Tujuan Kriptografi Riset-riset terkait

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Kriptografi

Kriptografi adalah ilmu yang menggunakan matematika untuk mengenkripsi dan mendekripsi data. Kriptografi memungkinkan kita untuk menyimpan informasi dan mengirimkan sehingga tidak dapat dibaca oleh siapapun kecuali penerima yang dituju. Enkripsi adalah sebuah proses penyandian yang melakukan perubahan sebuah kode pesan dari yang bisa dimengerti plainteks menjadi sebuah kode yang tidak mudah dimengerti cipherteks. Sedangkan proses kebalikannya untuk mengubah cipherteks menjadi plainteks disebut dekripsi. Proses enkripsi dan dekripsi memerlukan suatu mekanisme dan kunci tertentu. Kriptoanalisis cryptanalysis adalah kebalikan dari kriptografi, yaitu suatu ilmu untuk memecahkan mekanisme kriptografi dengan cara mendapatkan kunci dari cipherteks yang digunakan untuk mendapatkan plainteks. Kriptologi cryptology adalah ilmu yang mencakup kriptografi dan kriptoanalisis.

2.3. Tujuan Kriptografi

Ada empat tujuan mendasar dari kriptografi yang juga merupakan aspek keamanan informasi, yaitu Ir. Rinaldi Munir , Pengantar Kriptografi, 2004 :  Kerahasiaan, adalah aspek yang berhubungan dengan penjagaan isi informasi dari siapapun kecuali yang memiliki otoritas atau kunci rahasia untuk membuka informasi yang telah dienkripsi. Universitas Sumatera Utara 5  Keabsahan pengirim user authentication , adalah menjaga bahwa pesan yang diterima benar-benar dari pengirim yang sesungguhnya  Keaslian Pesan Message Autentication, berhubungan dengan keutuhan pesan, selama proses pengiriman tidak terjadi perubahan atas pesan yang telah diterima.  Non-repudiation antid penyangkalan, adalah usaha untuk mencegah terjadinya penyangkalan terhadap pengiriman suatu informasi oleh yang mengirimkan, atau harus dapat membuktikan bahwa suatu pesan berasal dari seseorang, apabila ia menyangkal mengirim informasi tersebut. 2.4. Jenis Kriptografi 2.4.1 Caesar Cipher Merupakan algoritma terlama dari Julius Caesar dengan metode penggeseran. Setiap huruf angka akan digeser sejauh k. Tabel 2.1. Huruf Setara Angka Huruf A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z Angka 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Tentu saja, jika kita mengirim pesan Rusia, Yunani, Ibrani atau bahasa lain kita akan menggunakan berbagai bilangan bulat yang sesuai abjad. Kita mungkin juga ingin memasukkan tanda baca, simbol untuk menunjukkan kosong, dan mungkin untuk mewakili digit nomor sebagai bagian dari pesan. Namun, demi kesederhanaan, kita membatasi diri pada huruf-huruf alfabet Inggris. Pertama, kita bahas berdasarkan sistem kerahasiaan mengubah setiap huruf dari pesan plaintext menjadi huruf yang berbeda untuk menghasilkan ciphertext. Cipher seperti ini disebut cipher karakter atau monografi, karena