PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI KUBUS DAN BALOK SMPN 1 P.S TUAN T.A 2015/2016.

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA
SISWA YANG DIAJAR DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN
MATEMATIKA REALISTIK DAN PEMBELAJARAN BERBASIS
MASALAH PADA MATERI KUBUS DAN BALOK
SMPN 1 P.S TUAN T.A 2015/2016

Oleh :
Juniar Ginting
NIM.4123111037
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

i


ii

RIWAYAT HIDUP
Juniar Ginting dilahirkan pada tanggal 26 Juni 1994 di B.Klippa Kec.P.S
Tuan. Ayah bernama Mestiaman Ginting dan Ibu bernama Bungana Barus dan
merupakan anak keempat dari empat bersaudara. Pada tahun 2000, penulis
bersekolah di SDN 106813 Amplas dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006,
penulis melanjutkan studi di SMP Negeri 1 P.S Tuan dan lulus pada tahun 2009.
Pada tahun 2009, penulis melanjutkan studi di SMA Negeri 11 Medan dan lulus
pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di Program Studi Pendidikan
Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Medan melalui jalur SNMPTN.

iii

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA
SISWA YANG DIAJAR DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN
MATEMATIKA REALISTIK DAN PEMBELAJARAN BERBASIS
MASALAH PADA MATERI KUBUS DAN BALOK

SMPN 1 P.S TUAN T.A 2015/2016
Juniar Ginting (4123111037)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan apakah kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa yang diajar dengan Pendekatan Pembelajaran
Matematika Realistik lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa yang diajar dengan Pembelajaran Berbasis Masalah pada
materi Kubus dan Balok T.A 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah eksperimen
semu. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 1
P.S Tuan yang terdiri dari 8 kelas dan yang menjadi sampel penelitian adalah 2
kelas yang telah dipilih secara acak yaitu kelas VIII-2 menjadi kelas eksperimen
A dengan menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik dan kelas
VIII-3 menjadi kelas eksperimen B dengan menggunakan Pembelajaran Berbasis
Masalah. Penelitian ini menggunakan dua jenis instrumen yaitu pretest dan
posttest yang telah divalidasi dalam bentuk soal uraian. Pada kelas eksperimen A
nilai rata-rata selisih pretest dan postest adalah 11,42 sedangkan pada kelas
eksperimen B nilai rata-rata selisih pretest dan posttest adalah 10,12 Setelah diuji
terbukti data berdistribusi normal dan homogen. Setelah data terbukti berdistribusi
normal dan homogen dilakukan uji hipotesis untuk menjawab hipotesis penelitian
dengan menggunakan uji t pihak kanan. Dari hasil uji hipotesis diperoleh thitung

(
) > ttabel (2,00). Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa yang diajar dengan pendekatan pembelajaran
matematika realistik lebih tinggi daripada pembelajaran berbasis masalah pada
materi Kubus dan Balok SMPN 1 P.S Tuan T.A 2015/2016.

Kata Kunci : Kemampuan pemecahan masalah matematika, pendekatan
pembelajaran matematika realistik, pembelajaran berbasis masalah, kubus dan
balok.

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan kasih karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul “Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa
Yang Diajar Dengan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dan
Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Materi Kubus Dan Balok SMPN 1 P.S Tuan
T.A 2015/2016”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Matematika Program Studi
Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih Bapak Dr. M.
Manullang,M.Pd , selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis sejak awal sampai dengan selesainya
penulisan skripsi ini. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Drs. Zul
Amry, M.Si, Ph.D, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd dan Bapak Drs. M. Panjaitan ,
M.Pd selaku Dosen Pemberi Saran dan Penguji yang telah memberikan masukan
dan saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini.
Terima kasih juga kepada Bapak Prof. Dr.Asmin Panjaitan, M.Pd selaku dosen
Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran–saran dalam
perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr.
Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd.
selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si., selaku Ketua
Jurusan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan
Matematika FMIPA UNIMED, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Ketua
Program Studi Pendidikan Matematika, dan seluruh Bapak, Ibu Dosen beserta
Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu
penulis dan memberikan kelancaran selama penyusunan skripsi ini
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Risna Wahyuni,

MA, selaku kepala sekolah SMP Negeri 1 P.S Tuan, Ibu Tirani, S.Pd, selaku guru
bidang studi matematika SMP Negeri 1 P.S Tuan dan guru-guru yang telah

v

memberikan izin, bantuan, dan informasi bagi penulis selama melakukan
penelitian.
Teristimewa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ayahanda
M. Ginting dan Ibunda B. Barus, S.Pd yang selalu memberikan limpahan kasih
sayang, doa ,semangat, dorongan moril, materil dan pengorbanan yang tak ternilai
harganya. Terima kasih juga disampaikan kepada Nini Tigan yang selalu
mendukung dan mendoakan penulis selaku cucunya, kakak- kakak penulis Ros
Juliana Ginting, S.Pd, Merry Novita Ginting, S.Pd, dan Hesty Agustaria Ginting,
S.Sos yang senantiasa memberikan nasihat, dukungan dan semangat. Untuk
keponakan penulis Jeremia Saros Barus (Remot) yang terkadang usil tapi dapat
memberi hiburan kepada penulis dan Grace.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Iin tamba, sanfriska,
romaitok, eka, yuli, lelep, dhiena dan teman sesama pembimbing skripsi Auliya
Rahma Lola Rajana Harahap, S.Pd yang selalu memberi semangat dan mulai
terbiasa menggunakan alis, semua teman-teman sekelas Matematika Reguler Dik

A’12 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih juga diucapkan
kepada teman-teman PPLT Unimed 2015 di SMP Negeri 2 Porsea Novita (mami),
Dor, Srik, Setik, Mega, Fero, Roito, dan Dewi, yang memberi doa,semangat dan
berbagi pengalaman bersama penulis.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan baik dari
segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang sifatnya membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Penulis
berharap isi skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan.

