Sebab-Sebab Tidak Hadirnya Terdakwa Dalam Persidangan

memaksa berhubungan seks tanpa persetujuan korban dan lain sebagainya; d. kekerasan finansial, seperti: mengambil barang korban, menahan atau tidak memberikan pemenuhan kebutuhan finansial dan sebagainya; e. kekerasan spiritual, seperti: merendahkan keyakinan dan kepercayaan korban memaksa korban mempraktekan ritual dan keyakinan tertentu Kristi E. Purwandari, 2002: 11.

2.2 Sebab-Sebab Tidak Hadirnya Terdakwa Dalam Persidangan

Masyarakat yang awam tentang hukum cenderung beranggapan, bahwa penjatuhan Putusan Pengadilan tanpa hadirnya terdakwa terutama dalam perkara- perkara tindak pidana ringan pelanggaran yang menyangkut lalu lintas di jalan raya adalah suatu hal yang biasa terjadi, ditambah lagi banyaknya anggota masyarakat yang bertindak tidak mengindahkan panggilan yang berwajib untuk mengahadap memenuhi panggilan sidang pengadilan, patut disesalkan, padahal kewajiban untuk hadir dalam sidang pengadilan negeri, baik ia sebagai saksi, ataupun terdakwa jelas diatur dalam hukum acara pidana yang berlaku yaitu yang diatur dalam Pasal 159 ayat 4 dan Pasal 154 ayat 4 KUHAP. Terdakwa adalah pihak terpenting diantara pihak-pihak yang terlibat dalam sidang perkara pidana, karena terdakwa yang akan menjadi fokus pemeriksaan di sidang pengadilan Andi Hamzah, 2001 : 61. Pasal 1 angka 15 KUHAP memberikan pengertian tentang terdakwa yaitu, terdakwa adalah seorang tersangka yang dituntut, diperiksa dan diadili di sidang pengadilan. Menurut Darwan Prints 1998 :167, terdakwa adalah seseorang yang diduga telah melakukan suatu tindak pidana dan ada cukup alasan untuk dilakukannya pemeriksaan dimuka sidang Pengadilan. Hadirnya terdakwa dalam persidangan Pengadilan Negeri yang memeriksa mengenai dirinya sangat penting, prinsip hadirnya terdakwa dalam perkara pidana ini didasarkan atas hak-hak asasi terdakwa sebagai manusia yang berhak membela diri dan mempertahankan hak-hak kebebasannya, harta bendanya ataupun kehormatannya. Salah satu hak terdakwa sebagaimana yang diatur dalam KUHAP Pasal 51 huruf b ialah: ”terdakwa berhak untuk diberitahukan dengan jelas dalam bahasa yang dimengerti olehnya tentang apa yang didakwakan kepadanya”. Pasal 154 KUHAP melarang pemeriksaan perkara di sidang pengadilan “tanpa hadirnya terdakwa”. Penjelasan Pasal 154 ayat 4 KUHAP menyatakan kehadiran terdakwa di sidang merupakan kewajiban dari terdakwa, bukan merupakan haknya, jadi terdakwa harus hadir di sidang pengadilan. KUHAP melarang pemeriksaan perkara di sidang pengadilan secara in absentia. Larangan in absentia dilanjutkan sampai pada tahap pengucapan putusan pengadilan. KUHAP menentukan bahwa dalam mengucapkan putusan pengadilan harus dengan hadirnya terdakwa. Hukum tidak membenarkan proses peradilan in absensia dalam acara pemeriksaan biasa dan acara pemeriksaan singkat. Tanpa hadirnya terdakwa di persidangan pemeriksaan perkara tidak dapat dilakukan, itu sebabnya Pasal 154 mengatur bagaimana menghadirkan Terdakwa di persidangan M. Yahya Harahap, 2009:111. KUHAP menegakkan asas putusan diucapkan dalam sidang pengadilan yang terbuka untuk umum KUHAP juga menganut asas : “Putusan diucapkan dalam sidang yang dihadiri oleh terdakwa”. Asas ini ditegaskan dalam Pasal 196 ayat 1 KUHAP yang berbunyi : “ Pengadilan memutus perkara dengan hadirnya terdakwa kecuali dalam hal undang-undang ini menentukan lain”. Sebab-Sebab tidak hadirnya terdakwa dalam Persidangan diantaranya adalah : a. terdakwa bertindak tidak mengindahkan panggilan pihak yang berwajib untuk menghadap memenuhi panggilan sidang Pengadilan Negeri ; b. terdakwa berpindah-pindah alamat tanpa memberitahukan kepada yang berwajib, sehingga pemanggilan secara sah menurut hukum sulit sekali untuk dilaksanakan ; c. terdakwa bertempat tinggal di luar negeri ; d. terdakwa bepergian ke luar negeri untuk menghindari penuntutan, sehingga atas dasar berlakunya hukum pidana yang terbatas dalam wilayah Negara, penangkapan panahanan tidak dapat dilakukan begitu saja, walaupun alamatnya diketahui, sehingga tidaklah mungkin terdakwa dihadapkan sidang pengadilan ; e. terdakwa tidak dapat dihadapkan ke sidang pengadilan, karena telah melarikan diri sebelum dilakukan penangkapan atau pemeriksaan meskipun bukti-buktinya cukup ada, jika sampai terjadi bahwa terdakwa melarikan diri setelah dilakukannya penangkapanpemeriksan, ini berarti bahwa terdakwa telah dengan sengaja menghindarkan diri dari penyidikan ataupun pemeriksaan sidang, maka menjadi kewajiban para penyidik untuk menangkapnya kembali ; f. terdakwa sakit, jika dalam proses pemeriksaan sidang pengadilan, ternyata terdakwa tidak hadir dalam persidangan karena sakit, maka hal ini haruslah dibuktikan dengan keterangan dari pihak yang berwenang yang dalam hal ini adalah Rumah sakit ataupun Dokter. Kalau terdakwa hanya sakit saja dan oleh karenanya tidak dapat menghadiri sidang, maka penundaan sidang berlaku sampai ia sembuh kembali ; g. terdakwa tidak hadir dalam persidangan karena terdakwa meninngal dunia, apabila terdakwa meninggal dunia, sehingga menurut Pasal 77 KUHAP, hak penuntutan menjadi gugur. Menurut Hukum positif yang berlaku di Indonesia terdapat tiga pengecualian atas prinsip harus hadirnya terdakwa dalam perkara pidana Djoko Prakoso, 1985 :54-56.

2.3 Pengertian, Macam-Macam, Syarat dan Sifat Putusan Pengadilan