setiap huruf berubah secara individu dengan huruf lain dengan substitusi. Secara keseluruhan, ada 26 cara yang Universitas Sumatera Utara 6 mungkin untuk menghasilkan transformasi monografi. Kita akan membahas yang didasarkan pada aritmatika modular. Sebuah cipher, yang digunakan oleh Julius Caesar, didasarkan pada substitusi di mana setiap huruf digantikan dengan huruf tiga bagian bawah abjad, dengan tiga huruf terakhir bergeser ke tiga huruf pertama dari alfabet. Untuk menggambarkan cipher ini menggunakan aritmatika modular, biarkan P menjadi setara numerik huruf dalam plaintext dan C setara numerik dari huruf ciphertext yang sesuai. Kemudian N adalah panjang tabel Rosen K.H, 2011 C≡P+ 3 mod N,0 ≤C≤ N-1 Korespondensi antara plaintext dan ciphertext diberikan dalam Tabel 2.1 Tabel 2 .2. Korespondensi huruf untuk Cipher Caesar Plaintext A B 1 C 2 D 3 E 4 F 5 G 6 H 7 I 8 J 9 K 10 L 11 M 12 N 13 O 14 P 15 Q 16 R 17 S 18 T 19 U 20 V 21 W 22 X 23 Y 24 Z 25 Ciphertext 3 D 4 E 5 F 6 G 7 H 8 I 9 J 10 K 11 L 12 M 13 N 14 O 15 P 16 Q 17 R 18 S 19 T 20 U 21 V 22 W 23 X 24 Y 25 Z A 1 B 2 C Untuk menulis dalam kode pesan menggunakan transformasi ini, pertama diubah ke setara angkanya, dengan pengelompokan huruf dengan lima blok. Kemudian kita mengubah setiap angka. Langkah ini disebut dengan enkripsi pesan. Secara singkat, langkah- langkah untuk mengenkripsi pesan dari cipher caesar sebagai berikut: a. Huruf diubah menjadi angka lihat tabel 2.1, b. Menggunakan transformasi C≡ P + 3 mod N untuk memperoleh pesan ciphertext, c. Angka diubah menjadi huruf. Universitas Sumatera Utara 7 Contoh: Enkripsikan pesan : JOHANNES RUSTAN dengan k =3 pesan menjadi : 9 14 7 0 13 13 4 17 20 18 19 0 13 Menggunakan transformasi Caesar C≡P+ 3 mod N ini menjadi 12 17 10 3 16 16 7 20 23 21 22 3 16 Penerjemahan kembali ke huruf, diperoleh M R K D Q Q H V U X V W D Q Ini adalah pesan yang dikirim. Untuk mendeskripsikan pesan, pertama terlebih dahulu pesan dikonversi ke angka. Kemudian, hubungan C≡P+ 3mod N, 0 ≤ C ≤ N-1 digunakan untuk mengubah ciphertext kembali ke plaintext. Secara singkat, langkah- langkah untuk mendeskripsi pesan dari cipher caesar sebagai berikut: a. Ubah huruf menjadi angka lihat tabel 2.1 , b. Menggunakan transformasi P≡ C−3Mod N untuk memperoleh pesan plaintext c. Ubah angka kembali menjadi huruf, d. Susun huruf sehingga mempunyai arti. Contoh: M R K D Q Q H V U X V W D Q Pertama, mengubah huruf menjadi angka, diperoleh 12 17 10 3 16 16 7 20 23 21 22 3 16 Selanjutnya, melakukan transformasi P ≡ C−3Mod N untuk mengubah menjadi plaintext, dan diperoleh Universitas Sumatera Utara 8 9 14 7 0 13 13 4 17 20 18 19 0 13 Megubah angka kembali ke huruf, JOHANNESRUSTAN Dengan menggabungkan huruf-huruf yang sesuai dengan kata-kata, kita menemukan bahwa pesan tersebut JOHANNES RUSTAN