Medan,

Agustus 2016

Penulis

Juniar Ginting
NIM. 4123111037

vi


DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran

i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x


BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian

1
8
9
9
9
9

BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Matematika
2.1.2. Masalah dalam Matematika

2.1.3. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
2.1.4. Langkah-langkah Kemampuan Pemecahan Matematika
2.1.5. Pendekatan Pembelajaran
2.1.6. Pendekatan Pembelajaran Matematika Reaslistik (PMR)
2.1.7. Prinsip PMR
2.1.8. Karakteristik PMR
2.1.8.1.Menggunakan Masalah Kontekstual
2.1.8.2.Menggunakan Model
2.1.8.3.Menggunakan Kontribusi dan Produksi Siswa
2.1.8.4.Interaktif
2.1.8.5.Keterkaitan (Intertwintmen)
2.1.9. Langkah-Langkah Pendekatan Pembelajaran Matematika
Reaslistik
2.1.10. Kelebihan dan kelemahan Pembelajaran Matematika
Reaslistik
2.1.11. Pembelajaran Berbasis Masalah
2.1.12. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis
Masalah
2.1.13. Perbedaan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik
Dengan Pembelajaran Berbasis Masalah


11
11
12
13
15
17
18
20
22
22
23
23
23
24
25
29
30
35
36


vii

2.1.14. Materi Kubus dan Balok
2.2. Hasil Peneletian yang Relevan
2.3. Kerangka Konseptual
2.4. Hipotesis Penelitian

38
46
47
49

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
50
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
50
3.2.1. Populasi
50
3.2.2. Sampel
50
3.3. Variabel Penelitian
50
3.4. Defenisi Operasional Variabel
51
3.5. Jenis dan Desain Penelitian
51
3.5.1. Jenis Penelitian
51
3.5.2. Desain Penelitian
52
3.6. Prosedur Penelitian
52
3.7. Instrumen Pengumpulan Data
54
3.7.1. Test Kemampuan
55
3.7.2. Teknik Pemberian Skor
55
3.7.3. Validitas Isi Tes
56
3.8. Teknik Analisis Data
57
3.8.1. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa 57
3.8.1.1. Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah
58
3.8.1.2. Menghitung Rata-Rata skor
58
3.8.1.3. Menghitung Standard Deviasi
58
3.8.1.4. Uji Normalitas
59
3.8.1.5. Uji Homogenitas
60
3.8.1.6. Uji Hipotesis
61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian
4.1.1. Nilai pretest dan postest kelas eksperimen A dan kelas
eksperimen B
4.2. Uji Analisis Data
4.2.1. Uji Normalitas Data
4.2.2. Uji Homogenitas Data
4.3. Pengujian Hipotesis
4.4. Analisis Proses penyelesaian Jawaban Siswa
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian

63
65
66
66
67
68
77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

81
81

DAFTAR PUSTAKA

82

63

viii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1. Contoh kesalahan siswa dalam memecahankan masalah
matematika
5
Gambar 2.1. Proses Matematisasi menurut De Lange
24
Gambar 2.2. Kubus ABCD.EFGH
38
Gambar 2.3. Diagonal Bidang Kubus ABCD.EFGH
39
Gambar 2.4. HB diagonal ruang Kubus ABCD.EFGH
39
Gambar 2.5. ACGE bidang diagonal Kubus ABCD.EFGH
40
Gambar 2.6. Kubus ABCD.EFGH
40
Gambar 2.7 Jaring-Jaring Kubus ABCD.EFGH
41
Gambar 2.8. Beberapa contoh jaring-jaring Kubus ABCD.EFGH
41
Gambar 2.9. Kubus ABCD.EFGH dengan rusuk s
41
Gambar 2.10. Balok ABCD.EFGH
42
Gambar 2.11 Diagonal bidang Balok ABCD.EFGH
43
Gambar 2.12. Diagonal ruang Balok ABCD.EFGH
43
Gambar 2.13. Bidang diagonal Balok ABCD.EFGH
44
Gambar 2.14. Jaring-jaring Balok ABCD.EFGH
45
Gambar 2.15. Beberapa contoh jaring-jaring Balok ABCD.EFGH
45
Gambar 3.1. Prosedur Penelitian
54
Gambar 4.1. Diagram data kategori pretest siswa kelas eksperimen A dan
eksperimen B
64
Gambar 4.2. Diagram data kategori posttest siswa kelas eksperimen A dan
eksperimen B
66
Gambar 4.3. Pola jawaban nomor 1 siswa kelas eksperimen A dan kelas
eksperimen B
69
Gambar 4.4. Pola jawaban nomor 2 siswa kelas eksperimen A dan kelas
eksperimen B
71
Gambar 4.5. Pola jawaban nomor 3 siswa kelas eksperimen A dan kelas
eksperimen B
73
Gambar 4.6. Pola jawaban nomor 4 siswa kelas eksperimen A dan kelas
eksperimen B
74
Gambar 4.7. Pola jawaban nomor 5 siswa kelas eksperimen A dan kelas
eksperimen B
76

