Biologi Kelas X untuk Siswa SMA - MA
4 2
Jamur dikelompokkan menjadi beberapa golongan, yaitu. 1
Oomycotina contoh: Pithium sp, Phytophora sp,
2 Zygomycotina contoh
Rhizopus oryzae, Rhizopus nigricans, 3
Ascomycotina contoh: Saccharomyces crevice, Penicillium
notatum, 4
Basidiomycotina contoh: Volvariella volvacea, Puccinia
graminis, 5
Deuteromycotina contoh Chladosporium sp, Curvularia sp.
c. Lumut kerak Lichenes
Lumut kerak merupakan simbiosis antara alga hijau Cyanophyta dengan jamur
dari kelompok Ascomycotina atau Basi- diomycotina. Di Indonesia lumut kerak
tersebar luas lebih dari 1.000 jenis yang diketahui dari sekitar 2.500 jenis yang ada.
Biasanya tanaman simbiosis ini hidup menempel pada kulit batang tanaman, dan
dapat hidup di tempat lembap, karena alga memerlukan air untuk fotosintesis.
d. Tumbuhan lumut Bryophyta
Tumbuhan lumut susunan tubuhnya lebih kompleks dibanding dengan Thallophyta. Dalam daur hidupnya terdapat pergantian
keturunan metagenesis antara turunan vegetatif dengan turunan generatif. Gametofit lebih menonjol dibanding sporofit. Gametofit
merupakan turunan vegetatif yang melekat pada substrat dengan menggunakan rizoid. Sporofit merupakan turunan vegetatif berupa
badan penghasil spora sporangium. Sporofit itu tumbuh pada gametosit bersifat parasit. Habitatnya di daratan yang lembab, ada
pula yang hidup sebagai epifit. Tubuhnya tidak memiliki berkas pembuluh vaskular seperti pembuluh xilem dan floem. Berdasarkan
struktur tubuhnya dibedakan atas lumut hati Hepaticae dan lumut daun Musci.
e. Tumbuhan paku-pakuan Pteridophyta
Tumbuhan paku-pakuan sudah memiliki akar, batang dan daun, sehingga tingkatannya lebih tinggi dibanding tumbuhan lumut.
Pada batang sudah terdapat jaringan pengangkut xilem dan floem yang teratur. Seperti halnya lumut, tanaman ini dalam reproduksinya
mengalami metagenesis, turunan gametofit dan sporofitnya bergantian. Sporofit yang bersifat autotrop merupakan tumbuhan
yang sempurna, sehingga mempunyai usia yang relatif panjang dibandingkan dengan gametofitnya. Generasi gametofitnya berupa
protalium, merupakan tumbuhan yang tidak sempurna walaupun
Gambar 2.15 Lichenes
Sumber : Microsoft Encarta 2006
Keanekaragaman Hayati
4 3
bersifat autotrop. Oleh karena itu, usianya relatif pendek. Ciri morfologis yang tampak
adalah ujung daun yang masih muda terlihat menggulung. Embrionya berkutub dua bipo-
lar, sedangkan tumbuhan dewasanya berkutub satu monopolar.
Tumbuhan paku-pakuan dapat tumbuh dengan baik pada lingkungan yang lembap
dan ada beberapa jenis paku-pakuan yang dapat hidup di dalam air.
f .
Spermatophyta
Dilihat dari struktur tubuhnya, anggota Spermatophyta merupakan tumbuhan tingkat
tinggi. Organ tubuhnya lengkap dan sempurna, sudah terlihat adanya perbedaan
antara akar, batang dan daun yang jelas atau sering disebut dengan tumbuhan berkormus
Kormophyta. Sporofit merupakan tanaman yang utama, sedangkan gametofitnya
merupakan bagian tanaman yang nantinya akan mereduksi. Tumbuhan yang menjadi
anggota Spermatophyta menggunakan biji sebagai alat reproduksi, melalui fertilisasi
antara spermatozoid yang dibentuk dalam kepala sari dengan ovum dalam kandung
lembaga. Hasil fertilisasi akan disimpan dalam biji yang dilindungi oleh kulit biji dan
akan disuplai nutrisi dari endosperm cadangan makanan.
Berdasarkan kondisi bijinya, Spermatophyta digolongkan menjadi tumbuhan berbiji terbuka Gymnospermae dan tumbuhan berbiji
tertutup Angiospermae 1
Gymnospermae Ciri morfologi tumbuhan ini adalah berakar tunggang, daun sempit,
tebal dan kaku, biji terdapat dalam daun buah makrosporofil dan serbuk sari terdapat dalam bagian yang lain mikrosporofil, daun
buah penghasil dan badan penghasil serbuk sari terpisah dan masing- masing disebut dengan strobillus.
Ciri-ciri anatominya memiliki akar dan batang yang berkambium, akar mempunyai kaliptra, batang tua dan batang muda tidak
mempunyai floeterma atau sarung tepung, yaitu endodermis yang
Gambar 2.16 Berbagai jenis tumbuhan
paku-pakuan
Sumber : Microsoft Encarta 2006
Sumber : Microsoft Encarta 2006
Gambar 2.17 Berbagai jenis tumbuhan
spermatophyta
pakis haji tanaman paku
paku sarang burung
bunga mawar anggrek bulan
vinca
Biologi Kelas X untuk Siswa SMA - MA
4 4
mengandung zat tepung. Pembuahan tunggal dan selang waktu antara penyerbukan dengan pembuahan relatif lama. Berkas
pembuluh angkut belum berfungsi secara sempurna berupa trakeid.