2.4.2. Transformasi Affine

Affine Cipher adalah salah satu dari keluarga cipher serupa digambarkan oleh shift transformasi: C ≡P+kmod 26 dimana 0 ≤C≤ 25 di mana k adalah kunci yang mewakili ukuran pergeseran huruf dalam alfabet. Ada 26 transformasi yang berbeda dari jenis ini, termasuk kasus k = 0 mod 26, di mana huruf tidak berubah, karena dalam hal ini C≡PMod26. Secara umum, C≡aP+bmod 26, 0 ≤C≤ 25 dimana a dan b adalah bilangan bulat dengan a, 26 = 1. Ini disebut transformasi affine. Shift transformasi adalah transformasi affine dengan a=1 . Mengharuskan gcda, 26 = 1, sehingga P berjalan melalui sistem residu lengkap modulo 26, demikian juga dengan C. Ada Φ26=12 pilihan untuk a, dan 26 pilihan untuk b, memberikan total 12×26=312 transformasi jenis ini salah satunya adalah C = P mod 26 diperoleh bila a = 1 dan b = 0. Jika hubungan antara plaintext dan ciphertext dijelaskan oleh 2.1, maka hubungan terbalik diberikan oleh P≡aC−bmod 26,0 ≤P≤ 25 Dimana a merupakan invers dari mod 26. Universitas Sumatera Utara 9 Contoh: a = 7 dan b = 10, sehingga C≡ 7P+10mod 26 Oleh karena itu, P≡15C−10≡15C+ 6mod 26. 15 adalah invers dari 7 modulo 26. Korespondensi antara huruf diberikan dalam Tabel 2.3. Table 2 .3. Korespondensi huruf untuk Cipher dengan C≡ 7P+10Mod 26 Plaintext A B 1 C 2 D 3 E 4 F 5 G 6 H 7 I 8 J 9 K 10 L 11 M 12 N 13 O 14 P 15 Q 16 R 17 S 18 T 19 U 20 V 21 W 22 X 23 Y 24 Z 25 ciphertext 10 K 17 R 24 Y 5 F 12 M 19 T A 7 H 14 O 21 V 2 C 9 J 16 Q 23 X 4 E 11 L 18 S 25 Z 6 G 13 N 20 U 1 B 8 I 15 P 22 W 3 D Untuk menggambarkan memperoleh korespondensi tersebut, perhatikan bahwa huruf plaintext L dengan setara angka 11 sesuai dengan huruf J pada ciphertext, 7×11+10 =87 ≡ 9Mod26 dan 9 setara dengan J. Langkah- langkah untuk mengenkripsi pesan dari transformasi affine sebagai berikut: a. Huruf diubah menjadi angka lihat tabel 2.1 b. Menggunakan transformasi C≡7P+10mod 26untuk memperoleh pesan ciphertext c. Angka diubah menjadi huruf Langkah- langkah untuk mendeskripsi pesan dari transformasi affine sebagai berikut: a. Ubah huruf menjadi angka lihat tabel 2.1 , b. Menggunakan transformasi P ≡ 15 C + 6 mod 26 untuk memperoleh pesan plaintext c. Ubah angka kembali menjadi huruf d. Susun huruf sehingga mempunyai arti Universitas Sumatera Utara 10 Contoh : Enkripsikan pesan: JOHANNES RUSTAN Mengubah huruf menjadi angka, selanjutnya menggunakan transformasi C≡ 7P+10Mod26, sehingga diperoleh J = 9 maka C = 7. 9 + 10 = 73≡ 21 mod 26 , sehingga J menjadi V. O = 14 maka C = 7. 14 + 10 = 108 ≡ 4 mod 26, sehingga O menjadi E Dan selanjutnya sampai huruf terakhir dapat dilihat dengan cepat melalui tabel 2.3 diatas, di peroleh : VEHKXXMG ZUGNKX Deskripsikan pesan: VEHKXXMG ZUGNKX Menggunakan rumus P ≡ 15 C + 6 mod 26 di peroleh V = 21 maka P = 15. 21 + 6 = 321 ≡ 9 mod 26 , sehingga V menjadi J. E = 4 maka P = 15. 4 + 6 = 66 ≡ 14 mod 26 , sehingga E menjadi O. Dan seterusnya sampai huruf terakhir, hasil akhir menjadi JOHANNESRUSTAN