ix

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Langkah-Langkah Pendekatan Pembelajaran Matematika
Realistik
Tabel 2.2. Keterkaitan antara Urutan Langkah Pemecahan Masalah
Matematika dengan proses Matemasisasi dan Pemodelan
dalam Pendekatan PMR
Tabel 2.3. Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Tabel 2.4. Perbedaan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik
dengan Pembelajaran Berbasis Masalah
Tabel 3.1. Pretest-Posttest Control Group Design
Tabel 3.2. Pemberian Skor Kemampuan Pemecahan Masalah
Tabel 3.3. Kriteria Tingkat Penguasaan Siswa
Tabel 4.1. Selisih Nilai Pretest dan Postest kelas Eksperimen A
Tabel 4.2. Selisih Nilai Pretest dan Postest kelas Eksperimen B
Tabel 4.3. Ringkasan Uji Normalitas
Tabel 4.4. Ringkasan Uji Homogenitas
Tabel 4.5. Ringkasan Uji Hipotesis

26

28
31
36
51
55
57
64
65
66
67
67

x

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18
Lampiran 19
Lampiran 20
Lampiran 21
Lampiran 22
Lampiran 23
Lampiran 24
Lampiran 25
Lampiran 26
Lampiran 27
Lampiran 28
Lampiran 29
Lampiran 30

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran-1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran-2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran-1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran-2
LAS- 1
LAS- 2
Alternatif LAS-1
Alternatif LAS-2
Tes Diagnostik
Alternatif Tes Diagnostik
Kisi- Kisi Pretest
Lembar Validasi Soal Pretest
Soal Pretest
Alternatif Jawaban Pretes
Kisi-Kisi Posttest
Lembar Validasi soal Posttest
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah (Posttest)
Alternatif Jawaban Posttes
Daftar Validator Soal Pretes dan Postes
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Data Selisih Nilai Pre-test dan Post-test Kelas Eksperimen
A dan Kelas Eksperimen B
Prosedur Perhitungan Rata-Rata, Varians dan Simpangan
Baku
Perhitungan Uji Normalitas
Perhitungan Uji Homogenitas
Perhitungan Uji Hipotesis
Daftar Nilai Persentil Distribusi Chi Kuadrat
207
Tabel Wilayah Luas Di Bawah Kurva Normal 0 ke z
Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F
Daftar Nilai Persentil Untuk Distribbusi t
Dokumentasi Penelitian

86
97
108
117
126
137
147
152
155
157
160
161
167
171
176
177
183
187
191
192
193
196
198
204
205
208
209
211
212

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern dan mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu
lain. Oleh sebab itu, matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang
diprioritaskan yang diberikan sejak pendidikan terendah hingga pendidikan tinggi.
Sejalan dengan itu Cornelius (Abdurrahman, 2009:253) mengemukakan bahwa :
Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1)
sarana berfikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah
kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan
generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas dan
(5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.
Sementara Cockroft (Abdurrahman, 2009:253) mengemukakan bahwa
matematika perlu diajarkan kepada siswa karena :
(1)selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi
memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana
komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk
menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan
berpikir logis, ketelitian dan kesadaran kekurangan; (6) memberikan
kepuasan terhadap usaha memecahakan masalah yang menantang.
Berdasarkan

kutipan

diatas

dapat

disimpulkan

bahwa

melalui

pembelajaran matematika diharapkan peserta didik dapat mengembangkan
kemampuan berpikir, bernalar, meningkatkan kesadaran berbudaya
memungkinkan

seseorang

untuk

meningkatkan

kualitas

hidupnya

yang
dan

memampukan seseorang untuk mencari solusi dari permasalahan-permasalahan
yang dihadapinya sehari-hari.
Berikut ini diungkapkan tujuan pembelajaran matematika berdasarkan
Permendiknas No. 22 Tahun 2006, yaitu: (1) Memahami konsep matematika,
menjelaskan keterkaitan antarkonsep, dan mengaplikasikan konsep atau
algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. (2)
Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika

