Potency and Characteristics Natrium Alginate of Padina australis from Different Location in Sumbawa

POTENSI DAN KARAKTERISTIK NATRIUM ALGINAT
Padina australis PADA KONDISI LINGKUNGAN PERAIRAN
YANG BERBEDA DI KABUPATEN SUMBAWA

NERI KAUTSARI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Potensi dan Karakteristik
Natrium Alginat Padina australis pada Kondisi Lingkungan Perairan yang
Berbeda di Kabupaten Sumbawa adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2013
Neri Kautsari
NRP C251110061

RINGKASAN
NERI KAUTSARI. Potensi dan Karakteristik Natrium Alginat Padina australis
pada Kondisi Lingkungan Perairan yang Berbeda d i Kabupaten Sumbawa.
Dibimbing oleh ARIO DAMAR dan JOKO SANTOSO.
Alginat merupakan komponen utama penyusun dinding sel rumput laut
coklat yang tersusun atas asam alginat, mannuronat dan galakturonat. Alginat
merupakan bahan baku yang banyak dimanfaatkan oleh beberapa industri sebagai
pengatur keseimbangan, pengemulsi dan pembentuk lapisan tipis tahan minyak
Padina australis yang termasuk salah satu rumput laut coklat yang memiliki
potensi sebagai sumber alginat, tumbuh di sepanjang perairan Kabupaten
Sumbawa. Rumput laut tersebut hidup pada beberapa karakteristik lingkungan
perairan yang berbeda diantaranya di daerah intertidal di pa ntai berbatu dan pada
beberapa perairan lainnya yang memiliki substrat berpasir dan kondisi lingkungan
yang berbeda. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa biomassa dan
kandungan alginat rumput laut coklat (Phaeophyta) bervariasi secara temporal dan

spasial yang disebabkan oleh perbedaan faktor fisika, kimia dan biologi perairan.
Informasi dan kajian mengenai parameter lingkungan yang mempengaruhi
biomassa dan kandungan alginat pada rumput laut coklat masih sangat jarang
dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui parameter
fisika kimia dan lokasi yang mendukung kehidupan dan kandungan natrium
alginat P. australis.
Penelitian ini dilaksanakan mulai Oktober 2012 sampai dengan Februari
2013 di perairan Kabupaten Sumbawa. Pengamatan lapang d ilakukan terhadap
jumlah individu dan biomassa P. australis dengan menggunakan metode transek
kuadrat. Parameter fisika kimia perairan yang diamati meliputi suhu, salinitas,
kecepatan arus, pH, nitrat, nitrit, amonia, fosfat dan substrat. Pengamatan terhadap
kandungan dan karakterisasi natrium alginat dilakukan di laboratorium.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah individu dan jumlah biomassa
P. australis dipengaruhi oleh substrat dan interaksi antara parameter fisika kimia
perairan. Kandungan natrium alginat dipengaruhi oleh salinitas perairan. Jumlah
biomassa dan kandungan natrium alginat tertinggi diperoleh pada perairan dengan
kondisi substrat berbatu, arus 0,40 m s-1 , nitrat 1,5 µg.At /l, nitrit 0,06 µg.At/l,
ammonia 0,27 µg.At/l, fosfor 0,21 µg.At /l, pH 8, suhu 32°C dan salinitas 32 psu.
Karakteristik natrium alginat P. australis memiliki kadar abu yang cukup
tinggi yaitu 38 – 41,76%. Nilai viskositas tergolong rendah (low viscocity) yaitu

25 – 153 cps. Kekuatan gel tergolong rendah yaitu 7,30 – 19,33 g/cm2 dan tidak
terdeteksi adanya kandunga Pb.
Kata kunci: alginat, Padina australis, Sumbawa

SUMMARY
NERI KAUTSARI. Potency and Characteristics Natrium Alginate of Padina
australis from Different Location in Sumbawa. Supervised by ARIO DAMAR
and JOKO SANTOSO.
Alginate is the main content of the cell wall of brown algae and is mainly
consisted of β-D mannuronic acid and α-L guluronic acid units. Extracts of
alginate play a key role in food industries, textiles, health and cosmetics. In food
industry, alginates are used to stabilize mixtures dispersions and emulsions, which
increase viscosity and forms gel, such as jam and jellies. Alginates can be used in
the manufacture of soft capsules and consumed as a beverage for lowering blood
sugar level. In the textile industry, alginate is used as an additive for textile dye.
Padina australis is one of brown algae which mostly found in Sumbawa
coastal waters. This species has potential as a raw material for alginate prod uction.
Differences in P. australis habitat may influence the alginate content as weel as
characteristics. Several studies have shown that biomass and alginate content of
brown algae are different on temporal and spatial scale. Spatial and temporal

