Respon fisiologi dan kandungan nikotin tembakan madura akibat pemberian air dan pemupukan
lUXSPO1Y FISIOLOGI DAN KANDUNGAN NIKOTXN
TEMBAKAU AKIBAT PEMBEEUAN AIR
DAN PEMUPUKAN N
Qleh :
Lina Yuliana
PROGRAM PASCA S A N A N A
INSTXTUT PERTANIAN BOGOR
2002
Yuliana, L (99058) Respun fisiologi dm kmdungm nikutin tmbakau madura
sebagai aicibat pmberian air dm pemupukan N dibawah bimbingm : Praf.Dr.Ir.
Sugeng Sudiatso MS ., Dr.Iw. AMul Rochim MS,(Ah.)dan Dr.11. Abdul Rachman MS.
ABSTRAK
Teinbakau Madura ( Nicotima tobacum I, ) menrpakan salah satu tembakau
lokal arornatis dm hasilnya adalah daun yang dirajang untuk bahan baku rokok
kretek dan sebagian kecil untuk susur. Respon tanaman terhadap kekurmgan air ini
relatip terhadip aktivitas metabolisme , morfologi, tingkat pertumbuhan dm potensi
hasil panennya . Pada kandisi kekurangan air, tanaman t m b t a u &an beradaptasi
dcngan meng&umulasi
Prolin di daun untuk rnempertahankan hidupnya .
Kemampuan tanaman tembakau untulr rnempertahankan kmdungan air yang cukup
selama pertumbuhanya direntukan aleh banyaknya jurnlah dam bawah yang kering
menjadi krosok , kctersediaan air bagi tmbakau madura terutarnst saat ternbakmu
selesai dipmgkas smpai daun siap ganen akan rnempengaruhi mutu tembakau
rnadura .
Pcn~upukanyang einggi &an menyebabkan tingginya kmdungan protoplasma
dalam sel tanaman ,selanjutnya sel lebih banyak rnenarik air , keadattn tersebut
rnenyebabkm kandungan air di daun tinggi dm agabila dikeringkan dengiin sinar
matahari sutit mcnjadi kering s e m p m a maka mutu yangdiperaleh scmakin rendah .
Pcmupukm I% yyan ddiberikan dalam tanah dcngan jurnlah ymg semakin tinggi &an
meningkan kmdungan N daun dm kandungan nikutin , unsur N mentpakm bahan
utama uxltuk sintesa nikutin , juga untuk memperpanjang umur tmaman dcngan
mernbcrikan akurnulasi nikoti-xl. Pemberian N memberikan pengaruh yang besar
pada perturnbuhm ,hasi1 &an mutu tembakau dari pada unsur - unsur lainya.
Pcnelitian ini mcnggunakan rmcmgan acak XceXumpok faktorial dengan tiga
faktor dan tiga ulangan ,F&tor X adalah perl&um pemberian air yaitu Au = 100%
sestrai dengan keadaan kapasitas lapang dm A1=50 % setenganh dxi keadaan
kapasitas lapang . Faktor I1 adalah -perl&uan pupuk kandang yai tu Po tanpa pupuk
kandang dan PI = pupuk kandang 0,5 Utan . sedangkan faktor IIf adalah perfakuan
pupuk N dari ZA terdiri dari 4 taraf yaitu : 1) No : tanpa pupuk ZA , 2 ) N1= 10 @tan
pupuk ZA . 3) N2 = 20 g/tan pupuk ZA d m 4) N3 = 30 &an pupuk ZA . Parameter
yang diamati meliputi : karakteristik fisialogis ,tinggi tanaman dm laju tumbuh ,luas
daun jurnlah daun , analisa tumbuh , kandungan N daun ,kandungm nikatin dm mutu
tembakau rnadura .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada karakterisrik fisiologi perlakuan
pemberian air dari 12 Man ke 23 I/tm membaikan pengaruh nyata pada kandungan
klarofil yang meningkat sebesar 64 % dan bbt daun spesifik daun meningkat
sebesar 93 %. Pertumbuhan tinggi tanaman meningkat berturrit-tumt sebesar 2,52 %,
13,48 % dan 14,09 % pada umur 30, 60 dm 90 hst, sedangkan Iaju tumbuh tinggi
tanaman pada periode 30- 60 hst scbesar 3,69 % dan geriode 60 - 90 hst sebesar 0,12
%. 3umlah dam meningkat berturut-tmt sebesar 6,25 %, 15 % dan 6 % pada umur
30,60 dm 90 hst, sedangkan pada periode 30 - 60 hst meningkat 25 % dm pcriade 60
- 90 hst meningkat 7,25 %. Luas daun terjadi peningkatan bhnxt-turut sebesar 49
%, 90 a/o dm 96 O/o pada umur 30, 60 dm 90 hst, sedmgkan laju tumbuh luas daun
terjadi peningkatan pada periode 30 - 60 hst sebesar 28 % d m pada pcriode SO - 90
hst sebesar 16 %. Nilai b o b t kering akar meningkat berturut-tumt sebesar 52,61) %
dan 85,87 % pada umur 65 dm 100 hst, kemudian bobot keling tanaman meningkat
-
berturut-turut sebesar 99,10 % dm 99 O/u pada umur 65 dm 100 hst. Pada maltlisa
tumbuh tanaman yaitu pada NLD peningkatan pemberian air mengurangi nilainya
schesar 45 % dan pada nilai DLD meningkat ssebcsar 95 %, Hasil penelitian
pcrnberian air rnemberikan penganlh nyata pada kandungan N daun kmdungan
nikotin, dengm peningkatan pemberim air dark 12 Iltm ke 23 I/tm memberikan
penurnwan kmdungan N dam sebesar 7,38 % dm kitndungan nikotin sebesar 3 %.
