalah dan 3 siswa (10%) yang dapat menarik kesimpulan. Hal
ini menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematik siswa masih
sangat rendah dilihat dari rata-rata tes diagnostik 47,67%, siswa mengalami
kesulitan untuk memahami maksud soal tersebut, mengidentifikasi unsur-unsur
yang diketahui dan unsur-unsur yang ditanya, merumuskan apa yang diketahui
dari soal tersebut, membuat model matematik, dan rencana penyelesaian siswa
tidak terarah dan proses perhitungan atau strategi penyelesaian dari jawaban yang
dibuat siswa tidak benar.
Selain kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa itu sendiri, rendahnya
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa juga disebabkan oleh model
pembelajaran yang masih berpusat pada guru. Seperti yang dikemukakan oleh
Abdurrahman (2009:38) bahwa:
“Yang menjadi faktor penyebab rendahnya atau kurangnya pemecahan
peserta didik terhadap konsep matematika, salah satu diantaranya adalah
model pembelajaran yang digunakan oleh pengajar, misalnya
pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan konvensional yang
menempatkan peserta didik dalam proses belajar mengajar sebagai
pendengar”.
Dengan demikian, diperlukan model pembelajaran yang efektif yang
melibatkan siswa dalam belajar sehingga dapat memacu kemampuan belajar
matematika siswa dalam memecahkan masalah. Dalam proses pembelajaran
matematika seharusnya guru matematika mengerti bagaimana memberikan
stimulus kepada siswa sehingga siswa mencintai belajar matematika dan lebih
memahami materi yang telah diberikan oleh guru.
Seorang guru bertugas untuk menyajikan sebuah pelajaran dengan tepat,
jelas, menarik, efektif dan efesien. Hal ini dilakukan dengan terlebih dahulu

8

memiliki pendekatan atau strategi pembelajaran yang tepat. Para guru harus terus
berusaha menyusun dan menerapkan strategi pembelajaran yang bervariasi agar
siswa lebih tertarik dan bersemangat dalam belajar matematika.
Menyikapi permasalahan yang timbul dalam pendidikan matematika
sekolah tersebut perlu dicari model pembelajaran yang mampu meningkatkan
kemampuan pemecahan matematika siswa. Salah satu model pembelajaran yang
dapat membantu peserta didik berlatih memecahkan masalah adalah model
pembelajaran berbasis masalah (PBM). Model pembelajaran berbasis masalah
adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata
sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis
dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan
konsep yang esensial dari materi pelajaran.
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu model
pembelajaran yang inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada
siswa, melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap
metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan
dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan
masalah.
Berdasarkan uraian tersebut diatas tampak jelas bahwa pembelajaran
dengan model pembelajaran berbasis masalah dimulai dengan adanya masalah,
kemudian siswa memperdalam pengetahuannya tentang apa yang telah mereka
ketahui dan apa yang telah mereka perlu ketahui untuk memecahkan masalah
tersebut. Dalam pembelajaran ini masalah yang dijadikan sebagai fokus
pembelajaran dapat diselesaikan siswa melalui kerja kelompok sehingga dapat
memberikan pengalaman-pengalaman belajar yang beragam pada siswa seperti
kerja sama dan interaksi dalam kelompok, disamping pengalaman belajar yang
berhubungan dengan pemecahan masalah seperti membuat hipotesis, merancang
percobaan, melakukan penyelidikan, mengumpulkan data, mengintepretasi data,
membuat kesimpulan, mempresentasikan, berdiskusi dan membuat laporan.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraiankan di atas, penulis tertarik
untuk melakukan suatu penelitian yang berjudul: “Upaya Meningkatkan

9

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa SMP Al-Hidayah Medan
Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah T.P 2014/2015”.

1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut maka diperoleh
identifikasi masalah sebagai beriku :
1. Kemampuan pemecahan masalah matematik siswa masih rendah.
2. Siswa menganggap matematika merupakan pelajaran yang sulit.
3. Guru masih menerapkan model pembelajaran yang berpusat pada guru
4. Guru belum menemukan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah siswa.

1.3.Batasan masalah
Melihat luasnya cakupan identifikasi masalah di atas maka batasan
masalah dalam penelitian ini agar penelitian lebih terarah yaitu penerapan
pembelajaran berbasis masalah (PBM) untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematik siswa khususnya pada materi sistem persamaan
linear dua variabel di kelas VIII SMP Al - Hidayah Medan.

1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah: Apakah penerapan pembelajaran berbasis masalah (PBM) dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa pada materi
sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII SMP Al - Hidayah Medan.

1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilasanakannya penelitian ini adalah : Untuk mengetahui
peningkatan

kemampuan

pemecahan

masalah

matematik

siswa

melalui

pembelajaran berbasis masalah pada materi sistem persamaan linear dua variabel
di kelas VIII SMP Al – Hidayah Medan.

