Penerapan Strategi Pembelajaran Kontekstual dalam Menanamkan Nilai-nilai Kewirausahaan di SMK Kesatuan Jakarta Barat.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM
MENANAMKAN NILAI-NILAI KEWIRAUSAHAAN
DI SMK KESATUAN JAKARTA BARAT

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:
ZURQOTUNNAJAH
1112018200003

PRODI STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M

ABSTRAK
Zurqotunnajah NIM 1112018200003. Penerapan Strategi Pembelajaran
Kontekstual dalam Menanamkan Nilai-nilai Kewirausahaan di SMK Kesatuan

Jakarta Barat. Skripsi Program Strata Satu (S-1), Jurusan Manajemen
Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini mengenai penerapan strategi pembelajaran kontekstual dalam
menanamkan nilai-nilai kewirausahaan di SMK Kesatuan Jakarta Barat. Penelitian ini
untuk mengetahui dan mendeskripsikan secara menyeluruh mengenai penanaman
nilai-nilai kewirausahaan pada pelajaran kewirausahaan dengan menggunakan
strategi pembelajaran kontekstual.
Metode yang digunkan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dan
dianalisa dengan pendekatan analisis deskriptif yakni menggambarkan dan
menginterpretasikan arti data yang terkumpul dalam sebuah predikat yang menunjuk
pada pernyataan keadaan atau kualitas. Bedasarkan kebutuhan penelitian ini
ditentukan sumber data yaitu guru kewirausahaan dan peserta didik. Adapun teknik
pengumpulan data menggunakan studi dokumen, wawancara, observasi dan angket.
Hasil penelitian ini mengungkapkan beberapa hal penting: pertama, guru
menerapkan strategi pembelajaran kontekstual pada pelajaran kewirausahaan di kelas.
Kedua, guru dapat menanamkan nilai-nilai kewirausahaan di dalam diri siswa.
Berikut rekomendasi yang dapat diberikan agar pembelajaran kewirausahaan di
sekolah dapat berjalan maksimal. Pertama, sekolah harus memberikan dan
memfasilitasi guru dalam bentuk pelatihan, workshop dan seminar. Kedua, guru

harus pandai menggunakan metode pembelajaran guna tercapainya penanaman nilainilai kewirausahaan.
Kata kunci:

Strategi Pembelajaran Kontekstual, Penanaman Nilai-nilai
Kewirausahaan

i

ABSTRACT
Zurqotunnajah NIM 1112018200003. The application of contextual learning
strategies in instilling the values of entrepreneurship at SMK Kesatuan Jakarta
Barat. “Skripsi”for Bachelorial Program (S-1), Department of Education
Management, Faculty ofTarbiya and Teachers Training, State Islamic
University Syarif Hidayatullah, Jakarta.
This study on the application of contextual learning strategies in instilling the
values of entrepreneurship at SMK Kesatuan Jakarta Barat. This study was to
determine and describe about the cultivation of the values of entrepreneurship on the
subjects of entrepreneurship by using contextual learning strategies.
The method used in this study was a qualitative research, andthen analyzed by
descriptive analysis approach which was describing and interpreting the data that was

collected in a predicate which refers to the statement of situation or quality. Based on
this research needs specified data source is the teachers of entrepreneurship, and
learners. The data collection techniques used observations, interviews, document
studies, and questionnaires.
The results of this study revealed some important things: firstly, teachers
implement contextual learning strategy on entrepreneurship learning in the classroom.
Secondly, teachers can instill entrepreneurial values in students.
The following recommendations can be given that entrepreneurial learning in
school can run up. firstly, schools must provide and facilitate teachers in the form of
training , workshops and seminars. Secondly, teachers should be good at teaching
methods in order to achieve value investment of entrepreneurship.
Keywords :

Contextual Learning Strategy, Entrepreneurship Values Planting

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, nikmat, dan

hidayah yang diberikan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Shalawat
serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga,
para sahabat, dan umatnya hingga akhir zaman.
Dalam penulisan skripsi yang berjudul “Penerapan Strategi Pembelajaran
Kontekstual dalam Menanamkan Nilai-nilai Kewirausahaan di SMK Kesatuan
Jakarta Barat” penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan namun demikian penulis berusaha semaksimal mungkin untuk
menghindari kekurangan tersebut.
Tidak dipungkiri selama proses penyusunan penulis banyak menerima
bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah membantu. Semoga atas bantuan
yang diberikan senantiasa mendapatkan pahala dan keridhoan Allah SWT.
Khususnya kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya., MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Hasyim Asy‟ari, M.Pd., Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
izin atas penyusunan skripsi ini.
3. Drs. Rusydy Zakaria M.Ed, M.Phil., Dosen Pembimbing Akademik yang telah

membimbing penulis terkait kegiatan akademik selama perkuliahan.
4. Drs. H. Mu‟arif SAM., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan arahan dan motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi.

iii

5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya dosen-dosen di
Jurusan Manajemen Pendidikan yang telah banyak memberikan ilmu dan
bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan. Semoga amal baik
mereka mendapatkan ridho Allah SWT.
6. Drs H. Sudimin DS. Kepala SMK Kesatuan Jakarta Barat, yang dengan ramah
menerima dan mengizinkan penulis melakukan penelitian di SMK Kesatuan
Jakarta Barat.
7. Bapak ibu guru dan semua staf di SMK Kesatuan Jakarta Barat, khususnya
Bapak Azis Bahruddin selaku guru kewirausahaan yang telah menemani selama
melakukan penelitian di SMK Kesatuan Jakarta Barat serta memberikan arahan
kepada penulis.
8. Abi tercinta H. Moh. Zein, S.Pd, MM dan umi Hj. Komariyah, orang tua yang
sangat penulis cinta dan sayangi, yang telah mendidik dan menasehati untuk

terus berusaha keras dan orang tua terhebat yang tidak henti-hentinya
mendukung penulis baik materil dan moril, menyertai langkah penulis dengan
doa terbaik, dan selalu menguatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.
9. Kakaku tersayang Ahmad Uways, Salwa dan adik-adik Sahlah, Ziyad yang
dengan senyuman semangatnya dapat membuat penulis menyelesaikan skripsi
ini.
10. Kepada sahabat-sahabatku Ajeng Yulitriani, group hayaters penuh cinta, group
power ranger, group bunglon, group semoga berkah yang telah membantu
menghilangkan kepenatan dan memberikan dukungan saat penulis telah lelah
untuk mengerjakan skripsi ini.
11. Kepada seluruh teman-teman angkatan 2012 Manajemen Pendidikan, semoga
Allah memberikan kemudahan dan kesempatan untuk bisa meraih cita-cita yang
kita inginkan.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik secara
langsung maupun tidak langsung yang turut memberikan dukungan dan do‟a.

iv

Pada akhirnya, Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat khususnya
bagi penulis, dan umumnya bagi semua pembaca. Penulis sadar betul dalam

pembuatan skripsi ini terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis berharap
adanya saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk perbaikan dan
kemajuan penulis kedepan.