2.4.3. Cipher Vigenere

Untuk mengenkripsi pesan plaintext, pertama kita membagi menjadi blok dengan panjang n. Sebuah blok yang terdiri dari pesan dengan setara numerik p1, p2, ... pn berubah menjadi blok ciphertext dengan huruf setara numerik c1, c2,..., cn menggunakan cipher pergeseran urutan dengan Ci ≡ Pi + Ki mod 26 , 0 ≤ ci ≤25, Universitas Sumatera Utara 11 untuk i = 1 2, ... , n. Vigenère cipher adalah algoritma enkripsi dimana huruf plaintext dengan panjang n, dienkripsi pesan ciphertext yang sama panjang. Vigenere cipher dapat dianggap sebagai cipher yang beroperasi dengan panjang n menggunakan kunci dengan panjang n. Langkah – langkah untuk mengenkripsikan pesan dari cipher vigenere sebagai berikut: a. Pesan dan kunci diubah menjadi angka lihat tabel 2.1, b. Huruf- huruf yang ada di pesan P1, P2, P3,P4........ dan huruf di kunci K1,K2, K3,K4,K5,.... c. Menggunakan Cipher Vigenere Ci ≡ Pi + Ki mod 26 d. Angka tersebut diartikan ke dalam huruf menggunakan tabel 2.1 e. Huruf di kelompokkan menjadi 5 huruf. Contoh: Enkripsikan pesan JOHANNES dengan kunci RUSTAN menggunakan Cipher Vigenere. Pertama, artikan pesan dan kunci ke dalam angka tabel 2.1 J O H A N N E S 9 14 7 13 13 4 18 p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 Dan R U S T A N 17 20 18 19 13 k1 k2 k3 k4 k5 K6 Menggunakan Cipher Vigenere: Ci ≡ Pi + Ki mod 26 di peroleh: Universitas Sumatera Utara 12 C1 =p1 + k1 = 9 + 17 ≡ 0 mod 26 C2 =p2 + k2 = 14 + 20 ≡ 8 mod 26 C3 =p3 + k3 = 7 + 18 ≡ 25 mod 26 C4 =p4 + k4 = 0 + 19 ≡ 19 mod 26 C5 =p5 + k5 = 13 + 0 ≡ 13 mod 26 C6 =p6 + k6 = 13 + 13 ≡ 0 mod 26 C7 =p7 + k7 = 4 + 17 ≡ 21 mod 26 C8 =p8 + k8 = 18 + 20 ≡ 12 mod 26 Angka tersebut diartikan ke dalam huruf menggunakan tabel 2.1, kita peroleh AIZTNA VM Langkah – langkah untuk mengdeskripsikan pesan dari cipher vigenere sebagai berikut: a. Pesan dan kunci diubah menjadi angka lihat tabel 2.1, b. Huruf- huruf yang ada di pesan C1, C2, C3,C4........ dan huruf di kunci K1,K2, K3, K4, K5,.... c. Menggunakan Cipher Vigenere Pi ≡ Ci - Ki mod 26 d. Angka tersebut diartikan ke dalam huruf menggunakan tabel 2.1 e. Susun huruf sehingga mempunyai arti. Contoh: Deskripsikan pesan AIZTNA VM menggunakan Cipher Vigenere dengan kunci RUSTAN. Artikan pesan tersebut dengan angka lihat tabel 2.1 A I Z T N A V M 8 25 19 13 21 12 Universitas Sumatera Utara 13 c1 c2 c3 c4 c5 c6 c7 c8 dan R U S T A N 17 20 18 19 13 k1 k2 k3 k4 k5 K6 Menggunakan Cipher Vigenere: ci ≡ pi + ki mod 26 pi ≡ ci - ki mod 26 di peroleh: p1≡ c1 - k1 = 0 - 17 ≡ 9 mod 26 p2≡ c2 - k2 = 8 - 20 ≡ 14 mod 26 p3≡c3 - k3 = 25 – 18 ≡ 7 mod 26 p4≡ c4 - k4 = 19 – 19 ≡ 0 mod 26 p5≡ c5 - k5= 13 - 0 ≡ 13 mod 26 p6≡ c6 - k6 = 0- 13 ≡ 13 mod 26 p7≡ c7 - k7 = 21 - 17 ≡ 4 mod 26 p8≡ c8 - k8 = 12 - 20 ≡ 18 mod 26 Angka tersebut di kembalikan ke dalam huruf dengan menggunakan tabel 8.1, diperoleh pesan JOHANNES

