REGULASI EMOSI PADA REMAJA PANTI ASUHAN MUHAJIRIN BALIKPAPAN TIMUR

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Remaja adalah mereka yang berusia 12 tahun sampai 21 tahun. Usia 12 tahun
merupakan awal pubertas bagi seorang gadis, yang disebut remaja kalau mendapat
menstruasi (datang bulan) yang pertama. Sedangkan usia 13 tahun merupakan awal
pubertas bagi seorang pemuda ketika ia mengalami masa mimpi yang pertama, yang
tanpa disadarinya mengeluarkan sperma. Biasanya pada gadis perkembangan
biologisnya lebih cepat satu tahun dibandingkan dengan perkembangan biologis
pemuda karena gadis lebih dahulu mengawali masa remaja yang akan berakhir pada
usia sekitar 19 tahun, sedangkan pemuda baru mengakhiri masa remajanya pada
sekitar usia 21 tahun (Zulkifli, 2009).
Masa remaja termasuk masa yang sangat menentukan karena pada masa ini
anak-anak banyak mengalami perubahan pada psikis dan fisiknya. Terjadinya
perubahan kejiwaan menimbulkan kebingungan dikalangan remaja sehingga masa ini
disebut oleh orang barat sebagai periode strum und drag. Sebabnya karena mereka
mengalami penuh gejolak emosi dan tekanan jiwa sehingga mudah menyimpang dari
aturan-aturan dan norma-norma sosial yang berlaku dikalangan masyarakat (Zulkifli,
2009).
Secara emosional masa remaja dianggap sebagai periode “badai dan

tekanan”, suatu masa di mana ketegangan meninggi sebagai akibat dari perubahan
fisik dan kelenjar. Adapun meningginya emosi terutama karena anak laki-laki dan
perempuan berada di bawah tekanan sosial dan kondisi yang baru, sedangkan selama
masa kanak-kanak ia kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaankeadaan itu. Tidak semua remaja mengalami masa badai dan tekanan. Namun benar
juga bila sebagian besar remaja mengalami ketidakstabilan dari waktu ke waktu
sebagai konsekuensi dari usaha penyesuaian diri pada pola perilaku baru dan harapan
sosial baru. Meskipun emosi remaja seringkali sangat kuat, tidak terkendali dan
tampaknya irasional, tetrkurang menjelang api pada umumnya dari tahun ke tahun
terjadi perbaikan emosional (Hurlock, 1997).

1

2

Pada masa ini pula keadaan emosi remaja masih labil. Suatu saat ia bisa sedih
sekali, di lain waktu ia bisa marah sekali. Hal ini dapat terlihat dari remaja yang baru
putus cinta atau remaja yang tersinggung perasaanya. Kalau sedang senangsenangnya mereka mudah lupa diri karena tidak mampu menahan emosi yang
meluap-luap itu, bahkan remaja mudah terjerumus ke dalam tindakan tidak bermoral.
Emosi remaja lebih kuat dan lebih menguasai diri mereka daripada pikiran yang
realistis (Zulkipli, 2009).