2

dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan
pernyataan matematika. (3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan
memahami

masalah,

merancang

pendekatan

matematika,

menyelesaikan

pendekatan, dan menafsirkan solusi yang diperoleh. (4) Mengomunikasikan
gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas
keadaan atau masalah. (5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika
dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah.
Berdasarkan tujuan yang telah dikemukakan diatas, kemampuan
pemecahan masalah memegang peranan , karena selain sebagai tuntutan
pembelajaran matematika, kemampuan tersebut juga bermanfaat bagi siswa dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini didukung oleh fakta (Sari, 2014 : 54). bahwa poin
utama penilaian pada studi internasional seperti Thrends International
Mathematics Science Study (TIMSS) dan Programme for International Student
Assessment (PISA) adalah kemampuan pemecahan masalah matematika siswa
Hasil terbaru TIMSS tahun 2011 ( Sari, 2014 : 54) menunjukkan bahwa
penguasaan matematika siswa Indonesia kelas delapan SMP berada di peringkat
38 dari 45 negara. Indonesia hanya mampu mengumpulkan 386 poin dari skor
rata-rata 500. Demikian juga penelitian dari PISA 2009 dengan hasil yang relatif
sama untuk nilai matematika, Indonesia berada pada peringkat ke-61 dari 65
negara peserta. Pentingnya kemampuan pemecahan masalah matematika di
Indonesia belum sejalan dengan tingkat kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa (Yusuf, 2013 : 190 ). Sehubungan dengan hal tersebut
Abdurrahman (2009:254) menyatakan bahwa :
Pemecahan masalah adalah aplikasi dari konsep dan keterampilan. Dalam
pemecahan masalah biasanya melibatkan beberapa kombinasi konsep dan
keterampilan dalam suatu situasi baru atau situasi yang berbeda. Sebagai
contoh, pada saat siswa diminta untuk mengukur luas selembar papan,
beberapa konsep dan keterampilan ikut terlibat. Beberapa konsep yang
terlibat adalah bujursangkar, garis sejajar, dan sisi; dan beberapa
keterampilan yang terlibat adalah keterampilan mengukur, menjumlahkan,
dan mengalikan.

3

Kemampuan pemecahan masalah tersebut perlu dikuasai siswa guna
mendorong mereka menjadi seorang pemecah masalah yang baik, yang mampu
menghadapi masalah dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam dunia kerja.
Hal ini diperkuat oleh Cooney et.al ( Hudojo, 2005:130) “Mengajar siswa untuk
menyelesaikan masalah-masalah memungkinkan siswa itu menjadi lebih analitik
didalam mengambil keputusan didalam kehidupan”
Kenyataannya, pembelajaran matematika di sekolah selama ini kurang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuannya
dalam memecahkan masalah. Akibatnya siswa tidak mampu menggunakan materi
matematika yang sudah dipelajarinya untuk memecahkan masalah, dibuktikan
dengan prestasi belajar siswa masih rendah. Salah satu penyebab kesulitan siswa
dalam pemecahan masalah matematika adalah pendekatan yang digunakan oleh
guru bidang studi (teacher centered), masih didominasi oleh guru mengingat ada
target kurikulum untuk menyelesaikan materi pelajaran dalam waktu tertentu,
cenderung berpusat pada buku, hanya memberikan informasi rumus yang diikuti
dengan pemberian contoh soal, sehingga siswa merasa jenuh. Dan pada
kenyataanya tidak sedikit siswa yang menganggap matematika merupakan
pelajaran yang sulit, sehinga siswa kurang berminat dalam belajar matematika.
Hal ini sejalan dengan Abdurrahman (2009 : 20 ) bahwa :
Yang menjadi faktor penyebab rendahnya atau kurangnya pemahaman
peserta didik terhadap konsep matematika, salah satu diantaranya adalah
metode pembelajaran yang digunakan oleh pengajar, misalnya dalam
pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan tradisional yang
menempatkan peserta didik dalam proses belajar mengajar sebagai
pendengar.
Hal ini juga diperjelas oleh Narohita ( 2010 : 1438) yang mengungkapkan
“ Pembelajaran matematika dikelas masih didominasi oleh guru yang dilakukan
karena guru mengejar target kurikulum untuk menghabiskan materi pembelajaran
atau bahan ajar dalam kurun waktu tertentu. Guru juga lebih menekankan pada
siswa untuk menghafal konsep konsep, terutama rumus-rumus praktis yang bisa
digunakan oleh siswa dalam menjawab ulangan umum atau Ujian nasional, tanpa

4

melihat secara nyata manfaat materi yang diajarkan dalam kehidupan sehari-hari”.
Hal ini menunjukkan bahwa belum optimalnya model pembelajaran matematika
dikelas. Dengan demikian, siswa akan semakin

beranggapan bahwa belajar

matematika itu tidak ada artinya bagi kehidupan mereka, abstrak dan sulit
dipahami. Semua itu pada akhirnya akan bermuara pada rendahnya prestasi
belajar matematika siswa. Hal ini diperjelas kembali oleh Trianto (2011:5)
menyatakan bahwa:
Berdasarkan hasil penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta
didik, hal tersebut disebabkan oleh proses pembelajaran yang didominasi
oleh pembelajaran tradisional. Pada pembelajaran ini suasana kelas
cenderung teacher-centred sehingga siswa menjadi pasif.
Pemilihan

model

pembelajaran

yang

bervariasi

akan

membantu

meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan menumbuhkan motivasi siswa untuk
belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka model pembelajaran harus
diusahakan seefisien dan seefektif mungkin. Seperti yang diungkapkan Slameto
(2010:65) bahwa :
Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar
siswa yang tidak baik pula. Metode yang kurang baik itu dapat terjadi
misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan
pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap
guru terhadap siswa dan atau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak
baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya.
Selanjutnya

Hasratuddin

(2010

:20)

“Salah

satu

faktor

yang

mengakibatkan kurangnya kemampuan siswa dalam matematika antara lain
disebabkan

masih

menggunakan

pembelajaran

konvensional”.

