Study of Relationship between Nutritional Status, Parenting, and Cognitive Development of Preschool Children in Poor Families at Jalancagak Sub-district Subang District

STUDI KETERKAITAN ANTARA STATUS GIZI DAN POLA ASUH
LINGKUNGAN DENGAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK
USIA PRASEKOLAH PADA KELUARGA MISKIN KECAMATAN
JALANCAGAK KABUPATEN SUBANG

Paramitha Wirdani Ningsih Marlina

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

2012

PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Studi Keterkaitan antara
Status Gizi dan Pola Asuh Lingkungan dengan Perkembangan Kognitif Anak
Usia Prasekolah pada Keluarga Miskin Kecamatan Jalancagak Kabupaten
Subang adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor, Oktober 2012

Paramitha Wirdani Ningsih Marlina
I 151100091

ABSTRACT
PARAMITHA WIRDANI NINGSIH MARLINA. Study of Relationship between
Nutritional Status, Parenting, and Cognitive Development of Preschool Children
in Poor Families at Jalancagak Sub-district Subang District. Under direction of
FAISAL ANWAR and LILIK KUSTIYAH.
The objective of this study was to examine the relationship between
nutritional status, and parenting, and cognitive development of preschool children
in poor families. Design of this study is a cross-sectional with sample size was
152 children. The result showed that significant correlation between nutritional
status and cognitive development (p-value = 0.028) and parenting and cognitive
development (p-value = 0.038). Influencing factor for cognitive development was
parenting (OR = 0.328, 95% CI = 0.121-0.892).
Keywords : nutritional status, parenting, cognitive development, preschool
children


RINGKASAN
PARAMITHA WIRDANI NINGSIH MARLINA. Studi Keterkaitan antara Status Gizi
dan Pola Asuh Lingkungan dengan Perkembangan Kognitif Anak Usia
Prasekolah pada Keluarga Miskin Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang.
Dibimbingan oleh FAISAL ANWAR and LILIK KUSTIYAH.
Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan dengan adanya
sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Sumber daya manusia (SDM)
dikatakan berkualitas bila memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat,
kesehatan yang prima dan menguasai ilmu pengetahuan serta teknologi.
Pencapaian pembangunan manusia yang berkualitas dapat dilihat dari Indeks
Pembangunan Manusia (IPM). Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi
(BAPPENAS, 2010) menyatakan bahwa dari laporan Human Development
Reports, UNDP, tahun 2010 IPM Indonesia dikategorikan dalam ‘medium human
development’ dan menduduki ranking 108 dari 182 negara.
Sejalan dengan itu status gizi balita di Indonesia juga masih sangat
mengkhawatirkan. Terlihat dari hasil Riset Kesehatan Dasar 2010 (Kemenkes
Balitbang, 2010) melaporkan bahwa prevalensi balita menderita status gizi
kurang sebesar 17.9% dan gizi buruk sebesar 4.9%. Selain itu juga Depdiknas
tahun 2002 melaporkan dari 26 juta anak usia dini (0-6 tahun), baru 17% anak

yang mengikuti pendidikan usia dini. Padahal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
merupakan salah satu jenjang pendidikan yang diselenggarkan sebelum jenjang
pedidikan dasar (Kemendiknas 2010).
Data Riskesdas 2010 juga melaporkan bahwa persentase balita yang
mengalami gizi kurang yang berasal dari keluarga yang tingkat pengeluaran
Rumah Tangga per kapitanya berada di kuintil 1 sebesar 15.6% dan untuk gizi
buruk sebesat 7.1%. Selain itu juga persentasi balita yang mengalami gizi kurang
yang kepala keluarganya bekerja menjadi petani atau nelayan atau buruh
sebesar 15.2 %. Ini menggambarkan bahwa sosial ekonomi rumah tangga
berpengaruh terhadap status gizi balita di dalam keluarga tersebut. Dimana
kondisi kurang gizi akan berdampak pada penurunan kualitas SDM.
Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian Growth, Cognitive
Development and Psychosocial of Preschool Children in Poor Farmer and NonFarmer Households, yang dibiayai oleh Neys Van Hoogstraten Foundation
(Khomsan et al. 2011). Desain penelitian ini adalah cross-sectional study.
Penelitian berlokasi Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa
Barat, pada bulan Oktober 2011 hingga Juli 2012. Berdasarkan perhitungan
jumlah sampel minimum yang didapat adalah sebanyak 400 sampel, maka
sampel untuk setiap desa masing-masing adalah 80 sampel. Untuk penelitian ini,
desa yang dipergunakan sebagai sampel adalah desa Kumpay dan Bunihayu.
Adapun alasan pemilihan ke dua desa tersebut adalah mata pencaharian pokok

penduduk ke dua desa sangat beragam serta jumlah posyandu yang aktif.
Setelah melalui proses cleaning data, maka sampel dari 160 menjadi 152
sampel. Pengurangan ini dikarenakan data yang dimiliki oleh sampel tersebut
tidak lengkap untuk variabel karakteristik keluarga dan karakteristik anak.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
data sekunder. Pengumpulan data primer melalui wawancara menggunakan
kuisioner serta observasi atau pengukuran secara langsung, data sekunder
diperoleh dari kantor desa dan posyandu setempat. Data primer meliputi
karakteristik keluarga (usia orang tua, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua,
pendapatan orang tua, dan besar keluarga), karakteristik anak (usia anak, jenis
kelamin, berat badan lahir), pengetahuan sikap dan praktik ibu terhadap gizi dan

kesehatan, asupan gizi anak (tingkat kecukupan energi dan protein), pola asuh
lingkungan, keikutsertaan dalam PAUD, status gizi anak (tinggi badan dan berat
badan), genetik (lama pendidikan ibu dan berat bdan lahir) perkembangan
kognitif. Data sekunder meliputi, jumlah balita setempat, keadaan umum lokasi,
dan data demografi. Data primer meliputi karakteristik keluarga, karakteristik
anak, pengetahuan sikap dan praktik ibu terhadap gizi dan kesehatan,
keikutseraan dalam PAUD dikumpulkan melalui wawancara dengan alat bantu
kuesioner. Data asupan gizi anak menggunakan metode recall 2 x 24 jam, pola

