Pendalaman proses perancangan Larkhall Park, Lambeth, London Selatan, United Kingdom melalui kegiatan magang DI PT. Sheils Flynn Asia, Bogor

PENDALAMAN PROSES PERANCANGAN LARKHALL PARK,
LAMBETH, LONDON SELATAN, UNITED KINGDOM
MELALUI KEGIATAN MAGANG
DI PT. SHEILS FLYNN ASIA, BOGOR

SUGIARTO

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

RINGKASAN
SUGIARTO. Pendalaman Proses Perancangan Larkhall Park, Lambeth,
London Selatan, United Kingdom Melalui Kegiatan Magang di PT. Sheils
Flynn Asia, Bogor. Dibimbing oleh BAMBANG SULISTYANTARA.
Ruang terbuka hijau (RTH) memberikan manfaat kehidupan yang
nyaman dengan berperan sebagai penyumbang ruang bernapas yang segar dan
memberikan keindahan visual. Menurunnya kuantitas dan kualitas ruang terbuka
publik yang ada di perkotaan, baik berupa ruang terbuka hijau dan ruang terbuka
non-hijau telah mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan perkotaan

sehingga perlu adanya upaya peningkatan mutu lingkungan hidup perkotaan
yang nyaman, segar, indah, bersih, dan sebagai sarana pengaman lingkungan
perkotaan serta menciptakan keserasian lingkungan alam berguna untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat sekitarnya. Studi atau pembelajaran kreatif
dan inovatif dibutuhkan agar keberhasilan dalam merancang infrastruktur dan
lanskap RTH kota dapat terwujud dengan baik.
Larkhall Park merupakan taman kota yang dikembangkan menjadi ruang
terbuka publik yang hijau untuk melayani aktivitas masyarakat di sekitarnya.
Taman ini terletak di jantung kota Lambeth, London Selatan yang memiliki luas 3
Ha. Proses perancangan kembali atau regenerasi taman ini berupa perbaikan
kondisi tapak yang lebih fungsional dengan penerapan dan perbaikan terhadap
elemen visual dan fisik pada setiap area di dalamnya. Proyek ini merupakan
proyek regenerasi yang ke 2 (2010) dan ditangani oleh konsultan lanskap PT.
Sheils Flynn Asia (SFA) bersama dengan arborist dan engineer.
Tujuan dalam kegiatan magang di SFA yaitu untuk mendapatkan
pengetahuan, wawasan, dan keterampilan untuk meningkatkan skill dan attitude
di bidang arsitektur lanskap khususnya dalam bidang perancangan lanskap.
Kegiatan magang bermanfaat untuk mengembangkan sikap profesionalisme
mahasiswa dalam menghadapi kondisi lapangan kerja yang sesungguhnya,
teknik perancangan yang benar, dan meningkatkan skill, pengetahuan serta

teknik perancangan lanskap. Selain itu juga sebagai media pertukaran informasi,
ilmu, dan teknologi di bidang arsitektur lanskap antara mahasiswa dan tempat
magang.
Kegiatan magang dilakukan selama empat bulan, dimulai pada Maret
sampai dengan Juli 2010. Metode magang dalam kegiatan perancangan ini yaitu
mempelajari dan partisipasi aktif dalam kegiatan yang berlangsung di
perusahaan (studio), wawancara, dan studi pustaka. Lingkup pekerjaan proyek
yaitu berupa pembuatan masterplan dan planning application (tennis court)
proyek regenerasi Larkhall Park sesuai dengan arahan dari pimpinan proyek
(project leader) dan di bawah bimbingan direktur proyek, direktur desain, tim
desain, dan tim pendukung.
Manajemen kerja studio di SFA meliputi sistem penyimpanan data,
sistem penamaan proyek dan tahapan gambar, sistem kelengkapan gambar kerja,
sistem layouting gambar, standar gambar kerja proyek, sistem penanganan
proyek, dan sistem kerja dalam proses perancangan proyek lanskap.
Proses perancangan secara umum yang diterapkan SFA meliputi: tahap
persiapan, tahap riset dan analisa (research and analysis/RA), tahap desain

konsep (concept design/CD), tahap pengembangan desain (design development
/DD), tahap pembuatan gambar kerja (production documentation/PD), dan

pelaksanaan. Proses perancangan pada proyek regenerasi Larkhall Park terdiri
dari 6 Fase yang merupakan pengembangan dari proses perancangan secara
umum. Tahapan tersebut yaitu inception (fase 1), site appraisal (fase 2),
masterplan review (fase 3), design development (fase 4), production
documentation (fase 5), dan implementation (fase 6). Tahap inception
merupakan tahap mempersiapkan dan mengumpulkan data pendukung proyek.
Selanjutnya dilakukan tahap site appraisal, dimana seluruh permasalahan dan
peluang pengembangan tapak dianalisis untuk dipresentasikan ke klien. Tahap
masterplan review merupakan tahap menyajikan produk berupa penerapan
analisis tapak kedalam masterplan tersebut. Setelah itu dilakukan tahap design
development yang merupakan pengembangan dari hasil masterplan yang ada
berupa rencana aplikasi (planning application) ke tapak dengan gambar kerja
secara umum. Gambar kerja dan detail dengan standar gambar SFA yang
digunakan untuk diaplikasikan ke tapak (implementation) diproduksi pada tahap
production documentation. Perubahan dan revisi merupakan hal yang umum
terjadi pada proses perancangan. Semuanya dilakukan semata untuk kepuasan
klien dan hasil produk rancangan yang berkualitas.
Konsep utama yang diterapkan dalam proyek regenerasi Larkhall Park
yaitu ”peningkatan koneksi visual dan sirkulasi”. Penataan kembali koneksi
visual pada tapak akan memberikan nilai lebih terhadap good view yang