Pupuk kandang rnemberiktan penganrh nyata pada tinggi tanaman dari 0 lltan
ke 0,5 I/tan meningkat beausut-turut sebesar 5,8 1 % dm 22,56 % pada umur 30 dm
60 hst. Pada pemberian pupuk N berpengawh nyata pada kandungan N dzltln dari
pembcrian 0 @tan ke 10 &an ke 20 g/tan ke 30 gltan mmingkat berturut-tuwt sebesar
16,19 %, 2,93 O/o dm 3,12 %, dm kmdungm nikotin meningkat bmturut-turut sebesar
2,88 %, 4,75 % dm I , 19 %. Pada penmbahari pupuk N sebesar 10 @tan rnmberikan
mutu baik 50 %, scdang SO U/u dm rend& 0 %.
Terdapat interaksi antara pemberian air dm pupuk kandang dm inter&si antara
pernberian air dan pupuk N serta interaksi antara pupuk kmdmg dm pupuk N pada
tinggi tanaman. Ada interaksi antarst pemberian air dm pupuk kandang padst bubot
kering akar dan interaksi antara pmberian air dan pupuk N pada bobot kering
tmarnan.
SURAT PERNYATAAN
Dengm ini mcnyatakm bahwa Tesis ini ymg berjudul Respun Fisiologi &an
Kandungan Nikotin T m r b h u Madura Akibat Fernherim Air dm P e m u p u ~n'
adalah bcnar mmpakan hasil karya saya sendiri beXum pernah dipublikasikan.
Semua sumber data dm informmi yang diguxlakan telah dinyatakan secara jeias d m
dapat diperiksa kcbcnarannya.
NRP : 99058
RE3PQN FlSIQLOGI DAN KANDUNGAN NXKOTXN
TEMBAKAU MAaUICA AIUBAT PEMBERTAIY AIR
DAN PEMUPUKAN N
THESIS
Untuk memenubi Persyaratan
Mernperoleb Gelar Magister
PROGRAM STUD1 AGRQNOMI
JURUSAN EKOLOGX
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANZAN BOGOR
2002
Judui Tesis
: RESPON FISIOLOGI DAN KANDTJNGAN NIKOTIN
TEMBAKAN MADURA AKIBAT PEMBEMAN AIR
Nama
NRP
Program Study
: LINA YULIANA
DAN PEMUPUKAN N
: 99058
:A p n o m i
Menyetujui
1. Komisi Pembimbing
Prof, Dr. Ir. Sugen~SU atso
Ketua
DL fr. A M 1 Rrtchim, MS, (Aim)
Angguta
2. Ketua Program
Studi A~ronomi
*L
AWPh
Direktur Program
Penulis hemama Lina Yuliana an& pertama dari empat bersaudara pasangan
Bapalc Syamsul Nadi dm Ibu Toety Surnanvijati. Penulis dilahirkan di Jombang 23
Juli 1974.
Pendidikan formal yang dilalui lulus SDN Banjarsari tahun 1986, lulus
SMPN 2 Per&-Jombang tahun 1989, lulus SMA Muhmrnadiyah 1 Jombang tafiun
1982, Lulus Universitas Bangkalan Madura tahun 1997 dm rnasuk Pasca Sarjana
Xnshtut Pertmian Bogur, Program Studi Agronami, Jurusan Ekoloa t&un 1999.
Penulis pernah bekeja sebagai asisten dasen di Univerditas Bmgkalan
Madura tahun 1997-1999.
Kebutuhm ternbakau unit& industri rakak di Indonesia semakin
meningkstt setiap trtRunnya sekitar 170 000 tan yang dipenufxi dari pruduksi
tembakau lokaal sebesar 120 000 ton dm tembakau impor s e h s a 52.000
tun,sehingga tembdau
mcmpranyai peranan
ymg
amat penting
bagi
pCrek~n0miixlIndonesia ,sebagai penghmil cukai ( Rp 6,7 Triliun ), devisa ( US
$235,3 Suta ) dm memiliki nilai sosid dengm meningkatkan pendapatan getmi
d m penyerapan t e t g a kerja ( 6,4 Juta orang ).