asuh lingkungan menggunakan wawancara dengan instrument HOME, status gizi
anak pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan, perkembangan
kognitif dengan instrument Depdiknas 2004.
Analisis yang digunakan adalah univariat, bivariat dan multivariat. Analisis
univariat atau analisis deskriptif menggambarkan sebaran variabel yang diteliti
dalam kuisioner berdasarkan persen dan rataan. Analisis uji beda menggunakan
t-test Independen, untuk melihat perbedaan berdasarkan kelompok PAUD dan
non PAUD. Analisis bivariat yang digunakan adalah uji korelasi Chi-Square
digunakan untuk menganalisis hubungan antara karakteristik keluarga,
karakteristik anak, pola asuh lingkungan, pengetahuan, sikap dan praktek ibu
terhadap gizi dan kesehatan, status gizi, asupan energi dan protein anak dengan
perkembangan kogniitif anak usia prasekolah. Uji Regresi Logistik berganda
digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi asupan gizi
anak dan yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak usia prasekolah.
Hasil penelitian ini dimana hampir sebagian besar (82.2%) anak tidak
terlibat dalam kegiatan pendidikan anak usia dini, baik PAUD, Taman KanakKanak, atau Taman bermain. Hanya 17.8% anak yang terlibat dalam pendidikan
usia dini. Berdasarkan karakteristik keluarga sebagian besar ibu berada di usia
dewasa muda (90.8%) dan demikian pula untuk ayah sebagian besar berada di
usia dewasa muda (69.1%). Sebagian besar (63.2%) termasuk ke dalam kategori
keluarga kecil. Sebagian besar (86.2%) ayah memiliki tingkat pendidikan rendah,

dengan rata-rata lama pendidikan sebesar 7.49 tahun. Demikian pula untuk ibu,
sebagian besar (93.4%) ibu memiliki tingkat pendidikan rendah, dengan rata-rata
lama pendidikan sebesar 7.46 tahun. Umumnya ibu tidak bekerja atau tergolong
ibu rumah tangga yaitu sebesar 75.7% dan ayah bekerja pada sektor non
pertanian sebesar 63.8% dengan rata-rata pendapatan per kapita sebesar Rp.
266 005.70 dengan standar deviasi Rp. 116 729.68.
Karakteristik anak, mayoritas berasal pada kelompok usia 36-48 bulan
(56.6%) dengan persentasi terbesar untuk jenis kelamin anak yang mengikuti
penelitian ini adalah perempuan sebesar 53.9%. sebagian besar (97.4%) lahir
dengan berat badan normal dan terdapat 2.6% anak yang mengalami berat
badan lahir rendah (BBLR). Berdasarkan pengetahuan ditemukan bahwa
sebanyak 79.0% ibu memiliki pengetahuan yang kurang, ditemukan bahwa
sebanyak 96.0% ibu memiliki sikap yang baik, dan ditemukan bahwa sebanyak
77.6% ibu memiliki praktik yang baik.
Asupan gizi anak, sebanyak 67.1% anak yang memiliki tingkat kecukupan
energi yang tidak normal, dan sementara 73.6% anak yang memiliki tingkat
kecukupan protein yang tidak normal. Berdasarkan status gizi, ditemukan bahwa
sebanyak 73.7% anak memiliki status gizi yang normal berdasarkan indeks
BB/U, ditemukan bahwa sebanyak 65.1% anak memiliki status gizi yang normal
berdasarkan indeks TB/U, sebanyak 84.2% anak memiliki status gizi yang normal

berdasarkan indeks BB/TB. Berdasarkan pola asuh lingkungan, ditemukan
bahwa sebanyak 77.0% anak memiliki pola asuh lingkungan yang kurang.
Berdasarkan perkembangan kognitif, ditemukan bahwa sebanyak 77.0% anak
memiliki perkembangan kognitif yang kurang.

Berdasarkan hasil uji beda (t-test) terlihat bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara usia anak (p=0.020), sikap ibu terhadap gizi dan kesehatan
(p=0.026), status gizi berdasarkan indeks BB/U (p=0.025), status gizi
berdasarkan indeks BB/TB (p=0.012), dan pola asuh lingkungan (p=0.014)
dengan keikutsertaan dalam PAUD.
Terdapat hubungan yang positif signifikan antara usia ibu (p-value=0.042)
dan pekerjaan ayah (p-value=0.023) dengan pengetahuan ibu terhadap gizi dan
kesehatan. Terdapat hubungan yang positif signifikan antara pekerjaan ibu (pvalue=0.045) dan jenis kelamin anak (p-value=0.016) dengan tingkat kecukupan
energi. Terdapat hubungan yang positif signifikan antara pengetahuan ibu(pvalue=0.051) terhadap tingkat kecukupan protein. Tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara asupan gizi baik tingkat kecukupan energi dan protein dengan
status gizi anak usia prasekolah. Terdapat hubungan yang positif signifikan
antara pekerjaan ayah (p-value=0.002), lama pendidikan ibu (p-value=0.051),
lama pendidikan ayah (p-value=0.009), besar keluarga (p-value=0.000)dan
pendapatan per kapita (p-value=0.007) dengan pola asuh lingkungan. Terdapat
hubungan yang positif signifikan antara status gizi indeks BB/U (p-value=0.028)

dan pola asuh lingkungan (p-value=0.038) dengan perkembangan kognitif anak
usia prasekolah.
Faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kecukupan energi adalah jenis
kelamin anak dengan OR=0.418 (95%; CI=0.194-0.904). Faktor yang
berpengaruh terhadap tingkat kecukupan protein adalah pekerjaan ibu dengan
OR=2.531 (95%; CI=1.016-6.307). Faktor yang berpengaruh terhadap
perkembangan kognitif adalah pola asuh lingkungan dengan OR=0.328 (95%;
CI=0.121-0.892).
Kata kunci: status gizi, pola asuh lingkungan, perkembangan kognitif, anak usia
prasekolah

© Hak Cipta milik IPB, Tahun 2011
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumber
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan
karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu
masalah
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis

dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

STUDI KETERKAITAN ANTARA STATUS GIZI DAN POLA ASUH
LINGKUNGAN DENGAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK
USIA PRASEKOLAH PADA KELUARGA MISKIN KECAMATAN
JALANCAGAK KABUPATEN SUBANG