beberapa hilang atau tertutup oleh semak dan gundukan (mounding). Koneksi
visual akan memberikan pengalaman yang berbeda terhadap user selama berada
di dalam tapak. Hal ini menjadikan acuan bagi tim desain SFA untuk
diterapkannya pola desain di dalam tapak yang mempertimbangkan koneksi
visual. Setiap penarikan garis desain yang terbentuk didasari oleh analisis
terhadap jalan pintas (shortcut) pada kondisi eksisting dan koneksi visual dari
dalam dan luar taman. Peningkatan kualitas sirkulasi merupakan kemudahan
akses di taman. Hal ini dikarenakan sirkulasi merupakan unsur penting yang
harus diletakkan secara fungsional dan sesuai kenyamanannya.
Faktor penunjang kegiatan perancangan lanskap secara umum yaitu
struktur organisasi perusahaan yang cukup komplek dengan adanya berbagai multi
disiplin ilmu di dalamnya, mempunyai manajemen kerja studio yang baik, staf yang
kompeten di bidangnya, peralatan kerja yang cukup baik dan lengkap, serta
mempunyai aplikasi teknologi informasi yang mendukung dalam kegiatan studio.
Secara umum faktor penghambat dalam kegiatan perancangan lanskap yaitu
adaptasi dari penerapan standar gambar dan kerja yang ditetapkan cukup
menyulitkan. Detail dari gambar kerja sangat diperhatikan, begitu juga kualitas
produk desain rancangan.
Kegiatan magang di konsultan lanskap profesional sangat bermanfaat
bagi mahasiswa untuk meningkatkan keprofesian sebagai arsitek lanskap

sebelum masuk ke dunia kerja yang sesungguhnya. Mahasiswa arsitektur lanskap
dapat menerapkan standar gambar untuk proses dalam mendesain dengan standar
gambar yang baik dalam CAD, layout dalam produk grafis yang proporsional
sehingga akan menghasilkan kualitas grafis hasil rancangan desain yang baik,
representatatif, berkualitas, menarik, konsisten, dan mudah dimengerti.

PENDALAMAN PROSES PERANCANGAN LARKHALL PARK,
LAMBETH, LONDON SELATAN, UNITED KINGDOM
MELALUI KEGIATAN MAGANG
DI PT. SHEILS FLYNN ASIA, BOGOR

SUGIARTO

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana pada
Departemen Arsitektur Lanskap

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Pendalaman
Proses Perancangan Larkhall Park, Lambeth, London Selatan, United Kingdom
Melalui Kegiatan Magang di PT. Sheils Flynn Asia, Bogor adalah benar
merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi manapun. Sumber data informasi yang berasal atau dikutip dari
karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain, telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan pada daftar pustaka skripsi ini.

Bogor, Agustus 2011
Sugiarto
A44062513

© Hak Cipta Milik Sugiarto, PT. Sheils Flynn Asia, dan IPB
Tahun 2011

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
dalam bentuk apa pun tanpa izin Sugiarto, PT. Sheils Flynn Asia, dan IPB.

Judul

: Pendalaman Proses Perancangan Larkhall Park, Lambeth,
London Selatan, United Kingdom Melalui Kegiatan Magang
di PT. Sheils Flynn Asia, Bogor

Nama Mahasiswa : Sugiarto
NRP

: A44062513


Disetujui,
Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, M.Agr
NIP. 19601022 198601 1 001

Diketahui,
Ketua Departemen Arsitektur Lanskap

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA
NIP. 19480912 197412 2 001

Tanggal Lulus: 

 

 

 


 

 

 

 

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT
yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan karuniaNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan tugas akhir dengan judul ”Pendalaman Proses Perancangan
Larkhall Park, Lambeth, London Selatan, United Kingdom Melalui Kegiatan
Magang di PT. Sheils Flynn Asia, Bogor”. Tujuan dari pembuatan skripsi ini adalah
sebagai salah satu syarat untuk melakukan menyelesaikan studi di Departemen
Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. Kedua orang tua tercinta Sono (Bapak) dan Jaminem (Ibu) yang setiap detik

menjadi inspirasi terhebat untuk selalu menjadi lebih baik dan terbaik atas
pengorbanan materi dan spiritual yang tak ternilai kepada penulis, serta adik
tersayang, Lia atas nikmat persaudaraan yang tak lekang oleh jarak dan
waktu. Kepada keluarga besar (Pak Uwo, Mak Aying, Biyung, Lek Kasir,
dan keluarga yang belum dapat disebutkan satu persatu) terima kasih atas
kasih sayangnya selama ini.
2. Yang terhormat Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, M.Agr selaku dosen
pembimbing skripsi atas bimbingan, dorongan, masukan, nasehat, dan arahan
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi.
3. Yang terhormat Dr. Ir. Aris Munandar, MS selaku pembimbing akademik
yang telah membimbing penulis dalam kegiatan akademik selama ini.
4. Yang terhormat Dr. Ir. Nurhayati HS Arifin, M.Sc dan Fitriyah Nurul HU,
ST. MT selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak pengarahan,
saran, masukan, kritik yang bermanfaat untuk lebih baik ke depannya. Yang
terhormat Dr. Ir. Tati Budiarti, M.Agr dan Dewi Rezalini A, SP, MAdes atas
bantuan dan dukungannya selama penulis kuliah.
5. PT. Sheils Flynn Asia atas kesediaannya menjadi lokasi magang, untuk
segala ilmu, pengalaman, pengetahuan, keakraban, kekeluargaan, yang
diberikan dan sangat luar biasa sehingga penulis dapat belajar banyak selama
kegiatan magang, terima kasih kepada seluruh pimpinan dan staf yaitu

Eoghan Sheils, Stephen Flynn, Kate Collins, Iman P. Septadarma

(Pak

Iman), Pak Rahman Andra Wijaya (Pak RAW), Mbak Widya, Dedy
Guswandi (Pak Dee), Ferdy Kusnaedi (Pak Fee), Gunang (Pak Guu), Pak
Nur, Pak Khoer.
6. Pendamping dikala suka dan duka (Dian).
7. Teman-teman seperjuangan di ARL 43 (Thenkthongs Family), Pengurus
Himaskap 2008 dan 2009 semoga kita semua selalu diberi rahmat dan berkah.
(Andi, Endy, Ray, Ado, Dicky, Revi, Kukuh, Mahmud, Alan, Irvan, Galih,
Dedi, Joe, Ridho, Jun, Ronal, Pram, Yudha, Jibril, Agung, Titou, Yogi).
(Geng Gusi: Titis, Ika, Jipi, Agnes, Manceu, Ami, Maria kaka, Cici,
Dwichahh, Phews; Hani, Muteb, Wembi, Intan, Piti, Ochi, Sendi, Chan-chan,
Ipung, Perthy, Cumi, Desi, Iin, Budut, Icha, Tati, Wiwiek, Vina, Wanti,
Nining, Putri, Aan, Presti, Sisi, Nita, Biji).
8. Teman-teman lanskap angkatan 40, 41, 42, 44, 45, 46, dan 47.
9. Teman-teman di “Atelier Lifescape” (Mbak Reza, Pak Anom, Mbak Indah,
Pitty, Galih) dan tim sukses Jadul Village dengan Mak dan Pak Macan
beserta Anak Macannya (Trio Macan) yang tak pernah berhenti atas curahan
semangat kepada penulis.
10. Teman-teman asrama 289 (Andre, Arif, Copi) dan para Leuwilovers (Tomy,
Kukuh, Endy, Muta, Candra, Iqbal, Zai, Dolli, Komti, Raden, Ondo, Hanif,
Nanda, Adiya dan Fender).
11. Pak Haji, Bu Yoke, dan keluarga besar Pondok Pesantren Tarbiyatul Falah
atas bantuan, doa, dan dukungan selama ini.
12. Seluruh dosen dan staf Departemen Arsitektur Lanskap IPB.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan persatu-satu untuk segala
dukungan secara moril ataupun spiritual baik langsung maupun tak langsung
telah membantu penyusunan dan tercetaknya skripsi.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis selalu terbuka atas segala kritik, tanggapan dan
saran yang membangun guna penyempurnaan dalam skripsi ini. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat dengan baik. Amin.
Bogor, Agustus 2011