Tembakau rakyat t e r n & Madura merni;Iiki kandungm nikatin tinggi
,berkisar stntara 0,57- 3,28 a/n ,sehingga tidak sesuai dcngan kebijakan pernerintah
PP no 81 tsthun 1999 ymg menetapkm b&wa kandungm nekatin dan tar per
batmg rokok tidrtk: boleh melebihi 1,5 rng
-
nekatin dm 20 rng Tar yaitu 0,15 % 1,5 % kandunga nikotinya . Diperolehnya
rerspon fisiologis
hasil, mutu dm kmdungan nikutin rendah , pada perlakustn ini sebtgai akibat
permberim air dm pemupukan N merupakan tujuan dari penelitian ini
.
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat rnernberikan kontribusi dalam usha tmi ternbakau
Madura dan meningkatkan pndapatstn phi
Penulis menyampaikm tmima k a i h kepada kedua Orang tua ,suami
tercinta dm saudara-saudaaku yang telah membrikan dukungan material dm
sepirituil ddam menyelesaikan tesis ini. Penulis juga rnenyampaikan terima kasih
kepada Prof.Dr.Ir.Sugeng Sudiatso,MS,Juga Dr,Ir Abdul Ruchim,MS( Alm ) dm
Dr,Ir Abdul Rochman,MS sebagzli komisi birnbingan yang t e l h mernberikan
swan &an bimbingan. Penuylis juga menyampaikan terima kasih kepada Bdai
Penelitisn tanaman Tembalrau dm serat di Malang juga kepada semua pihak yang
telah membantu rnulai persiapan hingga selesainya iesis ini.
Penulis menyadari ketrtratwm yang dimiliki ,untuk itu Mtik dm saran
yang sifatnya mernbmgun kami harapkan . Akhirnya penulis berharap agar tesis
ini dapat bermanfaat bagi bangsa terutrtma bagi &ademis.
Bogor, Januari 2003
Penulis
- Pe~:rxyarulipernberim air, pup&
karldmg, darl pupuk N tahadap
nilaj EFO, KRPD,Kmdungm Kfarofildm BDSC................
- Penganrh pelnberian sir, p u p k kandang, dm ppupuk N terlladap
tin@ tanaman dm laju tumbuh tinggi tansunan ...................
- Interaksi ru~tarapelnbwiarl air d a ~ g mpupuk kmtndmg, antara
Fernberim air dengan pup& N, dm antara pup& kmdmg
Dengal; pupuk
N pada trnggi tarlamail
...........................
- I)engwuh pe~nbwimair, pupuk km&x\g, d4mpupuk N terlladap
jurnlah daun dan iaju tu~nbdljurnlall daun ..........................
- Pcnganrk pembeflan air, pupuk kandang, dm pupuk N tcrlkadap
luas datm dan Iaju twnbtlh luas daun ................................
- Pengaruh pemberimi air, pup&
kandang, dm pup& N tmhadap
nilai L L D , LPR, NAR ..................................................
- Penguuil p,inberian air, F:y&kmdang, dm pupuk N terha@
~ ~ i lNLD
a i dan DL,D ...................................................
- Penganlh pemberiiu~air, pup& kandmg, dm pup&
N terhadap
brabot km-ing akar d m boboot kering tanaman ......................
- InteraIcsi ant-
p e m h a n i r dmgan pup& irandmg pada
babot k&ng akar ......................................................
- Interaksi antara pupuk kandwg dan pupuk N p
a babat
kering tanaman .........................................................
- Penganrh pemberian air, pupuk kmdang, dm pupuk N tahndap
kmdungan N dam dai~ksuldungan nikotin ..........................
- Pmgmh pmberian air, pupuk kandmg, dm gupuk N terhadap
mutu tembakau rnadura .................................................
Indonc >iarnerupakan salah satu ncgam penghsil ternbakau yang terdiri
dari ternkkau na-oogst dan ternba kau voor-oogst. Jenis ternbakau vow-oogs!
sendiri meliputi ternbakau virginia, ternbakau rakyat: dan ternbakau f umjmg yang
sehrra produksinya di Jawa, Bali, Deli, dan NTB. Tembakau rakyat dina~nakan
sesuai dengan daerafr asainya.
T'ernbakau rnernpunya art1 penting schagai kornoditi dengan nilai
ekonornis tinggi &n usaha perternbakawn treqxmnan bagi perekunomian
msional, yakni sebagai pnghasil cukai (Kp 6,7 trilyunj, devisa (US $235,3 j uta!,
pendapahn petani dan penyerapan tenaga kerja (6,4 juta orang). Peluaxlg
ternbairau vow-oogst di pasar ekspor s p a t i temtrakau rnadura, virginla dan
boyalaii cuktlp beszlr karena kebutuhan mu-mta tembakau untuk industn rakok
setiap tafiunnya rneneapai 170.000 ton. Eial ini dipnuhi ofeh produksi ternbakau
nasionaf 120.000 ton dan texrlbakau impor 52.0W ton ( U P ,1999).
'Tembztkiu madura rnerupfran safah satu tembkau lokal etramtis ya-mg
dikernbangkan di Puf au Madura. Berdaafkan kegunmnnya, tembakau r n d u r a
dirajang untuk bahan baku rokok dan aebagian kecil untuk susur (Basuki, er ul.,
1999).