variations of biomass and alginate content are determined by differences in
several physical and biological factors. Information and studies about the
enviromental factor affecting biomass and alginate content of brown seaweed is
rarely performed. Therefore, this study aims to determine the physical chemical
parameters and location are appropriate for life and alginate content of Padina
australis.
Data were collected in the period between October 2012 to February 2013.
Transect square method and visual observation was applied to determine
condition of P. australis. Water parameters were analyzed in situ and in
laboratory. Data analysis using analysis of varians (ANOVA) and Pearson
correlation were performed.
The result shows that biomass and alginate content of Padina australis is
significantly influenced by interaction of physical and chemical enviromental
factor. Padina australis grew in station 1 on October had the highest biomass and
alginate content with characteristics of physical and chemical enviromental were
hard substrate, current 0,40 m s-1 , nitrate 1,5 µg.At/l, nitrite 0,06 µg.At/l, ammonia
0,27 µg.At /l, phosphorus 0,21 µg.At /l, pH 8, temperature 32 °C and salinity 32
psu.
Ash content of alginate (38,48 – 41,76%) of Padina australis at all three
stations were high considered, the value of viscosity (25 – 153 cps) is low

viscosity, gel strength (7,30 – 19,33 g/cm2 ) is categorized as low and no
detectable presence of Pb contents.
Keywords: alginate, Padina australis, sumbawa

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

POTENSI DAN KARAKTERISTIK ALGINAT NATRIUM
Padina australis PADA KONDISI LINGKUNGAN PERAIRAN
YANG BERBEDA DI KABUPATEN SUMBAWA

NERI KAUTSARI


Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Perairan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

2

Penguji Luar Komisi:

Dr Ir Sigid Hariyadi, MSc

3
Judul Tesis : Potensi dan Karakteristik Natrium Alginat Padina australis pada
Kondisi Lingkungan Perairan yang Berbeda di Kabupaten

Sumbawa
Nama
: Neri Kautsari
NIM
: C251110061

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Dr Ir Ario Damar, MSi
Ketua

Dr Ir Joko Santoso, MSi
Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi
Pengelolaan Sumberdaya
Perairan


Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Ir Enan M Adiwilaga

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Ujian: 24 Juni 2013

Tanggal Lulus:

4

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Oktober 2013 ini ialah
Potensi dan Karakteristik Natrium Alginat Padina australis pada Kondisi
Lingkungan Perairan yang Berbeda di Kabupaten Sumbawa.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Ario Damar dan Bapak

Dr Ir Joko Santoso selaku pembimbing. Ungkapan terima kasih juga disampaikan
kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2013
Neri Kautsari

5

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN


vi

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian

1
1
2
Error! Bookmark not defined.
2
3

2 TINJAUAN PUSTAKA
Alginat
Rumput Laut dan Alginat
Bioekologi Padina australis
Kondisi Lingkungan dan Karakteristik Alginat Rumput Laut


3
3
6
8
11

3 METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Pengumpulan Data Lapangan
Metode Ekstraksi dan Karakterisasi Kandungan Natrium Alginat
Analisis Data

12
12
13
14
15

4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Parameter Fisika Kimia Perairan
Kepadatan dan Biomassa Padina australis
Kandungan Natrium Alginat Padina australis
Karakteristik dan Kandungan Pb Alginat Padina australis

16
16
18
22
24

5 SIMPULAN

27

DAFTAR PUSTAKA

27

RIWAYAT HIDUP

35

6

DAFTAR TABEL
1 Spesifikasi mutu asam alginat, natrium alginat dan propilen glikol
alginat
2 Spesifikasi natrium alginat sebagai food grade
3 Parameter fisika kimia perairan
4 Kondisi fisik Padina australis
5 Nilai korelasi Pearson antara parameter lingkunga dengan biomassa
Padina australis
6 Nilai korelasi Pearson anatara parameter lingkungan dengan kandungan
alginat Padina australis
7 Karakteristik dan kandungan Pb alginat Padina australis

5
5
16
18
20
23
24

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Struktur asam alginat
Struktur polimannuronat, poliguluronat, dan kopolimer berselang
Skema biosintesa alginat
Morfologi Padina australis
Sel Padiana australis
Siklus hidup Padina
Peta lokasi penelitian
Skema transek kuadrat dalam pengamatan Padina australis
Kepadatan dan Biomassa Padina australis
Kandungan alginat Padina australis

4
4
7
8
8
9
12
14
19
23

DAFTAR LAMPIRAN
1 Rata-rata dan simpangan baku beberapa sifat físik dan kimia tanah dari
78 contoh tanah di Kebun Percobaan CiheuleutError! Bookmark not defined.
2 Umur, indeks luas daun, dan hasil biji kering jagung yang ditanam pada
lima ketinggian tempat
Error! Bookmark not defined.

