Dekripsi Decryption. Kunci yang digunakan pada tahap Dekripsi disebut Kunci Dekripsi Decryption Key.
2 Dua tipe dasar dari teknologi kriptografi adalah symmetric key secretprivate key cryptography dan asymmetric public key cryptography. Pada
symmetric key cryptography, baik pengirim maupun penerima memiliki kunci rahasia yang umum. Pada asymmetric key cryptography, pengirim dan penerima masing-
masing berbagi kunci publik.
Algoritma kriptografi yang baik akan memerlukan waktu yang lama untuk memecahkan data yang telah disandikan. Seiring dengan perkembangan teknologi
komputer, dunia teknologi informasi membutuhkan algoritma kriptografi yang lebih kuat dan aman.
Algoritma kriptografi bernama Rijndael yang didesain oleh Vincent Rijmen dan John Daemen asal Belgia sebagai pemenang kontes algoritma kriptografi pengganti
DES yang diadakan oleh NIST National Institutes of Standards and Technology milik pemerintah Amerika Serikat pada 26 November 2001. Algoritma Rijndael inilah
yang kemudian dikenal dengan Advanced Encryption Standard AES. Setelah mengalami beberapa proses standardisasi oleh NIST, Rijndael kemudian diadopsi
menjadi standard algoritma kriptografi secara resmi pada 22 Mei 2002.
1.2 Perumusan Masalah
Bagaimana menganalisa dan mengimplementasikan algoritma Rijndael dalam menjaga keamanan data agar pihak yang tidak berwenang atau Kriptanalisis tidak
dapat memecahkan data yang telah diacak sehingga keamanan dan kerahasian data dapat terjaga.
Eko Satria : Studi Algoritma RIJNDAEL Dalam Sistem Keamanan Data, 2009. USU Repository © 2009
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam perancangan sistem keamanan data menggunakan algoritma Rijndael dilakukan beberapa batasan sebagai berikut:
1. Metode yang digunakan menggunakan algoritma Rijndael.
2. Dalam pengamanan data hanya sebatas integritas data.
3. Dalam pengamanan data file yang dapat diproses file-file yang ada pada Microsoft Office, file berekstensi exe, rtf, txt.
4. Dalam perancangan dan menerapkan algoritma Rijndael dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian menganalisa dan mengimplentasikan algoritma Rijndael dalam sistem pengamanan data.
1.5 Kontribusi Penelitian
Manfaat penelitian ini untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang kriptografi khususnya enkripsi dan dekripsi di dalam pengamanan dan kerahasiaan
suatu data menggunakan Algoritma Rijndael.
Eko Satria : Studi Algoritma RIJNDAEL Dalam Sistem Keamanan Data, 2009. USU Repository © 2009
1.6 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagi berikut:
1. Melakukan studi literatur mengenai algoritma Rijndael baik pada beberapa buku, makalah, maupun artikel-artikel yang ada pada situs-situs internet yang
berhubungan dengan algoritma Rijndael.
2. Menganalisa proses enkripsi dan dekripsi pada algoritma Rijndael.
3. Melakukan perancangan dan menerapkan algoritma Rijndael dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0.
1.7 Tinjauan Pustaka
Dalam tulisan ini, penulis memanfaatkan buku-buku yang dapat dipergunakan untuk menjelaskan teori-teori pemecahan masalah atau dasar pemikiran untuk menjelaskan
masalah yang dibahas.
Andi, 2003 dalam bukunya ”Memahami Model Enkripsi dan Security Data”, berkaitan dengan masalah yang terjadi dan perlunya pengamanan terhadap data yang
ada dalam komputer, lingkup keamanan data dari suatu sistem komputer mencakup hal-hal yang tidak saja berkaitan dengan:
1. Keamanan fisik, komputer harus diletakkan pada tempat yang dapat dikontrol, karena kemungkinan penyalahgunaan dapat terjadi user yang
tidak disiplin meninggalkan komputer dalam keadaan hidup sehingga orang tidak berhak dapat menggunakan fasilitas komputer tersebut.
2. Keamanan akses, apabila seluruh akses sistem komputer secara administrasi harus dikontrol dan terdokumentasi, maka suatu
permasalahan dapat diketahui penyebabnya dan mencari pemecahannya.