Namun pada saat remaja berada pada masa remaja akhir ia mendapatkan
ketenangan emosional. Walaupun cetusan-cetusan kemarahan, kekhawatirankekhawatiran dan kecemasan yang tidak tertentu sebab-sebabnya, yang seringkali
dialaminya dalam masa remaja awal tidak lenyap sekaligus, bilaman anak remaja
telah mendapatkan kebebasan yang lebih banyak akan tetapi dengan sedikit demi
sedikit pemuda-pemudi dalam masa ini akan dapat menguasai emosi-emosinya
(Soesilowindradini, 1981).
Sejalan dengan pendapat Gesell dan kawan-kawan (Hurlock, 1997), yaitu
remaja empat belas tahun sering kali mudah marah, mudah dirangsang, dan emosinya
cenderung “meledak”, tidak berusaha mengendalikan perasaanya. Sebaliknya remaja
enam belas tahun mengatakan bahwa mereka “tidak punya keprihatinan”. Jadi
adanya badai dan tekanan dalam periode ini berkurang menjelang berakhirnya awal
masa remaja.
Disinilah peran serta orang tua sangat diperlukan dalam masa remaja ini,
karena remaja yang memiliki relasi yang nyaman dengan orang tuanya memiliki
harga diri dan kesejahteraan emosional yang lebih baik (Armsden & Greenberg,
1987). Attachment dengan orang tua selama masa remaja dapat berlaku sebagai
fungsi adaptif, yang menyediakan landasan yang kokoh di mana remaja dapat
menjelajahi dan menguasai lingkungan-lingkungan baru dan suatu dunia social yang
luas dalam suatu cara yang secara psikologis sehat. Attachemnt yang kuat dengan
orang tua dapat menyangga remaja dari kecemasan dan potensi perasaan-perasaan

depresi atau tekanan emosional.yang berkaitan dengan transisi dari masa kanakkanak menuju masa dewasa (Santrock, 2002).
Namun

tidak

semua

remaja

beruntung

hidup

dengan

lingkungan

perkembangan yang memiliki anggota keluarga yang harmonis ataupun lengkap

3


dengan suasana rumah yang nyaman serta memiliki kehidupan ekonomi yang
berkecukupan. Karena adapula remaja yang terlantar, memiliki orang tua yang tidak
harmonis, tidak lengkap entah dikarenakan meninggal dunia atau bercerai atapun
keadaan ekonomi yang mengharuskan mereka hidup di panti asuhan sehingga
perkembangan mereka dipantau atau dibina oleh pengurus panti asuhan.
Menurut UU no.23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, panti asuhan
adalah suatu tempat atau sarana untuk memberikan bantuan berupa pemeliharaan dan
pendidikan kepada anak-anak yang terganggu perkembangan kepribadiannya dan
terlantar.
Oleh sebab itu pola pembinaan yang baik dan efektif sangat dibutuhkan oleh
remaja yang tinggal di panti asuhan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Anjangsari
(2011), untuk meningkatkan kesejahteraan anak asuh dan meningkatkan kualitas diri
anak asuh pembinaan yang diberikan tidak bisa hanya sebatas pembinaan dasar saja
yaitu pembinaan agama dan moral anak asuh akan tetapi juga diperlukannya
pembinaan lain seperti halnya dalam pendidikan dan keterampilan, pembinaan
motivasi dan pembinaan perilaku
Semua remaja tidak terkecuali remaja yang tinggal dipanti asuhan mengalami
masa remaja dan dalam masa remaja ini pula remaja rasanya dia menghadapi
masalah yang banyak sekali dan sukar untuk diselesaikan (Soesilowindradini, 1981).

Pada remaja penghuni panti asuhan tentu saja kurang atau bahan tidak
mendapatkan pengajaran dari orang tua tentang bagaimana individu menilai dirinya
sendiri, sedangkan ibu atau bapak pengasuh panti asuhan yang dianggap sebagai
pengganti orang tua sepertinya tidak bisa diharapkan untuk dapat memberikan
pengajaran secara mendalam mengenai bagaimana menilai diri sendiri. Hal ini
disebabkan karena perbandingan yang tidak seimbang antara remaja panti yang
sangat banyak jumlahnya dengan pengasuh panti asuhan (seperti yang disebut Yoel,
2006).
Anak yang tidak memperoleh perhatian dan kasih sayang orang tua menjadi
haus akan kasih sayang, mereka merasa takut dikesampingkan lagi pula mereka
terlampau ingin ingin menyenangkan orang lain melakukan sesuatu bagi orang lain
ini semua usaha bentuk kompensasi dan usaha membeli perhatian dengan cara
apapun (Hurlock, 1989)