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumput laut merupakan salah satu komoditas perikanan yang memiliki nilai
ekonomis penting sebagai bahan makanan dan keperluan industri (Critchley et al.
2006). Pemanfaatan rumput laut sebagai bahan makanan dan keperluan industri
tergantung pada senyawa di dalamnya serta sifat fisik kimia senyawa tersebut.
Rumput laut merah (Rhodophyta) dilaporkan oleh peneliti sebelumnya
mengandung karaginan dan agar (Widyastuti 2009). Eucheuma sp dan Gracilaria
sp merupakan rumput laut merah yang telah banyak dibudidayakan di Indonesia.
Penelitian mengenai faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan
kandungan karaginan Eucheuma sp dan Gracilaria sp telah banyak dilakukan.
Senyawa lain yang merupakan kandungan rumput laut yang sangat potensial
selain karaginan dan agar adalah alginat. Alginat merupakan senyawa rumput laut
yang banyak dimanfaatkan oleh berbagai industri (Bangun 2001) sebagai pengatur
keseimbangan, pengemulsi dan pembentuk lapisan tipis tahan minyak (Rasyid
2003; Bixler dan Porse 2011). Meningkatnya pemanfaatan alginat pada berbagai
industri menyebabkan tingginya permintaan pasar akan alginat. Indonesia
merupakan negara yang masih mengimpor alginat dari negara-negara produsen
alginat (Rasyid 2009). Kebutuhan impor alginat Indonesia sebesar 1.100 ton per
tahun dengan nilai US $ 420.000 (Rasyid 2003). Peningkatan kebutuhan alginat
berdampak pada semakin meningkatnya permintaan rumput laut penghasil alginat
yang umumnya masih diperoleh dari hasil petikan di alam.
Umumnya alginat merupakan hasil ekstraksi dari rumput laut coklat
(Phaeophyta). Rumput laut coklat jenis Ascophyllum, Laminaria, dan Mycrocystis
merupakan sumber utama alginat di dunia. Beberapa rumput laut coklat lainnya
yang memiliki potensi sebagai sumber alginat adalah Sargassum, Durvillea,
Eklonia, Lessonia, dan Turbinaria (Bixler dan Porse 2011). Sargassum,
Turbinaria dan Padina merupakan rumput laut coklat yang banyak ditemukan di
perairan Indonesia, namun sampai sekarang ekstraksi alginat di Indonesia masih
bergantung pada jenis Sargassum.
Padina australis merupakan salah satu rumput laut coklat yang memiliki
potensi sebagai sumber alginat (Rasyid 2007). Rumput laut ini banyak ditemukan
di perairan Kabupaten Sumbawa, namun hingga sekarang belum dimanfaatkan
oleh masyarakat setempat. Penentuan potensi kandungan alginat dari P. australis
dapat meningkatkan manfaat dari rumput laut ini bagi masyarakat setempat.
Perbedaan karakteristik lokasi tumbuh P. australis di perairan Kabupaten
Sumbawa akan mempengaruhi potensi rumput laut ini, baik biomassa maupun
kandungan alginatnya. Beberapa penelitian yang mengekstraksi alginat rumput
laut coklat dari spesies yang sama namun dari perairan dan waktu yang berbeda
menunjukkan perbedaan kandungan alginat (Mafra dan Cunha 2006; Rasyid
2007; 2009; Mirsafiey dan Rehm 2009; Widyastuti 2009; Mushollaeni 2011).
Rasyid (2007) melaporkan bahwa perbedaan lokasi tumbuh menyebabkan
perbedaan kandungan alginat beberapa rumput laut. Penelitian mengenai pengaruh
faktor lingkungan terhadap keberadaan dan kandungan alginat P. australis masih
jarang dilakukan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai potensi

2
dan faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan dan kandungan alginat P.
australis sehingga dapat dijadikan acuan dalam pengembangan industri rumput
laut penghasil alginat.