Eko Satria : Studi Algoritma RIJNDAEL Dalam Sistem Keamanan Data, 2009. USU Repository © 2009
3. Keamanan file atau data, apabila file atau data yang sensitif dan bersifat rahasia, maka diperlukan tingkat akses dan bahkan dapat dibuatkan suatu
kode sandi tertentu. Jika file atau data tersebut dicuri, maka isi informasinya tidak mudah didapatkan.
4. Keamanan jaringan, dengan pemanfaatan jaringan publik, data yang ditransmisikan dalam jaringan harus aman dari kemungkinan dapat
diketahui isi informasinya sehingga untuk informasi yang sensitif harus dibuatkan kode sandi tertenru untuk pengamanannya pada saat transmisi.
Dony Ariyus, 2006 dalam bukunya “Kriptografi Keamanan Data dan Komunikasi“, kriptografi berasal dari bahasa Yunani, menurut bahasa dibagi menjadi
2 dua yaitu kripto dan graphia, kripto berarti secret rahasia dan graphia berarti writing tulisan. Menurut terminologinya kriptografi adalah ilmu dan seni untuk
menjaga keamanan pesan ketika pesan dikirim dari suatu tempat ke tempat yang lain. Algoritma adalah urutan langkah-langkah logis untuk penyelesaian masalah yang
disusun secara sistematis. Algoritma kriptografi merupakan langkah-langkah logis untuk menyembunyikan pesan dari orang-orang yang tidak berhak atas pesan tersebut.
Algoritma kriptografi terdiri dari 3 tiga fungsi dasar yaitu:
1. Enkripsi, merupakan hal yang sangat penting dalam kriptografi yang merupakan pengaman data yang dikirimkan terjaga rahasianya. Pesan asli
disebut plaintext yang dirubah menjadi kode-kode yang tidak dimengerti. Enkripsi bisa diartikan dengan cipher.
2. Deskripsi, merupakan kebalikan dari enkripsi, pesan yang telah dienkripsi dikembalikan kebentuk asalnya plaintext disebut dengan deskripsi pesan.
3. Kunci, yang dimaksud disini adalah kunci yang dipakai untuk melakukan enkripsi dan dekripsi, kunci terbagi 2 dua bagian yaitu kunci pribadi private
key dan kunci umum public key.
Eko Satria : Studi Algoritma RIJNDAEL Dalam Sistem Keamanan Data, 2009. USU Repository © 2009
Rinaldi Munir, 2006 dalam bukunya “Kriptografi“, Rijndael menggunakan substitusi dan permutasi, dan sejumlah putaran cipher berulang setiap putaran
menggunakan kunci internal yang berbeda kunci setiap putaran disebut round key.
Joan Daemen Vincent Rijmen, dalam artikel yang berjudul A Specification for Rijndael, the AES Algorithm, menjelaskan input dan output dari algoritma AES
terdiri dari urutan data sebesar 128 bit. Urutan data yang sudah terbentuk dalam satu kelompok 128 bit tersebut disebut juga sebagai blok data atau plaintext yang nantinya
akan dienkripsi menjadi chipertext. Chiper key dari AES terdiri dari key dengan panjang 128 bit, 192 bit, atau 256 bit.
Federal Information Processing Standards Publication 197, dalam artikel yang berjudul Announcing the ADVANCED ENCRYPTION STANDARD AES,
menjelaskan pada algoritma AES, jumlah blok input, blok output dan state adalah 128 bit. Dengan besar data 128 bit, berarti Nb=4 yang menunjukkan panjang data tiap
baris adalah 4 byte. Dengan blok input atau blok data sebesar 128 bit, key yang digunakan pada algoritma AES tidak harus mempunyai besar yang sama dengan blok
input. Chiper key pada algoritma AES bisa menggunakan kunci dengan panjang 128 bit, 192 bit atau 256 bit. Perbedaan panjang kunci akan mempengaruhi jumlah
round yang akan diimplementasikan pada algoritma AES ini.
Eko Satria : Studi Algoritma RIJNDAEL Dalam Sistem Keamanan Data, 2009. USU Repository © 2009
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Dasar Kriptografi