Sugiarto

RIWAYAT HIDUP

SUGIARTO, lahir di Dusun Dunglele, Desa Wirun, Kecamatan Kutoarjo,
Kabupaten Purworejo (Jawa Tengah) pada tanggal 21 November 1987 sebagai anak
pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Sono dan Ibu Jaminem. Penulis
mengawali jenjang pendidikannya di Sekolah Dasar Negeri Wirun 2 (1994-2000),
dilanjutkan ke SMP Negeri 2 Kutoarjo (2000-2003), dan meneruskan ke SMA
Negeri 2 Kutoarjo (2003-2006). Pada tahun 2006 penulis diterima menjadi
mahasiswa di Istitut Pertanian Bogor (IPB) Departemen Arsitektur Lanskap (S1),
Fakultas Pertanian melalui jalur Undangan Masuk IPB (USMI). Selama masa kuliah
penulis aktif dalam Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (HIMASKAP 20082009), kegiatan kemahasiswaan daerah Purworejo (2006-2007), dan asisten Mata
Kuliah Desain Lanskap (2010).
Beberapa penghargaan telah diterima antara lain Juara 1 setara emas dalam
penyusunan laporan akhir dan presentasi ilmiah PKM-M (PIMNAS XXII Tahun
2009) dengan judul: Pemanfaatan Ruang Terbuka di Halaman Sekolah untuk
Taman Edukatif,

Juara 1 Sayembara Gagasan Rancangan ”Taman Kota Kebun

Pisang Panjaringan, Jakarta Utara” (2009), Juara 1 dalam Kegiatan Persahabatan
“Dialog Lanskap Budaya dan Kompetisi Sketsa” Kerjasama antara Mahasiswa
Jabatan Senibina Landskap UiTM Malaysia dan Departemen Arsitektur Lanskap
IPB Indonesia” (2008), Juara 3 Sayembara Kebun Raya Kendari – Sulawesi
Tenggara (2010), Juara 3 Sayembara Taman Kota Ex-Taman Topi – Bogor, Juara 3
”Sayembara Desain Lanskap ECOairport Bandara Internasional Soekarno-Hatta”
(2011), Sayembara Desain Lanskap Taman Awi Panglipuran, Kota Baru
Parahyangan (2009), Sayembara Design New Landscape In Ex-Mining Development
Bangka Belitung Eco-Park (2010), Sayembara Musium Fatahillah Jakarta (2011),
dan Juara 1 Sayembara Urban Eco-Park Pondok Indah (2011).
Penulis juga aktif dalam kegiatan pengabdian masyarakat yaitu Pendamping
Kegiatan Pengabdian Masyarakat di PP. Tarbiyatul Falah (2008), Sosialisasi dan
Penerapan Biopori Kerjasama Departemen ARL dan ITSL (2008), Sosialisasi dan
Praktik Biopori serta penanganan sampah rumah tangga (2008).
Penulis

i

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................

v

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii
I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Magang .....................................................................

1

1.2 Tujuan Magang ..................................................................................

2

1.3 Manfaat Magang ................................................................................

3

1.3 Kerangka Pikir Kegiatan Magang......................................................

3

II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lanskap ..............................................................................................

5

2.2 Perancangan Lanskap ........................................................................

6

2.3 Proses Perancangan Lanskap .............................................................

9

2.4 Public Green Open Space .................................................................. 11
2.5 Konsultan Lanskap ............................................................................ 13
2.6 Manajemen Proyek Lanskap .............................................................. 14
III METODOLOGI
3.1 Lokasi dan Waktu Magang ................................................................ 15
3.2 Metode Magang ................................................................................. 16
3.3 Tahapan Pekerjaan Magang ............................................................... 18
3.4 Batasan Magang ................................................................................. 18
IV TATA KELOLA KONSULTAN LANSKAP SHEILS FLYNN ASIA
4.1 Kondisi Umum Perusahaan ............................................................... 20
4.1.1 Profil SFA ................................................................................. 20
4.1.2 Struktur Organisasi ................................................................... 20
4.1.3 Penghargaan Desain ................................................................. 22
4.2 Penanganan Proyek Lanskap di SFA .................................................. 22
4.2.1 Tahapan Perancangan Lanskap ................................................. 22
4.2.2 Fasilitas Peralatan Kerja ........................................................... 24
4.2.3 Aplikasi Teknologi Informasi .................................................... 25

iii

4.2.4 Mekanisme Survei Lapang ........................................................ 27
4.3 Manajemen Kerja Studio ..................................................................... 28
4.3.1 Sistem Penyimpanan Data .......................................................... 28
4.3.2 Sistem Penamaan Proyek dan Tahapan Gambar ......................... 31
4.3.3 Sistem Kelengkapan Gambar Kerja ........................................... 32
4.3.4 Sistem Layouting Gambar .......................................................... 33
4.3.5 Standar Gambar Kerja Proyek .................................................... 37
4.3.6 Sistem Penanganan Proyek ........................................................ 38
4.3.7 Sistem Kerja dalam Proses Perancangan Proyek Lanskap........... 39
V

PROSES PERANCANGAN PROYEK REGENERASI
LARKHALL PARK (274)
5.1

Kondisi Umum Larkhall Park ................................................... 43

5.2

Fase 1 - Inception (Persiapan) .................................................. 44