2.4.4. Cipher Hill

Cipher Hill diciptakan oleh Lester Hill di tahun 1929. Untuk memperkenalkan cipher Hill, pertama-tama setiap blok dari dua huruf dari plaintext digantikan oleh sebuah blok Universitas Sumatera Utara 14 dari dua huruf ciphertext menambahkan huruf boneka X, pada akhir pesan, jika perlu, sehingga blok akhir memiliki dua huruf. Langkah – langkah untuk mengenkripsikan pesan dari cipher hill sebagai berikut: a. Kelompokkan pesan menjadi 2 huruf menambahkan huruf X, pada akhir pesan, jika perlu, sehingga blok akhir memiliki dua huruf, b. Huruf-huruf ini diterjemahkan ke dalam setara numerik Tabel 2.1 , c. Menggunakan transformasi yang ditentukan, d. Ubah angka tersebut menjadi huruf. Contoh: JOHANNES RUSTAN Pertama kita bagi pesan menjadi dua huruf menambahkan huruf X, pada akhir pesan, jika perlu, sehingga blok akhir memiliki dua huruf. JO HA NN ES RU ST AN Berikutnya, huruf-huruf ini diterjemahkan ke dalam setara numerik Tabel 2.1 , diperoleh 9 14 7 0 13 13 4 18 17 20 18 19 0 13 Misal, C1≡ 5P1 + 17P2 mod 26 , 0 ≤C1≤ 26 C2 ≡ 4P1 + 15P2 mod 26 , 0 ≤C2≤ 26 Untuk 9 dan 14 C1≡ 5 . 9 + 17 . 14 ≡ 23 mod 26 , 0 ≤C1≤ 26 C2≡ 4 . 9 + 15 . 14 ≡ 12 mod 26 , 0 ≤C2≤ 26 Dengan cara yang sama diperoleh: Universitas Sumatera Utara 15 23 12 9 2 0 13 14 0 9 4 23 19 13 13 Angka tersebut di ubah ke huruf dengan menggunakan tabel 2.1 XM JC AN OA JE XT NN Langkah – langkah untuk mengdeskripsikan pesan dari cipher hill sebagai berikut: a. Huruf-huruf ini diterjemahkan ke dalam setara numerik Tabel 8.1 , b. Menggunakan transformasi yang ditentukan, c. Ubah angka tersebut menjadi huruf. Untuk mendeskripsikan : XM JC AN OA JE XT NN Diterjemahkan dengan tabel 2.1 23 12 9 2 0 13 14 0 9 4 23 19 13 13 Bentuk: C1≡ 5P1 + 17P2 mod 26 C2≡ 4P1 + 15P2 mod 26 Diubah, dengan menggunakan matrik dan mencari inversnya. 7 � � ≡ � � Mencari � � dengan mencari invers dari 7 , diperoleh P1 ≡ 17C1 + 5C2 mod 26 P2 ≡ 18C1 + 23C2 mod 26 Untuk 23 dan 12 P1 ≡ 17. 23 + 5 . 12 ≡ 9 mod 26 P2 ≡ 18 . 23 + 23. 12 ≡ 14 mod 26 Universitas Sumatera Utara 16 Dengan cara yang sama diperoleh 9 14 7 0 13 13 4 18 17 20 18 19 0 13 Angka tersebut diterjemahkan dengan tabel 2. 1 JO HA NN ES RU ST AN Dengan menggabungkan huruf-huruf yang sesuai dengan kata-kata, kita menemukan bahwa pesan tersebut : JOHANNES RUSTAN

2.4.5. Rail Fence

Sistem ini dikenal sebagai sistem transformasi dalam proses ciphering-nya, yang pertama adalah membagi teks menjadi 3 bagian dengan menyusun pesan dari kolom kiri ke kanan dalam tiga baris kemudian disusun kembali menjadi satu baris dari baris paling atas ke baris paling bawah. aamt, 2012 Contoh: Plaintext: JOHANNES RUSTAN J A E U A O N S S N H N R T Ciphertext: J A E U A O N S S N H N R T