Prduksi t e m W u tergalong rendah yaitu 300 - 500 k.glha. dengan
kenaikktn rah-rah 9,75% per tahurr (Senokarto, Subijono, clan Wahyudiono,
1990).
'I'ernbakau madura rnernil iki &un hcrukuran sectang, berumur sekitar CdO,,.,
100 hari, a
n mernbutuhkan iklirn kering.
Produksi dm mutu tembakau
ditentukan aleh potensi tanah, &u I klim wilayah untuk pngelolwn tembakau
(Shaleh dan Machfuh., 1999). lJrnumnya iklim yang mernpengaruhi fisiotogi
dari tanaman tembakau terutarna cahaya, dan suhu.
Tembakau rnadura temasuk tanaman tropis yang &pat tumbuh pa&
kundisi tanah bcrstruktur baik, drainax baik, &n
pH tanah berkisrtr 6,O-7,5
(Shuleh dan Machfudz, f 999). Di sarnping itu tembakrtu madurn, dapat, tumbuh
dalam rentang iklim luas ("Tso, 1972), tetapi selama pertmbuharwya xidak
menghendaki suhu rendah, karma responnya netral terhadap pnjang hari.
Keadaan ini yang akan mencr~tukunfisiolagi tanaman tembakau.
'Ternbakau rakyat urnurnnya krkadar ni kotin t inggi yaitu; ttembakat:
virginia 0,63% -2,56%, tembakau m d ~ m0,57%
-
3,28%, dan tembakau
tcmanggung 2,UU% - 7,50% (Balittas, 2000). Dengan adanya tekanan WEIO dan
lembaga swadaya intenmianal, Pemefintah Indonesia menetapkan kebijakan PP
No.81 bhun f 999 drtn diberlakukan mulai 5 Oktober 1999, yang antntra lain
ditetapkannya k&
nikotin dan tar p d a tiap batang rokok ti&k b l e h melebihi
1,s rng nikutin dan 20 mg tar per batmg (LTP,1999).
Kebijakan Pemerinhh tersebut di atas k'pengaruh be=
pa&
pengembangan temtrrtkau sehingga untuk rnendapah tembabu yang sesw i
hams diiakukan swam bijnksam &lam mernperoieh kualitas dan kmntitas
ternb~kauyltng diinginkan. 'lcknik budidaya krpecanan penling, d a l w ha1 ini
dengan rnelakukan pneli tian pernberian air &an pemupukan PI.
Tembakau madurn ditstnarn pada t i p macam lahan I ) lahan gunung, yang
kebutuhan airnya hanyzl dari air hujan f 3%), 2) fahan tegai, yang beqxngairan
dari sumur ittau dari air tanah (52%), dan 3) I&an sawah, yang kebutuhan airnya
untuk tanaman sekitar (35%) (Murdiyati e ~ u l .1999).
,
Ditambahkan pula bahwa
produktivitas lahan gunung hanya 0,4
-
0,5 toidha, rajangan kering, krmutu
tinggi dan arornatis, produklivita hhan tegal0,7 - 0,8tadha, mutunya tinggi dan
aramatis, zed .ng untuk produktivitas di lahan sawah t , I
-
f,2 tonlha, tetapi
mrttunya rendah dm kurang aramatis.
Kebutuhan air untuk tembakau didefinisikm x h g a i jumlah air yarg
diperlukan tanaman untuk bisa turnbuh d~ngan baik.
Menurut Racfrman,
Murdiyafi dan Suwarso, (1991) bahwa f h n sawah, air tanahya dangkal din
kebutuhsn air tepnuhi &ri pembmtan sejumIah air dangkal, dan penggmaan air
dikurangi untuk rneningkttkan. mutu d m arom. T e m W u dengm air yang
berlebibn akan menghasilkan kiditas tembahu madura tebih rendah dari
tembakau yang diairi d a b jumlah s s u a i kebutuhan.
Penambahan unsur ham diperfukm untuk rneningkatkan pruduktivitas
tamman dan memprtahankm k e s u b m tanah (King, 1990). Menurut bchman,
Murdiyati dan Suwarso (1991), m e n g a h bahwa pemkrim N mempngaruhi
kadar nikotin, dimna pnururzan kdzu nikotin temkkau Madura &pat ditempuh
dengan cars pengurnngan dnsis N, lcarena N rnerupakan senyawa utarna penyusun
ni kotin.
2. "Tujuan Penelitifin
Mengetahui respn tisialogi, h a d , mutu &n kandungdn nikotin bnaman
tembakau rnadura karena pernberian air dan pemrapukan N
3. Hipotesis
-
Peningkatan
pernberian
air
akan
rneningkrrtkan
pertumbuhn
&an
perkernbangan tanaman a kihatnya, hasil produksi bobat kering tanaman tinggi
tetapi mutu dan kandungan nikotinilya rendah.
-
,Peningkatan pupuk kandang akan meningkatkan pertumbuhan dan h a d
tanaman, luas daun, bubac kering tanaman, kandungan nikotin, tehpi tidak
rnempngaruhi mutunya.