Jakarta, 20 September 2016

Zurqotunnajah

v

DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. i
ABSTRACT ........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI. ......................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR. ............................................................................................ viii
DAFTAR TABEL. ................................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN. ........................................................................................ xii
BAB I


PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah ............................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................. 7
C. Pembatasan Masalah. ................................................................ 8
D. Rumusan Masalah. .................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian. ..................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian. ................................................................... 8

BAB II

KAJIAN TEORI
A. Nilai-nilai Kewirausahaan ......................................................... 10
1. Pengertian Kewirausahaan. ................................................. 10
2. Kewirausahaan di Sekolah. ................................................. 11
3. Pengembangan Nilai-nilai Kewirausahaan. ........................ 12
B. Strategi Pembelajaran Kontekstual ........................................... 17
1. Pengertian Strategi Pembelajaran Kontekstual. .................. 18
2. Karakteristik Pembelajaran CTL......................................... 21
3. Landasan CTL. .................................................................... 23
4. Asas-asas Pembelajaran CTL. ............................................. 26

5. Peran Guru dan Siswa dalam Pembelajaran CTL. .............. 34
6. Pola dan Tahapan Pembelajaran CTL. ................................ 36

vi

C. Hasil Penelitian yang Relevan. ................................................. 39
D. Kerangka Berpikir. .................................................................... 40
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 41
B. Latar Penelitian ......................................................................... 41
C. Metode Penelitian...................................................................... 42
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengelolahan Data........................ 43
E. Teknik Analisis dan Interpretasi Data. ...................................... 49

BAB IV

HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................... 51

1. Profil SMK Kesatuan Jakarta Barat. ................................... 51
2. Profil Guru Kewirausahaan SMK Kesatuan Jakarta Barat. 54
B. Deskripsi, Analisis dan Interpretasi Data .................................. 55
1. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Kewirausahaan.............. 55
2. Analisis Penanaman Nilai-nilai Kewirausahaan. ................ 62
C. Pembahasan Hasil Penelitian. ................................................... 100

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 103
B. Saran .......................................................................................... 104

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 106
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................... 106

vii

DAFTAR GAMBAR
A. Gambar 2.1


Bagan Kerangka Berpikir ......................................................... 40

B. Gambar 4.1

Penerapan Konstruktivisme ...................................................... 56

C. Gambar 4.2

Penerapan Inkuiri ...................................................................... 56

D. Gambar 4.3

Penerapan Questioning ............................................................. 57

E. Gambar 4.4

Penerapan Learning Community .............................................. 57

F. Gambar 4.5

Penerapan Modeling ................................................................. 58

G. Gambar 4.6

Penerapan Refleksi .................................................................... 58

H. Gambar 4.7

Penerapan Authentic Assesment ............................................... 59

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1

Jadwal Pelaksanaan Penelitian. ........................................................... 41

Tabel 3.2

Pedoman Wawancara. ......................................................................... 43

Tabel 3.3

Daftar Cheklis. .................................................................................... 44

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Angket. ................................................................ 45

Tabel 3.5

Kegiatan Pengumpulan Data dan Intrumen. ....................................... 47

Tabel 4.1

Mengerjakan Tugas Tanpa Bergantung Kepada Orang Lain.............. 63

Tabel 4.2

Tidak Mencontek dalam Ulangan ....................................................... 64

Tabel 4.3

Mengikuti Kegiatan Ekstrakuriukuler dengan Tekad yang Kuat........ 64

Tabel 4.4

Percaya Diri Mengerjakan Tugas Individu ......................................... 65

Tabel 4.5

Percaya Diri Mengerjakan Tugas Kelompok ...................................... 66

Tabel 4.6

Mengulang Kembali Materi Pelajaran di Rumah ............................... 66

Tabel 4.7

Bersungguh-sungguh Memperoleh Hasil yang Baik .......................... 67

Tabel 4.8

Bekerja Keras dalam Menyelesaikan PR ............................................ 68

Tabel 4.9

Semangat Mengikuti Pembelajaran .................................................... 69

Tabel 4.10 Setiap Mata Pelajaran Datang Tepat Waktu ....................................... 70
Tabel 4.11 Tidak Putus Asa jika Mendapatkan Nilai Jelek .................................. 70
Tabel 4.12 Menghargai Perbedaan Pendapat dengan Teman dalam Berdiskusi .. 71
Tabel 4.13 Menyukai Hal-hal Baru yang Bersifat Menantang ............................. 72
Tabel 4.14 Menyukai Pekerjaan yang Memiliki Batas Waktu ............................. 73
Tabel 4.15 Mengambil Keputusan yang Cepat ..................................................... 73
Tabel 4.16 Mengambil Keputusan yang Tepat ..................................................... 74
Tabel 4.17 Menerima Kritikan dari Guru ............................................................. 75
Tabel 4.18 Menerima Kritikan dari Teman........................................................... 76
Tabel 4.19 Mudah Bergaul .................................................................................... 76
Tabel 4.20 Disukai Teman dalam Bergaul ............................................................ 78
Tabel 4.21 Punya Banyak Teman dalam Bergaul ................................................. 78
ix