Perumusan Masalah
Alginat merupakan kandungan utama dari dinding sel rumput laut coklat,
tersusun atas 1,4 -D-asam manuronat dan -L-guluronat (Draget et al. 2005; Donati
dan Paoletti 2009; Ertesvag et al. 2009). Kandungan alginat rumput laut coklat
bervariasi tergantung dari jenis, kondisi lingkungan, musim, metode ekstraksi,
serta bagian tanaman dari rumput laut coklat yang diekstraksi (Draget et al. 2000;
Mirshafiey dan Rhem 2009).
P. australis termasuk salah satu jenis rumput laut coklat yang memiliki
potensi sebagai sumber alginat dan banyak tumbuh di sepanjang perairan
Kabupaten Sumbawa. Sampai saat ini rumput laut tersebut belum dimanfaatkan
secara ekonomis oleh penduduk setempat. P. australis hidup pada beberapa
karakteristik lingkungan perairan yang berbeda diantaranya di daerah intertidal, di
pantai berbatu dan pada beberapa perairan lainnya yang memiliki substrat berpasir
dan kondisi lingkungan yang berbeda. Beberapa hasil penelitian menunjukkan
bahwa keberadaan rumput laut coklat (Phaeophyta) yang hidup di zona intertidal
diketahui bervariasi secara temporal dan spasial yang disebabkan oleh perbedaan
faktor fisika, kimia dan biologi perairan (Diez et al. 2003; Goldberg dan Kendrick
2004; Palomo et al. 2004; Schiel dan Foster 2006). Beberapa penelitian yang
mengekstraksi alginat rumput laut coklat dari spesies yang sama namun dari
perairan dan waktu yang berbeda menunjukkan perbedaan kandungan alginat
(Mafra dan Cunha 2006; Rasyid 2007, 2009; Mirsafiey dan Rehm 2009;
Widyastuti 2009; Mushollaeni 2011). Informasi dan kajian mengenai parameter
lingkungan yang mempengaruhi biomassa dan kandungan alginat pada rumput
laut coklat masih sangat jarang dilakukan, terutama P.australis.
Berdasarkan informasi tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. bagaimanakah potensi alginat dari P. australis yang ada di
Kabupaten Sumbawa?
2. parameter fisika kimia kunci apa saja yang mempengaruhi
kehidupan serta kandungan dan karakteristik alginat rumput laut P.
australis
3. bagaimanakah lokasi yang dapat mendukung kehidupan dan
memberikan kandungan serta karakteristik alginat yang baik pada P.
australis di perairan Kabupaten Sumbawa?

Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:
1. mengetahui potensi P. australis dari biomassa, kandungan dan
karakteristik alginatnya

3
2.
3.

mengetahui parameter fisika kimia perairan kunci yang
mempengaruhi biomassa dan kandungan alginat P. australis
mengetahui arahan penentuan lokasi yang ideal bagi pertumbuhan
rumput laut dengan kandungan alginat yang maksimum di perairan
Kabupaten Sumbawa

Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah dengan mengetahui potensi serta
pengaruh kondisi lingkungan terhadap kehidupan dan kandungan alginat P.
australis diharapkan dapat menjadi bahan informasi dalam pengembangan
industri rumput laut khususnya dalam penentuan lokasi rumput laut penghasil
alginat.

TINJAUAN PUSTAKA
Alginat
Definisi Alginat
Alginat adalah istilah untuk senyawa dalam bentuk garam dan turunan asam
alginat. Asam alginat tersusun atas polimer asam D-mannuronat dan L-guluronat,
digambarkan berupa karbohidrat yang membentuk koloid hidrofilik yang
diekstraksi dengan garam alkali dari bermacam-macam jenis alga laut coklat.
Alginat adalah phycocoloid yang merupakan satu kelompok polisakarida
yang terbentuk dalam dinding sel alga. Alginat merupakan komponen utama dan
senyawa penting dalam dinding sel spesies alga yang tergolong kedalam kelas
Phaeophyceae (Draget et al. 2005; Cardozo et al. 2007; Ertesvag et al. 2009) dan
memegang peranan penting dalam mempertahankan struktur jaringan alga
(Chapman dan Chapman 1980).
Struktur dan Sifat Fisiko-Kimia Alginat
Pada awalnya alginat dianggap sebagai suatu asam polimannuronat, namun
sejak tahun 1964 asam alginat lebih dikenal sebagai kopolimer dari asam Lguluronat dan asam D-mannuronat. Prinsipnya alginat terdiri dari tiga macam
struktur, yaitu homopolisakarida α-1,4-L-guluronat, β -1,4-D-mannuronat, dan
heteropolisakarida yang merupakan bentuk selang-seling asam α -1,4-L-guluronat
dan asam β -1,4-D-mannuronat (Renn 1984).
Alginat merupakan polimer linear dengan berat molekul tinggi sehingga
mudah menyerap air. Asam alginat memiliki bobot molekul 240 000 dalton. Berat
molekul dari asam alginat bervariasi tergantung dari metode preparasi dan sumber
rumput lautnya, sedangkan untuk natrium alginat memiliki berat molekul pada
kisaran antara 35 000 sampai 1,5 juta dalton (Chapman dan Chapman 1980).
Struktur asam alginat dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2.