Yang termasuk golongan ini adalah Cycas rumphii pakis haji,
Ginko opsida ginko. 2
Angiospermae Tanaman angiospermae mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai
berikut mempunyai bunga yang sesungguhnya, bentuk daun pipih dan lebar dengan susunan daun yang bervariasi, bakal biji tidak
tampak terlindung dalam daun buah atau putik, terjadi pembuahan ganda, pembentukan embrio dan endosperm berlangsung dalam
waktu yang hampir bersamaan.
Angiospermae dibedakan menjadi dua kelas berdasarkan keping biji kotiledon, adalah sebagai berikut.
a Monokotiledon, yaitu tumbuhan yang mempunyai keping biji
tunggal. Contohnya kelapa Cocos nucifera, melinjo Gnetum
gnemon. b
Dikotiledon, yaitu tumbuhan yang mempunyai keping biji dua. Contohnya petai
Parkia speciosa, cabe rawit Capsicum frustescens.
Tabel perbedaan morfologi dan anatomi monokotiledon dengan dikotiledon.
P e m b e d a P e m b e d a
P e m b e d a P e m b e d a
P e m b e d a Kotiledon
Sistem perakaran Kambium
Tulang daun Jumlah bagian bunga
Keadaan biji setelah berkecambah
Kaliptra M o n o k o t i l e d o n
M o n o k o t i l e d o n M o n o k o t i l e d o n
M o n o k o t i l e d o n M o n o k o t i l e d o n
Satu buah Serabut
Tidak berkambium Sejajarmelengkung
Kelipatan tiga Tetap utuh
Punya kaliptrogen D i k o t i l e d o n
D i k o t i l e d o n D i k o t i l e d o n
D i k o t i l e d o n D i k o t i l e d o n
Dua buah Tunggang
Berkambium Menyiripmenjari
Kelipatan empatlima Terbelah dua
Tidak punya kaliptrogen
8. Determinasi atau identifikasi
Selain mengadakan klasifikasi, tugas utama taksonomi lainnya yang penting ialah pengenalan atau identifikasi. Melakukan identifikasi
tumbuhan berarti mengungkapkan atau menetapkan identifikasi jati
Keanekaragaman Hayati
4 5
diri suatu tumbuhan, yang dalam hal ini tidak lain adalah menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem
klasifikasi. Untuk istilah identifikasi sering juga digunakan istilah determinasi yang diambil dari bahasa Belanda, yaitu determinatie yang
artinya penentuan.
Siapapun yang menghadapi benda yang tidak ia kenal, pertama- tama yang ditanyakan tentulah Benda apakah ini ? Demikian pula
setiap orang yang tidak peduli apakah ia seorang pakar ilmu tumbuhan ataukah ia orang awam, menghadapi suatu tumbuhan yang tidak ia
kenal, pasti yang pertama-tama ia tanyakan adalah Tumbuhan apakah ini gerangan? Itu berarti yang ingin ia ketahui terlebih dahulu
adalah identitas tumbuhan itu, yang berarti pula bahwa yang pertama- tama dilakukan oleh siapapun yang tidak atau belum mengenal
tumbuhan yang ia hadapi adalah berusaha mengenal atau melakukan identifikasi tumbuhan tadi.
Dari tumbuhan dan hewan yang ada di bumi ini, yang beraneka ragam dan besar jumlahnya itu, tentu ada yang telah kita kenal dan
ada pula yang belum kita kenal. Yang kita kenal mungkin juga dikenal orang lain tetapi mungkin juga tidak. Sebaliknya pun dapat terjadi,
tumbuhan yang tidak kita kenal itu belum dikenal juga oleh siapapun, maka belum dikenal pula oleh dunia ilmu pengetahuan.
Untuk menentukan nama jenis atau kelompok organisme yang diteliti, digunakan cara identifikasi dengan menyamakan ciri-ciri yang
ada dengan ciri-ciri yang tercantum dalam kunci determinasi. Kunci determinasi berisi sejumlah keterangan yang digunakan untuk
menentukan kelompok atau jenis organisme berdasarkan ciri yang dimilikinya. Untuk menentukan nama kelompok famili, genus, dan
spesies dapat dilakukan dengan cara mencocokkan objek tersebut dengan ciri-ciri yang tertulis dalam kunci determinasi tersebut.
Tahapan yang dilakukan dalam menggunakan kunci determinasi untuk menentukan nama suatu kelompok makhluk hidup adalah
sebagai berikut. a.
Mengambil objek yang lengkap, jika tumbuhan maka bagian yang diambil harus selengkap mungkin, mulai dari akar, batang, daun,
bunga, dan buah serta biji. b.
Mengamati objek, jika perlu gunakan lup untuk memperbesar objek.
c. Mencocokkan hasil pengamatan dengan kunci determinasi yang
memuat ciri-ciri objek tersebut. d.
Menentukan nama atau kelompok objek dan menuliskan rumus determinasinya.