Tabel 4.22 Bertanggung Jawab Setiap Amanat yang Diberikan........................... 79
Tabel 4.23 Bertanggung Jawab Ketika Meminjam Sesuatu ................................. 79
Tabel 4.24 Menyerahkan Tugas Tepat Waktu ...................................................... 80
Tabel 4.25 Mengganti Kerugian Barang Ketika Menghilangkan ......................... 81
Tabel 4.26 Tekad yang Kuat Meraih Cita-cita ...................................................... 82
Tabel 4.27 Membuat Catatan Kecil untuk Belajar ................................................ 82
Tabel 4.28 Mendaur Ulang Benda dari Bahan Bekas ........................................... 83
Tabel 4.29 Menyukai Pengetahuan Baru .............................................................. 84
Tabel 4.30 Bisa Mengerjakan Tugas yang Dibebankan........................................ 85
Tabel 4.31 Kesesuaian Pokok Bahasan dengan Kebutuhan Peserta Didik ........... 86
Tabel 4.32 Urgensi Materi Kewirausahaan dalam Kehidupan Sehari-hari........... 87
Tabel 4.33 Pembelajaran Kewirausahaan ada dalam Kehidupan Sehari-hari....... 87
Tabel 4.34 Pemahaman Nilai-Nilai Kewirausahaan ............................................. 88
Tabel 4.35 Kaitan Materi Pelajaran Kewirausahaan dengan Kehidupan Nyata ... 89
Tabel 4.36 Manfaat Belajar Kewirausahaan ......................................................... 90
Tabel 4.37 Pemahaman Kewirausahaan yang Lebih Luas.................................... 90
Tabel 4.38 Pemahaman Materi yang Diajarkan .................................................... 91
Tabel 4.39 Menciptakan Suasana Belajar yang Menarik ...................................... 92
Tabel 4.40 Mendorong Dunia Wirausaha Lebih Jauh .......................................... 93
Tabel 4.41 Media Pembelajaran ............................................................................ 93
Tabel 4.42 Metode Pembelajaran .......................................................................... 94
Tabel 4.43 Percaya Diri......................................................................................... 95
Tabel 4.44 Berorientasi Tugas dan Hasil .............................................................. 96
Tabel 4.45 Berani Mengambil Resiko .................................................................. 97
Tabel 4.46 Kepemimpinan .................................................................................... 98
Tabel 4.47 Berorientasi ke Masa Depan ............................................................... 98
Tabel 4.48 Kreatif dan Inovasi .............................................................................. 99
Tabel 4.49 Hasil Interpretasi Data Angket Penanaman Nilai-nilai
Kewirausahaan .................................................................................... 100
x

Tabel 4.50 Hasil Interpretasi Data Angket Kesan Siswa terhadap Penanaman
Nilai-nilai Kewirausahaan ................................................................... 101

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data Guru/Staff Pengajar SMK Kesatuan Jakarta Barat
Lampiran 2 : Data Keadaan Sarana dan Prasarana SMK Kesatuan Jakarta Barat
Lampiran 3 : Nilai KKM SMK kesatuan Jakarta Barat
Lampiran 4 : Daftar Nilai Kewirausahaan Kelas X dan XI
Lampiran 5 : Panduan Wawancara Guru Kewirausahaan SMK Kesatuan Jakarta
Barat
Lampiran 6 : Panduan Wawancara Siswa SMK Kesatuan Jakarta Barat
Lampiran 7 : Lembar Uji Referensi
Lampiran 8 : Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 9 : Surat Izin Penelitian SMK Kesatuan Jakarta Barat
Lampiran 10 : Surat Keterangan Telah Penelitian di SMK Kesatuan Jakarta Barat
Lampiran 11 : Pedoman Angket
Lampiran 12 : Hasil Input Data Angket
Lampiran 13 : Program Tahunan SMK Kesatuan Jakarta Barat
Lampiran 14 : Silabus Kewirausahaan Kelas X dan XI
Lampiran 15 : RPP Kewirausahaan Kelas X dan XI
Lampiran 16 : Biodata Penulis

xii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dalam sejarahnya Nabi Muhammad, istrinya dan sebagian besar sahabatnya
adalah para pedagang dan entrepre mancanegara yang pawai. Beliau adalah
praktisi ekonomi dan sosok tauladan bagi umat. Oleh karena itu, sebenarnya
tidaklah asing jika dikatakan bahwa mental entrepreneurship inheren dengan jiwa
umat islam itu sendiri. Bukanlah Islam adalah agama kaum pedagang, disebarkan
ke seluruh dunia setidanya sampai abad ke-13 M, oleh para pedagang muslim.
Dari aktivitas perdagangan yang dilakukan, Nabi dan sebagian besar sahabat
telah meubah pandangan dunia bahwa kemulian seseorang bukan terletak pada
kebangsawanan darah, tidak pula pada jabatan yang tinggi, atau uang yang
banyak, melainkan pada pekerjaan. Oleh karena itu, Nabi juga bersabda
“Innallaha yuhibbul muhtarif” (sesungguhnya Allah sangat mencintai yang
bekerja untuk mendapatkan penghasilan).1
Setidaknya dapat menjadi bukti nyata bahwa etos bisnis yang dimiliki oleh
umat islam sangatlah tinggi, atau dengan kata lain islam dan berdagang ibarat dua
sisi dari satu keeping mata uang.
Budaya masyarakat kita kurang mengahargai peran seorang wirausahawan,
status seorang Pegawai Negeri Sipil dianggap lebih menjanjikan masa depan dan
terhormat. Wirausahawan belum dapat disejajarkan dengan suatu karir
professional lainnya. Beda dengan budaya Negara maju, dimana menjadi bos bagi
diri sendiri lebih dihargai daripada bekerja dengan orang lain.
Saat ini yang menjadi persoalan dasar ialah bagaimana pemerintah daerah
dapat semakin memperlebarkan dan memperluas usaha yang kian merata, agar
mampu menaikkan pendapatan dan taraf kehidupan masyarakat. Pemerintah juga
perlu berperan serta untuk merubah persepsi masyarakat agar masyarakat bangga
menjadi seorang wirausahawan. Salah satu upaya yang dapat ditempuh ialah
1

Aprijon, Kewirausahaan dan Pandangan Islam, Analisis Faktor Yang Mempengaruhi
Niat Kewirausahaan, Vol. 12, 2013, h. 8.