4

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa masa remaja adalah masa badai
dan tekanan, masa yang mudah stress dan banyak menghadapi masalah. Penelitian
yang dilakukan oleh Ni’matuzahroh (2005), remaja panti asuhan mudah mengalami
stress dan sulit untuk menghadapi stress bahkan cenderung menghindar dari

permasalahan yang ada.
Kemudian penelitian yang dilakukan Hasan (2005) Menunjukkan adanya
pengaruh yang signifikan antara strategi coping dan kematangan emosi terhadap
pemilihan strategi coping pada remaja, kematangan emosi mempunyai pengaruh
yang secara signifikan terhadap pemilihan strategi coping yang berorientasi pada
penyelesaian masalah kematangan emosi juga mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap pemilihan strategi coping yang berorientasi pada meredakan ketegangan
berarti kematangan emosi mempunyai pengaruh yang efektif terhadap pemilihan
strategi coping yang berorientasi pada strategi coping yang berorientasi meredakan
tegangan.
Dari penelitian yang telah dipaparkan di atas dapat dikatakan bahwa remaja
termasuk juga remaja panti asuhan bahwa kematangan emosi mempunyai pengaruh
yang secara signifikan terhadap pemilihan strategi coping.
Kemudian dari pengamatan peneliti, masyarakat dan teman-teman dalam
lingkungan sosial sering memberi label negatif kepada remaja yang tinggal di panti
asuhan, sering memandang rendah bahkan menghina tanpa melihat terlebih dahulu
bagaimana kehidupan mereka. Hal-hal ini dapat memicu luapan emosi negative
remaja panti asuhan seperti sedih, marah, takut dan lain sebagainya.
Oleh sebab itu remaja panti asuhan diharapkan mampu meregulasi emosi
dalam kehidupannya. Menurut Pnalp (Hude, 2006) regulasi emosi tidak hanya

menyangkut masalah penghentian kecenderungan tindakan sebelum seseorang
berbuat sesuatu. Namun, kendali emosi adalah bagian tidak terpisahkan dari
keseluruhan proses emosi dan dibangun di atas empat komponen lain dalam proses
yaitu objek, penilaian fisiologi, dan kecenderungan atau ungkapan tindakan.
Seringkali seseorang mengendalikan emosi secara tidak sadar dan otomatis,
mengingat seseorang telah mulai mengendalikan emosi sejak dini.
Regulasi emosi ini penting dilakukan karena menurut christiany dan Prawasti
(seperti yang disebut Imamiar, 2010) meregulasi emosi individu dapat menurunkan

5

komponen-komponen pengalaman dan tingkal laku dari emosi-emosi negative
sehingga ia memiliki kesiapan untuk melepaskan emosi negative yang disebabkan
perilaku. Menurut Campos, Barrett, Domba, Goldsmith, & Stenberg (seperti yang
disebut Immaniar, 2010) emosi tidak hanya mengatur tindakan individu tetapi juga
sebaliknya, tindakan individu dapat mengatur emosi. Hal ini merupakan umpan balik
antara tindakan dan emosi dalam menghadapi karakter emosi dan tindakan yang
saling bergantung.
Regulasi emosi ialah kemampuan secara fleksibel untuk mengendalikan
emosi yang dirasakan dan ditampilkan sesuai dengan tuntutan lingkungan. Saat

