Penggambaran kondisi psikografis atau perilaku masyarakat kota Bogor terhadap perbankan syariah dengan menggunakan analisis biplot

PENGGAMBARAN KONDISI PSIKOGRAFIS ATAU PERILAKU
MASYARAKAT KOTA BOGOR TERHADAP PERBANKAN SYARIAH
DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS BIPLOT
AMIRUDIN*
ABSTRAK
Pengetahuan kondisi Psikografis atau perilaku masyarakat
sangat diperlukan dalam pembukaan suatu bank baru, hal ini
tidak hanya untuk sebagai landasan dalam menerapkan
kebijakan namun juga demi kelangsungan dan perkembangan
bank itu sendiri. Penelitian ini menggambarkan sebuah kondisi
psikografis/perilaku masyarakat kota Bogor terhadap
perbankan syariah dengan menggunakan analisis Biplot. Biplot
merupakan teknik statistik deskriptif dimensi ganda yang dapat
disajikan secara visual dengan menyajikannya secara simultan
segugus obyek pengamatan dan peubah dalam suatu grafik
pada suatu bidang datar sehingga ciri-ciri peubah dan obyek
pengamatan serta posisi relatif antara obyek pengamatan
dengan peubah dapat dianalisis. Jadi, dengan biplot dapat
ditunjukkan hubungan antar peubah, kemiripan relatif antar
obyek pengamatan, serta posisi relatif antara obyek
pengamatan dengan peubah.

Keyword : Biplot, Psikografis, Perilaku Masyarakat

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Sejak berlakunya sistem dua bank di Indonesia, yaitu sistem bank
konvensional dan syariah, praktis banyak nasabah bank konvensional beralih
ke bank syariah. Kondisi ini makin meningkat dengan diberlakukannya
hukum riba’ oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) atas bunga bank yang
dianut oleh bank konvensional.
Antusiasme masyarakat ini direspon oleh bank-bank konvensional,
karena mereka khawatir nasabahnya banyak yang beralih. Respon ini
ditanggapi dengan mendirikan bank syariah sebagai cabang dari bank
konvensional. Misalnya saja Bank Mandiri Syariah, Bank Mega Syariah,
BRISyariah dan juga bank-bank yang lainnya. Pembukaan bank syariah yang
dilakukan oleh bank konvensional dilakukan secara bertahap, mengingat
sumber daya manusia dan insfrastruktur yang terbatas serta pengetahuan
masyarakat terhadap bank syariah juga terbatas.

*


Penulis adalah Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Email: amirudin1103@gmail.com, amirudin@kemenag.go.id, HP. 0856 8650 276

Berdasarkan kondisi tersebut diperlukan suatu informasi yang mampu
menggambarkan suatu wilayah. Informasi yang diperlukan itu antara lain
perilaku masyarakat terhadap perbankan syariah. Informasi ini akan menjadi
pertimbangan utama dalam pembukaan bank syariah.
Permasalahan Penelitian
Berdasarkan latar belakang permasalahn di atas, maka diperlukannya
informasi yang mampu menggambarkan tentang kondisi psikografis sebagai
bahan dasar untuk dibukanya suatu perbankan syariah. Penelitian ini
diharapkan dapat menggambarkan kondisi psikografis atau perilaku
masyarakat.
Tujuan Penelitian
1.
2.

Mengetahui kondisi masyarakat kota Bogor secara umum
Mendapatkan gambaran mengenai perilaku masyarakat kota Bogor terhadap
perbankan syariah.