1

2

menciptakan peluang dan mendorong tumbuhnya semangat wirausaha pada
masyarakat. Sebab para wirausaha inilah yang mampu menciptakan lapangan
kerja baru sehingga dapat menyerap tenaga kerja baru yang lebih banyak,
sehingga pada gilirannya tersciptalah pemerataan pendapatan.2
Wirausaha merupakan potensi pengembangan, baik dalam jumlah maupun
dalam mutu wirausaha tersebut. Saat ini, kita menghadapi kenyataan bahwa
jumlah wirausahawan indonesia masih sedikit dan mutunya belum sepenuhnya
baik, sehingga persoalan pembangunan wirausah indonesia merupakan persoalan
mendesak bagi suksesnya pembangunan. Adapun manfaat wirausaha secara lebih
terperinci, yaitu : pertama, menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat
mengurangi pengangguran. Kedua, sebegai generator pembangunana lingkungan,
bidang produksi, distribusi, pemeliharaan lingkungan, kesejahteraan, dan
sebagainya. Ketiga, menjadi contoh bagi anggota masyarakt lain, sebagai pribadi
unggul yang patut dicontoh dan diteladani karena seorang wirausaha adalah orang
terpuji: jujur, berani, hidup tidak merugikan orang lain. Keempat, menghormati
hukum dan peraturan yang berlaku, berusaha selalu memperjuangkan lingkungan.
Kelima, memberi bantuan kepada orang lain dan pembangunan sosial, sesuai
dengan kemampuannya. Keenam, mendidik karyawannya menjadi orang mandiri,
disiplin, jujur, tekun dalam menghadapi pekerjaan. Ketujuh, memberi contoh
tentang cara beekrja keras tanpa melupakan perintah-perintah agama, dekat
kepada allah SWT. Kedelapan, hidup secara efisien, tidak berfoya-foya, dan tidak
boros. Kesembilan, memelihara keserasian lingkungan, baik dalam pergaulan
maupun kebersihan lingkungan.3
Setiap kegiatan disadari atau tidak tentu mempunyai tujuan, apalagi kegiatan
pembelajaran kewirausahaan. Arah proses kewirausahaan dimulai dari imitasi dan
duplikasi. Sedangkan hasil akhir yang ingin dicapai dari pembelajaran
kewirausahaan pada diri seseorang, sehingga yang bersangkutan menjadi
seseorang wirausaha dengan kompetensinya.4 Tujuan pembelajaran dapatlah
2

Ibid., h. 2
Rusdiana. Kewirausahaan Teori dan Praktik, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 19.
4
Eman Suherman, Desain Pembelajaran Kewirausahaan, (Bandung: Alfabeta, 2010), h.

3

20-21.

3

diurutkan bahwa pada dasarnya tujuan pembelajaran kewirausahaan diantaranya
harus memuat hal-hal yang berhubungan dengan: pemahaman terhadap konsep
kewirausahaan, membentukan jiwa wirausaha, pengembangan diri, teknik-teknik
berwirausaha, aspek manajemen bisnis(usaha), pemasaran, penjualan, dan teknik
optimalisasi risiko, kreatifitas, inovasi, kepemimpinan dan komunikasi, langkahlangkah memasuki dunia usaha, dasar-dasar ilmu ekonomi, pengembangan usaha,
studi kelayakan, etika bisnis. Dari tujuan pembelajaran kewirausahaan yang telah
dikemukakan, dapatlah diketahui bahwa tujuan tersebut pada dasarnya mengarah
pada kewirausahaan dilihat dari sisi bisnis atau usaha dalam arti sempit, yakni
membuat, memasarkan dan menjual produk guna mendapatkan keuntungan
finansial. Padahal secara hakiki, jiwa wirausaha mestinya bukan hanya berguna
bagi pendiriandan pengelolaan usaha mandiri, melainkan dapat pula dimanfaatkan
untuk bekerja pada orang lain, atau lembaga atau instansi sejenis.
Jadi, tujuan pembelajaran kewirausahaan hendaknya dapat memberikan bekal
bagi peserta didik melalui tiga dimensi, yaitu aspek managerial skill, production
technical skill, dan personality develovemental skill. Dari ketiga hal utama
tersebut intinya ialah menanamkan sikap dan semangat mandiri serta kemampuan
kerjasama dan tertanamnya paradigma wirausaha.5
Penanaman nilai-nilai kewirausahaan yaitu sangat penting diterapkan dalam
pembelajaran kewirausahaan, nilai-nilai kewirausahaan tersebut yaitu: Pertama,
percaya diri, seorang pengusaha harus memiliki kepercayaan diri. Segala sesuatu
yang telah diyakini dan dianggap benar harus dilakukan sepanjang tidak
melanggar hukum dan norma yang berlaku. Percaya diri merupakan sikap dan
keyakinan untuk memulai, melakukan dan menyelesaikan tugas atau pekerjaan
yang dihadapi. Kedua, berorientasi pada tugas dan hasil, seorang wirausaha harus
fokus pada tugas dan hasil. Apa pun pekerjaannya harus jelas apa hasilnya. Apa
pun jenis usahanya, seberapa pun kerasnya usaha yang dilakukan apabila ternyata
tidak berhasil, maka tidak ada gunanya. Ketiga, berani mengambil resiko, setiap
proses bisnis harus memiliki resikonya masing-masing, dan apabila anda ingin
memperoleh keuntungan, maka anda harus mengeluarkan biaya sekecil apa pun
5

Ibid,. h. 22-23.

4

biaya itu. Risiko usaha pasti ada, tidak ada jaminan suatu usaha akan untung atau
sukses terus-menerus. Keempat, kepemimpinan, wirausahawan yang berhasil,
ditentukan pula oleh kemampuan dalam memimpin atau yang kita sebut dengan
kepemimpinan. Memberikan suri teladan, berpikir positif, tidak antikritik, dan
memiliki kecakapan dalam bergaul merupakan hal-hal yang sangat diperlukan
dalam berwirausaha. Kelima, keorsinalan, nilai keorsinalan dari semua yang
dihasilkan oleh wirausahawan akan sangat menentukan keberhasilan mereka
dalam mencapai keunggulan bersaing. Keorsinalan dan keunikan dari suatu
barang atau jasa merupakan hasil inovasi dan kreativitas yang diterapkan, mereka
harus bertindak dengan cara yang baru atau berpikir sesuatu yang lama dengan
cara-cara baru. Intinya bahwa kewirausahawan harus mampu menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda. Keenam, berorientasi pada masa depan, memiliki
pandangan jauh ke depan dan bila perlu sudah tiba dahulu pada masa depan
merupakan kemampuan yang biasanya ada pada setiap wirausahawan yang
sukses. Oleh karena itu wirausahawan akan terus berupaya untuk berkarya dengan
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang sudah ada saat ini.6
Alangkah baiknya jika seorang guru kewirausahaan memiliki usaha-usaha
yang dijalani, agar guru tersebut tidak hanya mengetahui teori pelajaran akan
tetapi

bagaimana

praktek

kewirausahaan

dimasyarakat,

agar

dalam

pembelajarannya mengetahui bagaimana menghubungkan antara teori mata
pelajaran dengan kehidupan nyata dimasyarakat. Dan sekolah juga harus bisa
mendukung dari segi sarana dan prasana dalam pembelajaran kewirausahaan,
seperti diadakannya koperasi yang kegiatannya untuk siswa yang ingin langsung
praktek dalam berwirausaha. Jika nantinya terjun langsung ke masyarakat sudah
mengetahui bagaimana dalam berwirausaha. Kepala sekolah harus bisa
mendukung kegiatan berwirausaha setiap siswa, seperti memperbolehkan usaha
atau dagangannya dibawa ke dalam lingkungan sekolah agar siswa lebih
mendalami cara berwirausaha dengan menjual barang dagangannya sendiri. Dari
guru kewirausahaan juga harus memberikan motivasi yang besar terhadap
6

Suharyadi dkk, Kewirausahaan Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda, (Jakarta,
Salemba Empat, 2008) Hal 9-10.