melakukan regulasi emosi, seseorang belajar untuk mengurangi atau mengendalikan
emosi negatif dan mempertahankan atau membangun emosi positif (seperti yang
disebut Ikhwanisifa, 2011).
Seseorang yang mampu meregulasi emosinya akan mendapatkan dampak
positif bagi kesehatan fisik, tingkah laku, dan hubungan sosial. Sementara itu,
regulasi emosi juga dapat membuat individu berpikir jernih, bersikap lebih tenang
serta bijaksana dalam bertindak. Tindakannya dapat diperhitungkan dengan baik
sehingga tidak mendatangkan kerugian bagi individu itu sendiri dan dapat
berdampak besar terhadap peningkatan kesehatan mental seseorang. Dampak
regulasi emosi bagi hubungan sosial adalah seseorang dapat memperbaiki hubungan
interpersonal, menumbuhkan cinta antar manusia, meningkatkan rasa solidaritas,
berkomunikasi dengan tulus dan terbuka sehingga lebih mudah akrab maupun
bersahabat dengan orang lain (seperti yang disebut Ikhwanisifa, 2011)
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa regulasi emosi penting
dilakukan oleh seseorang agar dapat mengendalikan emosi dengan baik sesuai
dengan waktu, tempat dan keadaan agar tidak terjadi keadaan-keadaan yang dapat
merugikan baik untuk diri sendiri maupun orang lain terlebih pada remaja panti
asuhan yang tidak mendapatkan perhatian dari keluarga seperti remaja pada
umumnya. Oleh sebab itu peneliti merasa perlu melakukan penelitian mengenai
regulasi emosi remaja yang tinggal di panti asuhan menghadapi emosi terlebih saat

mereka dihadapkan pada sesuatu yang dapat menimbulkan emosi negatif.
Berdasarkan penjelasan inilah peneliti mengambil judul penelitian “Regulasi Emosi
pada Remaja Panti Asuhan”.

6

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
Bagaimana regulasi emosi dan kecerderungan pemilihan strategi regulasi emosi pada
remaja panti asuhan?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana regulasi emosi dan
strategi regulasi emosi yang cenderung dipilih pada remaja panti asuhan.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dalam
memberikan informasi dan perluasan teori dibidang psikologi perkembangan,
yaitu mengenai regulasi emosi remaja panti asuhan. Selain itu juga, penelitian ini
diharapkan dapat memperkaya sumber kepustakaan di bidang psikologi

perkembangan sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai penunjang
untuk bahan penelitian lebih lanjut.
2. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan
masukan bagi banyak kalangan, antara lain:
a. Bagi Panti Asuhan dapat dijadikan sebagai masukan bagi pihak pengelola dan
pengasuh

panti

asuhan

tentang

bagaimana

kemampuan

regulasi


emosi/mengontrol emosi pada remaja panti asuhan.
b. Masyarakat umum dapat mengetahui bagaimana regulasi emosi pada remaja
panti asuhan
c. Bagi remaja panti asuhan khususnya diharapkan dapat

meningkatkan

kemampuan regulasi emosi
d. Sebagai referensi bagi Praktisi Psikologi khususnya bidang Psikologi
perkembangandalam
regulasi emosi .

mengembangkan

dan

meningkatkan

kemampuan

REGULASI EMOSI PADA REMAJA PANTI ASUHAN
MUHAJIRIN BALIKPAPAN TIMUR

SKRIPSI

Oleh :
Nurul Mahmudah Umar
08810001

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS PSIKOLOGI
2012

REGULASI EMOSI PADA REMAJA PANTI ASUHAN
MUHAJIRIN BALIKPAPAN TIMUR

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang
sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :
Nurul Mahmudah Umar
08810001

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
yang berjudul “Regulasi Emosi pada Remaja Panti Asuhan Muhajirin Balikpapan”,
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Psikologi di Universitas
Muhammadiyah Malang.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Dalam
kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :
1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah
2. Dra. Siti Suminarti F, M.Si dan Ni’matuzahroh, S.Psi., M.Si selaku dosen
pembimbing I dan II yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang sangat
berguna, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Dra. Djudiyah, M.Si selaku dosen wali yang telah mendukung dan memberi
pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Psikologi yang telah membekali penulis dengan
teori-teori yang telah diterima selama di bangku kuliah.
5. Bapak Kepala Panti, Pengurus dan Pengasuh Panti Asuhan Muhajirin
Balikpapan, Kalimantan Timur yang berkenan memberikan izin pada penulis
untuk melakukan penelitian.
6. Remaja panti asuhan Muhajirin Balikpapan, Kalimantan Timur yang telah
bersedia menjadi subyek penelitian.
7. Mama dan Bapak tercinta atas segala kasih sayang tulus, kesabaran, dukungan,
motivasi yang tiada henti dan selalu memanjatkan doa demi keberhasilan penulis
dalam meraih cita-cita.