Paramitha Wirdani Ningsih Marlina

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Gizi Masyarakat

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Tesis

: Studi Keterkaitan antara Status Gizi dan Pola Asuh
Lingkungan dengan Perkembangan Kognitif Anak Usia
Prasekolah pada Keluarga Miskin Kecamatan Jalancagak
Kabupaten Subang

Nama

:

Paramitha Wirdani Ningsih Marlina

NIM

:

I 151100091

Disetujui

Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Faisal Anwar, MS
Ketua

Dr. Ir. Lilik Kustiyah, M.Si
Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi
Ilmu Gizi Masyarakat

Dekan Sekolah Pascasarjana

drh. M. Rizal. M. Damanik, MRepSC, PhD

Dr. Ir. Dahrul Syah, MSc. Agr

Tanggal Ujian: 29 Agustus 2012

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kasih atas
segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul
“Studi Keterkaitan antara Status Gizi dan Pola Asuh Lingkungan dengan
Perkembangan Kognitif Anak Usia Prasekolah pada Keluarga Miskin Kecamatan
Jalancagak Kabupaten Subang”. Tesis ini ditujukan untuk memenuhi tugas akhir
pada Program Studi Magister Ilmu Gizi Masyarakat, Sekolah Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor.
Ungkapan terima kasih penulis ucapkan kepada Prof. Dr. Ir. Faisal Anwar,
MS. selaku ketua komisi pembimbing dan Dr. Ir. Lilik Kustiyah, M.Si. selaku
anggota komisi pembimbing yang telah memberi usulan, saran, kritik dan
motivasi dalam penyusunan tesis ini. Terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Ali
Khomsan, MS. dan Tim yang telah memberikan kesempatan dan izin untuk
mengikuti penelitian Growth, Cognitive Development and Psychosocial of
Preschool Children in Poor Farmer and Non-Farmer Households, yang dibiayai
oleh Neys Van Hoogstraten Foundation. Terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Ali
Khomsan, MS. selaku penguji luar komisi.
Penghargaan khusus diberikan kepada ayahanda Eddy P. Siahaan dan
Ibunda Sumarni Simbolon yang telah menghantarkan penulis hingga ke jenjang
pendidikan Magister dengan kasih sayang dan doa. Kemudian kepada Rivai
Sunardi, Bella Cerelia, seluruh keluarga, rekan-rekan S2 GMS 2010, Tio Renova
dan tim enumerator Subang yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas doa
dan dukungannya, serta bintang kecil yang menyinari dan hadir memberi

warna dalam hidupku.
Penulis berharap tesis ini dapat menjadi salah satu bagian dari rangkaian
penyusun bagi landasan ilmu pengetahuan dan bermanfaat untuk semua.
Bogor, Oktober 2012
Paramitha Wirdani Ningsih Marlina

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 8 Oktober 1986. Penulis
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Eddy P.
Siahaan dan Ibu Sumarni Simbolon. Tahun 2004, penulis lulus dari SMA Negeri
2 Bogor dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur
Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Departemen Biokimia, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Penulis meraih gelar Sarjana Sains
tahun 2008 dari Departemen Biokimia, dengan judul skripsi “Konsentrasi
Flavonoid dan Lethal Concentration 50 (LC ) Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper
50

crocatum)” Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian
Bogor dengan lama studi 46 bulan.
Selama mengikuti perkuliahan S1, penulis pernah melaksanakan Praktik
Lapangan di Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia dan menulis
laporan ilmiah yang berjudul “Analisis Pola Protein dari Bunga dan Daun Kelapa
Sawit Normal dan Abnormal”. Selain itu penulis juga pernah aktif di beberapa
organisasi kemahasiswaan dengan berbagai kegiatan eksternal maupun internal,
yaitu sebagai staff Departemen Informasi, Komunikasi, dan Kesekretariatan
Community of Research and Education in Biochemistry (CREB’s) pada periode
2006/2007 dan Persekutuan Mahasiswa Kristen IPB (PMK IPB) pada Komisi
Pelayanan Siswa pada tahun 2004 hingga 2008. Penulis juga pernah menjadi
Koordinator dan Pengajar Agama Kristen di SMA Negeri 2 Bogor pada tahun
2005 hingga 2008.
Setelah lulus penulis pernah bekerja di PT. Dayasembada Swadarma,
Jakarta sebagai Store Manager hingga tahun 2010. Tahun 2010, penulis
melanjutkan kembali pendidikan Strata 2 (S2) pada Sekolah Pascasarjana IPB,
Program Studi Ilmu Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia. Selama
mengikuti perkuliahan S2, penulis pernah menjadi enumerator untuk penelitian
“Growth, Cognitive Development and Psychosocial of Preschool Children in Poor
Farmer and Non-Farmer Households” kerja sama Dept. Ilmu Gizi Masyarakat IPB
dan Neys Van Hoogstraten Foundation tahun 2011 dan enumerator Penelitian
“Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) dan Status
Anemian terhadap Status Gizi dan Daya Ingat Sesaat Anak SDN 1
Pasanggrahan Purwakarta” kerja sama Dept. Ilmu Gizi Masyarakat IPB dan LSM
Nurani Dunia tahun 2012.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………..

xv

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………… ..

xviii

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………..….

xix

PENDAHULUAN......................................................................................

1

Latar Belakang ....................................................................................
Tujuan .................................................................................................
Tujuan Umum .................................................................................
Tujuan Khusus ................................................................................
Hipotesis .............................................................................................
Manfaat ...............................................................................................

1
4
4
4
5
5

TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................

7

Status Gizi dan Pengukurannya ..........................................................
Karakteristik Keluarga .........................................................................
Usia Orang Tua ..............................................................................
Besar Keluarga ...............................................................................
Pekerjaan Orang Tua......................................................................
Pendapatan Keluarga .....................................................................
Pendidikan Orang Tua ....................................................................
Karakteristik Anak ...............................................................................
Usia Anak Prasekolah.....................................................................
Berat Badan Bayi Lahir ...................................................................
Pengetahuan, Sikap dan Praktik Ibu terhadap Gizi dan Kesehatan .....
Asupan Energi dan Protein Anak.........................................................
Pola Asuh Lingkungan ........................................................................
Perkembangan Kognitif .......................................................................
Pendidikan Anak Usia Dini ..................................................................