5

siswanya yang ingin berwirausaha agar siswa lebih giat dalam menjalani usahanya
dan mempunyai kepercayaan yang besar dalam berwirausaha. Buku di
perpustakaannya juga harus mendukung dalam pembelajaran kewirausahaan, agar
suatu pembelajaran di sekolah dapat berjalan dengan semestinya.
Hanya sedikit guru kewirausahaan yang benar-benar berlatar belakang usaha
dan memiliki usaha salah satunya adalah guru kewirausahaan di SMK Kesatuan
Jakarta Barat. Dari hasil pengamatan awal bahwa guru tersebut sudah mempunyai
pengalaman dalam berwirausaha dan sudah banyak usaha yang dijalani oleh guru
tersebut. Seperti usaha percetakan buku, pertamanan, gas elpiji, laundry. Dengan
pengalaman-pengalaman berwirausahanya tersebut, guru kewirausahaan tidak
hanya mengetahui teorinya saja akan tetapi bagaimana pengalaman dalam
berwirausaha.

Sehingga

dapat

berdampak

baik

dalam

pembelajaran

kewirausahaan menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata di
masyarakat. Akan tetapi di sekolah SMK Kesatuan Jakarta Barat belum adanya
sarana dan prasana yang melengkapi akan pembelajaran kewirausahaan. Seperti
koperasi, akan tetapi dari guru dengan kepala sekolah sudah ada wacana untuk
diadakannya koperasi sekolah yang akan dijalankan oleh siswa akan tetapi
walaupun dari segi sarana dan prasana yang kurang memadai dalam kegiatan
kewirausahaan sekolah tersebut sudah ada kerja sama antar perusahaan. Jadi
dalam pembelajaran kewirausahaan langsung adanya praktek ke masyarakat
dengan menjual produk dari perusahaan tersebut dan mengetahui bagaimana
langsung terjun di kehidpuan masyarakat. Dari kegiatan tersebut sangat baik
menumbuhkan jiwa kewirausahaan. Sekolah juga sangat mendukung jika ada
siswa yang ingin berwirausaha disekolah atau memperizinkan jika ada siswa yang
ingin membawa dagangannya kesekolah dan menjualnya. Dari situ siswa yang
ingin sungguh-sungguh dalam berwirausaha bisa mempunyai tempat dalam
berwirausaha. Guru kewirausahaan sudah tentu memberikan motivasi kepada
siswa dalam berwirausaha dengan memberikan reward nilai kepada siswa yang
mempunyai usaha sendiri yang dijalaninya. Seperti; menjual pulsa, pulpen atau
ATK dll. Jadi guru juga tidak hanya memberikan teori dan praktiknya saja akan
tetapi memberikan motivasi kepada siswanya. Sekolah juga sudah mendukung

6

dari buku-buku kewirausahaan yang ada di perpustakaan agar dalam pembelajaran
kewirausahaan dapat berjalan dengan lancar. Peran dilingkungan sekolah sangat
penting seperti kepala sekolah, guru, sarana dan prasarana, buku dll. Agar
terciptanya dan menumbuhkan nilai-nilai kewirausahaan di setiap siswa.7
Nampaknya

upaya

sekolah

dalam

rangka

menanamkan

nilai-nilai

kewirausahaan sudah optimal hal ini dapat dilihat dari banyaknya programprogram yang sudah dilaksanakan namun demikian masih dirasakan kurangnya
sarana dan prasarana walaupun sarana dan prasarana bukan menjadi hal yang
penting namun keberadaannya sangat mempengaruhi siswa untuk giat dan
termotivasi dalam pembelajaran kewirausahaan. Sekolah yang menerapkan
strategi pembelajaran kontekstual dalam menanamkan nilai-nilai kewirausahaan
yaitu sekolah SMK Kesatuan, karena dari ciri kontekstual tersebut yaitu sudah
diadakannya praktek kewirausahaan ke dunia masyarkat melalui kerjasama
dengan perusahaan dan dari sebagian siswa juga sudah mempunyai usaha dirumah
masing-masing, namun demikian sarana dan prasarana yang diadakannya kurang
memadai dalam pembelajaran kewirausahaan kali ini diakui oleh guru pelajaran
kewirausahaan.8 Walaupun sarana bukan hal satu-satunya pemicu keberhasilan
pembelajaran kewirausahaan namun dengan adanya sarana dan prasarana yang
memadai akan menjadikan siswa giat dan termotivasi dalam pembelajaran
kewirausahaan di SMK Kesatuan Jakarta Barat.
Salah satu dalam menanamkan nilai-nilai kewirausahaan yaitu dengan
menggunakan strategi pembelajaran CTL (contextual teaching and learning).
Pembelajaran kontekstual atau CTL (contextual teaching and learning) adalah
konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran yang
diajarkan dengan dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka
sehari-hari. Belajar tidak hanya difokuskan pada pemberian pembekalan
kemampuan pengetahuan yang teoritis saja, akan tetapi bagaimana agar

7

Wawancara dengan pak Azis guru kewirausahaan SMK Kesatuan Jakarta Barat pada
tanggal 5 Desember 2015 pukul 09.30 WIB.
8
Ibid

7

pengalaman belajar yang dimiliki siswa itu terkait dengan permasalahanpermasalahan aktual yang terjadi dilingkungannya.
Berdasarkan dari berbagai permasalahan tersebut maka penulis bermaksud
mengambil judul “Penerapan Strategi Pembelajaran Konteksktual dalam
Menanamkan Nilai-nilai Kewirausahaan di SMK Kesatuan Jakarta Barat”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah-masalah yang
timbul dapat diidentifikasi sebagai berikut;
1. Masih terdapat kurangnya sarana dan prasana sehingga pembelajaran
belum optimal.
2. Masih terdapat siswa yang belum giat dalam pembelajaran kewirausahaan
3. Masih terdapat siswa yang belum termotivasi dalam pembelajaran
kewirausahaan

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini
di batasi pada penerapan strategi pembelajaran kontekstual dalam menanamkan
nilai-nilai kewirausahaan di SMK Kesatuan Jakarta Barat.