8. Kakak dan Adik tersayang yang selalu membuat penulis bahagia.
9. Orang terdekat penulis “pipi” atas semua cinta kasih, kesabaran, semangat, doa,
serta kesedian berbagi suka dan duka, “I love you”.

10. Teman-teman seperjuangan penulis di Psikologi, Silvia atas semua waktu dan
perjuangan yang kita jalani bersama-sama, Mpeb, Fera, Alin, Pnap, Ncun, Dila,
Ocha, Sari, Mutia, Tia, Rayi, yang selalu saling bertukar informasi untuk
kelancaran skripsi ini.
11. Seluruh teman-teman

psikologi 2008, khususnya kelas A. Terimaksih atas

persahabatan yang telah kita jalin.
12. Semua pihak yang terlibat, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,
terimakasih atas semua dedikasi dan perannya dalam penyelesaian skripsi ini.
Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain
untain terima kasih dengan tulus serta iringan do’a semoga Allah SWT membalas
semua amal kebaikan mereka dengan sebaik-baiknya balasan (jazakumullah
khairul jaza’)
Akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan
skripsiini belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun
demikian,penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya danpara pembaca pada umumnya serta menambah khazanah ilmu
pengetahuan danilmu pendidikan. Amiin.

Malang, 21 Mei 2012
Penulis

Nurul Mahmudah Umar

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DALAM ............................................................................ i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. vi
INTISARI ................................................................................................................vii
DAFTAR ISI............................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL.................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................xiii

BAB I

PENDAHULUAN…………..………………………………………….1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………..7
A. Regulasi Emosi................................................................................. 7
B. Remaja.............................................................................................. 17
C. Panti Asuhan .................................................................................... 20

BAB III METODE PENELITIAN………………………………………………22
A. Rancangan Penelitian ....................................................................... 22
B. Variabel Penelitian ........................................................................... 22
1. Identifikasi Variabel Penelitian .................................................22
2. Batasan Istilah ............................................................................22
C. Subyek Penelitian Penelitian ............................................................ 23
D. Metode Pengumpulan Data ..............................................................23
E. Tempat dan Waktu Penelitian ..........................................................27
1. Tempat Penelitian........................................................................27
2. Waktu Penelitian .........................................................................27

F. Prosedur Penelitian........................................................................... 27
1.

Tahap Persiapan Penelitian ....................................................... 27

2.

Tahap Pelaksanaan Penelitian ................................................... 28

G. Validitas dan Reliabilitas ................................................................. 28
1.

Validitas .................................................................................... 28

2.

Reliabilitas ................................................................................ 31

H. Teknik Analisa Data ......................................................................... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………………...34
A. Hasil Analisa Data Penelitian........................................................... 34
1.

Deskripsi Subyek ...................................................................... 34

2.

Deskripsi Data ........................................................................... 34

B. Pembahasan ..................................................................................... 41

BAB V

PENUTUP ............................................................................................... 48
A. Kesimpulan ...................................................................................... 48
B. Saran ................................................................................................. 48

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 50
LAMPIRAN............................................................................................................. 52