Dalam

pembelajaran matematika, seorang siswa tidak cukup hanya memiliki kemampuan
untuk menyelesaikan suatu soal matematika. Tuntutan yang terbatas pada
penyelesaian soal matematika cenderung mengarahkan siswa untuk berpikir
prosedural, menggunakan rumus tanpa memahami makna suatu rumus.
Berdasarkan hasil tes studi pendahulu (tes diagnostik) pada Rabu,10
Februari 2016 yang dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri 1 P.S Tuan. Tes yang
diberikan berupa tes berbentuk uraian untuk melihat kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah dalam matematika. Sebagai

contoh pada soal tes

5

diagnostik yang diberikan kepada siswa yaitu Sebuah lantai berbentuk persegi
dengan panjang sisinya 6 m. Lantai tersebut akan dipasang ubin berbentuk persegi
berukuran 30 cm x 30 cm. Tentukan banyaknya ubin yang diperlukan untuk
menutupi lantai. Berikut ini adalah jawaban dari siswa
Dapat menuliskan informasi
dari soaldengan benar dan
lengkap

Strategi yang dituliskan
belum relevan atau belum
sesuai dengan masalah.

Menggunakan langkahlangkah peneyelsaian yang
tidak relevan dan mengarah
pada solusi yang tidak
lengkap

Ada pemeriksaan tetapi
tidak relevan dengan
masalah

Gambar 1.1. Contoh kesalahan siswa dalam memecahkan masalah
matematika

Hal di atas menunjukkan kelemahan-kelemahan siswa dalam kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa, dari hasil pemberian tes diagnostik
terhadap 36 siswa diperoleh 61,11 %(22 siswa ) yang dapat memahami masalah,
dan terdapat 8,33 % (3 siswa ) yang dapat merencanakan pemecahan masalah
dengan strategi yang tidak relevan, 2,78% (1 siswa ) yang membuat strategi
pemecahan masalah yang tidak lengkap , 0 % siswa tidak dapat menyelesaikan
masalah dengan lengkap dan benar. Dapat diambil kesimpulan bahwa kemampuan
pemecahan masalah siswa SMP N 1 P.S Tuan masih rendah.
Peneliti juga melakukan wawancara dengan Ibu Tirani, S.Pd salah satu
guru matematika kelas VIII SMP Negeri 1 P.S Tuan mengatakan bahwa “masih
banyak siswa yang tidak suka pelajaran matematika, siswa sulit dalam

6

menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan masalah matematika di
kehidupan sehari-hari apalagi pada materi Kubus dan Balok, mereka lebih
cenderung mengambil kesimpulan untuk melakukan operasi hitung pada bilanganbilangan yang ada dalam soal cerita tanpa memahami dan memikirkan apa yang
diminta dalam soal. Selain itu, siswa juga mengalami kesulitan dalam menentukan
konsep matematika yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang
diberikan”
Dari beberapa uraian di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa siswa
SMPN 1 P.S Tuan masih kurang terampil dalam memecahkan masalah
matematika, sehingga menyebabkan rendahnya kemampuan siswa memecahkan
masalah matematika sehingga kemampuan pemecahan masalah matematika
kurang maksimal.

Hal ini menunjukkan bahwa ada suatu kendala yang terjadi

pada materi Kubus dan Balok, yaitu karena dalam pembelajaran siswa hanya
mampu mengingat atau menghafal tanpa adanya kebermaknaan terhadap suatu
materi.
Oleh karena itu, pembelajaran haruslah berpusat kepada siswa bukan lagi
berpusat pada guru sehingga ada kebermaknaan dalam belajar matematika, siswa
merasa tertarik dan mau berperan aktif dalam mencari pemecahan masalah
sehingga siswa dapat mengkonstruksikan pengetahuan dan pengalaman mereka
untuk memecahkan masalah matematika.
Salah satu pendekatan pembelajaran matematika yang menempatkan
pengalaman dan realitas sebagai titik awal pembelajaran adalah pembelajaran
dengan pendekatan Realistik (Pitaloka, 2013 : 12). Hal ini sejalan dengan Fathani
(dalam www.docstoc.com/docs/6132624/Matematika-Realistik) :
Pembelajaran matematika realistic merupakan matematika sekolah yang
dilaksanakan dengan menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai
titik awal pembelajaran. Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik
(PMR) adalah suatu sistem belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa
seseorang akan mampu manangkap makna dari pelajaran tersebut.
Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik diketahui sebagai
pendekatan yang berhasil di Netherland sejak tahun 1970-an dengan pola guide
reinvention