-
Peningkam pemupukan N rneningkatb pertumbuhan dan h i 1 tanaman,
rneningkatkan kandungan N daun dan kmdunpn nikatin namun mutu yang
diproieh cendenmg rendah karma rasa asap menjadi berat.
-
Terdapat adanya interaksi antam ptmkrian air dan pemuphn pup&
kandang maupun &rigan. pup& N d m anam pup& k a n h g d e n w pupuk M
p:da tin& tmarnan &n h a i l bubot kering etkw d m taxlaman.
'Fernbakau Madura fN~cc)(runutohucunx L ) rnerupakan salah satu
ternbakau lukal aromatis dan hrtsilnya acfalah bun yang dirajang untuk balun
baku rakok kt&&
d m setragian kecil untr.k susur. Ciri utama ternbakau rajangan
untuk rokak, yakni pangkal daunnya duduk dan Iemtracan daun 'lebih tipis dari
tembakau susur (Basuki, 1.1. tll., 4999).
're'embakau ini &piit tumbuh &tarn rentan ikfirn yang Lws dan dapat
tumbuh pada kisaran 60" LU (Swecfia) - 40" L5 (Selandia Baru) karena xesgonnya
netral ierhadap panjang hari (Gardner, 1951), selarna pertumbuhan tidak
dikehendaki adanya suhu rendah dibawah 1 5 " C (Tso, 1972).
Produksi tanaman tembakau ditmtukm ofeh tin&$
prtumbuhan
h a m a n cukup baik, terutania pertumbuhm daun, makin h i k tingkat
pextumbuhan akan mukin k i k pula tingkat ksilnya.
Proses fisiofagi y m g sangat berpengmh pa& pertumbubxt tanaman
tidalah fatwintesis dan respimi pada tanam.
Kernampam dam unt~lk
menyerap dan rnenggunakan energi d y a mtahari rnenrpelh kgian &ri
kamiaeristik fisialogis &lam prows fatosbtmis (Djumli, 2001 ).
D a h p r w s fotosintesis, emrgi &ya
&wrap oleh pigmen-pigmen
didalam mernbran lameta yang menyebabhn transpor eteidxon d m proton, dm
mengakihatkan terjdnya fosforitasi ADP menjd ATP dan reduksi NADP+
menjadi NADPH.
A'TP rnerupakan energi yang tcrsedia dalam siskrn bialogi,
apabila sstu gugus fosfat di lepskan dari ATP, energi juga lepas.
hsfat yang tertepas akan bergabung dextgan suatu moiekul ( yang
rningalami fosfori lasi ) bi la a& masukan energi, ha1 ini menaikbn kandungan
energi molekul tersebut dan mernungkinkannya mengahmi reaksi kimia.
Dan
NADPH merupkan szllah ssltu pereduksi (penaim clan pernasak ion hidrogen)
yang paling kuat.
Keduonnya ATP dan NADPH diperlukan untuk mengubnh
karbundioksida (CO?)mnjadi mofcku! argmik (Susifo, I99 f ).
Respirasi didefinisikan sebagai proses pengumian bahan organ1k merljadi
energ, rtan repirasi yang terjadi pda sebagim besolr tanaman dm hewan biasanyrt
melittkan uksidasi aerobik dari gula, reaksi ini krjadi didalm sitoplasma
tepatnya pada mitokondria. Energi ymg didapt &ri respirwi pda rnitukondria
ditepaskan kedalam sitoplasrna. Energi yang didapt dari m u mol glukosa ( I 80 g)
radalah sehsar i- 673 krtlori. Eneigi ini diper-n
untuk pertumbuhan dm
perkembangan tanaman, sehingga respirexsi penting untuk mempertahankan
kehidupan (Penning de Vries, et. a/,, 1989).
Fotwintesis dan respimsi, meskipun keduanya mirip, tetapi
banyak
ha1 keduanya mentpakan reaksi yang k r f a w a m . Kedmnya rnengvkan energl
unkrir sintesis, t d p i xespirasi ham merniwngkar mofekul organik, sehingga
mernbutuhkan energi yang b r a d dwi fotusintesis. Faktor yang
=gat
penting
&lam futasintesis dm respimsi adctfah cattaya, suhu, jumlah xrtdiasi dm
kelembaban u&m, Energi cahaya ymg rnengexmai klaian &un &an mengalmi
prnantulan, penyerapan
pciolosan (penetrasi). Hemmya eriergi yang
diteruskan ciipengaruhi oleh j urnlah energi yang digrap dan dipantutkan o leh
daun.
2. Perturnbuhan dan Per kern bangan Tanaman Tern b a b u Madum
.,
Pefturnbuhan tanaman mempnganihi produksinya, bila pwturnbuhan
tanaman bai k maka produksi y nng dihasilkan bttik pula demikian pula sehliknya.
Sebelum ditanm di lapang, benih tembakau disemaikan terlebih dahulu hingga
umur bibit 35 - 5Q hari dengar, keadaan bibit kuat, sehat dan semgam untuk
rnenghasilkan pertumbuhan yang optimal { Rachrnan, Machfudx dan Istiana,
1999).