4

Gambar 1 Struktur alginat (Draget et al. 2005)

Gambar 2 Struktur polimannuronat, poliguluronat, dan kopolimer berselang
(Nussinovitch 1997)
Perbandingan blok-M, blok-G dan blok-MG alginat ditentukan oleh genus
dan spesies dari rumput laut coklat yang diekstrak. Perbandingan tersebut
mempengaruhi kekuatan gel larutan alginat (Hoefler 2004). Rumus molekul dari
natrium alginat adalah (C6 H7 O 6 Na)n (Yunizal 2004).
Tepung asam alginat berwarna putih, sedangkan natrium alginat berwarna
gading. Kadar abu natrium alginat jauh lebih tinggi daripada asam alginat karena
adanya unsur natrium. Kandungan air yang lebih tinggi dalam natrium alginat
disebabkan adanya pengaruh garam yang bersifat higroskopis. Kandungan air
dalam alginat bervariasi tergantung pada kelembaban lingkungannya. Semakin
tinggi kelembaban lingkungan, maka semakin tinggi pula kandungan air dalam
natrium alginat. Natrium, kalium, dan propilen glikol alginat (PGA) dapat
dilarutkan dalam air untuk meningkatkan kekentalan (Yunizal 2004).
Asam alginat tidak larut dalam air dingin maupun air panas, tetapi mudah
sekali larut dalam larutan yang mengandung hidroksida. Garam karbonat dari
logam alkali, asam alginat akan membentuk larutan garam alginat yang
berviskositas tinggi. Alginat yang mengandung kation (K atau Na) dan propilen
glikol alginat dapat larut dalam air dingin maupun air panas serta membentuk
larutan yang stabil dan membentuk gel pada larutan asam (Yunizal 2004). Kation
ini mengikat air sangat kuat karena kandungan ion karboksilat yang tinggi (Klose
dan Glicksman 1972).
Viskositas adalah daya aliran molekul dalam sistem aliran. Viskositas
dipengaruhi oleh konsentrasi, pH, berat molekul, suhu, dan adanya kation logam
polivalen. Semakin tinggi konsentrasi atau berat molekul alginat, maka semakin
tinggi viskositasnya (Klose dan Glicksman 1972). Secara umum, alginat memiliki
viskositas 1% berat dalam larutannya antara 10 sampai 5000 cP; pH=3,5-10;
kadar air 5-20%; dan ukuran partikel 10-200 standar mesh.

5
Standar Mutu Alginat
Spesifikasi alginat secara komersial bervariasi tergantung pemakaiannya
dalam bidang industri. Alginat yang digunakan dalam industri makanan dan
farmasi harus memenuhi persyaratan bebas dari selulosa dan warnanya sudah
dipucatkan sehingga berwarna putih terang. Pharmaceutical grade, biasanya
bebas dari selulosa dan dipucatkan hingga berwarna agak putih sampai putih
bersih. Industrial grade masih mengizinkan adanya bagian dari selulosa dengan
warna granula bervariasi dari coklat sampai putih (McNeely dan Pettitt 1973).
Harga dari alginat tergantung pada grade dan komposisi yang dikandungnya
(McNeely dan Pettit 1973). Spesifikasi mutu asam alginat, natrium alginat dan
propilen glikol alginat dapat dilihat pada Tabel 1 dan spesifikasi natrium alginat
sebagai food grade dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 1 Spesifikasi mutu asam alginat, natrium alginat dan propilen glikol
alginat
No
Spesifikasi
Asam
Natrium
Propilen glikol
alginat
alginat
alginat
1
Kemurnian (%)
91 – 100
90,8 - 100
16 - 20
2
Kadar As (%)