dalam mengkonstruksikan konsep-konsep melalui procces of

7

mathematization yang mendukung peningkatan kemampuan pemecahan masalah
matematika (Yusuf, 2013 :190). Adapun filosofi yang mendasari pembelajaran
matematika realistik adalah bahwa matematika dipandang sebagai aktivitas
manusia (Hasratuddin, 2010 : 21). Dengan kata lain, pembelajaran matematika
realistik berorientasi pada pengalaman sehari-hari (mathematize of everyday
experience) dan menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Selain Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik, Menurut Ibrahim
dan Nur (Nurdadilah, 2013 : 16) bahwa pembelajaran berbasis masalah juga
dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berfikir,
pemecahan masalah dan keterampilan intelektual, belajar sebagai peran orang
dewasa melalui keterlibatan mereka dalam pengalaman nyata. PBL juga dapat
mengembangkan kemampuan-kemampuan yang penting seperti pemecahan
masalah, fleksibilitas, penyesuaian, dan berpikir kritis. (Yusuf, 2013:190 )
Menurut Cazzola (Fitriono, 2015 : 57) Pendekatan pembelajaran berbasis
masalah adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada konstruktivisme
pada siswa dengan berdasarkan analisis, resolusi dan diskusi tentang masalah
yang diberikan. PBL berprinsip pada permasalahan yang ada pada lingkungan
atau masalah nyata. Hal ini diperkuat oleh Ratumanan ( Trianto, 2011 : 92)
menyatakan bahwa “Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses
informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka
sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk
mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks”. Dengan kata lain
Pendekatan pemecahan masalah menekankan pada pengajaran untuk berpikir
tentang cara memecahkan masalah dan pemrosesan informasi matematika siswa
Siswa harus melakukan analisis dan interpretasi informasi sebagai landasan.
Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dan Pembelajaran
Berbasis Masalah merupakan model pembelajaran yang bersifat konstruktivis.
Pembelajaran bersifat konstruktif maksudnya adalah siswa secara aktif
membangun pengetahuannya melalui permasalahan kontekstual atau tantangan
yang diberikan (Hasratuddin ,2010 : 21). Aliran konstuktivis menyatakan bahwa
siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks,

8

mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila
aturan-aturan itu tidak lagi sesuai.
Pembelajaran matematika realistik yang menggunakan masalah realistik
dan pembelajaran berbasis masalah yang menggunakan masalah yang bersifat
autentik. Dalam penerapannya, pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru.
Oleh sebab itu, penggunaan pembelajaran berbasis masalah dan pendekatan
pembelajaran matematika realistik diharapkan mampu mengubah pembelajaran
yang pasif menjadi pembelajaran yang aktif, kreatif dan inovatif.
Hal inilah yang membuat peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian
untuk mengetahui apakah ada perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika yang diajarkan dengan kedua pembelajaran tersebut.
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas , dirasa perlu upaya
mengunkapkan apakah Pembelajaran dengan Pendekatan Matematika Realistik dan
Pembelajaran Berbasis Masalah memiliki perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa. Hal ini lah yang mendorong peneliti bermaksud mengadakan

penelitian

berjudul,

“Perbedaan

Kemampuan

Pemecahan

Masalah

Matematika Siswa Yang Diajarkan Dengan Pendekatan Pembelajaran
Matematika Realistik Dan Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Materi
Kubus Dan Balok SMPN 1 P.S Tuan T.A 2015/2016”
1.2.

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas terdapat beberapa masalah yang

diidentifikasikan , yaitu :
1.

Matematika merupakan mata pelajaran yang masih dianggap sulit oleh
siswa/i SMPN 1 P.S Tuan.

2.

Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa/i SMPN 1
P.S Tuan.

3.

Pembelajaran di kelas masih didominasi oleh guru SMPN 1 P.S Tuan.

4.

Pembelajaran dengan pendekatan matematika realistic dan pembelajaran
berbasis masalah jarang digunakan.

5.

Penguasaan guru terhadap berbagai model pembelajaran belum optimal

9

1.3.

Batasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah dan jelas maka perlu

adanya batasan masalah demi tercapai tujuan yang diinginkan. Maka
permasalahan dalam penelitian ini hanya difokuskan pada Kemampuan
pemecahan masalah matematika dengan Pendekatan Pembelajaran Matematika
Realistik dan Pembelajaran Berbasis Masalah pada materi Kubus dan Balok.

1.4.

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada batasan masalah diatas maka perumusan masalah

yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu apakah kemampuan pemecahan
masalah matematika dengan pendekatan pembelajaran matematika realistik lebih
tinggi daripada kemampuan pemecahan masalah matematika yang diajar dengan
pembelajaran berbasis masalah pada materi Kubus dan Balok SMP Negeri 1 P.S
Tuan T.A 2015/2016?

1.5.

Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

apakah kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan pendekatan
pembelajaran matematika realistik lebih tinggi daripada kemampuan pemecahan
masalah matematika yang diajar dengan pembelajaran berbasis masalah pada
materi Kubus dan Balok SMP Negeri 1 P.S Tuan T.A 2015/2016.

1.6.

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi siswa
Sebagai bahan informasi bagi siswa untuk menentukan cara belajar yang sesuai
dalam mempelajari materi matematika sehingga dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

10

2. Bagi guru
Sebagai bahan pertimbangan bagi guru matematika dalam memilih model
pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa untuk materi lainnya.
3. Bagi peneliti
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman, karena sesuai dengan profesi
yang akan ditekuni yaitu sebagai pendidik sehingga nantinya dapat diterapkan
dalam pembelajaran di kelas.