Dan dalarn pmbibitan lapisan pasir tidak lebih dari 2 mrn krena
perkecrtrnhahan beni h temhkau rnerneriukan cahaya (Papenfus dan Quin, 1984).
Pertumbuhan tembakau Madrnra dibagi menjadi 3 tahp, yaitu;
pertumbuhan awai, prtumbuhan vegetatip dzan p e r t u m b u h generatif. Pa&
tahap prtumbuhan rtwai, krtangsung hingga umur 3 - 4 minggu setelah tanam
dengan laju pertumbufian lmbat dm prtumbuhm utrtma terle4ak pda
pertumbuhm akar (Hawks dm Collins, 1983). Pertumbuhan akiw berjaian cept,
dirnana ah-akar serabut menernbus hpisan tanah sedalatm 40 ern (Papenfus dm
Quin, 19841, dan volume akar telah mencapai volume akhir (Akehurst, 198 1).
Ke~nudian tinaman temtrakau padtit t&p
prtumbuhan vegetatif
berlangsung pada umur 4 - 8 m i n g y setelah tanam, faju p e r t w b u h ymg cepat
ternma pa& per~umbuhanb m g dan b u n (Hawks &n Collins, 1983).
Dan
p d a tatrap pertumbubn generatif dirnulai umur 8 rninggu se~elahimam yang
ditandai dengan munculnya kunctlp bunga.
Pada tahap awal pertumbuhan,
perturn buhan ini laj u pertumbuhannya berjalan lebih lambat dari pertumbuhan
vegetatif (Tso, 1972). [Ian setelah d i l a k h n pemartgkan bunga beknxp daun
(topping), pertumbuhannya mengembang
pertumbubn akar yang lebi h
intensif dan mampu mendukung pads prtumbuhan tanaman ymg lebih baik,
sehingga daun bawah tidak cepat rnengering (Papenfus dan Quin 1984).
3, Pertumbuhrrn Akar, Batang, dan Dwun 'fernhkau Madura
Akar ~ ~ i d a i a m
tanah selalu dztizlm k w d w gelap dan diklilingi oleh
kamposisi u d ~ r ayang lebih stabil bifa dibandingkan dengan daun (Vaadia dan
Itia, 1969).
Perturnbuhan akar tanaman yang kwt Iazimnya diprlkan untuk
kekuatan &n pertumbuhan pucuk, apstbila &ar mengalami keru&n
gangguun
biologis, fisik atau mekanik akan rnenjarfi k m g brFmgsi maka prtumbuhan
pucuk juga kurang berfungsi ( M i d i ,
ef,
ai., 1972).
Jik;a sistern &xu &lam
keadan an-aerup, akar terhambat pertumbuharurya, I-Ianis d m Van B8vd (1957)
rnengernukakan M w a perahran yatng lebih &lam meningka-
ketersedimn
air,
Altar mefayani tanaman dalm fungsi penting sebagai berkut (Weaver,
1926); 1) Penyerapan yang terjadi meforfui ujung a h dan bulu akar, 2)
Penambatan, pertumbuhan a h ditambat rnehwan gaya ymg diberikan oleh
bagian ujurr~yang menembus tanzth ysng padat, 3) Penyirnpamn, penyimpnan
balun
yaxlg tebih t u , 4) Transpor, trmpor khan dari &n
ke dam
meialui b a n g dan percabangin. dan 5 ) Perbaikan, perdamn &pat digunakan
untuk pxbaikaxt, karem kapasitas akar rnernbentuk pucuk t a m b h clan untuk
menyirnpan c h n g a n makawn yang mendukung prtumbuhan k u .
"'X'anamanambakau Madura mempunyai a h tunggang dengan p n j a ~ g
50-70 crn &n a b r serabut yang turnbuh setelah dipin&
akar ( S w h a n t o dan Abdullah, 1 970).
tmam disekitar leher
B i b kodisi tanah rnemungkinkan
sistern akar serabut &pat tumbuh rnenrapai 90 crn path akhir pengembangan
(Papenfus dan Quin, f 984).
Bamg tersusun dari ruas yang rnerentang diantara buku-bku batarjg
tempat rnelekatnya dam.
Pertumbuhm tinggi batang terjadi didatam meristen
interhtar dari ruas yang rnemanjang sebagai akibt rneningkatnya jumlah sei d m
&ruma I - --.
meluasnya sel yang terakhir ini bisa rneningkat sampai 25 cm
.Z
(SusiIo, 1991 ).