5.3

Fase 2 - Site Appraisal (Penilaian Tapak) .............................. 56
5.3.1 Konteks Regional ............................................................ 56
5.3.2 Sejarah ............................................................................. 58
5.3.3 Lingkungan yang Hijau dan Area Bermain ..................... 59
5.3.4 Area Utama (Main Areas) dan Batas Tapak
(Boundaries) ................................................................... 59
5.3.5 Sirkulasi................................................................................. 61
5.3.6 Konteks Perencanaan (Planning Context) ........................... 62
5.3.7 Konteks strategis (Strategic Context ) ............................... 64

5.4

Fase 3 - Masterplan Review (Concept Design/CD) ................... 68
5.4.1 Masterplan review bagian 1 .............................................. 73
5.4.2 Masterplan review bagian 2 .............................................. 76
5.4.3 Masterplan review bagian 3 .............................................. 79
5.4.4 Masterplan review bagian 4 .............................................. 82

5.5

Fase 4 – Design Development
(Planning Application-Tennis Court) ......................................... 88

VI FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT
KEGIATAN MAGANG
6.1

Faktor Pendukung...................................................................... 104

iii

6.2

Faktor Penghambat .................................................................... 106

VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1

Kesimpulan ............................................................................... 107

7.2

Saran ......................................................................................... 108

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 109
LAMPIRAN .................................................................................................... 111

DAFTAR TABEL

Halaman

1

Jadwal dan Kegiatan Pelaksanaan Magang ...........................................

16

2

Jenis, Bentuk, dan Sumber Data ............................................................

17

3

Fasilitas Kerja di SFA.............................................................................

24

4

Aplikasi Teknologi Informasi di SFA ......................................................

25

5

Kelengkapan Gambar Xref di SFA ........................................................

33

6

Klasifikasi Gambar Details Standar SFA .................................................

33

7

Perbandingan Tinggi Teks dengan Skala Gambar Secara Umum di SFA .

38

8

Tugas dan Hasil dari Fase 1-Inception (Persiapan) ...............................

45

9

Data Tree Survey oleh Arborist................................................................

54

10 Tugas dan Hasil dari Fase 2-Site Appraisal (Penilaian Tapak) .............

56

11 Tugas dan Hasil dari Fase 3-Masterplan Review (Concept Design/CD) .

68

12 Tugas dan Hasil dari Fase 4-Design Development (DD)
(Planning Application-Tennis Court) .......................................................

88

v

DAFTAR GAMBAR

Halaman
1 Kerangka Pikir Kegiatan Magang .......................................................

4

2 Contoh Site Plan Perancangan Lanskap ..............................................

6

3 Proses Perencanaan dan Perancangan Menurut Simonds (2006) ........

9

4 Peta Orientasi Lokasi Magang .............................................................

15

5 Tahapan Pekerjaan Magang .................................................................

18

6

Tahapan Perancangan Lanskap dan Batasan Magang
Proyek Regenerasi Larkhall Park di SFA .............................................

19

7 Struktur Organisasi dan staf PT. Sheils Flynn Asia ................................. 21
8 Standar Tahap Perancangan Lanskap di SFA .........................................

23

9 Software yang Dipakai SFA dalam Kegiatan Perancangan Lanskap.......

26

10 Sistem Komputer Server SFA................................................................

28

11 Sistem Penamaan Proyek SFA .............................................................

31

12 Sistem Penamaan Tahapan Proyek SFA ..............................................

32

13 Contoh Layout 199-PA-Section Proyek 199 Hemingby Lane .................

34

14 Contoh Informal Layout Detail Illustrative Plan
Proyek A119 Tulamben Resort Villas ....................................................