10

1.6.Manfaat Penelitian
Dengan diterapkannya tujuan penelitian ini, dapat diharapkan manfaatnya
sebagai berikut:
1. Bagi siswa
Sebagai usaha untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa.
2. Bagi calon guru / guru matematika
Sebagai sumber informasi dalam menentukan alternatif model pebelajaran
pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel.
3. Bagi pihak sekolah
Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka
perbaikan kualitas pembelajaran.
4. Bagi peneliti
Sebagai bahan informasi sekaligus bahan pegangan bagi peneliti dalam
menjalankan tugas pengajaran sebagai calon pengajar di masa yang akan
datang.

1.7. Definisi Operasional
Untuk

menghindari kesalah pahaman dalam

memahami konteks

permasalahan penelitian, maka perlu adanya penjelasan mengenai istilah-istilah
yang digunakan dalam penelitian ini.
Berdasarkan konsep dan istilah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Model pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran dengan
mengacu pada lima langkah pokok yaitu : (1) orientasi siswa pada
masalah; (2) mengorganisasi siswa untuk belajar; (3) membimbing
penyelidikan individual maupun kelompok; (4) mengembangkan dan
menyajikan hasil karya dan (5) menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah.

11

2. Masalah Matematik adalah suatu soal atau pertanyaan matematik yang
tidak ada rumus/algoritma tertentu untuk menyelesaikannya. Masalah
matematik tersebut biasanya berbentuk soal cerita, membuktikan,
menciptakan, atau mencari suatu pola sistematika dan siswa harus berfikir
dulu untuk mencari penyelesaiannya.
3. Kemampuan pemecahan masalah matematik adalah kemampuan siswa
dalam menyelesaikan masalah matematik dengan memperhatikan proses
menemukan jawaban berdasarkan langkah-langkah pemecahan masalah
yaitu : (1) memahami masalah, (2) merencanakn penyelesaian/memilih
strategi penyelesaian yang sesuai, (3) melaksanakan penyelesaian
menggunakan strategi yang direncanakan dan (4) memeriksa kembali
kebenaran jawaban yang diperoleh.

91

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dari bab IV dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
Penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada materi sistem
persamaan linear dua variabel di kelas VIII SMP Al-Hidayah Medan T.P
2014/2015 dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik
siswa. Hal ini dapat dilihat melalui peningkatan kemampuan pemecahan masalah
matematik siswa secara klasikal sebesar 53,33% dari 33,33%

pada siklus I

menjadi 86,66% pada siklus II. Selain itu, pada siklus I jumlah siswa yang
mencapai ketuntasan dalam memenuhi kriteria tingkat kemampuan pemecahan
masalah matematik siswa sebanyak 10 siswa sedangkan pada siklus II meningkat
menjadi 26 siswa. Rata-rata nilai siswa pada siklus I adalah 52,75 dan meningkat
pada siklus II dengan rata-rata nilai siswa adalah 80,75. Kriteria peningkatan
kemampuan pemecahan masalah matematik siswa dalam penelitian ini yaitu
persentase rata-rata nilai siswa yang memiliki tingkat kemampuan pemecahan
masalah 28 dari banyak siswa yang hadir pada saat pertemuan pemberian tes
kemampuan pemecahan masalah I dan pada saat pertemuan pemberian tes
kemampuan pemecahan masalah II.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, yaitu:
1.

Kepada guru khususnya guru matematika disarankan memperhatikan
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan melibatkan siswa dalam
proses belajar mengajar, dan menggunakan pembelajaran berbasis masalah
sebagai salah satu alternatif.

2.

Kepada siswa disarankan lebih berani dalam menyampaikan pendapat atau
ide-ide,

memiliki semangat

yang tinggi untuk belajar

dan dapat

mempergunakan seluruh potensi yang dimiliki dalam pelajaran matematika.

92

3.

Kepada Kepalah SMP Al-Hidayah Medan, agar dapat mengkoordinasikan
guru-guru untuk menerapkan pendekatan yang relevan dan inovatif untuk
meningkatkan

kemampuan

pemecahan

masalah

siswa.

Sehingga

Pembelajaran Berbasis Masalah sebagai salah satunya.
4.

Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat
dijadikan pertimbangan untuk menerapkan Pemebalajaran Berbasis Masalah
pada materi sistem persamaan linier dua variabel ataupun materi lain yang
dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya.

93

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta.
Abbas dan Nurhayati., (2006), ” Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa
Melalui Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Dengan Penilaian
Portofolio
Di
SMPN
10
Gorantalo”,
(Online),
Tersedia
(http://www.depdiknas.go.id/jurnal/S1/nurhayati-penerapan_pdf).
Arends, R., (2007), Learning to Teach(eight Editian), Bostom Mc Graw-Hill
Companies.
Arifin, Z., 2009, Evaluasi Pembelajaran. PT, Remaja Rosdakarya, Bandung
Arikunto, S., dan Suhardjono,S., (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi
Aksara, Jakarta.
Amir, M.T., (2009), Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning,
Bagaimana Pendidikan Memberdayakan Pemelajar Di Era Pengetahuan,
Jakarta, Kencana.
Amustofa, (2009), Strategi Pemecahan Masalah Dalam Matematika,
http://amustofa70.wordpress.com (diakses pada 2 juni 2014 pukul 10.30
wib).
Bakri,

A., (2012) Masalah Dalam Matematika http://masalah-dalam
matematika.html(diakses pada 2 juni 2014 pukul 10.45 wib).