7
9
9
10
10
11
12
13
13
14
14
15
16
17
19

KERANGKA PEMIKIRAN ........................................................................

22

METODE .................................................................................................

24

Desain, Tempat dan Waktu Penelitian .................................................
Populasi dan Sampel Penelitian ..........................................................
Jenis dan Cara Pengumpulan Data .....................................................
Pengolahan dan Analisis Data.............................................................
Definisi Operasional ............................................................................

24
24
27
28
32

HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................

34

Keikutsertaan PAUD ...........................................................................
Karakteristik Keluarga Sampel ............................................................
Usia Orang Tua ..............................................................................
Besar keluarga................................................................................
Pendidikan Orang Tua ....................................................................
Pekerjaan Orang tua .......................................................................

34
35
35
36
37
39

Halaman
Pendapatan Per Kapita ...................................................................
Karakteristik Sampel ...........................................................................
Usia dan Jenis Kelamin Anak Prasekolah .......................................
Berat Badan Lahir ...........................................................................
Pengetahuan, Sikap dan Praktik Ibu terhadap Gizi dan Kesehatan .....
Pengetahuan Ibu terhadap Gizi dan Kesehatan ..............................
Sikap dan Praktik Ibu terhadap Gizi dan Kesehatan .......................
Asupan Zat Gizi...................................................................................
Status Gizi Anak Usia Prasekolah .......................................................
Pola Asuh Lingkungan ........................................................................
Perkembangan Kognitif .......................................................................
Analisis Hubungan antar Variabel .......................................................
Hubungan antara Karakterisktik Keluarga dengan Pengetahuan,
Sikap dan Praktik Ibu terhadap Gizi dan Kesehatan ...................
Hubungan antara Karakteristik Keluarga dengan Asupan Gizi Anak.
Hubungan antara Karakteristik Anak dengan Asupan Gizi Anak .....
Hubungan antara Pengetahuan, Sikap dan Praktik Ibu dengan
Asupan Gizi Anak.......................................................................
Hubungan antara Asupan Gizi Anak dengan Status Gizi Anak. ......
Hubungan antara Karakteristik Keluarga dengan Pola Asuh
Lingkungan ................................................................................
Hubungan antara Pola Asuh Lingkungan dengan Perkembangan
Kognitif Anak ..............................................................................
Hubungan antara Status Gizi dan Perkembangan Kognitif Anak
Usia Prasekolah .........................................................................
Hubungan antara Keikutsertaan PAUD dan Perkembangan
Kognitif Anak Usia Prasekolah ...................................................
Hubungan Antara Genetik dengan Perkembangan Kognitif ............
Faktor- Faktor yang Berpengaruh terhadap Asupan Zat Gizi Anak
Usia Prasekolah ..................................................................................
Tingkat Kecukupan Energi. .............................................................
Tingkat Kecukupan Protein. ............................................................
Faktor- Faktor yang Berpengaruh terhadap Perkembangan Kognitif
Anak Usia Prasekolah .........................................................................

41
42
42
43
44
44
46
52
56
59
66
68
68
72
75
77
78
80
81
86
87
88
90
90
91
92

SIMPULAN DAN SARAN .........................................................................

96

Simpulan .............................................................................................
Saran ..................................................................................................

96
96

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

97

LAMPIRAN ..............................................................................................

xiii

DAFTAR TABEL
Halaman
1

Prevalensi masalah gizi pada balita Kabupaten Subang .................

4

2

Standar tingkat pencapaian perkembangan kognitif anak usia
prasekolah .....................................................................................

20

3

Variabel, jenis dan cara pengumpulan data ....................................

27

4

Pengkategorian variabel penelitian ................................................

30

5

Sebaran sampel berdasarkan usia orang tua terhadap
keikutsertaan PAUD .......................................................................

35

Sebaran sampel berdasarkan besar keluarga terhadap
keikutsertaan PAUD .......................................................................

36

7

Sebaran sampel berdasarkan lama pendidikan orang tua ..............

37

8

Sebaran sampel berdasarkan pekerjaan orang tua terhadap
keikutsertaan PAUD .......................................................................

39

9

Pendapatan per kapita dalam sebulan ............................................

41

10

Sebaran sampel berdasarkan usia dan jenis kelamin .....................

42

11

Sebaran sampel berdasarkan berat badan lahir anak terhadap
keikutsertaan PAUD .......................................................................

44

Sebaran sampel berdasarkan pengetahuan ibu dan keikutsertaan
PAUD .............................................................................................

44

13

Sebaran sampel berdasarkan sikap ibu dan keikutsertaan PAUD...

47

14

Sebaran sampel berdasarkan praktik ibu dan keikutsertaan PAUD

49

15

Sebaran sampel berdasarkan praktik pemberian makan anak ........

50

16

Sebaran sampel berdasarkan jadwal makan anak ..........................

51

17

Sebaran sampel berdasarkan sikap ibu dalam memberi makan
anak................................................................................................

52

Angka kecukupan zat gizi yang dianjurkan menurut kelompok usia
anak................................................................................................

53

Sebaran sampel berdasarkan tingkat kecukupan energi dan
keikutsertaan PAUD .......................................................................

53

Sebaran sampel berdasarkan tingkat kecukupan protein dan
keikutsertaan PAUD .......................................................................

54

6

12

18
19
20

Halaman
21

Sebaran tingkat asupan zat gizi anak usia prasekolah ....................

55

22

Sebaran sampel menurut status gizi indeks BB/U dan
keikutsertaan PAUD .......................................................................

56

Sebaran sampel menurut status gizi indeks TB/U dan
keikutsertaan PAUD .......................................................................

57

Sebaran sampel menurut status gizi indeks BB/TB dan
keikutsertaan PAUD .......................................................................

58

Sebaran sampel menurut status gizi berdasarkan indeks
BB/TB dan keikutsertaan PAUD .....................................................

60

Sebaran sampel berdasarkan subskala pola asuh lingkungan
dan keikutsertaan PAUD ................................................................