36

15 Sistem Kerja dalam Proses Perancangan SFA .....................................

41

16 Drawing List Proyek 274 Larkhall Park ................................................

42

17 Kondisi Larkhall Park pada Bulan Maret 2010 ...................................

44

18 Peta Orientasi Proyek Regenerasi Larkhall Park.................................

44

19 Peta Resmi Area Larkhall Park ...........................................................

46

20 OS Mastermap Sebelum Standarisasi Layer ..........................................

47

21 OS Mastermap Setelah Standarisasi Layer.............................................

48

22 Kondisi Eksisting di Beberapa Titik pada Tapak....................................

49

23 Tree Survey oleh Arborist ....................................................................

50

24 Tree Survey Zona 1 ...............................................................................

51

25 Tree Survey Zona 2 ...............................................................................

51

26 Tree Survey Zona 3 ...............................................................................

52

vi

27 Tree Survey Zona 4 ...............................................................................

52

28 Tree Survey Zona 5 ...............................................................................

53

29 Tree Survey Zona 6 ................................................................................

53

30 Proses Pengecekan Hasil Survai pada Tapak .........................................

54

31 Peta Survei Tapak (Site Survey) dari Larkhall Park ...............................

55

32 Citra Satelit - Larkhall Park .................................................................

56

33 Kondisi Larkhall Park pada Bulan Agustus 2003 ..............................

58

34 Kondisi Ruang Terbuka Hijau dan Area Bermain ...............................

59

35 Kondisi Beberapa Akses Masuk ke Taman .........................................

60

36 Aksesibilitas Taman ....................................................................................

60

37 Permasalahan Konsep Sirkulasi Berupa Jalan Pintas ..........................

61

38 Strategic Context - An Opportunity Got Investment ...............................

66

39 Elements – Larkhall Park Regeneration Project....................................

67

40 Perubahan Proses Regenerasi Masterplan ...........................................

69

41 Site Analysis - Masterplan Review ........................................................

71

42 Masterplan Review ................................................................................

72

43 Site Analysis – Area Sekitar Hoggin ....................................................

73

44 Kondisi Area Sekitar Hoggin ...............................................................

74

45 Kondisi Pergola Dengan Landform di Sekitarnya ...............................

74

46 Masterplan Bagian 1 (274-MP-04_1) ..................................................

75

47 Kondisi Pintu Masuk Utama ................................................................

76

48 Site Analysis - Main Entrance ..............................................................

76

49 Masterplan Bagian 2 (274-MP-04_2) ..................................................

77

50 Ilustrasi Sekitar Welcome Area ............................................................

78

51 Kondisi Playground Area ....................................................................

79

52 Site Analysis – Playground area ..........................................................

79

53 Masterplan Bagian 3 (274-MP-04_2) ..................................................

80

54 Ilustrasi Playground Area ....................................................................

81

55 Area Sekitar Lapangan Tenis (Tennis Court) ......................................

82

56 View ke Pusat Taman dari Courland Grove .........................................

83

57 Kafe dan Bangunan di Sekitarnya ........................................................

83

58 Site Analysis – Sport Area (Tennis Court) ...........................................

84

vii

59 Masterplan Bagian 4 (274-MP-04_4) ..................................................

85

60 Ilustrasi – Multi Use Games Area (MUGA) ........................................

86

61 Ilustrasi - Tennis Court Area ................................................................

87

62 Area Pengembangan Tennis Court.......................................................

89

63 Orientasi Standar Lapangan Tenis .......................................................

89

64 Contoh Pagar Jenis Webnet dari Jacob Inox Line ..............................

91

65 Model Lampu (Urban Lamp) Fer Nadez .............................................

91

66 Tahapan Rencana Pembangunan Lapangan Tenis ...............................

92

67 Existing Tree Survey-Tennis Court ......................................................

93

68 Site Plan-Tennis Court .........................................................................

94

69 Detail Plan-Tennis Court .....................................................................

95

70 Outline Specification-Tennis Court......................................................

96

71 Retaining Wall Detail-Tennis Court ....................................................

97

72 General Layout (A)-Tennis Court ........................................................

98

73 General Layout (B)-Tennis Court ........................................................

99

74 General Layout (C)-Tennis Court ........................................................ 100
75 Ilustrasi Detil Tempat Duduk (Tennis Court) ............................................ 101
76 Ilustrasi Desain Tempat Duduk (Tennis Court)......................................... 102
77 Ilustrasi Desain Pintu Masuk (Tennis Court) ............................................ 103
78 Kaitan Standar Perancangan SFA, Proyek Larkhall Park
dan Simonds (1983) ............................................................................. 105

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Profil PT. Sheils Flynn Asia................................................................. 112
2 Jadwal Kegiatan Magang di Sheils Flynn Asia, Bogor, Indonesia ...... 113
3 Data Tree Survey oleh Arborist ............................................................. 114
4 Standar Tekstur (TX) Gambar Kerja Site Plan & Detail Plan ............... 128
5 Standar Layer CAD (SFA, 2010) ......................................................... 125
6 Masterplan – Larkhall Park Regeneration Project 2010 ....................... 133
7 Cost Plan – Larkhall Park Regeneration Project 2010 ....................... 138

1

I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Magang
Menurunnya kuantitas dan kualitas ruang terbuka publik yang ada di
perkotaan, baik berupa ruang terbuka hijau (RTH) dan ruang terbuka non-hijau
telah mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan perkotaan. Selain itu,
proses kehidupan di kota menuntut manusianya berkompetisi dan terlibat dalam
aktivitas rutin yang menyebabkan stress dan jenuh sehingga memerlukan
lingkungan yang sehat dan bebas polusi. Upaya peningkatan mutu lingkungan
hidup perkotaan yang nyaman, segar, indah, dan bersih diperlukan sebagai sarana
pengaman lingkungan perkotaan serta menciptakan keserasian lingkungan alam
yang berguna untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitarnya. RTH
memberikan manfaat untuk kehidupan yang nyaman dengan berperan sebagai
penyumbang ruang bernapas yang segar dan memberikan keindahan visual
(Simonds, 1983). RTH berfungsi untuk melembutkan kesan keras dari struktur
fisik, menolong manusia mengatasi tekanan-tekanan dari rutinitas sehari-hari dan
polusi yang diakibatkan oleh aktivitas manusia seperti kebisingan, udara panas
dan polusi di sekitarnya sebagai pembentuk kesatuan ruang. Menanggapi
pernyataan tersebut maka dibutuhkan studi atau pembelajaran kreatif dan inovatif
agar keberhasilan dalam merancang infrastruktur dan lanskap RTH kota dapat
terwujud dengan baik.
Upaya pendukung studi dan pembelajaran dilakukan dengan kegiatan
magang dengan tujuan untuk mempelajari proses perancangan area yang berbasis
pada ruang terbuka kota (open space) dan proyek yang menjadi fokus dalam
penyusunan skripsi ini adalah proyek regenerasi Larkhall Park. Proyek ini
merupakan perancangan kembali taman kota yang akan dikembangkan menjadi
ruang terbuka publik yang hijau untuk melayani aktivitas masyarakat sekitar.
Taman ini terletak di jantung kota Lambeth, London Selatan yang memiliki luas 3
Ha. Proyek regenerasi ini merupakan proyek regenerasi yang ke-2 (2010) dan
ditangani oleh konsultan lanskap PT. Sheils flynn Asia (SFA). Regenerasi yang
dilakukan pada Larkhall Park berupa perbaikan kondisi tapak yang lebih

2

fungsional dengan penerapan dan perbaikan terhadap koneksi visual dan sirkulasi
pada setiap areanya. Proyek ini sejalan dengan visi dan peraturan pemerintah
mengenai pengembangan ruang terbuka publik. Pembelajaran dilakukan untuk
mengetahui dan mengerti rancangan yang berkualitas. Kegiatan magang dilakukan
di perusahaan yang bergerak dibidang konsultan perancangan dan perencanaan
lanskap. Dari kegiatan magang mahasiswa dapat diketahui permasalahan yang
dihadapi dalam proses perancangan, yang pada akhirnya dari kegiatan magang
pada perusahaan yang bergerak di bidang arsitektur lanskap merupakan bagian
dari upaya untuk meningkatkan skill, attitude, dan pengetahuan mahasiswa
terhadap dunia kerja yang akan digelutinya nanti.
PT. Sheils Flynn Asia (SFA) yang merupakan salah satu perusahaan
bidang jasa konsultan lanskap yang memiliki kantor di Bogor dan berpusat di
London (United Kingdom). SFA merupakan perusahaan swasta yang telah
mengerjakan berbagai jenis perkerjaan baik dalam lingkup nasional ataupun
internasional dalam hal masterplanning, urban design, analisis lingkungan, dan
arsitektur lanskap. SFA juga melayani dalam bidang detil desain dan jasa kontrak
adminstrasi yang meliputi pengembangan lanskap permukiman, taman kota, area
rekreasi, lanskap hotel dan resort, gedung publik, pengembangan daerah
komersial dan industri, perencanaan dan analisis proyek, taman rumah, preservasi
lanskap sejarah, lanskap budaya, dan proyek restorasi. Oleh karena itu, dengan
kegiatan magang di SFA mahasiswa dapat belajar bagaimana suatu perancangan
lanskap yang baik dihasilkan sehingga dapat menciptakan karya lanskap yang
berkualitas.