D. Rumusan Masalah
Berkenaan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan
masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah “bagaimana
penerapan strategi pembelajaran konstektual dalam menanamkan nilai-nilai
kewirausahaan di SMK Kesatuan Jakarta Barat?”

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini secara umum untuk menjelaskan penerapan strategi
pembelajaran konstektual dalam menanamkan nilai-nilai kewirausahaan di SMK
Kesatuan Jakarta Barat.

8

F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan S1 dalam
pembuatan skripsi pada fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan sekaligus
memberikan manfaat dan pengalaman yang sangat berharga bagi peneliti
2. Bagi siswa, penelitian ini berguna bagi mereka untuk memotivasi dan
meningkatkan hasil belajar serta meningkatkan keterampilan siswa dalam
ber usaha.
3. Bagi para guru, bermanfaat sebagai bahan masukan dalam menjalankan
proses pembelajaran di sekolah.
4. Bagi sekolah, agar dapat memberikan warna baru tentang pembelajaran
kontekstual yang diinginkan oleh pembaca dan peneliti
5. Bagi orang tua murid, memberikan informasi agar memperhatikan
anaknya dalam kegiatan belajar dan memberinya semangat agar giat
dalam belajar.

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Nilai-nilai Kewirausahaan
Nilai-nilai kewirausahaan menjadi sebuah kata yang akhir-akhir ini sering
didengungkan bahkan menjadi sebuah solusi bagi permasalahan yang terkait
kemajuan bangsa.
1. Pengertian kewirausahaan
Berwirausaha (enterpeneurship) adalah tindakan menjadi seorang
usahawan, yang dalam bahasa prancis, kata itu berarti “orang yang
melakukan inovasi dan mempunyai keahlian keuangan dan bisnis dalam
rangka

mentransformasi

inovasi

menjadi

benda-benda

ekonomis.”

1

Singkatnya sikap itu berarti memulai bisnis baru. Dalam perkembangannya
sikap ini telah melahirkan aktivitas sosial dan politik.
Menurut Mark Casson, kewirausahaan adalah konsep dasar yang
menghubungkan berbagai bidang disiplin ilmu yang berbeda antara lain
ekonomi, sosiologi dan sejarah. kewirausahaan bukanlah hanya bidang
interdisiplin yang biasa kita lihat, tetapi ia adalah pokok-pokok yang
menghubungkan kerangka-kerangka konseptual utama dari berbagai disiplin
ilmu. 2 Tepatnya, ia dapat dianggap sebagai kunci dari blok bangunan ilmu
social yang terintegrasi.
Menurut Franky Slamet, kewirausahaan adalah sebuah proses disiplin
dan sistematis dalam menerapkan kreativitas dan inovasi terhadap
kebutuhan, problem dan peluang pasar. Bagaimana seorang wirausaha
mengatasi permasalahan pelanggan, memenuhi kebutuhan pelanggan, dan
memanfaatkan peluang dengan cara melahirkan dan memodifikasi bentuk
produk maupun jasa.3 Wirausaha juga orang yang imajinatif, yang ditandai

1

Mohammad Mustari, Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2014), Cet. 1, h. 60.
2
Mark Casson, Entrepreneurship, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 3-4.
3
Franky Slamet, Hetty Karunia Tunjungsari, Dasar-dasar Kewirausahaan Teori dan
Praktik, (Jakarta: Indeks, 2014), Cet. 2, h. 17.

9

10

oleh kemampuannya dalam menetapkan sasaran serta dapat mencapai
sasaran-sasaran itu.4 Dan menurut Harimurti Subanar dengan itu dia harus
memiliki kesadaran tinggi untuk menemukan peluang-peluang, membuat
keputusan dengan menerapkan inovasi yang memiliki risiko moderat.
Menurut Robert D. Hisrich, kewirausahaan(entrepreneurship) sebuah
proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan
upaya yang diperlukan, menanggung risiko keuangan, fisik, serta risiko
social yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan, serta
kepuasan dan kebebasan pribadi.5 Oleh karena itu wirausaha harus
produktivitas dan bisa menanggung risiko yang akan muncul.
Pada hampir setiap definisi kewirausahaan, terdapat kesepakatan tentang
apa yang dimaksud dengan sejumlah perilaku yang meliputi: (1)
pengambilan inisiatif, (2) pengorganisasian dan pengorganisasian kembali
mekanisme social dan ekonomis untuk mengubah sumber daya dan situasi
menjadi praktis, (3) penerima pengambil risiko atau kegagalan. Jadi intinya
dari kewirausahaan tersebut adalah kemampuan untuk melakukan inovasi
agar terjadi pemindahan sumber daya ekonomi dari kawasan produktivitas
rendah kekawasan produktivitas tinggi. Dengan kata lain inovasi merupakan
alat spesifik kewiraswastaan.
2. Kewirausahaan di Sekolah
Kewirausahaan sudah menjadi bagian penting dibeberapa sekolah untuk
membiasakan bangsa Indonesia atau menggali potensi bangsa indonesia
untuk

berwirausaha

diberbagai

bidang

maka
salah

kemudian
satunya

di

kewirausahaan menjadi bagian integral

kewirausahaan
sekolah,

di

dikembangkan
sekolah-sekolah

dari kurikulum pendidikan.

Kewirausahaan di sekolah ada yang menjadikan mata pelajaran dan ada yang
menjadikan sebagai

praktikum atau nilai-nilai kewirausahaan dijadikan

sebuah mata pelajaran.

4

Harimurti Subanar, Manajemen Usaha Kecil, (Yogyakarta: BPFE, 2009), Cet. 5, h. 11.
Robert D. Hisrich, micheal p.peters, dean a.shepherd, Entrepreneurship Kewirausahaan,
(Jakarta: Salemba Empat, 2008), h. 10.
5

11

Pencapaian tujuan pembelajaran kewirausahaan memang tidak serta
merta hanya bertumpu pada „pundak‟ seorang pendidik. Tetapi menurut para
ahli, keberhasilan pendidikan tergantung pada 3 komponen utama yakni
peserta didik, pendidik, dan manajemen lembaga pendidikan yang
bersangkutan. Meskipun pendidik memiliki peran sentral, namun perlu
ditopang oleh perangkat pembelajaran terkait lainnya secara sistemik.
Dengan demikian, hendaknya ada satu sistem yang dijadikan pedoman oleh
semua unsur pembelajaran agar bila ada persoalan bukan aspek personal
yang menjadi acuan dalam mencari solusi, melainkan aspek manajerial yang
dijadikan pola untuk mengatasi dan menyelesaikan setiap masalah yang
terjadi. Jika demikian, tujuan pembelajaran kewirausahaan akan tercapai.
Adapun indikasi penting tercapainya tujuan pembelajaran kewirausahaan
ialah tumbuhnya jiwa wirausaha dalam pribadi setiap peserta didik, sehingga
dapat membentuk komunitas”business” perekonomian negeri merdeka ini,
mengurangi kemiskinan dan menanggulangi masalah pengangguran yang
kian hari makin bertambah.