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 (Favourabel dan Unfavorabel) ................................................................. 25
Tabel 3.2 (Blue Print Skala Regulasi Emosi sebelum uji coba) .............................. 26
Tabel 3.3 (Blue Print Skala Regulasi emosi setelah uji coba) ................................. 27
Tabel 3.4 (Uji Validitas Item Skala Regulasi Emosi) .............................................. 30
Tabel 3.5 (Uji Reliabilitas Variabel Regulasi Emosi) ............................................ 32
Tabel 3.6 (Uji Reliabilitas Total) ............................................................................ 32
Tabel 4.1 (Gambaran Subyek) ................................................................................. 34
Tabel 4.2 (Regulasi Emosi) ..................................................................................... 34
Tabel 4.3 (Hasil Regulasi Emosi Berdasarkan Usia) ............................................... 35
Tabel 4.4 (Hasil Regulasi Emosi Berdasarkan Jenis Kelamin................................. 35
Tabel 4.5 (Pemilihan Situasi)................................................................................... 36
Tabel 4.6 (Perubahan Situasi) .................................................................................. 37
Tabel 4.7 (Pemberian Perhatian) ............................................................................. 37
Tabel 4.8 (Perubahan Kognitif) ............................................................................... 38
Tabel 4.9 (Modulasi Reaksi) .................................................................................... 38
Tabel 4.10 (Hasil Keseluruhan Regulasi Emosi Subyek ......................................... 38

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 (Strategi Regulasi Emosi) .................................................................... 14

DAFTAR LAMPIRAN

A. Instrument Penelitian ........................................................................................ 53
1. Skala Tryout ................................................................................................ 53
2. Skala Penelitian Turun lapangan ................................................................ 59
B. Data Tryout ....................................................................................................... 66
C. Data Penelitian .................................................................................................. 77

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. 2008. Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
. 2002. Skala sikap manusia dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
. 2009. Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Anjangsari, J.R. 2011. Re-orientasi pola pembinaan panti asuhan. Malang:
Universitas Muhammadiyah Malang.
Gross, J.J. 2007. Emotion regulation of handBook. New York: Guilford Press.
Hadi, S. 1992. Metodologi research 3 (edisi revisi). Yogyakarta: Yayasan penerbit
Fakultas Psikologi.
Hasan. H.G. 2005. Pengaruh kematangan emosional terhadap pemilihan strategi
coping pada remaja. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Hude, M.D. 2006. Emosi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hurlock, E.B. 1997. Psikologi perkembangan. Jakarta: Penerbit Airlangga.
Ikhwanisifa. 2011. hubungan keteraturan shalat lima waktu dengan kemampuan
regulasi emosi pada lansia penderita jantung koroner. Medan: Universitas
Sumatra Utara.
Imamiar, G. A. 2010. Hubungan antara persepsi terhadap peran orang tua dan
regulasi emosi pada anak jalanan. Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang.
Kerlinger, F. N. 2006. Asas-asas penelitian behavioral (edisi ketiga). Yogyakarta:
UGM Press.
L, Zulkifli. 2009. Psikologi perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Lafreniere, P.J. 2000. Emotional development. New York: Wadsworth.
Martono, Nanang. 2010. Metode penelitian kuantitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Ni’matuzahroh. 2005. Problematika dan strategi coping remaja panti asuhan.
Malang: Universitas Muhammadiyah Malang

Poerwanti, E. 2000. Dimensi-dimensi riset ilmiah. Malang: UMM Press.
Ramadhani, A.V. 2008. Regulasi emosi.Verdi’s journals. Diakses tanggal 23
september
2011.
Dari
http://aryaverdiramadhani.blogspot.com/
2008/01/vj20i2008-regulasi-emosi.html.
Saarni, C. 1999. The Development Of emotional competence. New York: Guildford.
Santrock, J.W. 2002. Life-span development. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sobur, Alex. 2010. Psikologi umum. Bandung: CV Pustaka Setia.
Soesilowindradini.1981.Psikologi perkembangan. Surabaya: Usaha Nasional.
Suryabrata, s. 1999. Pengembangan alat ukur psikologi. Jakarta: Rajawali.
UU No. 23 Tahun 2002. Tentang perlindungan anak.
Winarsunu, T. 2009. Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan. Malang:
UMM Press.
Yoel, C. 2006. Konsep diri remaja penghuni panti asuhan. Medan: Universitas
Sumatra Utara.
Yuyun, 2011. Regulasi emosi. Diakses tanggal 23 September 2011. Dari
http://blogs.ac.id/yuyun71/2011/06/27/emotion-regulation