Rumusan masalah Tujuan penelitian Manfaat penelitian Keaslian penelitian

6 atau dengan ijin dari kepala desa. Hal tersebut didasarkan atas tuntutan pemilik tanah bahwa penggarap tidak melakukan pengelolaan tanah sebagaimana disepakati dalam perjanjian bagi hasil atau tidak memenuhi kewajibannya untuk menyerahkan sebagian hasil tanah yang ditentukan, atau tidak memenuhi hal-hal yang menjadi tanggungannya yang diatur dalam perjanjian, atau tanpa ijin dari pemilik tanah penggarap menyerahkan pengelolaannya kepada pihak ketiga. Di Kabupaten Wonogiri banyak masyarakat melakukan perjanjian usaha bagi hasil. Dalam perjanjian tersebut para pihaknya terdiri dari satu pemilik tanah dan dua penggarap. Setiap pemilik tanah memiliki dua bidang tanah yang masing-masing dikerjakan oleh satu penggarap. Uniknya para penggarap dibantu oleh beberapa buruh dalam proses penggarapan tanah pertanian yang disebut bawon dengan jumlah yang tidak tetap. Perjanjian bagi hasil tersebut telah dilaksanakan turun-temurun dari generasi ke generasi selanjutnya.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka penulis merumuskan masalah yaitu bagaimanakah pelaksanaan perjanjian bagi hasil antara pemilik tanah dan penggarap di Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah? 7

C. Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, mengkaji dan menguraikan pelaksanaan perjanjian bagi hasil dan pelaksanaan pembagian hasil antara pemilik tanah dan penggarap yang dibantu oleh beberapa buruh tani tidak tetap disebut bawon di Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah.

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu hukum pada umumnya dan Hukum Pertanahan tentang perjanjian bagi hasil pada khususnya; 2. Manfaat praktis a. Bagi Pemerintah pada umumnya, Pemerintah Kabupaten Wonogiri pada khususnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai pelaksanaan perjanjian bagi hasil tanah b. Bagi masyarakat terutama pemilik tanah dan penggarap di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, semoga hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang pelaksanaan perjanjian bagi hasil tanah.

E. Keaslian penelitian

Sepengetahuan penulis permasalahan yang diteliti merupakan penelitian pertama kali dilakukan di Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta, tetapi apabila sebelumnya terdapat penelitian yang permasalahan hukumnya sama maka penelitian ini merupakan pelengkap dari hasil penelitian 8 sebelumnya. Di bawah ini akan dipaparkan tiga penelitian mengenai perjanjian bagi hasil, akan tetapi berbeda fokus penelitiannya: 1. a. Judul : Perjanjian Bagi Hasil di Kecamatan Ponjong Gunung Kidul b. Nama : Endriana Kusuma Dewi c. Tahun : 1996 d. Fakultas : Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta e. Rumusan Masalah : 1 Apakah UU No 2 Tahun 1960 tentang perjanjian bagi hasil telah dilaksanakan di Kecamatan Ponjong Gunung Kidul? 2 Bagaimana penyelesaiannya jika dalam pelaksanaan perjanjian bagi hasil terjadi perselisihan? f. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui dan menganalisis apakah UU Nomor 2 Tahun 1960 tentang perjanjian bagi hasil telah dilaksanakan di Kecamatan Ponjong Gunung Kidul dan juga membahas tentang bagaimana penyelesaiannya jika dalam pelaksanaan perjanjian bagi hasil terjadi perselisihan. g. Hasil Penelitian : Subyek hukum yang melakukan perjanjian adalah masyarakat Kecamatan Ponjong Gunung Kidul yang kurang mampu secara ekonomi tidak 9 mempunyai tanah pertanian tetapi ingin bekerja untuk mempertahankan hidup maka antara pemilik tanah dan petani tersebut melakukan perjanjian bagi hasil. Perjanjian bagi hasil yang digunakan oleh masyakarat Kecamatan Ponjong Gunung Kidul masih dilakukan secara adat, dan apabila terjadi perselisihan dalam pelaksanaan perjanjian bagi hasil tersebut masih diselesaikan secara kekeluargaan atau musyawarah antar pihak dalam perjanjian. Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian ini adalah lokasi yang diteliti. Lokasi dalam penelitian di atas berada di Kabupaten Ponjong Gunungkidul, sedangkan lokasi dalam penelitian ini berada di Kabupaten Wonogiri. 2. a. Judul : Praktek Pembagian Hasil dalam Perjanjian Bagi Hasil Tanah Pertanian di Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman b. Nama : Petrus Setyo Darmanto c. Tahun : 1996 d. Fakultas : Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta e. Rumusan Masalah : Bagaimana praktek pembagian hasil tanah pertanian di Daerah Tingkat II Sleman? 10 f. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui dan menganalisis praktek pembagian hasil tanah pertanian di Daerah Tingkat II Sleman g. Hasil Penelitian : Perjanjian bagi hasil atas tanah pertanian masyarakat Sleman masih ada yang dilakukan secara adat kebiasaan tetapi sebagian lainnya telah berpedoman pada UU No 2 Tahun 1960 tentang Perjanjian Bagi Hasil. Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian ini adalah lokasi yang diteliti. Lokasi dalam penelitian di atas berada di Daerah Tingkat II Sleman, sedangkan lokasi dalam penelitian ini berada di Kabupaten Wonogiri. 3. a. Judul : Pelaksanaan Perjanjian Bagi Hasil Tanah Pertanian di Kabupaten Ogan Komering Ilir Propinsi Sumatera Selatan b. Nama : Erviana c. Tahun : 2005 d. Fakultas : Fakultas Hukum Universitas Diponegoro e. Rumusan Masalah : a. Bagaimana proses pelaksanaan perjanjian bagi hasil? b. Apa obyek perjanjian bagi hasil? 11 c. Bagaimana penyelesaian sengketa dalam perjanjian bagi hasil di Kabupaten Ogan Komering Ilir Propinsi Sumatra Selatan? f. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui dan menganalisis proses pelaksanaan perjanjian bagi hasil, obyek perjanjian bagi hasil, dan penyelesaian sengketa dalam perjanjian bagi hasil di Kabupaten Ogan Komering Ilir Propinsi Sumatra Selatan. g. Hasil Penelitian : Masyarakat di Kabupaten Ogan Komering Ilir tidak tahu atau kurana pengetahuan tentang Undang-Undang No. 2 Tahun 1960 mengenai Perjanjian Bagi Hasil sehingga perjanjian tersebut masih dilakukan secara adat kebiasaan. Sistem pembagian bagi hasilnya adalah 1:1 atau masing- masing 50 dari hasil. Obyek perjanjian bagi hasil berupa tanah pertanian baik merupakan tanah pertanian tanaman bahan makanan atau tanaman keras. Penyelesaian sengketa yang terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir diselesaikan dengan cara musyawarah antara pihak-pihak yang bersangkutan tanpa campur tangan dari kepala desa. Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian ini adalah lokasi yang diteliti. Lokasi dalam penelitian di atas berada di Kabupaten Ogan 12 Komering Ilir, sedangkan lokasi dalam penelitian ini berada di Kabupaten Wonogiri. Berdasarkan hasil-hasil penelitian di atas dapat dikemukakan bahwa skripsi dengan judul Pelaksanaan Perjanjian Bagi Hasil di Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah ini merupakan karya asli penulis, bukan merupakan duplikasi atau plagiasi dari hasil kerja peneliti lain. Penelitian ini akan difokuskan pada pelaksanaan dan pembagian hasil dari perjanjian bagi hasil yang dilakukan oleh masyarakat di Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah.