1.2 Tujuan Magang
Tujuan umum yang ingin dicapai dalam kegiatan magang ini yaitu untuk
mendapatkan pengetahuan, wawasan, dan keterampilan untuk meningkatkan skill
dan attitude di bidang arsitektur lanskap khususnya dalam bidang perancangan
lanskap. Tujuan khusus magang yaitu:
1. mempelajari manajemen dan organisasi perusahaan,
2. mempelajari dan mengikuti proses perancangan untuk menghasilkan produk
yang baik dan benar dari suatu proyek lanskap,

3

3. memperoleh pengetahuan tentang sistem dan mekanisme kerja studio dalam
kegiatan perancangan,
4. mempelajari teknik mendesain dengan benar, lengkap, terarah serta sesuai
dengan prosedur yang berlaku, dan
5. mempelajari

mekanisme

pengalokasian

waktu

dalam

menyelesaikan

manajemen suatu proyek desain.

1.3 Manfaat Magang
Kegiatan magang yang dilakukan di SFA diharapkan memberikan banyak
manfaat, yaitu:
1. meningkatkan skill dan pengetahuan mahasiswa dalam perancangan lanskap
secara menyeluruh, terarah dan terorganisasi dengan baik,
2. mengembangkan profesionalisme diri sebagai mahasiswa arsitektur lanskap
dalam berbagai kegiatan praktek perancangan lanskap,
3. meningkatkan kemampuan dan pengetahuan mengenai teknik perancangan
yang baik dan benar dalam skala yang lebih komplek,
4. menambah pengalaman khususnya dalam aplikasi ilmu yang telah didapat
untuk diterapkan di lapang serta dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi serta
studi untuk perbaikan dalam aplikasi ilmu arsitektur lanskap sehari-hari, dan
5. memperoleh dan menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan staf dan
manajemen pada perusahaan tempat magang, serta antara Departemen
Arsitektur Lanskap dengan perusahaan tempat magang.

1.4 Kerangka Pikir Kegiatan Magang
Persaingan ilmu arsitektur lanskap yang sangat pesat membuat persaingan
dunia kerja dibidang arsitektur lanskap saat ini sangat ketat. Sebagai mahasiswa
arsitektur lanskap yang nantinya akan terjun ke dunia profesionalisme arsitektur
lanskap, pemahaman yang baik atas profesionalisme dengan kompetensi sebagai
seorang arsitek lanskap sangat dibutuhkan untuk mengikuti perkembanganperkembangan yang ada. Untuk pemahaman tersebut dapat dicapai dengan suatu
bentuk pembelajaran mengenai keilmuan arsitektur lanskap yaitu melalui kegiatan
magang di SFA. Bagan kerangka pikir kegiatan magang tersaji pada Gambar 1.

4

Perkembangan ilmu arsitektur lanskap
yang sangat pesat

Persaingan dunia kerja di bidang
arsitektur lanskap saat ini sangat ketat

Profesionalisme dan Kompetensi

Kegiatan magang pada
perusahaan yang bergerak di
bidang arsitektur lanskap

Skill
Attitude
Knowledge

-

Nasional

Sistem kerja SFA
Standar kerja
Proses perancangan

Internasional
Proyek Larkhall Park (274)
Fase
Fase
Fase
Fase

1 - Inception
2 - Site Appraisal
3 - Masterplan Review
4 – Design Development

Gambar 1 Kerangka Pikir Kegiatan Magang

5

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lanskap
Lanskap berdasarkan Simonds (1983) merupakan suatu bentang alam
dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia,
dimana suatu lanskap dikatakan alami jika area atau kawasan tersebut memiliki
keharmonisan dan kesatuan antar elemen-elemen pembentuk lanskap sehingga
indera manusia memegang peranan yang penting dalam merasakan suatu lanskap.
Simonds (1983) membedakan elemen lanskap menjadi elemen utama dan
penunjang. Elemen utama adalah elemen lanskap yang besar dan umumnya sulit
untuk diubah seperti, gunung, sungai, lembah, hutan belantara, kekuatan alam,
laut dan danau. Elemen penunjang adalah elemen yang relatif kecil dan umumnya
mudah diubah seperti, bukit, anak sungai dan alirannya.
Lanskap juga dikenal dalam beragam disiplin ilmu seperti yang
diungkapkan oleh Forman dan Godron (1986) yang menyatakan bahwa lanskap
sebagai area lahan heterogen menyusun sebuah cluster interaksi ekosistemekosistem yang berulang pada bentuk yang sama pada setiap bagian.
Phillips (dalam Benson dan Roe, 2000) mengungkapkan bahwa terdapat
lima karakter dari lanskap yang didasarkan pada kenyataan yang menyebutkan
bahwa lanskap di Inggris terbentuk sepanjang waktu oleh proses geologi,
kehidupan organik, aktivitas, dan imajinasi manusia. Kelima karakter tersebut
yaitu:
1. terdiri dari bentuk dan nilai alam serta kebudayaan yang terfokus pada
hubungan diantara keduanya,
2. perpaduan dari unsur fisik dan metafisik dengan unsur sosial, budaya, dan
seni. Lanskap adalah cara pandang kita terhadap dunia, tidak hanya sekedar
pemandangan dan penampakan yang dapat ditangkap oleh perasaan,
3. kita dapat merasakan lanskap hanya pada saat ini, lanskap merupakan hasil
dari seluruh perubahan lingkungan di masa lalu dan merupakan perpaduan
dari masa lalu dan saat ini,
4. lanskap bersifat universal yang terdapat di setiap wilayah, dan

6

5. lanskap menjadi identitas bagi suatu tempat yang menyebabkan keragaman
pada lingkungan kehidupan.

2.2 Perancangan Lanskap
Perancangan adalah membuat bentuk, sebuah kreativitas yang ditujukan
untuk mengembangkan bentuk. Merancang tidak seperti pekerjaan seni yang
biasanya terkelola dan dibuat secara langsung. Skala pekerjaan arsitektur lanskap
pada dasarnya membutuhkan persiapan perantara dalam langkah-langkah dari
sebuah gambaran simbolik sebagai gagasan yang abstrak dari realitas masa depan
(Loidl dan Bernard, 2003). Langkah pertama dalam perancangan model arsitektur,
arsitektur lanskap, atau proyek teknik adalah untuk memiliki pengertian yang jelas
tentang apa yang akan dirancang (Simonds dan Starke, 2006). Produk dari hasil
perancangan lanskap berupa site plan dapat diliat pada Gambar 2.