Daulay, L.A., 2011, Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi
Matematika Siswa SMP dengan Menggunakan Pembelajaran Berbasis
Masalah, Tesis tidak diterbitkan, Medan, Program Pascasarjana UNIMED
Medan.
Djamarah, S dan Aswan, Z., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta,
Jakarta.
Daryanto dan Muljo, R., (2012), Evaluasi Pendidikan, Penerbit Rineka Cipta,
Jakarta.
Debora, M., (2010), Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Siswa Melalui Pembelajaran Problem Based Learning di SMP Negeri 6
Medan pada Kelas VIII-A Tahun Ajaran 2009/2010, Skripsi, FNIPA,
Unimed Medan. (Tidak diakses)

94

Firdaus,
A.,
(2009),Kemampuan
Pemecahan
Masalah
Matematika,
Kemampuan%20Pemecahan%20Masalah520Matematika%20’%Ahmad52
0Firdas’s%20Blog,htm (diakses pada 3 juni 2014 pukul 11:00 WIB).
Polya, G., (1988), How To Solve It A New Aspect of Mathematical Method,
Princeton University Press, America.
Hamalik, O., (2010), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.
Hamdani , (2011 ), Stategi Belajar Mengajar. Pustaka setia , Bandung
Hudojo, H., (2001), Mengajar BelajarMatematika, Depdikbud, P2LPTK, Jakarta.
Isjoni, (2009), Pembelajaran Kooperatif, Pustaka Pelajar , Yogyakarta.
Liana, S., (2010), Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa
pada Pokok Bahasan Lingkaran di Kelas VIII SMP Negeri 10 Pematang
Siantar T.A 2009/2010, Skripsi, FMIPA, Unimed Medan. (Tidak
diterbitkan)
Lidinillah, D.A.M., (2010), Heuristik dalam Pemecahan Masalah Matematika
dan Pembelajarannnya di Sekolah Dasar, http//file.segi,edu’Direktori/KDTASIKMALAYA/DINDIN_ABDUL_MUIZ_LIDINILLAH_%28KDTASIKMALAYA%29-1979011320050110031/132313548%20%20dindin%20abdul%20muiz%20lidinillah%Heuristik%20Pemecahan%2
0Masalah_pdf (diakses 16 juli 2014 pukul 13.20 wib).
Napitupulu, E., (2008), Mengembangkan kemampuan menalar dan memecahkan
masalah melalui pembelajaran berbasis masalah (PBM), Jurnal
Pendidikan Matematika Paradigma Vol, 1 No, 1 Edisi Juni 2008.
Napitupulu, N., (2013), Penerapan pembelajaran problem based learning untuk
meningkatkankemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada
pokok bahasan aritmatika sosial di kelas 7 smp swasta hang tuah
1belawan tahun ajaran 2012/2013, Skripsi FMIPA Unimed.
Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana, Jakarta.
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka
Cipta, Jakarta.
Suhendra, (2005), Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Kelompok Belajar
Kecil Untuk Mengembangkan Kemampuan Siswa SMA Pada Aspek

95

Problem Solving Matematik, Tesis tidak diterbitkan. Bandung, Program
Pascasarjana UPI Bandung.
Suprijono, A., (2009), Cooperative Learning, Teori & Aplikasi PAIKEM,Pustaka
pelajar, Yogyakarta.
Sudjana, (2005), Metode Statistik, Tarsito, Bandung.
Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progressif, Kencana,
Jakarta.

ii

RIWAYAT HIDUP

Rika Prasetia Ningsih Br. Harahap dilahirkan di Desa Mekar Sawit
Kec.Kabupaten Langkat, pada tanggal 16 Januari 1992. Penulis ini dibesarkan di
Desa Mekar Sawit oleh Ayah tercinta yang bernama Pandapotan Harahap dan
Mama tercinta bernama Sukartik. Penulis merupakan anak pertama dari tiga
bersaudara, dan merupakan saudara kandung dari Windy Warisa, Anggi Prabowo
Harahap. Pada tahun 1998, penulis memulai pendidikan di SD 3 Negeri 050688
dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan sekolah di SMP
Negeri Sawit Seberang dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis
melanjutkan sekolah di SMA Taman Siswa Sawit Seberang dan lulus pada tahun
2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di Program Studi Pendidikan
Matematika, Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Negeri Medan melalui jalur
beasiswa Bidik Misi.