Bahan dan Metode Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang
diperoleh dari survey yang dilakukan di Kota Bogor. Dengan mengambil dua
kecamatan, masing-masing kecamatan diambil satu kelurahan. Metode
penarikan contoh yang digunakan adalah quota sampling, yaitu teknik
penarikan contoh dengan kuota. Penentuan kuota didasarkan pada kriteria
aksesibilitas terhadap pusat perekonomian. Berdasarkan penelitian
sebelumnya rata-rata aksesibilitas kabupaten dan kota se-Jawa Barat 53%
tinggii, dengan asumsi ini maka penulis mengambil 60% contoh dengan
aksesibilitas tinggi. Hal ini diambil karena penulis meneliti di daerah
perkotaan.
Contoh diambil sebanyak 100 responden terdiri dari 60% di wilayah
kota Bogor dengan aksesibilitas tinggi yang diwakili oleh Bogor Tengah dan
40% di wilayah kota Bogor dengan aksesibilitas relatif lebih rendah yang
diwakili oleh Bogor Barat. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner.
Pengisian kuesioner dilakukan melalui “face-to-face interview”. Responden
yang terpilih harus memenuhi kriteria:
1. Umur responden  20 tahun atau telah menikah
2. Tidak ada anggota keluarga yang bekerja di bank, perusahaan riset

ataupun biro iklan
3. Bukan pengangguran dan bukan ibu rumahtangga (ibu rumah tangga
dapat dijadikan responden, jika memiliki penghasilan sendiri)
Instrumen (kuesioner) yang digunakan diadopsi dari penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Any Ratnawatiii (2005), dengan beberapa perubahan
disesuaikan dengan tujuan penelitian ini.

Metode Analisis
Metode analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
1. Melakukan analisis deskriptif.
Analisis ini digunakan untuk menggambarkan karakteristik masyarakat kota
Bogor terhadap perbankan syariah.
2. Melakukan analisis biplot.
Analisis ini digunakan untuk menggambarkan kondisi psikografis atau perilaku
masyarakat kota Bogor terhadap perbankan syariah.
LANDASAN TEORI
Kondisi Psikografis atau Perilaku Masyarakat
Dalam kondisi persaingan bisnis yang sangat ketat, sangat dibutuhkan
informasi yang cepat dan metode analisis yang akurat. Pada kondisi pasar
yang terpilah-pilah menutur Alfin Toffler, pasar masal telah terpecah dan

berubah menjadi pasar kecil yang menuntut berbagai spesialisasi model,
warna, jenis produk, ukuran dan sebagainya. Untuk itu diperlukan pemahaman
yang sangat konkret dan rinci mengenai sinyal pasar, perilaku maupun
kebiasaan konsumeniii.
Dalam perkembangan konsep pemasaran mutakhir, konsumen
ditempatkan sebagai titik sentral perhatian pemasaran. Menurut Sutisna dalam
Anang Kurnia, Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen.
Faktor pertama adalah konsumen individual, yaitu pilihan untuk membeli
suatu produk dipengaruhi oleh hal-hal yang ada pada diri konsumen. Faktor
yang kedua yaitu lingkungan yang mempengaruhi konsumen. Faktor yang
ketiga yaitu stimuli pemasaran atau juga disebut strategi pemasaraniv
Perbankan Syariah
Bank syariah, atau Bank Islam, merupakan salah satu bentuk dari
perbankan nasional yang mendasarkan operasionalnya pada syariat (hukum)
Islam. Menurut Schaik, Bank Islam adalah sebuah bentuk dari bank modern yang
didasarkan pada hukum Islam yang sah, dikembangkan pada abad pertama Islam,
menggunakan konsep berbagi risiko sebagai metode utama, dan meniadakan
keuangan berdasarkan kepastian serta keuntungan yang ditentukan sebelumnya.
Menurut Sudarsono, Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha
pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu-lintas pembayaran

serta peredaran uang yang beroperasi dengan prinsip-prinsip syariah. Definisi
Bank Syariah menurut Muhammad, adalah lembaga keuangan yang beroperasi
dengan tidak mengandalkan pada bunga yang usaha pokoknya memberikan
pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu-lintas pembayaran serta peredaran
uang yang pengoperasiannya sesuai dengan prinsip syariat Islamv.