61

Sebaran sampel berdasarkan perkembangan kognitif dan
keikutsertaan PAUD .......................................................................

66

Hubungan antara karakterisktik keluarga dangan pengetahuan
ibu terhadap gizi dan kesehatan .....................................................

69

Hubungan antara karakterisktik keluarga dengan sikap ibu
terhadap gizi dan kesehatan ...........................................................

69

Hubungan antara karakterisktik keluarga dengan praktik ibu
terhadap gizi dan kesehatan ...........................................................

71

Hubungan antara karakteristik keluarga dengan tingkat
kecukupan energi ...........................................................................

73

Hubungan antara karakteristik keluarga dengan tingkat
kecukupan protein ..........................................................................

74

Hubungan antara karakteristik anak dengan tingkat kecukupan
energi .............................................................................................

75

Hubungan Antara Karakteristik Anak Dengan Tingkat Kecukupan
Protein ............................................................................................

76

Hubungan antara pengetahuan, sikap dan praktik ibu dengan
tingkat kecukupan energi ................................................................

77

Hubungan antara pengetahuan, sikap dan praktik ibu dengan
tingkat kecukupan protein ...............................................................

78

37

Hubungan tingkat kecukupan energi dengan status gizi anak.........

78

38

Hubungan tingkat kecukupan protein dengan status gizi anak........

79

23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

Halaman
39

Hubungan antara karakteristik keluarga dengan pola asuh
lingkungan ......................................................................................

80

Hubungan antara pola asuh lingkungan dengan
perkembangan kognitif anak ...........................................................

82

Hubungan antara pola asuh lingkungan dengan perkembangan
kognitif anak ...................................................................................

82

Hubungan antara status gizi dan perkembangan kognitif anak
usia prasekolah...............................................................................

86

Hubungan antara keikutsertaan PAUD dan perkembangan
kognitif anak usia prasekolah ..........................................................

88

44

Hubungan antara genetik dengan perkembangan kognitif ..............

89

45

Hasil uji regresi logistik yang berpengaruh terhadap tingkat
kecukupan energi anak usia prasekolah .........................................

91

Hasil uji regresi logistik yang berpengaruh terhadap tingkat
kecukupan protein anak usia prasekolah ........................................

92

Hasil uji regresi logistik berganda terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan kognitif anak usia prasekolah .........

93

40
41
42
43

46
47

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Kerangka pemikiran. ............................................................................

23

2 Bagan alir tahapan pengambilan sampel. ............................................

26

3 Sebaran sampel dalam keikutsertaan dalam PAUD. ............................

34

4 Sebaran berdasarkan jenis pekejaan ayah. .........................................

40

5 Sebaran ibu yang menjawab pertanyaan pengetahuan gizi dengan
benar. ..................................................................................................

46

6 Sebaran sikap ibu terhadap gizi dan kesehatan. ..................................

48

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Hasil uji beda t-test antar berbagai variabel .........................................

xiv

2 Hasil analisis uji regrsi logistik berganda ..............................................

xv

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan dengan adanya
sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Sumber daya manusia (SDM)
dikatakan berkualitas bila memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat,
kesehatan yang prima dan menguasai ilmu pengetahuan serta teknologi.
Pencapaian pembangunan manusia yang berkualitas dapat dilihat dari Indeks
Pembangunan Manusia (IPM). Ada tiga faktor yang menjadi indikator IPM yaitu
kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Ketiga faktor tersebut saling berkaitan
dengan status gizi masyarakat. Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi
(BAPPENAS 2010) menyatakan bahwa dari laporan Human Development
Reports, UNDP, tahun 2010 IPM Indonesia dikategorikan dalam ‘medium human
development’ dan menduduki ranking 108 dari 182 negara. Sejalan dengan itu
status gizi balita di Indonesia juga masih sangat mengkhawatirkan. Terlihat dari
hasil Riset Kesehatan Dasar 2010 (Kemenkes Balitbang 2010) melaporkan
bahwa prevalensi balita menderita status gizi kurang sebesar 17.9% dan gizi
buruk sebesar 4.9%. Dimana kondisi kurang gizi akan berdampak pada
penurunan kualitas SDM.
Selain itu juga Depdiknas tahun 2002 melaporkan dari 26 juta anak usia
dini (0-6 tahun), baru 17% anak yang mengikuti pendidikan usia dini. Padahal
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu jenjang pendidikan
yang diselenggarkan sebelum jenjang pedidikan dasar (Kemendiknas 2010).
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional
pasal 1 angka 14 yang menyatakan bahwa PAUD adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang
dilakukan

melalui

pemberian

rangsangan

pendidikan

untuk

membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Kualitas SDM ditentukan oleh keberhasilan tumbuh kembang pada masa
kanak-kanak. Berdasarkan faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
ada dua, yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar (Darmadji et al. 1984). Faktor
dari dalam ini bersifat genetik, dan faktor dari luar yaitu lingkungan. Faktor
genetik merupakan faktor yang sudah ada dalam diri anak sendiri, termasuk halhal yang diturunkan oleh orang tua, seperti warna rambut dan bentuk tubuh,