F. Batasan konsep

Dokumen yang terkait

PENDAHULUAN PELAKSANAAN PERJANJIAN BAGI HASIL TANAH PERTANIAN ANTARA PEMILIK TANAH DAN PENGGARAP DI KABUPATEN SLEMAN.

0 3 25

SKRIPSI PELAKSANAAN PERJANJIAN BAGI HASIL DI KABUPATEN WONOGIRI JAWA TENGAH.

0 2 14

PENUTUP PELAKSANAAN PERJANJIAN BAGI HASIL DI KABUPATEN WONOGIRI JAWA TENGAH.

0 3 4

PELAKSANAAN PERJANJIAN BAGI HASIL GADUH PEMELIHARAAN HEWAN TERNAK Pelaksanaan Perjanjian Bagi Hasil Gaduh Pemeliharaan Hewan Ternak Berdasarkan Hukum Adat( Studi Kasus Di Desa Temboro Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 ).

0 5 14

PELAKSANAAN PERJANJIAN BAGI HASIL GADUH PEMELIHARAAN HEWAN TERNAK Pelaksanaan Perjanjian Bagi Hasil Gaduh Pemeliharaan Hewan Ternak Berdasarkan Hukum Adat( Studi Kasus Di Desa Temboro Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 ).

0 7 15

PENDAHULUAN Pelaksanaan Perjanjian Bagi Hasil Gaduh Pemeliharaan Hewan Ternak Berdasarkan Hukum Adat( Studi Kasus Di Desa Temboro Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 ).

0 2 4

PELAKSANAAN PERJANJIAN BAGI HASIL TANAH PERTANIAN Pelaksanaan Perjanjian Bagi Hasil Tanah Pertanian Antara Pemilik Tanah dengan Penggarap Tanah (Studi Kasus di Desa Kebonagung, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Wonogiri).

0 2 15

PENDAHULUAN Pelaksanaan Perjanjian Bagi Hasil Tanah Pertanian Antara Pemilik Tanah dengan Penggarap Tanah (Studi Kasus di Desa Kebonagung, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Wonogiri).

0 3 7

PENDAHULUAN Erodibilitas Tanah di Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah.

0 0 16

PELAKSANAAN PERJANJIAN BAGI HASIL TANAH PERTANIAN DI KECAMATAN BULAKAMBA KABUPATEN BREBES JAWA TENGAH - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 108