2.4.6. Rabin

Dipublikasikan oleh Michael O.Rabin pada tahun 1979, merupakan algortima asymetris pertama yang dibuktikan sangat sulit dalam faktorial. Rabin menggunakan kunci publik dan kunci private. Untuk mengenkripsi Rabin menggunakan C = m 2 mod N, dimana N=pq adalah dua bilangan prima sehingga didapati Universitas Sumatera Utara 17 X 2 = C mod N Keuntungan dari menggunakan eksponen 2 dibandingkan dengan eksponen yang lebih besar dalah komputasinya yang lebih kecil serta pemecahannya dengan faktorial N . Contoh : B melakukan enkripsi pesan m dan mengirimkan ciphertext C ke A Enkripsi : - Mendapatkan kunci publik A - Representasikan pesan menjadi integer m dalam batasan {0,1,..n-1 - Komputasi c=m 2 mod n - Mengirimkan pesan ciphertext C ke A Dekripsi Pesan C dengan cara : - Komputasi √C mod n - Ada 4 akar yakni m1, m2, m3, m4 dari C modulo n - Pesan m sama dengan salah satu dari akar diatas Ketika p≡3 mod 4 maka akan ada formula untuk menghitung akar dari C pad mod p. Dengan menggunakan kriteria Euler dapat ditegaskan bahwa Universitas Sumatera Utara 18 Oleh karena itu dua akar kuadrat dari c mod p adalah Dan juga dengan dua akar kuadrat dari c mod q adalah Kemudian kita dapat memperoleh empat akar kuadrat dari c mod n dengan menggunakan teori Chinese Remainder Misal : n=77 = 7 x 11 C = m 2 mod 77 Maka untuk pesan m maka ciphertext c adalah √c mod 77 Untuk melakukan dekripsi kita memerlukan perhitungan c≡10 2 ≡ 23 mod 77 dengan contoh misalkan panjang m adalah sebesar 10. Untuk menemukan akar kuadrat dari 23 mod 7 dan mod 11 kita dapat gunakan karena formula untuk 7 dan 11 adalah kongruen dari 3 mod 4. 23 7+14 ≡ 2 2 ≡ 4 mod 7 23 11+14 ≡ 1 3 ≡ 1 mod 11 Dengan menggunakan Teori Chinese Remainder maka kita mendapatkan 4 buah akar dari 23 mod 77 adalah ±10, ±32 mod 77 Maka itu kemungkinan pesan yang ada adalah m1=10 , m2=67, m3=32 dan m4=45 Dari empat buah kemungkinan itu, kita bisa mendapatkan dengan cara menggunakan salah satu varian dari simbol jacobi Michele E.,2011 Dengan percobaan Universitas Sumatera Utara 19 Dimana bo adalah untuk menentukan apakah angka yang didapatkan genap atau ganjil, serta b1 adalah hasil akhir yang memiliki nilai yang harus sama dengan m. b0 = 10 mod 2 = 0 b1= [1 + � � ] = 0.56493506 Artinya parity atau jenis angkanya adalah genap, dari m1,m2,m3 dan m4 yang memenuhi syarat adalah m1 dan m3. Kemudian dimasukkan ke dalam rumus b1 untuk mencari nilai m yang benar dari dua kemungkinan m1 atau m3. b1= [1 + � � ] dengan masukkan m1 didapati b1 = 0.56493506 dengan masukkan m2 didapati b1 = 0.70779220 maka yang memenuhi syarat akhir adalah m1, sehingga hasil yang didapatkan adalah nilai m=10.

2.5. JavaScript

Javascript diperkenalkan pertama kali oleh Netscape pada tahun 1995. Pada awalnya bahasa yang sekarang disebut JavaScript ini dulunya dinamai “LiveScript” yang berfungsi sebagai bahasa sederhana untuk browser Netscape Navigator 2 yang sangat populer pada saat itu. Kemudian sejalan dengan sedang giatnya kerjasama antara Netscape dan Sun pengembang bahasa pemrograman “Java” pada masa itu, maka Netscape memberikan nama “JavaScript” kepada bahasa tersebut pada tanggal 4 desember 1995. Pada saat yang bersamaan Microsoft sendiri mencoba untuk mengadaptasi kan teknologi ini yang mereka sebut sebagai “Jscript” di browser milik mereka yaitu Internet Explorer 3. JavaScript sendiri merupakan modifikasi dari bahasa pemrograman C++ dengan pola penulisan yang lebih sederhana dari bahasa pemrograman C++. Universitas Sumatera Utara 20 JavaScript adalah bahasa pemrograman yang khusus untuk halaman web agar halaman web menjadi lebih hidup. Kalau dilihat dari suku katanya terdiri dari dua suku kata, yaitu Java dan Script. Java adalah Bahasa pemrograman berorientasi objek, sedangkan Script adalah serangkaian instruksi program. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan pemrograman JavaScript, diantaranya JavaScript adalah “case sensitive”, yang artinya JavaScript membedakan huruf besar dan huruf kecil, Jika Anda pernah belajar bahasa pemrograman seperti Turbo C atau C++, maka sama seperti bahasa pemrograman tersebut, dimana huruf T tidak sama dengan huruf t. Dalam bahasa pemrograman JavaScript juga, sebagai contoh fungsi perintah var tidak boleh ditulis Var dan juga tidak boleh ditulis VAR huruf besar semua, yang benar adalah var huruf kecil semua. Perintah lain adalah new Date tidak boleh ditulis new date huruf kecil semua, dan banyak yang lainnya.