Gambar 2 Contoh Site Plan Perancangan Lanskap (www.land8lounge.com)
 

Perancangan adalah proses yang dinamis dengan perpindahan yang

konstan dari kepala menuju tangan, dari ide menjadi tanda, lalu kembali lagi.
Setiap garis dan setiap titik yang ditempatkan di lembaran kertas adalah bagian
dari usaha untuk menghubungkan ide di kepala. Desainer menggambar dengan
mengembangkan proses dan keputusan yang terkait untuk menciptakan tapak
yang sempurna (Loidl dan Bernard, 2003).
Laurie (1986) mengemukakan bahwa perancangan lanskap adalah
pengembangan lebih lanjut dari perencanaan tapak. Perancangan lanskap lebih

7

berkaitan dengan seleksi komponen-komponen rancangan, bahan-bahan, dan
tumbuhan serta kombinasinya. Wujud dan bentuk perancangan lanskap timbul
dari hasil rumusan yang jelas terhadap potensi dan kendala tapak serta masalah
perancangan yang ada. Dalam perancangan yang terpenting adalah raut tapak itu
sendiri.
Perancangan menurut Simonds (1983) merupakan sebuah proses kreatif
yang mengintegrasikan aspek teknologi, sosial, ekonomi, biologi, dan aspek
psikologis serta fisik yang ditimbulkan dari bentuk, bahan, warna, dan ruang hasil
pemikiran yang saling berhubungan. Perancangan ditekankan pada penggunaan
volume dan ruang. Setiap volume mempunyai bentuk, tekstur, ukuran, bahan,
warna, dan kualitas lain yang dapat mengekspresikan dan mengakomodasikan
fungsi-fungsi yang ingin dicapai. Pengorganisasian ruang memberikan dampak
yang berbeda terhadap psikologi manusia, misalnya rasa takut, kegembiraan,
gerak dinamis, ketegangan, keheningan, dan lain-lain.
Simonds (1983) menyatakan bahwa perancangan akan menghasilkan
ruang tiga dimensi. Perhatian perancangan ini ditujukan pada penggunaan volume
atau ruang. Setiap volume memilliki bentuk, ukuran, bahan, warna, tekstur, dan
kualitas lainnya. Dapat dikatakan bahwa perencanaan adalah dua dimensi
sedangkan pemikiran secara tiga dimensi membawa manusia ke dalam dunia
perancangan. Kemudian Laurie (1986) menyatakan bahwa faktor yang
menentukan bentuk rancangan lanskap antara lain bentuk tapak itu sendiri,
sirkulasi, topografi, arsitektur, bahan, pemeliharan, fungsi, dan kegunaan yang
diinginkan dari tapak. Karakter tapak yang menarik harus dipertahankan atau
diciptakan sehingga semua elemen yang banyak variasinya ini menjadi kesatuan
yang harmonis (Simonds ,1983).
Menurut Rogers (2011), arsitektur lanskap merupakan profesi yang
menerapkan seni dan prinsip ilmu pengetahuan untuk penelitian, perencanaan,
perancangan, dan manajemen lingkungan. Praktisi profesi ini menerapkan
keterampilan yang kreatif dan kemampuan teknis serta pengetahuan, budaya, dan
politik dalam menyusun unsur-unsur alam yang direncanakan dan dibangun diatas
tanah dengan kepedulian terhadap pengelolaan dan konservasi alam, konstruksi

8

dan sumberdaya manusia. Lingkungan yang dihasilkan harus melayani pengguna,
estetik, aman, dan menyenangkan.
Prinsip-prinsip desain dalam perancangan lanskap menurut Ingels (2004)
adalah sebagai berikut:
1.

Balance (keseimbangan)
Keseimbangan adalah sesuatu yang bagus dilihat dan apabila tidak
seimbang maka akan merasa tidak nyaman dalam penglihatan.

2.

Focalization of interest (pusat perhatian)
Segala sesuatu yang di desain dengan baik menjadi ciri sebagai pusat
perhatian satu tempat dalam komposisi dimana mencuri penglihatan
pengunjung untuk pertama kalinya. Focal points (pusat perhatian) dapat
diciptakan dengan menggunakan tanaman, elemen keras, elemen arsitektur,
warna, pergerakan, tekstur, atau kombinasi dari beberapa fitur tersebut.

3.

Symplicity (sederhana/simpel)
Seperti

keseimbangan,

dalam

suatu

lanskap

kesederhanaan

juga

dimaksudkan agar membuat nyaman untuk dilihat. Simplicity bukan berarti
membosankan atau kurang imajinasi. Untuk menghindari terlalu banyak
penggunaan banyak spesies, terlalu banyak warna, tekstur, bentuk, kurva,
dan sudut dalam tapak.
4.

Rhythm and Line (ritme dan garis)
Ketika terjadi pengulangan terhadap sesuatu dalam suatu waktu dengan
adanya standar jarak dan memiliki interval diantara pengulangan tersebut,
maka akan terbentuk rhythm (ritme). Garis tercipta ketika material yang
berbeda bertemu. Kesatuan dari dua batas suatu material juga akan
membentuk garis.

5.

Proportion (proporsi)
Proporsi terpusat pada hubungan ukuran antara semua fitur lanskap
termasuk hubungan vertikal dan horizontal.

6.

Unity (kesatuan)
Kesatuan merupakan sesuatu yang paling mudah untuk diukur jika kelima
prinsip desain sebelumnya telah dimasukkan ke dalam desain. Sebuah

9

kesatuan desain adalah satu dari banyak bagian yang berkontribusi untuk
mengkreasikan desain secara keseluruhan.

2.3 Proses Perancangan Lanskap
Proses perencanaan dan perancangan dalam arsitektur lanskap menurut
Simonds (1983) terdiri atas Commision, Research, Analysis, Synthesis,
Construction, dan Operation.

Gambar 3 Proses Perencanaan dan Perancangan Menurut Simonds (2006)

Commision

adalah

tahap

dimana

klien

menyatakan

keinginan/kebutuhannya serta membuat definisi pelayanan dalam suatu perjanjian
kerja. Research merupakan tahap pengumpulan (inventarisasi) data. Analysis
merupakan tahap menganalisis tapak, melakukan pengkajian terhadap peraturan
pemerintah, ketentuan standar, potensi dan standar serta membuat program
pengembangan tapak. Synthesis merupakan tahap analisis perbandingan,
pengkajian dampak, akomodasi dan konsolidasi, membuat studi skematik atas
alternatif-alternatif yang kemudian dituangkan dalam ide konsep, serta
menentukan metode pelaksanaan. Construction merupakan tahap pelaksanaan
dengan mempersiapkan dokumen, kontrak kerja, supervisi dan pengecekan
pelaksanaan. Operation merupakan tahap penyelesaian proyek yang mencakup
pelaksanaan kunjungan periodik, penyesuaian dan perbaikan serta observasi
tapak.