Pertumbuhan batang ternbakstu mengikuti kurva eksponensiaf dm hanya
2,5% total prturnbuhn selama 21 hari setelah tanam dan anbra 21
setelah tanam pertumbuhn
rats-rats
- 75
harj
berjalan cepat, kemudian a h n mengalami
penwwm setelah 75 b r i setelah, tanam, total pertxrmbufsan 80% pem&mya
(Gizzard, et. a\., 1942). &tang & m W u hrdiri tegak,
~~ hijau muda
dm berbdu, t i n e tamman otntara 58- 120crn (Suwarsa, 1991). fada batang
kmbakau disetiap ketiak: dam krdapat titik tumbufi wbmg hIrtm h d m n
doman yang apbiia dipangkas a h tumbutr menjadi cahg-cettrang baru
(Basuki, el. ul., 1999). Dan jika kondisi t ingkungan mernungkinkarr, s i m g akan
berkembng menjarti cabang baru yang akan m e n g h b a t pertumbuhn tanaman
(Akehurst, $981).
33. Fertumbuhau Daun
Uaun diperluican untuk penyerapan &n pngubahan energi cahaya daXam
proses pertumbuhan sttznpai menghusilkan panen, melului fatosintcsis.
Perturnbuhan daun dapat dilihat secaw individu (daun turrggal) Dan secara
keseluruhan
tanaman (kanopi tanlamin) seperti peduasan dam, perkumbuhan
ketbalan daun, berat. kering &un dan jumlah daun (Djumli, 200 1 ).
Daun tembakau bersifat tunggal, krtangkai atau duduk dibatang denen
sudut dam berkisar 41' - 60' dm tersusun secara spiral dengm posisi dam
dibatang benariasi rtntara ?I5 - 3/8, bentuk daun oval sampai bulat: telux
(Suwarso, 1 99 i. ).
Jumlah daun tembtk-au Madura krkisar antara 18 - 25 Iemhr b u n Dan
paxxjang dam hwariaxi antara 30 - 43 cm, untuk lebr daun berkisstr an-
16 -
29 cm, jumlah ukuran daun menentukan produksi ternbaby ha1 ini addah
k a m k r kuantitatif untuk rneninghthn produksi (Basuki, el. a!., 1999). Selain
h a k k r kw ttitatif,
h k k r kiditatif diperluh s e b i pexlciri utama
species/varietas h n a Gpengmhi akh lingkungm dwxr mudah diwauriskan pada
keturunannya (Ailard, 1960) dan daun yang dapat digmabn s e b q i pemkda
&fah pemukam, bent&, &pi &n ujung h w . %cam mum dam bmbalmu
M d u r a dipanen sdstu kali untuk seluruh dam, dan hasil rajmgsn wtuk krosok
sebanyat satu bal(40 - 50 kg) (Jako-Hartam, er.ul., f 993; I 995).
Perluisan daun te~nhakaudimulai dari kuncup rlaun hingga daun mencapai
ukuran rnelksi i~um
dan selanjutnya &un mengalami prkembmgan menjadi daun
masak. Pemurtculan kuncup daun berakhir bila telah terbentuk kuncup bmga dan
disebut sebagai tahap pmhungaan (Hawks dan Callins, t 483).
Perturnbutran dan prkembangan tanaman mempakan proses yang penting
&lam kehidupan d m p e r k e r n b a n ~ i ~swtu
n spesies yang treriangsung secara
tern-menem sepnjang daur hidupnya, k r p h r n g pads temdiaaya rneriste~n,
hmil asimilasi, hornan dan sutrstansi wrlxtmbuhan lainnya, sem lingkungan yang
mendukurrg pertumbuhan tanaman setgai peningkatan balm kering atau proses
differensiasi yang rnenrpaJcan pnimbunan bafian kering dm tqumnya sebagai
petunjuk yang memberikan ciri perturnbutran, k a n a rnempunyai kepentingan
ekanami yang pet! ing bewr f loomis, 1953).
Perkernbangan tanm,m merupah suwtu kombinasi dari sejumlah proses
yang kurnpfeks yaitu proses pertumbuhan dan diffmnsiasi ymg m e a m padit
akwnulasi berat kering (Susila, 199I). Pertumbuhan dan perkembangan tanaman
merupkan has11 asirniletsi kwbuhidrat setama masa hidupnyer yang diceminkan
oleh perkernbangan tanaman (Djumali, 20Q I ).
Husil asimilasi yang tersedia lebih h i cukup bagi kebutuhan utrtuk
pertumbuhpti, s e c m normat, merupkan akibat fairtar-fakior yang menghambat
pertumbufxan tanpa rnenghambat fatasinksis
(Mum&,1969). Faktor-faktar yang
Iebi h membatas perturnbutran dihdingkan mernbatasi fotosintmis seperti
kekuranpn air, kekuranga~rN k r a k i h t adanya kelebihan h a i l fotosintesis untuk
mendurang perkernbangan tartaman apbila sutru menguntungkun dan eGrn yang
dipert ukan (Loamis, 1953).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yang secant Iuas dapat
dikategwikan sehgai faktur lingkungan dan falitor genetik.
4.1. Pengfiruh Cahaya
Cahaya krpeng~ruh pa& prtumbuhn anaman, dirnaraa wngarufr
i ntensitas cahaya terhakp Iaju fotosintesis tergantung pa& kemampuan tamman
menyerap cahaya yang diterima.
