Bab 1. Perencanaan dan Komponen Jembatan
Maksud Perencanaan Jembatan :
→Menentukan fungsi struktur secara tepat, bentuk struktur yang sesuai, efisien serta mempunyai fungsi estetika.
Data yang diperlukan untuk perencanaan: Lokasi (topografi, lingkungan, tanah dasar) Fungsi (melintas sungai atau jalan lain)
Bahan struktur (karakteristik dan ketersediaan) Peraturan
(2)
Diagram alir proses perencanaan jembatan
1. Pemilihan Lokasi Jembatan
a. Aspek lalu lintas
→kelancaran arus lalu lintas kendaraan dan pejalan kaki b. Aspek teknis
→penentuan geometri struktur, alinemen2, sistem utama jembatan dan posisi dek, panjang bentang, elemen2 utama struktur atas dan bawah, detail, bahan.
c. Aspek estetika
→sebagai simbol suatu daerah d. Layout jembatan
→dibangun pada tempat yg ideal untuk memungkinkan bentang jembatan sangat pendek, hemat pondasi, melintasi sungai dengan bentuksquare layout.
(3)
Square Layout dan Skewed Layout
Square Layout dan Skewed Layout
θ
θ
sec
biaya
sec
:
biaya
:
C
L
Ls
Layout
Skewed
C
L
L
Layout
Square
=
=
=
=
(4)
2. Pertimbangan Layout Jembatan Melintasi Sungai
a. Persilangan pada sungai dan lembah datar
→layout sebaiknya ditempatkan pada bagian lembah yang sempit dan sungainya cukup lebar (pakaisquare layout), karena jikaskew layoutakan terjadi gerusan pada pilar.
Arus deras
Lokasi yang diusulkan
Lembah
2. Pertimbangan Layout Jembatan Melintasi Sungai
b. Sungai dantributary
→kemungkinan banyak terjadi sedimentasi
→jembatan sebaiknya tidak ditempatkan langsung di sebelah hilir mulut tributary (Pot I-I)
→jembatan sebaiknya tidak ditempatkan dekat hulu percabangan sungai (Pot II-II)
→pilih bagian sungai yang tidak mengalami percabangan
Lokasi kurang tepat
(5)
2. Pertimbangan Layout Jembatan Melintasi Sungai
b. Sungai Permanen
Stable channel Flood plain
Gerusan dasar sungai
Jika arus sungai berubah-ubah sepanjang bantaran selama perkiraan umur jembatan
Kondisi lereng stabil dan bantaran datar
2. Pertimbangan Layout Jembatan Melintasi Sungai
c. Pengalihan/perbaikan aliran sungai
Pengalihan/perbaikan
Pengalihan/perbaikan Rencana Jalan
(6)
3. Penyelidikan Lokasi (Site Investigation)
a. Pekerjaan kantor (office work) b. Pekerjaan lapangan (field work)
Lantai
Kendaraan
• Selalu ada pada setiap jembatan
Gelagar-gelagar
• Gelagar induk • Gelagar melintang • Gelagar memanjang
Ikatan
Pengaku
• Ikatan angin • Ikatan rem • Ikatan
tumbukan • Ikatan
melintang dan portal ujung
Perencanaan komponen jembatan tergantung dari perencanaan
(7)
Komponen Jembatan Bangunan atas Lantai kendaraan Gelagar G. Induk G. Melintang G. Memanjang Tumpuan Bangunan bawah Pilar/abutment Pondasi Lantai Kendaraan Gelagar Memanjang Gelagar melintang Gelagar induk Tumpuan Pilar /Abutment Pondasi
(8)
Gelagar induk
Gelagar memanjang
Gelagar melintang
Lantai Kendaraan
Gelagar Memanjang/ Gelagar Induk
Tumpuan Pilar
(9)
Gelagar induk Diafragma
Lantai Kendaraan
• Komponen yang selalu ada pada setiap jembatan
• Langsung menerima beban lalu lintas yang harus dipikul jembatan (beban plat, beban D, beban T)
• Memiliki daya redam tinggi (misalnya jembatan kereta api) • Bentang normal LK : 0,8 m – 1,2 m (jika > 1,2 m maka
pakai gelagar)
(10)
Komponen Gelagar Jembatan (a)
• Urutan gelagar : LK Gelagar Memanjang Gelagar Melintang Gelagar Induk
• Jarak normal gelagar memanjang : 1,0 m – 1,5 m • Jarak normal gelagar melintang : 3,0 – 5,5 m
• Jembatan komposit : gelagar melintang berfungsi sebagai diafragma
Jembatan dengan gelagar induk dan lantai kendaraan
Komponen Gelagar Jembatan (b)
Jembatan dengan gelagar induk, gelagar melintang, gelagar memanjang, lantai kendaraan
(11)
Komponen Ikatan Pengaku
• Jembatan yang kuat dan ringan gelagar ramping dan tinggi kurang kuat menahan lenturan pada arah sumbu lemah.