2

sedangkan faktor lingkungan adalah faktor keluarga (terutama sikap dan
kebiasaan keluarga dalam mengasuh dan mendidik anak, dalam hubungan
orang tua dengan anak), pemeliharan, budaya setempat, dan teman bermain.
Menurut Martorell (1996) menyatakan bahwa kekurangan gizi pada balita
akan berdampak pada pertumbuhan fisik tertunda, perkembangan motorik dan
kognitif tergangguan. Pengaruh ini dapat menyebabkan penurunan IQ sebesar
15 poin. Khomsan (2004) menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan
anak yang cepat terjadi pada usia di bawah lima tahun. Bahkan fase
pertumbuhan otak cepat (growth spurt) terjadi sampai usia 18 bulan. Status gizi
anak pada dua tahun pertama sangat menentukan perkembangan kognitif di
masa yang akan datang. Ditambahkan Soedjatmiko (2008) bahwa sejak usia
kehamilan enam bulan sampai anak berusia dua tahun, merupakan waktu
pertumbuhan percabangan sel-sel otak paling cepat. Semakin sering, bervariasi
dan teratur rangsangan atau stimulasi yang diterima sejak usia kehamilan enam
bulan sampai usia dua tahun maka semakin kuat hubungan antara sinaps sel-sel
di otak kiri dan kanan. Kualitas kecerdasan anak tergantung dari kualitas sel-sel
otak yang terbentuk sampai usia 2-3 tahun. Kualitas sel-sel otak tergantung pada
ransangan (stimulasi) dan kualitas gizi untuk perkembangan fungsi-fungsi sel-sel
otak tersebut. Oleh karena itu kebutuhan gizi dan stimulasi dini sangat penting
terutama sejak didalam kandungan sampai berusia 2-3 tahun (Soedjatmiko
2008). Kemudian Rahmaulina dan Hastuti (2008) menyatakan kualitas SDM
sangat ditentukan oleh kualitas pertumbuhan dan perkembangan anak yang
dikembangkan melalui pengasuhan oleh keluarga, terutama orang tua. Selain itu,
kurangnya gizi akan berdampak pada perubahan perilaku sosial, perhatian
menurun, kemampuan belajar, dan rendahnya hasil belajar (Jalal 2009).
Demikian juga dalam penelitian Grantham Mc-Gregor (1995) menemukan
bahwa anak yang memiliki status gizi baik akan memiliki tingkat perkembangan
yang baik. Status gizi anak usia dini dalam jangka pendek berdampak pada
perkembangan otak, pertumbuhan massa otot dan komposisi tubuh, serta
pemprograman metabolism zat-zat gizi, sedangkan dampak pda jangka panjang
adalah performance kognitif, imunitas dan produktivtas kerja, serta meningkatkan
kejadian-kejadian penyakit degeneratif (ACC/SCN 2000). Kemudian Jalal (2009)
menyatakan bahwa anak yang memiliki status kesehatan dan gizi yang rendah,
cenderung untuk tidak berprestasi di sekolah karena mereka memiliki
kemampuan yang rendah dalam berkonsentrasi dan menyerap pembelajaran

3

yang diterima. Kemudian berdasarkan hasil studi Zeitlin (2000) menunjukkan
bahwa anak yang diasuh dengan baik akan memiliki tingkat perkembangan yang
baik. Demikian pula hasil penelitian Anwar (2002) menemukan bahwa ada
hubungan antara model pengasuhan anak di bawah dua tahun dengan
peningkatkan perkembangan psikososial anak. Hastuti et al. (2010) menyatakan
bahwa perkembangan kognitif anak yang rendah dapat mengindikasikan
rendahnya tingkat pengasuhan orang tua kepada anak.
Ditambahkan Evans et al. (2000) bahwa perkembangan anak bersifat
holistic dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya kesehatan, gizi, sosial,
emosional, dan spiritual. Dengan kata lain, bila kekurangan gizi, status kesehatan
rendah, dan tidak optimalnya pengasuhan anak akan menimbulkan dampak
negatif terhadap perkembangan kognitif, motorik, sosial dan emosional anak.
Selain itu karakteristik ibu, yaitu pengetahuan dan status gizi ibu juga
mempengaruhi pola asuh yang dilakukan oleh ibu. Myers (1992) menyatakan
bahwa banyaknya waktu yang digunakan ibu dalam mengasuh anaknya
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keadaan gizi anak.
Pengetahuan ibu tentang gizi dan penerapannya juga mempengaruhi status gizi
anak, dan keadaan status gizi ibu mempengaruhi aktifitas pengasuhan anak.
Berdasarkan penelitian Sa’diyyah (1998) menemukan bahwa faktor
semakin besar keluarga maka semakin sedikit waktu yang dicurahkan ibu untuk
anaknya. Menurut Satoto (1990) bahwa faktor ibu rumah tangga yang tidak
bekerja di luar rumah untuk mencari nafkah secara otomatis memiliki waktu yang
lebih banyak untuk mengasuh dan merawat anak. Latifah et al. (2010)
menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan positif antara pendapatan per
kapita keluarga dan pendidikan ayah dengan stimulasi psikososial, demikian
halnya dengan pendidikan ibu. Hasil penelitian Welsch dan Zimmer (2010)
menyatakan bahwa berat badan lahir nyata akan mempengaruhi kognitif pada
masa kecil.
Adapun permasalahan yang mendasari dari penelitiian ini adalah data
Riskesdas 2007 yang melaporkan bahwa persentase balita yang mengalami gizi
kurang yang berasal dari keluarga yang tingkat pengeluaran rumah tangga per
kapitanya berada di kuintil satu sebesar 15.4% dan untuk gizi buruk sebesar
6.7%. Kemudian Riskesdas 2010 juga melaporkan bahwa persentase balita yang
mengalami gizi kurang yang berasal dari keluarga yang tingkat pengeluaran
rumah tangga per kapitanya berada di kuintil satu sebesar 15.6% dan untuk gizi

4

buruk sebesar 7.1%. Selain itu Riskesdas 2007 melaporkan persentasi balita
yang mengalami gizi kurang yang kepala keluarganya bekerja menjadi petani
atau nelayan atau buruh sebesar 14.8%. Demikian pula laporan Riskesdas 2010,
persentasi balita yang mengalami gizi kurang yang kepala keluarganya bekerja
menjadi petani atau nelayan atau buruh sebesar 15.2%. Terjadi peningkatan
persentasi baik prevalensi gizi kurang maupun gizi buruk. Ini menggambarkan
bahwa sosial ekonomi rumah tangga berpengaruh terhadap status gizi balita di
dalam keluarga tersebut.
Berdasarkan BPS (2006), yang melaporkan bahwa Subang merupakan
daerah pertanian dan memiliki persentase penduduk miskin yang tergolong tinggi
sebesar 18.9% pada tahun 2005. Kemudian Database Kesehatan per Kabupaten
melaporkan bahwa Kabupaten Subang tahun 2008 hingga tahun 2010 (Tabel 1)
masih memiliki masalah gizi pada balita. Terlihat dari jumlah prevalensi balita
yang mengalami masalah gizi cenderung stagnan atau tetap. Meskipun
persentasenya masih di bawah 5%, namun diharapkan dapat diselesaikan
secara efisien dan efektif agar kualitas SDM Indonesia membaik.
Tabel 1 Prevalensi masalah gizi pada balita Kabupaten Subang
Tahun