6

Dengan demikian kewirausahaan di sekolah

harus mandiri untuk melakukan kerjasama atau harus mampu melaksanakan
kerjasama dalam kemandirian.
3. Pengembangan Nilai-nilai Kewirausahaan
Di atas sudah dijelaskan bahwa kewirausahaan merupakan sebuah proses
disiplin dan sistematis dalam menerapkan kreativitas dan inovasi terhadap
kebutuhan, problem dan peluang pasar. Dengan demikian ada beberapa nilai
penting yang terdapat dalam kewirausahaan yaitu: (1) percaya diri, (2)
berorientasi pada tugas dan hasil, (3) keberanian mengambil resiko, (4)
kepemimpinan, (5) berorientasi ke masa depan, (6) keorisinalan(kreativitas
dan inovasi).
a. Percaya diri
Modal utama seorang wirausahawan adalah kemauan yang kuat serta rasa
percaya diri. Mereka mempunyai keyakinan dan kepercayaan bahwa dengan
6

26.

Eman Suherman, Desain Pembelajaran Kewirausahaan, (Bandung: Alfabeta, 2010), h.

12

tekad dan kemauan yang tinggi akan mampu mengatasi semua permasalahan
dilapangan. Dalam menyelesaikan suatu persoalan biasanya mereka
cenderung tidak mau menerima sesuatu dalam kondisi apa adanya atau
dalam keadaan yang belum tuntas. Mereka sangat yakin bahwa segala
sesuatu tugas dan pekerjaan dapat diselesaikan secara tuntas sesuai dengan
rencana

dan

dorongan

nurani.

Seringkali

dalam

mengatasi

dan

menyelesaikan permasalahan dilapangan dilakukan dengan cara yang tidak
pernah dibayangkan sebelumnya. Mereka menemukan sesuatu cara yang
dikembangkan dari kebuntuan jalan yang dihadapi. Mereka melakukan suatu
inovasi,

atau mendapatkan temuan

yang unik

guna

memecahkan

permasalahan yang dihadapi. Hal yang demikian telah sering kita dengar
bahwa produk-produk baru ada kalanya telah tanpa sengaja ditemukan,
melainkan buah dari dampak sebuah kegagalan.7 Keberhasilan dalam
mencapai sesuatu hasil merupakan kepuasan batin yang tidak dapat dinilai
dengan materi dan itulah yang dianggap kesuksesan dan memberikan
motivasi untuk bekerja.
Orang yang memiliki keyakinan pada dirinya sendiri merasa dapat
menjawab tantangan yang ada di depan mereka. Mereka mempunyai
pemahaman atas segala jenis masalah yang mungkin muncul. Penelitian
menunjukkan bahwa banyak wirausaha yang sukses adalah orang yang
percaya pada dirinya sendiri, yang mengakui adanya masalah di dalam
peluncuran perusahaan baru, tapi mempercayai kemampuan dirinya untuk
mengatasi masalah tersebut.8 Oleh karena itu orang yang tinggi percaya
dirinya adalah orang yang sudah matang jasmani dan rohaninya.
b. Berorientasi pada tugas dan hasil
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang
selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba,
ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat,
7

Mulyadi Nitisusastro, Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil, (Bandung:
Alfabeta, 2012), h. 29.
8
Justin G. Longrenecker, Kewirausahaan Manajemen Usaha Kecil, (Jakarta: Salemba
Empat, 2001), h. 10.

13

energik dan berinisiatif. Berinisiatif artinya selalu ingin mencari dan
memulai sesuatu. Untuk memulai diperlukan adanya niat dan tekad yang
kuat serta karsa yang besar. Sekali sukses atau berprestasi, maka sukses
berikutnya akan menyusul, sehingga usahanya semakin maju dan
berkembang. Dalam kewirausahaan, peluang hanya diperoleh apabila
terdapat inisiatif. Perilaku inisiatif ini biasanya diperoleh melalui pelatihan
dan pengalaman selama bertahun-tahun, dan pengembangannya diperoleh
dengan cara disiplin diri, berpikir kritis, tanggap, dan semangat berprestasi.9
Orang ini tidak mengutamakan prestide dulu, prestasi kemudian. Akan tetapi,
ia cendrung pada prestasi kemudian setelah berhasil prestisenya akan naik.
c. Keberanian mengambil resiko
Kemauan dan kemampuan mengambil risiko merupakan salah satu nilai
utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil risiko
akan sukar memulai dan berinisiatif. Menurut Angelita S.Bajaro, seorang
wirausaha yang berani menanggung risiko adalah orang yang selalu ingin
jadi pemenang dan memenangkan dengan cara yang baik(Yuyun
Wirasasmita, 1994: 2). Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usahausaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan
daripada usaha yang kurang menanatang. Oleh sebab itu, wirausaha kurang
menyukai risiko yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Risiko yang terlalu
rendah akan memperoleh sukses yang relatif rendah. Sebaliknya, risiko yang
tinggi kemungkinan memperoleh sukses yang tinggi, tetapi dengan
kegagalan yang sangat tinggi. Oleh sebab itu, ia akan lebih menyukai risiko
yang seimbang(moderat). Dengan demikian, keberanian untuk menanggung
risiko yang menjadi nilai kewirausahaan adalah pengambilan risiko yang
penuh dengan perhitungan dan realistis. Kepuasan yang besar diperoleh
apabila berhasil dalam melaksanakan tugas-tugasnya secara realistis. Situasi
risiko kecil dan situasi risiko tinggi dihindari karena sumber kepuasan tidak
mungkin didapat pada masing-masing situasi tersebut. Artinya, wirausaha
menyukai tantangan yang sukar namun dapat dicapai(Geoffrey G Meredith,
9

Suryana, Kewirausahaan, (Bandung: Salemba Empat, 2006), h. 40.