Analsis Deskriptif
Berdasarkan fase atau tujuan analisisnya, statistika dapat dibedakan atas
statistika deskriptif dan statistika inferensial.vi Dimana Statistika deskriptif
adalah bagian dari statistika yang mempelajari tentang cara pengumpulan dan
penyajian data sehingga data mudah dipahami. Menurut Walpole Statistika
Deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan
penyajian suatu gugus data sehinggga memberikan informasi yang berguna.
Statistika deskriptif juga merupakan suatu analisis statistika di mana hanya
berusaha melukiskan atau menganalisa kelompok yang diberikan tanpa
membuat atau menarik kesimpulan tentang populasi atau kelompok yang lebih
besarvii. Sedangkan statistika inferensial adalah fase yang berkenaan dengan
pengambilan kesimpulan mengenai keseluruhan data berdasarkan data yang
banyaknya lebih sedikit. Dimana dalam statistika inferensial ini
memungkinkan atau memudahkan peneliti mengambil kesimpulan atau

generalisasi, prediksi dari data yang sedikit (sampel) untuk data yang lebih
banyak (populasi).
Analisis Biplot
Biplot merupakan teknik statistik deskriptif dimensi ganda yang dapat
disajikan secara visual dengan menyajikannya secara simultan segugus obyek
pengamatan dan peubah dalam suatu grafik pada suatu bidang datar sehingga ciriciri peubah dan obyek pengamatan serta posisi relatif antara obyek pengamatan
dengan peubah dapat dianalisis. Jadi, dengan biplot dapat ditunjukkan hubungan
antar peubah, kemiripan relatif antar obyek pengamatan, serta posisi relatif antara
obyek pengamatan dengan peubah.
Analisis biplot berdasarkan pada penguraian nilai singular (PNS).
Misalkan suatu matriks data X berukuran (nxp) yang berisi n pengamatan dan p
peubah yang dikoreksi terhadap nilai rata-ratanya dan berpangkat r, dapat
dituliskan menjadi:
X = U L A’ .............................................................................................. (1)
dengan matriks U dan A masing-masing berukuran (nxr) dan (pxr) sehingga
U’U = A’A = Ir (matriks identitas berdimensi r). Sedangkan L adalah matriks
diagonal berukuran (rxr) dengan unsur-unsur diagonalnya adalah akar kuadrat dari
akar ciri-akar ciri X’X atau XX’, sehingga 1   2   r . Unsur-unsur
diagonal matriks L ini disebut nilai singular dari matriks X. Dan kolom-kolom
matriks A adalah vektor ciri dari X’X atau XX’ yang berpadanan dengan .

Dengan penjabaran persamaan (1) menjadi:
X = U L L1- A’ .................................................................................... (2)
Untuk 0 <   1. Dan misalkan G = U L serta H’ = L1-A’. Hal ini
berarti unsur ke-(i,j) matriks X dapat dituliskan sebagai berikut:
X ij = gi’hj ................................................................................................ (3)

dimana: i = 1,2,3,...,n dan j = 1,2,3,...,p
dengan gi’ dan hj’ masing-masing merupakan baris-baris matriks G dan H.
Jika X berpangkat dua, maka vektor pengaruh baris gi dan vektor pengaruh lajur hj
dapat digambarkan secara pasti dalam ruang berdimensi dua. Apabila matriks X
berpangkat lebih dari dua biasanya didekati dengan matriks berpangkat dua,
sehingga persamaan (3) dapat dituliskan menjadi:
2

X ij = gi*’ hj* ........................................................................................ (4)

yang masing-masing gi* dan hj* mengandung 2 unsur pertama vektor gi dan hj.
Ukuran aproksimasi matriks X dengan biplot dalam bentuk:
= (1 + 2)/i
dengan, 1 = akar ciri terbesar pertama

2 = akar ciri terbesar ke dua
i = akar ciri terbesar ke-i
Jika nilai
semakin mendekati nilai satu berarti biplot yang diperoleh dari
matriks pendekatan berpangkat dua akan memberikan penyajian yang semakin
baik mengenai informasi-informasi yang terdapat pada data yang sebenarnya.
Nilai  yang digunakan dapat merupakan nilai sembarang (0 <   1), tetapi
pengambilan nilai-nilai ektrim =0 dan =1 akan berguna dalam interpretasi
biplot. Jika =0, maka G=U dan H=AL, sehingga diperoleh:
X’X = (GH’)’ (GH’)
= HG’GH’
= HU’UH’
= HH’
karena X’X = HH’ = (n-1)S, maka hasil kali hj’h k akan sama dengan (n-1)
kali peragam Sjk; dan hk’h k menggambarkan keragaman peubah ke-k. Oleh
karena itu korelasi antara peubah ke-j dan ke-k ditunjukkan oleh nilai kosinus
sudut antara vektor hj dan hk. Jarak Euclid antara obyek pengamatan ke-h dan kei dalam biplot akan sebanding dengan jarak Mahalanobis antara pengamatan ke-h
dan ke-i.
Jika =1, maka G=UL dan H=A sehingga diperoleh hubungan:
XX’ = (GH’) (GH’)’