BBLR (%)

BGM (%)

Gizi Buruk (%)

2008

2.19

2.47

0.57

2009

2.00

2.74

0.53

2010

1.24

3.95

0.58

Sumber : Database Kesehatan per Kabupaten (2012)

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti merasa tertarik untuk
melakukan kajian secara lebih mendalam mengenai bagaimana keterkaitan
antara status gizi dan pola asuh lingkungan dengan perkembangan kognitif anak
usia prasekolah pada keluarga miskin.
Tujuan
Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterkaitan
antara status gizi dan pola asuh lingkungan dengan perkembangan kognitif anak
usia prasekolah pada keluarga miskin.
Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Menganalisis perbedaan antara karakteristik keluarga, karakteristik anak,
pengetahuan, sikap dan praktik ibu terhadap gizi dan kesehatan, asupan

5

gizi anak, pola asuh lingkungan, dan status gizi anak usia prasekolah
berdasarkkan keikutsertaan dalam PAUD.
2.

Menganalisis hubungan antara karakteristik keluarga, karakteristik anak,
pengetahuan, sikap dan praktik ibu terhadap gizi dan kesehatan, dengan
asupan energi dan protein anak usia prasekolah.

3.

Menganalisis hubungan antara asupan energi dan protein anak dengan
status gizi anak usia prasekolah.

4.

Menganalisis

hubungan

antara

genetik,

keikutsertaan dalam PAUD, dan

pola

asuh

lingkungan,

status gizi dengan perkembangan

kognitif anak.
5.

Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap asupan gizi dan
perkembangan kognitif anak.
Hipotesis
Adapun hipotesis penelitian ini sebagai berikut:

1.

Terdapat perbedaan yang signifikan antara karakteristik keluarga,
karakteristik anak, pengetahuan, sikap dan praktik ibu terhadap gizi dan
kesehatan, asupan gizi anak, pola asuh lingkungan, dan status gizi anak
usia prasekolah berdasarkkan keikutsertaan dalam PAUD.

2.

Terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik keluarga,
karakteristik anak, pengetahuan, sikap dan praktik ibu terhadap gizi dan
kesehatan, dengan asupan energi dan protein anak usia prasekolah.

3.

Terdapat hubungan yang signifikan antara asupan energi dan protein
anak dengan status gizi anak usia prasekolah.

4.

Terdapat hubungan yang signifikan antara genetik, pola asuh lingkungan,
keikutsertaan dalam PAUD, dan status gizi dengan perkembangan
kognitif anak usia prasekolah.

5.

Terdapat faktor yang berpengaruh signifikan terhadap asupan gizi anak
dan perkembangan kognitif anak usia prasekolah.
Manfaat
Melalui hasil penelitian ini akan menggambarkan faktor-faktor yang

mempengaruhi tumbuh kembang anak usia prasekolah, khususnya pada
keluarga miskin. Diharapkan dapat memberikan masukan bagi pemerintah
Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang sebagai bahan pertimbangan dalam
perencanaan dan pelaksanaan kebijakan tentang pola asuh yang tepat untuk

6

balita setempat, secara khusus pada usia prasekolah. Dengan diketahuinya
faktor-faktor yang mepengaruhi tumbuh kembang anak, dapat membantu orang
tua atau pengasuh anak untuk mengetahui bagaimana cara pengasuhan yang
baik untuk mendukung tumbuh kembang anak yang optimal. Diharapkan dapat
memberikan masukkan bagi para pengambil kebijakan baik untuk program gizi
dan kesehatan agar dapat digunakan untuk peningkatan status gizi dan
kesehatan ibu dan anak, khususnya untuk keluarga miskin.

TINJAUAN PUSTAKA
Status Gizi dan Pengukurannya
Status gizi merupakan keadaan kesehatan tubuh seseorang atau
sekelompok orang yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan (absorpsi) dan
penggunaan (utilization) zat gizi makanan yang ditentukan berdasarkan ukuran
tertentu (Riyadi 1995), sedangkan Almatsier (2006) mendefinisikan status gizi
adalah keadaan tubuh sebagai akibat dari konsumsi makanan dan penggunaan
zat-zat gizi.
Status gizi disebut seimbang atau gizi baik bila jumlah asupan zat gizi
sesuai yang dibutuhkan. Sedangkan status gizi tidak seimbang dapat
dipresentasikan dalam bentuk kurang gizi yaitu bila jumlah asupan zat gizi
kurang dari yang dibutuhkan dan dalam bentuk gizi lebih yaitu bila asupan
melebihi dari yang dibutuhkan (Jus’at et al. 2000). Perkembangan kognitif anak
juga turut di pengaruhi oleh status gizi. Gangguan gizi terjadi baik pada gizi
kurang maupun status gizi lebih. Status gizi balita yang tidak seimbang
menyebabkan pertumbuhan seorang anak akan terganggu, misalnya anak
tersebut kurang gizi (underweight), kurus (wasted), pendek (stunted) dan gizi
lebih (overweight).
Gibson (2005) menyatakan bahwa penilaian status gizi dapat diukur secara
langsung dan tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung dapat berupa
antropometri, pemeriksaan secara klinis, biokimia, dan biofisik. Sedangkan
penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dilakukan dengan cara survei
konsumsi makanan, melihat statistik vital dan faktor ekologi. Ukuran fisik
seseorang sangat erat hubungannya dengan status gizi. Indikator yang
digunakan adalah tinggi badan (TB), berat badan (BB), lingkaran lengan atas
(LLA), lingkar kepala (LK), lingkar dada (LD) dan tebal lemak bawah kulit (TLBK).
Oleh sebab itu, banyak penelitian yang menggunankan metode antropometri
sebagai alat untuk penilaian status gizi yang murah dan efisien.
Standar

pengukuran

antropometri

untuk

menentukan

status

gizi

bermacam-macam, diantaranya Standar Boston atau Harvard, Standar Tanner,
dan Standar National Center for Health Statistics (NCHS). World Health
Organization (WHO) merekomendasikan menggunakan standar NCHS karena
pengumpulan data NCHS lebih menggambarkan populasi yang sebenarnya
dalam Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VII pada tahun 2000. Terdapat dua