14

1996: 37). Wirausaha menghindari situasi risiko yang rendah karena tidak
ada tantangan dan menjauhi situasi risiko yang tinggi karena ingin berhasil.
Seperti persaingan, harga turun naik, barang tidak laku, dan sebagainya.10
Oleh karena itu semua tantangan ini harus dihadapi dengan penuh
perhitungan. Jika perhitungan sudah matang, membuat pertimbangan dari
segala macam segi, maka berjalanlah terus dengan tidak lupa berlindung
kepada-Nya.
Sifat

orang

yang

menunjukkan

bahwa

wirausaha

selalu

memperhitungkan keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakan kegiatan
mencapai tujuan usaha, biasanya akan melangkah bila kemungkinan gagal
tidak

terlalu

besar.

Dengan

kemampuan

mengambil

risiko

yang

diperhitungkan wirausaha tidak takut menghadapi situasi yang tidak
menentu, yang tidak ada jaminan keberhasilan.11 Segala tindakannya
diperhitungkan dengan cermat, selalu membuat antisipasi atas kemungkinan
adanya hanbatan yang dapat meninggalkan usahanya.
Dengan kata lain, wirausahawan yang sukses bukanlah pengambil risiko,
tetapi lebih sebagai pengahapus risiko, membuang sebanyak mungkin
halangan terhadap keberhasilan peluncuran perusahaan mereka.12 Salah satu
cara terbaik untuk menghapus risiko adalah dengan menyusun perencanaan
bisnis yang kokoh untuk usaha.
d. Kepemimpinan
Sifat kepemimpinan memang ada dalam diri masing-masing individu.
Namun sekarang ini, sifat kepemimpinan sudah banyak dipelajari dan dilatih.
Ini tergantung kepada masing-masing individu dalam menyesuaikan diri
dengan organisasi atau orang yang ia pimpin.
Ada pemimipin yang disenangi oleh bawahan, mudah memimpin
sekelompok orang, ia diikuti, dipercaya oleh bawahannya. Namun, adapula

10

Ibid., h. 40.
Yuyus Suryana, Kartib Bayu, Kewirausahaan Pendekatan Karakteristik
Wirausahawan Sukses, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. 1, h.46.
12
Thomas W. Zimmer, Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil, (Jakarta: Salemba
Empat, 2008), h. 7.
11

15

pemimpin yang tidak disenangi bawahan, atau ia tidak senang kepada
bawahannya, ia banyak curiga kepada bawahannya, ia mau mengawasi
bawahannya tetapi tidak ada waktu untuk itu. Menanam kecurigaan kepada
orang lain, pada suatu ketika kelak akan berakibat tidak baik pada usaha
yang sedang dijalankan.13 Pemimpin yang baik harus mau menerima kritik
dari bawahan, ia harus bersifat responsif.
e. Berorientasi ke masa depan
Seorang wirausahawan harus mempunyai visi masa depan, tentang
tindakan yang hendak dilakukan dan hasil yang ingin dicapai. Sebuah usaha
bukan didirikan untuk sementara waktu, melainkan untuk selamanya. Oleh
karena itu, faktor kontinuitasnya harus dijaga dan pandangan harus
ditujuhkan jauh ke depan.14 Seorang wirausahawan harus menyusun
perencanaan dan strategi yang matang, agar jelas langkah-langkah yang akan
dilaksanakan dan selalu mencari suatu peluang.
f. Keorisinalan: Kreativitas dan Inovasi
Sifat orisinal tentu tidak selalu ada pada diri seseorang. Orisinil, artinya,
tidak mengekor pada orang lain. Orisinal tidak berarti baru, tetapi
mencerminkan hasil kombinasi baru atau reintegrasi dari komponenkomponen yang sudah ada, sehingga melahirkan sesuatu yang baru.15 Bobot
kreativitas orisinal produk akan tampak sejauh manakah ia berbeda dari yang
sudah ada sebelumnya.
Inovasi merupakan inti dari kewiraswastaan, dengan kata lain inovasi
merupakan alat spesifik kewiraswastaan.16 Inovasi yang kreatif berperan
besar dalam entrepreneurship. Walaupun pada entrepreneur beroperasi dalam
lingkungan yang mendukung ataupun tidak mendukung tumbuhnya
ide/gagasan baru, eksperimentasi, solusi baru, atau proses kreatif, tetapi
mereka tetap mebutuhkan sikap inovatif sebagai dimensi yang sangat penting

13

Buchari Alma, Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum, (Bandung: Alfabeta,
2009), Cet. 15, h. 54.
14
Rusdiana, Kewirausahaan Teori dan Praktik, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 128.
15
Ibid., h. 128.
16
Sony Sumarsono, Kewirausahaan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), Cet. 2, h. 4.

16

untuk menjalankan usaha.17 Budaya inovatif kreatif yang tinggi akan
memberikan peluang yang lebih besar dalam perkembangan teknologi baru,
produk baru, jasa baru, atau proses baru di dalam masyarakat yang
bersangkutan.
Menurut

Yuyus

Suryana

seseorang

yang

memiliki

nilai-nilai

kewirausahaan dapat di identifikasikan berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
1) Lebih menyukai pekerjaan dengan risiko yang realistis.
2) Bekerja lebih giat dalam tugas-tugas yang memerlukan kemampuan
mental.
3) Tidak bekerja lebih giat karena adanya imbalan uang.
4) Ingin bekerja pada situasi di mana dapat diperoleh pencapaian
pribadi(personal achievement)
5) Menunjukkan kinerja yang lebih baik dalam kondisi yang
memberikan umpan balik yang jelas positif.
6) Cenderung berpikir ke masa depan serta memiliki pemikiran jangka
panjang.18
Jadi, nilai-nilai kewirausahaan mampu menunjukkan seberapa besar jiwa
entrepreneur seseorang. Semakin besar nilai-nilai kewirausahaan seseorang,
semakin besar pula bakat potensialnya untuk menjadi entrepreneur yang
sukses.
Pengembangan nilai-nilai kewirausahaan tidak mungkin dapat dicapai
tanpa pendekatan yang menarik, maka sekolah harus menggunakan strategi
pembelajaran yang dapat menghubungkan mata pelajaran yang dipelajarinya
dengan dunia nyata siswa. Pembelajaran akan bermakna jika guru lebih
menekankan agar siswa mengerti relevansi apa yang mereka pelajari di
sekolah dengan situasi kehidupan nyata dimana isi pelajaran akan digunakan.
B. Strategi Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran di sekolah tidak hanya difokuskan pada pemberian
pembekalan kemampuan pengetahuan yang bersifat teoritis saja, akan tetapi
bagaimana agar pengalaman belajar yang dimiliki siswa senantiasa terkait
dengan permasalahan-permasalahn aktual yang terjadi di lingkungannya.