= GH’HG
= GA’AG’
= GG’
Pada keadaan ini jarak Euclid antara gh dan gi akan sama dengan jarak
Euclid antara xh dan xi Selain itu vektor pengaruh baris ke-i sama dengan skor
komponen utama untuk individu ke-i dari hasil analisis komponen utama. Hal ini
dapat dijelaskan secara aljabar, karena G = UL sehingga unsur ke-k dari gi adalah
uik  k  Zik yang merupakan skor komponen utama ke-k dari pengamatan ke-i,
dan dari H=A diperoleh bahwa vektor pengaruh lajur hj sama dengan aj, yaitu
vektor pembobot peubah ke-j pada komponen utama ke-kviii.

PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Pembahasan karakteristik responden berdasarkan wilayah penelitian
diarahkan pada aspek demografi dan ekonomi responden yang terdiri atas enam
hal yaitu umur, agama, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan utama dan
tingkat penghasilan.
Responden yang terjaring sebagian besar (34%) berusia antara 40 dan 50
tahun, 22% berusia antara 30 dan 40 tahun, sedangkan usianya berusia kurang dari
30 tahun dan lebih dari 50 tahun.

Seluruh responden yang terjaring beragama Islam dan mayoritas (62%)
adalah laki-laki. Sementara itu, dalam hal pendidikan terakhir responden yang
terjaring sebagian besar (50%) merupakan lulusan SMA/MA, disusul kemudian
sebanyak 22% merupakan lulusan perguruan tinggi baik S1, S2 maupun S3,
sedangkan sisanya adalah lulusan SMP/MTs, diploma dan SD/MI.
S1/S2/S3
20%

Tamat Sd/MI
8%

Diploma
8%

Tamat SMP/MTs
14%

Tamat SMA/MA
50%

Pendidikan Responden
Sebagian besar (41%) responden adalah pegawai swasta sebagai pekerjaan
utamanya, disusul kemudian buruh/pekerja (17%), sedangkan sisanya adalah
pensiunan, pegawai negeri/BUMN dan pekerja lainnya, selengkapnya mengenai
pekerjaan utama responden disajikan pada gambar di bawah ini.
Pegawai
Negeri/BUMN
12%
pensiunan
13%

Pengusaha bidang
perdagangan
2%
Pegawai Swasta
41%

Lainnya
15%

Buruh/Pekerja
17%

Pekerjaan Utama Responden

Secara umum, rata-rata penghasilan responden Rp1 519 140,- perbulan,
dengan penghasilan terendah Rp300 000,- perbulan dan penghasilan tertinggi
Rp10 000 000,- perbulan.
Berdasarkan jenis pekerjaan utama responden yang bekerja sebagai
pegawai negeri/BUMN merupakan kelompok responden dengan rata-rata
penghasilan tertinggi, yaitu Rp3 219 167,- perbulan dengan penghasilan
terendah Rp1 300 000,- perbulan dan penghasilan tertinggi
Rp10 000 000,- perbulan.
Rata-rata penghasilan per bulan responden
berdasarkan pekerjaan utama
Penghasilan
No
Nama Pekerjaan
standar
Rata-rata
Minumum Maksimum
deviasi
1 Perdagangan
700,000
141,421
600,000
800,000
2 Pegawai Negeri/BUMN 3,219,167 2,311,994 1,300,000 10,000,000
3 Pegawai Swasta
1,585,122 1,316,045
500,000 8,500,000
4 Pensiunan
1,238,000
545,714
700,000 2,500,000
5 Buruh/Pekerja
700,000
240,442
350,000 1,200,000
6 Lainnya
1,260,000
855,904
300,000 3,000,000
Total
1,519,140 1,394,417
300,000 10,000,000