8

cara penilaian dengan standar WHO-NCHS, yaitu persen terhadap median dan
Z-score. Keuntungan menggunakan Z-score adalah hasil hitung telah dilakukan
menurut simpangan baku, sehingga lebih akurat dan dapat dibandingkan untuk
setiap kelompok umur dan indeks antropometri. Untuk menilai status gizi anak,
maka angka berat badan dan tinggi badan setiap balita dikonversi ke dalam
bentuk nilai terstandar (Z-score) dengan menggunakan baku antropometri WHONCHS 2005.
Selanjutnya berdasarkan nilai Z-score masing-masing indikator tersebut
ditentukan status gizi balita dengan batasan sebagai berikut:
1. Berdasarkan indikator BB/U :
Kategori Gizi buruk

Z-score < - 3.0 SD

Kategori Gizi Kurang

Z-score ≥ - 3.0 SD s/d Z-score < - 2.0 SD

Kategori Gizi Baik

Z-score ≥ - 2.0 SD s/d Z-score ≤ 2.0 SD

Kategori Gizi Lebih

Z-score > 2.0 SD

2. Berdasarkan Indikator TB/U :
Kategori Sangat Pendek

Z-score < - 3.0 SD

Kategori Pendek

Z-Score ≥ - 3.0 SD s/d Z-score < - 2.0 SD

Kategori Normal

Z-Score ≥ - 2.0 SD

3. Berdasarkan indikator BB/TB:
Kategori Sangat Kurus

Z-score < - 3.0 SD

Kategori Kurus

Z-score ≤ - 2.0 SD s/d Z-score ≥ - 3.0 SD

Kategori Normal

Z-score ≥ - 2.0 SD s/d Z-score ≤ 2.0 SD

Kategori Gemuk

Z-score

2.0 SD

Indeks berat badan menurut umur (BB/U) merupakan salah satu cara
pengukuran antropometri yang dapat memberikan Gambaran keadaan gizi pada
masa kini. Tubuh sangat sensitif terhadap perubahan keadaan yang sangat
mendadak misalnya penyakit yang mengakibatkan turunnya nafsu makan
sehingga berkurang jumlah makanan yang dikonsumsi akan sangat berpengaruh
terhadap berat badan (Reksodikusumo 1989).
Indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) merupakan salah satu cara
pengukuran antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal.
Pada keadaan normal, tinggi badan bertambah seiring dengan pertambahan
umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relatif kurang sensitif
terhadap masalah kekurangan gizi dalam jangka waktu pendek. Pengaruh
defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan akan terlihat dalam waktu yang relatif

9

lama (Riyadi 1995). Indikator TB/U menggambarkan status gizi yang sifatnya
kronis, artinya sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung lama. Maka indeks
ini menggambarkan status gizi masa lampau, juga lebih erat kaitannya dengan
status sosial-ekonomi. Indikator berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)
merupakan indikator yang baik untuk menyatakan status gizi karena BB/TB dapat
memberikan gambaran proporsi berat badan relatif terhadap tinggi badan
sehingga indeks ini menjadi indikator kekurusan.
Demikian juga dalam penelitian Grantham Mc-Gregor (1995) menemukan
bahwa anak yang memiliki status gizi baik akan memiliki tingkat perkembangan
yang baik. Jalal (2009) menyatakan akibat dari kekurangan gizi berdampak pada
perubahan perilaku sosial, kurang perhatian, kemampuan belajar, dan rendahnya
hasil belajar. Dampak gizi buruk pada kemampuan kognitif ini tidak hanya terjadi
pada anak yang mengalami gizi buruk tetapi juga pada anak yang tidak
kekurangan gizi tetapi yang mengalami pertumbuhan tidak sempurna atau anak
pendek (stunting). Anak yang memiliki derajat kesehatan dan gizi rendah
cenderung untuk tidak berprestasi di sekolah karena mereka memiliki
kemampuan yang rendah dalam konsentrasi dan menyerap pembelajaran yang
diterima (Jalal 2009).
Karakteristik Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terdekat anak, yang peranannya penting
dalam tumbuh kembang anak. Karakteristik keluarga adalah segala hal yang
melekat pada keluarga tersebut dan sangat mempengruhi tumbuh kembang anak
yang berada dalam keluarga tersebut. Karakteristik keluarga antara lain usia
orang tua, besar keluarga, pekerjaan orang tua, pendapatan keluarga, dan
pendidikan orang tua.
Usia Orang Tua
Orang tua, terutama ibu cenderung memiliki pengetahuan dan pengalaman
dalam hal pengasuhan anak, sehingga umunya mereka mengasuh dan merawat
anak didasarkan pada pengalaman orang tua terdahulu. Selain itu, faktor usia
muda juga cenderung menjadikan seorang ibu akan lebih memperhatikan
kepentingannya sendiri daripada kepentingan anaknya, sehingga kualitas dan
kuantitas pengasuhan kurang terpenuhi. Sebaliknya ibu yang tergolong dewasa

10

madya dan tua cenderung menerima perannya dengan sepenuh hati (Hurlock
1998).
Besar Keluarga
Besarnya anggota keluarga merupakan jumlah semua anggota keluarga
yang menjadi tanggungan kepala keluarga, tinggal satu atap dan makan dari satu
dapur. Semakin besar suatu keluarga maka semakin sedikit yang diperoleh anak
dari orang tua. Hal ini disebabkan semakin banyak anggota keluarga maka
pembagian perhatian pada masing-masing anggota keluarga akan semakin
sedikit. Oleh karena itu, hal ini akan mempengaruhi ibu dalam pengasuhan dan
perawatan anak-anaknya terutama akan sangat berpengaruh pada anak balita.
Besar keluarga dalam beberapa penelitian berhubungan dengan kualitas
pengasuhan yang diberikan pada anak dan pada keadaan sosio-ekonomi yang
kurang juga akan mempengaruhi konsumsi makanan (Soetjiningsih 1995).
Hasil penelitian Sa’diyyah (1998), terhadap keluarga yang memiliki anak
usia 24-59 bulan menyataka