2.5.1. Kelebihan Javascript

Javasript bekerja pada sisi browser dan telah disupport oleh semua browser sehingga sangat berperan penting jika kita menggunakan javascript dalam membuat halaman website menjadi lebih responsif. Salah satu implementasi dari Javascript yang banyak digunakan seperti pada Gmail, Google Reader adalah AJAX Asynchronous Javascript and XMLHTTP yang dapat membuat halaman website lebih interaktif dan responsif.

2.5.2. Penggunaan Javascript

Contoh penggunaan Javascript pada sebuah website adalah sebagai berikut : script type=textjavascript ... ... script Penempatan Javascript adalah pada tag head , body atau sebagai file external. Universitas Sumatera Utara 21

2.6. Riset-riset terkait

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa riset terkait yang dijadikan untuk membuat penelitian berjalan lancar. Adapun riset-riset terkait tersebut adalah : Tabel. 2.4. Riset Terkait No Judul Riset Nama Peneliti Dan Tahun Algoritma Metode yang digunakan Hasil Penelitian 1 Comparing Classical Encryption With Modern Techniques Mobit Kumar, et al. 2010 Building Blocks, Caesar Cipher, Mono Alphabet Cipher,Play Fair, Hill Cipher, DES, SDES, Vigenere Kombinasi dari algoritma subsitusi, translasi dan transposisi dapat membuat proses dekripsi menjadi lebih sulit. Ini cukup penting untuk meningkatkan performa algoritma di masa depan. 2 Design and Implementation of New Encryption algorithm to Enhance Performance Parameters Rajni Jain, et al. 2012 A Modified Hill Cipher, Block Cipher Dengan mengggunakan modifikasi Hill Cipher dan teknik block cipher simetris dapat menghasilkan response time yang lebih cepat 3 Integrating Classical Encryption With Fauzan Saeed, et al. 2010 Playfair, Caesar, Dari semua percobaan penelitian, yang terburuk adalah teknik Universitas Sumatera Utara 22 Modern Technique Vigenere, DES, SDES Vigenere yang memberikan perbedaan dari 2 bit dibandingkan dengan playfair yang memberikan perbedaan 7 bit DES yang menggunakan 16 putaran memberikan 35 bit perbedaan. 4 Implementation of Caesar Cipher With Rail Fence for Enchancing Data Security Ajit Singh, et all. 2012 Caesar Cipher, Rail Fence Kombinasi dari transposisi dan subsitusi dari algortima caesar dan rail fence untuk memberikan keamanan yang lebih baik pada teks. 5 Design of a Robust Cryptosystem Algorithm for Non-invertible Matrices Based on Hill Cipher Rushdi A. Hamamreh, et al. 2009 Hill Cipher Ketika matrik kunci dikirim untuk blok data pertama, kunci publik akan terbentuk pada kedua sisi pengirim dan penerima. Sehingga sangat sulit untuk di serang 6 The Rabin Cryptosystem revisited Michele Elia, et al. 2013 Rabin Cryptosystem Rabin lebih aman untuk pengiriman pesan dan efektif dalam penerapan tanda tangan elektronik maupun sebagai fungsi hash Universitas Sumatera Utara 23

2.7. Perbedaan Dengan Riset Yang Lain