Perilaku Masyarakat Kota Bogor Terhadap Perbankan Syariah
Pengelompokkan karakter individual
dan bentuk-bentuk pernyataan sikap responden
Karakter individual
Bentuk pernyataan sikap
dan Simbol
Y1 = Cepat dalam
1 = Saya seringkali sangat cepat dalam menentukan
mengambil
keputusan untuk menjadi nasabah sebuah bank.
keputusan
2 = Saya seringkali menjadi orang pertama yang
menjadi nasabah suatu bank atau lembaga
keuangan baru.
3 = Saya seringkali terpengaruh iklan atau ajakan
teman/saudara untuk menjadi nasabah pada suatu
bank.
4 = Saya akan meninggalkan suatu bank jika menurut
saya pelayanan bank tersebut kurang sesuai dengan
yang saya harapkan.
Y2 = Tertarik dan
5 = Saya selalu menaruh perhatian yang besar terhadap
terbuka terhadap
lembaga-lembaga keuangan yang ada di daerah
informasi baru.
saya.
6 = Saya senang dan selalu mencari informasi tentang
produk-produk baru dari suatu bank.
Y3 = Tidak keberatan 7 = Bagi saya, tidak ada halangan/kendala apapun
dengan bank
untuk menjadi nasabah bank konvensional (bank
konvensional
umum).
8 = Saya lebih tenang dan senang jika menyimpan uang
di bank.
Y4 = Tipe panutan
9 = Saya senang merekomendasikan suatu hal baru
atau pelopor
kepada teman-teman saya.
16 = Saya merasa bahwa diri saya menjadi contoh atau
panutan orang-orang di sekitar saya.
Y5 = Lambat dalam
10 = Saya tidak suka menjadi nasabah bank baru yang
menerima
tidak saya ketahui dengan pasti sebaik apapun bank
perubahan
tersebut.
11 = Saya merasa lebih nyaman untuk menjadi nasabah
suatu bank jika orang lain telah memberitahu
bahwa bank tersebut terbukti baik.
12 = Terkadang teman-teman dan keluarga saya harus
mendorong saya untuk mencoba sesuatu yang baru.
Y6 = merasa diri
13 = Saya rasa orang sering melihat saya sebagai orang
sebagai “sosok
yang tahu banyak mengenai hukum atau syariah
yang Islami”.
Islam.
14 = Saya sering meluangkan waktu untuk mengikuti
kajian-kajian keislaman.
15 = Saya selalu berusaha untuk memilih dan
menggunakan produk-produk yang bernuansa
Islami.

Nilai psikografis responden
Y1
2,83
3,05
2,78

Kelompok_Nasabah
Nasabah Bank Konvensional
Nasabah Bank Syariah
Non_Nasabah

0. 24

Y2
2,95
3,38
2,91

Y3
3,39
3,31
3,44

Y4
2,46
2,75
2,50

Y5
2,89
3,00
2,94

Y6
3,46
3,42
3,36

NonNasab

0. 19
0. 14

Y3

Y4

Y5

0. 09
0. 04

Syar i ah

- 0. 01

Y2

- 0. 06

Y1

- 0. 11
- 0. 16
- 0. 21

Y6

konvens

- 0. 26
- 0. 4

- 0. 3

- 0. 2

- 0. 1

0. 0

0. 1

0. 2

0. 3

0. 4

0. 5

Di m
ensi on 1 ( 96. 1%
)

Biplot Kelompok Responden dengan peubah Psikografis
Keterangan :
Y1 = Cepat dalam mengambil keputusan
Y2 = Terbuka terhadap informasi
Y3 = Tidak keberatan dengan bank konvensional
Y4 = Tipe panutan atau pelopor
Y5 = Lambat dalam menerima perubahan
Y6 = Sosok Islami
Dari gambar hasil analisis biplot yang menginformasikan posisi tiga
kelompok nasabah dan enam karakter individual. Kelompok nasabah tersebut
adalah konvens = Nasabah Bank Konvensional, Syariah = Nasabah Bank Syariah
dan Non_Nasab = Non Nasabah. Sedangkan karakter individual adalah
Y1 = Cepat dalam mengambil keputusan, Y2 = Terbuka terhadap informasi,
Y3 = Tidak keberatan dengan bank konvensional, Y4 = Tipe panutan atau
pelopor, Y5 = Lambat dalam menerima perubahan, Y6 = Sosok Islami.