• Ikatan pengaku : berfungsi menahan gaya sekunder dalam arah horizontal (gaya angin, rem, tumbukan).
• Ikatan angin : antara 2 gelagar induk (ikatan angin atas dan bawah) jika hanya 1 ikatan angin (dipasang dekat dengan LK)
• Ikatan rem : antara 2 gelagar melintang memikul gaya rem atau reaksi lalu lintas dalam arah horizontal tegak lurus gelagar melintang dipasang di kedua ujung atau tengah jembatan.
• Ikatan tumbukan : antara kedua gelagar memanjang (pada rel kereta api).
a. Ikatan Angin
Jembatan LK di bawah dengan 1 ikatan angin
Jembatan LK di bawah dengan 2 ikatan angin
(12)
Jembatan LK di atas dengan 1 ikatan angin
Jembatan LK di atas dengan 2 ikatan angin
a. Ikatan Angin
(13)
Berfungsi memikul gaya rem atau reaksi lalu lintas dalam arah horizontal tegak lurus gelagar melintang. Ikatan rem dipasang di kedua ujung atau tengah jembatan sepanjang gelagar memanjang tidak terputus
Denah jembatan dengan ikatan rem
c. Ikatan Tumbukan
Berfungsi menahan benturan horizontal oleh roda kereta api.
Dipasang sepanjang jembatan antara kedua gelagar
memanjang yg menumpu rel kereta api
(14)
Komponen Perletakan/Bearing
• Berfungsi mengatur penyebaran beban bagian atas jembatan ke pondasi dan mengatur deformasi tumpuan jembatan sesuai dgn perencanaan.
• Jenis beban : berat sendiri + beban hidup, gaya rem atau traksi, gaya angin, tumbukan, gaya sentrifugal, gempa, deformasi
• Dibuat sesuai dengan model perencanaan.
• Tipe2 : Elastomerik dan Mekanis (tergantung beban yang ditahan).
a. Perletakan Mekanis
Perletakan mekanis (rotasi)
Perletakan mekanis (translasi dan rotasi)
(15)
Perletakan elastomerik (rotasi)
Perletakan elastomerik (translasi dan rotasi)
(16)
PERATURAN PEMBEBANAN
!"#
$ % $
%
!!
%&'
%($'
)
!"#
*+%$
!,-TUGAS II
.%.&/0%' 1.&20&
0/. '
. $.$0&0& . $0/0&
$. 10%0 (0& %&' $ %
*+%$
(17)
1
%
3 44,3
$
3
5
$
3
%
$
6
0
%3 44#3
(1)
a. Ikatan Angin
Jembatan LK di atas dengan 1 ikatan angin
Jembatan LK di atas dengan 2 ikatan angin
a. Ikatan Angin
(2)
b. Ikatan Rem
dipasang antara 2 gelagar melintang Berfungsi memikul gaya rem atau reaksi lalu lintasdalam arah horizontal tegak lurus gelagar melintang. Ikatan rem dipasang di kedua ujung atau tengah jembatan sepanjang gelagar memanjang tidak terputus
Denah jembatan dengan ikatan rem
c. Ikatan Tumbukan
Berfungsi menahan benturan horizontal oleh roda kereta api.
Dipasang sepanjang jembatan antara kedua gelagar memanjang yg menumpu rel kereta api
(3)
Komponen Perletakan/Bearing
• Berfungsi mengatur penyebaran beban bagian atas jembatan ke pondasi dan mengatur deformasi tumpuan jembatan sesuai dgn perencanaan.
• Jenis beban : berat sendiri + beban hidup, gaya rem atau traksi, gaya angin, tumbukan, gaya sentrifugal, gempa, deformasi
• Dibuat sesuai dengan model perencanaan.
• Tipe2 : Elastomerik dan Mekanis (tergantung beban yang ditahan).
a. Perletakan Mekanis
Perletakan mekanis (rotasi)
Perletakan mekanis (translasi dan rotasi)
(4)
b. Perletakan Elastomerik
Perletakan elastomerik (rotasi)
Perletakan elastomerik (translasi dan rotasi)
(5)
PERATURAN PEMBEBANAN
!"#
$ % $
%
!!
%&'
%($'
)
!"#
*+%$
!,-TUGAS II
.%.&/0%' 1.&20&
0/. '
. $.$0&0& . $0/0&
$. 10%0 (0& %&' $ %
*+%$
(6)