81

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar
dengan pendekatan pembelajaran matematika realistik lebih tinggi daripada
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan
pembelajaran berbasis masalah di SMP Negeri 1 P.S Tuan pada materi Kubus dan
Balok T.A 2015/2016. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai thitung
= 1,35 dan ttabel = 2,00 dengan dk = 60 dan taraf signifikan  = 0,05 sehingga
terlihat

yaitu 1,35 > 2,00 yang berarti bahwa Ho ditolak dan Ha

diterima.

5.2.

Saran
Berdasarkan penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan adalah :

1. Pembelajaran matematika dengan pendekatan pembelajaran matematika
realistik

dan

pembelajaran

berbasis

masalah

mampu

meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi Kubus dan
Balok sehingga pembelajaran tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu
alternative dalam pembelajaran matematika
2. Bagi pihak terkait lainnya seperti pihak sekolah diharapkan lebih
memperhatikan kelengkapan sarana dan prasarana dalam melancarkan proses
pembelajaran.
3. Bagi peneliti lanjutan, hendaknya agar lebih memotivasi siswa agar tidak
malu-malu dalam melakukan presentasi, memotivasi siswa untuk berani
mengeluarkan pendapat dan bertanya dengan memberikan penghargaan
berupa pujian kepada siswa yang berani mengeluarkan pendapat dan bertanya.
Dan hendaknya penelit I selanjutnya dapat dilengkapi dengan meneliti aspek
lain secara terperinci yang belum terjangkau dalam penelitian ini.

82

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta: Rineka Cipta
Anisa, Witri Nur. 2014. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan
Komunkasi Matematik Melalui Pembelajaran Pendidikan Matematika
Realistik Untuk Siswa SMP Negeri Di Kabupaten Garut. Jurnal
Pendidikan dan Keguruan Vol. 1 No.1 2014, artikel 8. [on line] Tersedia di
:
http://pasca.ut.ac.id/journal/index.php/JPK/article/download/12/12.
(diakses 16 Maret 2016)
Arends, Richard I.2008. Learning To Teach (Terjemahan Belajar Untuk
Mengajar). Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Arikunto, Suharsini., (2003), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi,
Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Asmin dan Abil Mansyur. 2014. Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar dengan
Analisis Klasik dan Modern. Medan: Larispa
Damanik, Erika Yusnita. 2014. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Dan Penalaran Logis Siswa melalui Pendekatan Matematika
Realistik (PMR) di SMP Negeri 3 Pematang Siantar. Medan. Tesis PPS
UNIMED : tidak diterbitkan
Depdiknas, 2006. “Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah”,
Depdiknas: Jakarta.
Dhoruri, Atmini. 2010. Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan
Matematika Realistik (PMR). Makalah disajikan dalam Seminar Nasional
RME
di
UNY
[on
line].
Tersedia
:
http/:staf.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/makalh%20PMRI%202010.pdf
(diakses 09 Februari 2016)
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, (2012), Buku Pedoman
Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Mahasiswa Program studi
Pendidikan FMIPA UNIMED, FMIPA UNIMED, Medan
Fitriono, Yuli,dkk. 2015. Model PBL dengan Pendekatan PMRI berpenilaian
serupa PISA untuk meningkatkan kemampuan Literasi Matematika Siswa .
Unnes Journal of Mathematics Education Research Juni 2015
Hamalik, O 2010. Proses Belajar Mengajar . Jakarta : PT Bumi Aksara

83

Hamzah, H.M dan Muhlisrarini. 2014. Perencanaan Dan Strategi Pembelajaran
Matematika. Jakarta : Rajawali Pers.
Hudojo, H. 2005. Pengembangan Kurikulum dan
Matematika.Penerbit Universitas Negeri Malang. Malang

Pembelajaran

Muliana.2013. Pengaruh Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR)
terhadap kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematika
siswa sekolah menegah pertama (SMP). Medan. Tesis PPS UNIMED:
tidak diterbitkan
Narohita. G.A. 2010. Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual Terhadp
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Pada Siswa Sekolah
Menengah
Pertama.
[On
Line]
tersedia
di
http://pasca.undiksha.ac.id/media/190.pdf (diakses 20 Maret 2016)
Nurdadilah. 2013. Perbedaan Kemampuan Penalaran Matematika dam
Pemecahan Masalah pada Pembelajaran berbasis masalah dan
pembelajaran konvensional di SMAN 1 Kualuh Selatan. Medan. Tesis PPS
UNIMED: tidak diterbitkan
Pitaloka,Y.D,Susilo,B.E dan Mulyono. 2013. Keefektifan Model Pembelajaran
Matematika Realistik Indonesia terhadap Kemampuan Pemahaman
Konsep Matematika. Artikel dalam Unnes Journal of Mathematics
Education.
[On
Line]
Tersedia
di
:
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme/article/download/1759/1632
(diakses 14 Maret 2016)
Roheni. 2013. Kemampuan Siswa SMP dalam pemecahan Masalah dan self
Eficacy Melalui Pendekatan Matematika Realistik . Tesis. Bandung : UPI
[on
line]
Tersedia
:
http://respositori.upi.edu/15/8/4/S_MTK_0902085_Chapter1.pdf (diakses
29 Januari 2016)
Rudol, BM . 2009. Meningkatkan Kemampuan Penalaran formal dan
Pembelajaran Matematika SMP dengan Pendekatan Pembelajaran
MAtematika Reaslistik. Medan. Tesis PPS UNIMED: tidak diterbitkan
Rusma. 2012. Model-Model Pembelajaran. Bandung : PT Raja Grafindo Persada
Sagala, S. 2005 Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV Alfabeta
Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran, Penerbit Kencana Prenada Group,
Bandung.