0. 6

Dari gambar terlihat bahwa kelompok Nasabah Bank Konvensional,
Nasabah Bank Syariah dan Non Nasabah tidak berada pada sudut yang sama ini
menunjukkan mereka memiliki perbedaan dalam mempersepsikan dirinya.
Lebih jauh juga terbaca terdapat korelasi yang positif antara tipe panutan
atau pelopor (Y4) dengan tipe lambat dalam menerima perubahan (Y5), artinya
orang-orang yang mempunyai tipe panutan/pelopor juga memiliki kecenderungan
lambat dalam menerima perubahan. Kondisi ini dimungkinkan melihat fenomena
dimana orang-rang yang menjadi panutan cenderung untuk mempertahankannya
dan menolak segala yang bersifat perubahan.
Tipe sikap yang cepat dalam mengambil keputusan (Y1) juga berkorelasi
positif dengan tipe sikap terbuka terhadap informasi (Y2), kondisi ini bisa
dimaknai dimana orang-orang yang terbuka terhadap informasi maka dia akan
cepat mengambil keputusan.
Kelompok Nasabah Bank Syariah dicirikan oleh sosok terbuka terhadap
informasi (Y2), cepat dalam mengambil keputusan (Y1), tipe panutan/pelopor
(Y4) dan terkadang lambat dalam mengambil keputusan (Y5). Adapun kelompok
Non Nasabah dicirikan dengan sikap tidak keberatan terhadap bank konvensional.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Nasabah Bank Konvensional, Nasabah Bank Syariah dan Non Nasabah
berbeda dalam mempersepsikan dirinya.
2. Orang-orang yang mempunya tipe panutan dia cenderung lambat dalam
menerima perubahan.
3. Orang yang terbuka terhadap informasi cenderung cepat dalam mengambil
keputusan.
4. Kelompok Nasabah Bank Syariah dicirikan oleh sosok terbuka terhadap
informasi, cepat dalam mengambil keputusan, tipe panutan/pelopor dan
terkadang lambat dalam mengambil keputusan.
5. kelompok Non Nasabah dicirikan dengan sikap tidak keberatan terhadap bank
konvensional.
Saran
Melihat hasil penelitian di atas, maka ada beberapa hal yang bisa di
sarankan/rekomendasikan, diantaranya:
1. Ketika membuka bank syariah disarankan mencari daerah yang
masyarakatnya terbuka terhadap informasi.
2. Jumlah contoh/sampel dalam penelitian ini sangat terbatas, sehingga
untuk menggambarkan populasi yang lebih baik diperlukan
penambahan jumlah contoh/sampel.

i

Any Ratnawati, A. dkk. ( 2000). Potensi, Preferensi dan Perilaku Masyarakat terhadap Bank
Syariah di Jawa Barat. Institut Pertanian Bogor. Bogor. h. 11
ii
Any Ratnawati, A. dkk. (2005). Potensi, Preferensi dan Perilaku Masyarakat terhadap Bank
Syariah di Nusa tenggara Barat. Institut Pertanian Bogor. Bogor. h. 1
iii
Anang Kurnia, dkk (2002), Forum Statistika dan Komputasi, Edisi khusus Seminar Nasional
Statistika, h. 19
iv
Idem, hal. 19
v
Duddy Roesmara Donna, (2007), Le Bishawab: BuletinEkonomika dan Bisnis Islam, LEBI FEB
UGM, h. 1
vi
Dr. Kadir, M.Pd,( 2010) Statistika Untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Penerbit Rosemata
Sampurna Jakarta, h. 4
vii
Ronald, E Walpole, (1995), Pengantar Statistika (edisi ketiga), Jakarta: Gramedia. h. 2
viii
Anang Kurnia, dkk, (2002), h. 19