10

Ingels (2004) menyatakan bahwa proses perancangan dibagi menjadi 2
tahap yang dilakukan bersamaan tetapi saling berdiri sendiri. Dua tahap ini adalah
site analysis dan program analysis. Selama site analysis, perancang mencari
kompilasi alami, buatan, budaya, dan karakter visual dari suatu tapak. Kompilasi
tersebut harus menginventarisasi atribut buatan tapak tanpa menganggap hal
tersebut merupakan fitur yang positif atau negatif. Dalam waktu yang sama,
program analysis dimulai dengan sebuah kompilasi yang detil mengenai
kebutuhan dan keinginan klien. Program ini adalah kebutuhan awal untuk
membuat inventarisasi.
Menurut Booth (1983), pada proses perancangan harus memberikan
pemikiran yang logikal dan kerja tim yang baik dalam menciptakan sebuah
desain, dapat memberikan informasi yang jelas tentang desain, memberikan solusi
alternatif yang terbaik, serta menjelaskan solusi tersebut tersebut kepada klien.
Ueyama (2007) juga mengatakan tentang proses mendesain bahwa proses
mendesain secara konsisten berawal dari dalam alam, sejarah, dan ingatan sosial
pada tapak. Proses desain ini secara tetap berupa perjalanan yang sangat menarik
dan langkah yang luar biasa untuk membuka pikiran dan imajinasi. Sekali dapat
menemukan petunjuk atau ide ini, maka kreativitas akan semakin tinggi.
Berikut merupakan tahap-tahap dalam proses perancangan pada umumnya,
menurut Booth (1983):
1. Penerimaan proyek
2. Riset dan analisis (termasuk mengunjungi tapak)
a. Persiapan rencana dasar
b. Inventarisasi tapak (pengumpulan data) dan analisis (evaluasi)
c. Wawancara dengan pemilik (client)
d. Pembentukan program
3. Desain
a. Diagram fungsi ideal
b. Diagram fungsi keterhubungan tapak
c. Rencana konsep (concept plan)
d. Studi tentang komposisi bentuk
e. Desain awal

11

f. Desain skematik
g. Rencana Induk (master plan)
h. Pembuatan desain
4. Gambar-gambar konstruksi
a. Rencana pelaksanaan (layout plan)
b. Rencana bertahap (grading plan)
c. Rencana penanaman (planting plan)
d. Detil konstruksi
5. Pelaksanaan
6. Evaluasi setelah konstruksi
7. Pemeliharaan (maintenance)

2.4 Public Green Open Space
Definisi

ruang

terbuka

menurut

Simonds

dan

Starke

(2006),

menggambarkan karakter arsitektural ketika mendekati seluruh atau sebagian dari
elemen struktur. Seperti suatu ruang yang merupakan tambahan suatu bangunan.
Kadang-kadang ini menjadi batasan satu bangunan atau gabungan dari beberapa
bangunan. Ini dapat terlihat dari hubungan antara ruang, struktur, dan lanskap
yang digabungkan dalam proses desain. Jika struktur volume ruang terbuka di satu
sisi, ini menjadi suatu transisi antara struktur dan lanskap. Jika terbuka pada suatu
pemandangan, biasanya ini menjadi pusat lokasi dengan pemandangan terbaik dan
tempat dengan pemandangan terbaik yang dapat dilihat dari berbagai sisi.
Menurut Baud-Bovy dan Lawson (1998), taman berguna untuk orang yang
hidup di kota dan desa untuk berhubungan langsung dengan alam dan bersantai
sehingga membebaskan dari kepadatan jalan raya. Area berumput menjadi area
informal yang menjadi area permainan bagi anak-anak dan area bersenang-senang
untuk orang dewasa. Orang yang hidup dan bekerja di sekitar area
menggunakannya untuk makan siang di ruang terbuka atau untuk berlatih. Area
dapat difungsikan untuk anak-anak dan pemilik anjing untuk melatih
peliharaannya, tapi perasaan di lingkungan alami membahayakan selain yang
telah direncanakan yaitu lapangan olahraga, lapangan tenis atau taman bermain
yang terlihat mencolok.

12

Ruang hijau memiliki fungsi yang beragam:


sosial: ruang untuk bertemu dan bermain yang berhubungan dengan alam



struktural: desain urban dan pertamanan



ekologis: peraturan ekosistem urban dengan:
-

peningkatan iklim: humidifikasi, filtrasi debu, purifikasi (menetralkan)
mikroba

-

mengurangi masalah persepsi psikologis urban

-

mengantisipasi perbedaan iklim dan angin secara perlahan

-

mengatur hujan dan banjir

-

mengelola keragaman tanaman dan hewan.

Chiara dan Koppelman (1994) menyatakan bahwa sifat khas keruangan
lanskap pada umumnya tergantung pada tiga hal:
1. Besaran ruang
Besaran ruang penting untuk menentukan dampak visual secara
menyeluruh, demikian juga potensinya untuk menyerap fungsi tertentu.
Besaran dapat dievaluasi menurut luas dan hubungan antara luas tersebut
dengan semua ruang lainnya pada tapak tersebut.
2. Tingkat ketertutupan (degree of enclosure) visual
Tingkat ketertutupan visual ruang merupakan faktor spasial penting,
terutama untuk menempatkan fungsi yang sangat dipengaruhi oleh
kebutuhan hubungan sirkulasi (jalan atau jalan setapak), pemandangan
yang bagus, atau vista (pemandangan). Tingkat ketertutupan merupakan
pertimbangan perencanaan yang penting, tidak hanya dalam percapaian
keruangan, tetapi juga dalam bentuk visualnya.
3. Sifat visual
Seseorang harus mengadakan penafsiran suatu ruang secara cermat
menurut citra visual yang melekat untuk menentukan sifat khas dari ruang.
Kualitas visual yang melekat pada tapak sangat mempengaruhi jenis
kegiatan yang terjadi. Ruang padat yang disekat rapat akan menghasilkan
nuansa yang sangat berbeda dengan ruangan yang terbuka,