84

Sari, dkk. 2014. Pengaruh pendekatan pembelajaran berbasis masalah terhadap
kemampuan pemecahan masalah terhadap kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa kelas VIII SMP N 1 Padang Tahun pelajaran
2013/2014. Vol 3 No 2(2014): Jurnal Pendidikan. Padang
Setiawati, Diah. 2013. Perbedaan Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik siswa antara Pendekatan Contextual Teachingand Learning
dan Pembelajaran Konvensional Pada Siswa Kelas X SMK Negeri
Bireuen. Medan. Tesis PPS UNIMED: tidak diterbitkan
Sidabalok, Adriana M.H. 2014. Penerapan pendekatan Matematika Realistik
untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa .
Medan. Tesis PPS UNIMED: tidak diterbitkan
Simorangkir, Frida M.A. 2013. Perbedaan Kemampuan pemecahan masalah
matematika dan berfikir kritis siswa yang diajar dengan pembelajaran
berbasis masalah dan pembelajaran konvensional. Tesis PPS UNIMED:
tidak diterbitkan
Sinaga, Imelda. 2014. Perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa SMP yang
dibelajarkan dengan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dan
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) pada siswa kelas X SMAN 8
Medan. Skripsi UNIMED: tidak diterbitkan
Sinambela, Pardomuan NJM. 2009. Keefektifan Model Pembelajaran
Berdasarkan Masalah (Problem-Based Instruction) Dalam Pembelajaran
Matematika.
[on
line]
Tersedia
:
https://pardomuansinambela.files.wordpress.com/2009/12/artikelsinambela.pdf ( diakses 16 April 2016)
Slameto. 2006. Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta :
Rineka Cipta
Sudjana.2005.Metoda Statistika. Bandung : TARSITO
Sudjana, N,. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja
Rosdakarya
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung :
CV Alfabeta
Syaiful. 2012. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Melalui
Pendekatan PendidikanMatematika Realistik. Program Studi Pendidikan
Matematika FPMIPA FKIP Universitas Jambi. Edumatica Volume 02
Nomor 01 , April 2012 .[On Line] Tersedia di :

85

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=11841&val=870
(diakses 29 Januari 2016)
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif ,Jakarta:
kencana
Wardhani, dkk. 2010. Pembelajaran Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika di SMP. Yogyakarta : P4TK Matematika
Wena,Wade. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : PT
Bumi Aksara
Widjajanti, D.B.2009. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam
Belajar Matematika melalui pembelajaran berbasis masalah. Makalah ,
Seminar Nasional Pembelajaran Matematika sekolah dengan tema”
Pembudayaan Matematika di sekolah untuk mencapai keunggulan bangsa”
di jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY . Yogayakarta, 6
Desember 2009
Wijaya. Ariyadi. 2012. Pendidikan Matematika Realistik suatu alternative
pendekatan pembelajaran matematika . Yogyakarta : Graha Ilmu
Windayana, Husen. 2007. Pembelajaran Matematika Realistik dalam
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Logis Kreatif, dan Kritis, Serta
Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Dasar. Jurnal, Pendidikan Dasar
Nomor 8 Oktober 2007
Yusuf,S.L. 2003. Komparasi Kemampuan Pemecahan Masalah Pada
Pembelajaran PBL dan RME dalam setting INNOMATS. Artikel dalam
Jurnal Kreano. Jurusan Matematika FMIPA UNNES Volume 4 Nomor 2
Bulan Desember Tahun 2013
Zubaidah, Siti. 2013. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Self
Efficacy Matematik siswa SMP Negeri 26 Medan dengan Pendekatan
Matematika Realistik . Medan. Tesis PPS UNIMED: tidak diterbitkan

Dokumen yang terkait

ERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA ANTARA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN OPEN-ENDED SUB POKOK BAHASAN LAYANG-LAYANG DAN TRAPESIUM KELAS VII SMP MUH

0 7 18

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PBL DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF PADA MATERI PRISMA DAN LIMAS KELAS VIII

7 60 285

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA BERBASIS MASALAH UNTUK KELAS VIII SMP MATERI KUBUS DAN BALOK

0 1 8

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MMP DIPADU DENGAN STRATEGI SSCS TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA MATERI KUBUS DAN BALOK SMP NEGERI 5 BATANG

0 2 6

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN 7E UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA

0 0 16

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DENGAN SELF CONFIDENCE SISWA SMP YANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK Nelly Fitriani

1 2 11

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) PADA SISWA KELAS IV SD 2 GRIBIG TAHUN PELAJARAN 20132014

0 0 24

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE DAN KONVENSIONAL PADAMAHASISWA PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UST

0 0 10

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD KELAS V DENGAN BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK YANG BERORIENTASI PADA KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA

0 0 7

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI KUBUS DAN BALOK

0 1 8