Selain befpenganrh pda laju fotasintesis,
intensitas cahaya tinggi a h rneningkabn ukmn daun, d n g intensitas &ya
rendah menuruniutn laju futosintesis karena prduXrsi ATP dan NADPH tidak
cukup tinggi sehingga ukumn daun kwil (Raper, t 971).
Pengnruh mfraya terkdap perturnbutran tamman &pat dilihat dari
penguh intensitas dan lama penyinaran, k a ~ msetisxp varietas mempunyai
& n w p yang krbeda terhadap perubahan intensitas cahaya dm lamst penyinam
(Perming de Vries, ef. a l , 1989). Cahaya j u g bqxrrgad p&
pertumbuhan
batang yang menyebabkxtn peningluttan panjag bzntang* mas baatang, dan tinggi
tanman, temhma khadap kea$otan tamman M
i pendek.
Pengaruh suhu tcrhadap prtumbuhan drmn prkernbarrgan tanman dapat
ditihat tdari pngtrutrnya pada Iaju fotosintesis dm respirasi. Pengamh suhu
terh&p
laju fdosintesis terjadi pa&
proses ymg krkaitan dengan rcaksi
enzimrttis, yakni reaksi gelap dan taju respirasi akan terns menin&& dengan
rneningkatnya suhu hinggt mencapti suhu yang menyebabkan denaturasi enzirnenzimnya (Evans, 1975)
Menurut Panrianbwth, ci. a!., (1993), suhu
fotosintesis :rubma pa&
krpengantfi p d a Iaju
efisiensi penggunaan czthaya untuk rnereduksi CO?,
tetapi menurut Penning de Vries et. a/., f 19%9),suhu tidrnk h y a beqxngaruh
untuk eTIsiensi penggunaan cahaya untuk mereduksi C02 saja melainkan juga
untuk laju futosintesisrnaksimum.
Pengaruh suhu terkdrtp prtumhRan dm perkembangan,tanaman sangat
k m i a s i , danm s h u lebih mempengawhi peitumbuhn a h dari pa&
wfturnbutran pucuir (Bassham dm Calvin, 1957). Suhu rendah wtama &hap
perturnbuhan awal dan hhap awal perturnbuhan vegetzntif menyebabkm ternbakau
=pat berbunga, sehingga jumlah $am yeng terbentuk lebih seditit d m produhi
daun kering yang diperoleh rendah (Hawks dan Collins, f 983). Dm jika suhu
mta-rah lebih tinggi akan menghasilh jumlah $am terkntuk yang Iebih banyak
dihnding suhu mta-rab lebih ren&h (mr,
1971).
5. Peranan Air dan Pengaruhnya pada Ternbahu hbdura
5.1. Peraean Air pads Tanaman
Air merupakan kornponen utama pembangun sel-sel &nman trbentuk
cairan dan rnerupakan petarut utarnrr yang sangat kuat sehingga &pat krfungsi
sebagai media h g i rewksi-reaksr biokimirx, reaktan &!am proses fotosintesis dan
sebagai media transport zit-=% di &lam tanaman (SusiIa, 199 I ). Kandungan air
dartxrn tanaman bervariasi antart 70 .- 90%, setiap brinya j urnlah aliran air yang
tetertabn &lam jaringin tanaman digunakan untuk pertuasan sl-sef baru &n
untuk fotosintesis (Jawis, 1975).
Perahran tanamztn yang lebih &lam
ketersdkm alr cukup dm-.
,,rolefi.-51 a h (dm per satwn volume tanah)
meningkatkan pngambifan air dari suatu satuan volume tanah sehlurn tecjadi
layu pmanen (Susi lo, 1991 ).
Secara umram tamman m e n p h i def~sitair, apbila taju kehilmgan air
tanah kbib h
r ditxanding laju pngmbiiart, air d a t h &nah (Ligon, dan Benoit,
1%6). Ada b k m p adzlptasi yang dil&ukm tmamoxn jib m e n p h i defisit air,
menurut Jansen (1 973) adaptasi yang dilakukan tamman a&l& kemampuan
t a n m n rnenyetwikan siktus hidupnya seklum defisit air terjadi, kmeunpuart
t a n a m mempertahankan poknsial air d;dalm tanelman yang tinggi, w~tlaupun
patexlsial tanah rendah dan kem2tmpurtn tanaman mtuk: bemhan hidup dt:ngan
lcondisi potensial tanah rendah. Adstptasi ymg IfiIakukan &pat melmgsurrgkan
proses- proses prtumbufiamya yang diatur oleh potensid turgor yang emt
hubungannya dengan perkernbangan dam (Susilu, I99 1 ).
Seperti tanaman lainnya, pada tanaman temhakau ketersediaan air yang
cukup a h n m e r n p n ~ ~ r u hhasii
i ak hir dan kualitas temhkau. T a n a m tembakatl
&lam keadmn air krlebitr akan rnenumkan kualitas ternbakau, oleh hrem itu
tembakau ditanarn M a musim kemafau dengin sedi kit air f tlarkis, el. d.,
1 935).
5.2. Pengaruh Pemkrian Air pada Tern';ltrkau Madura
"ranamanyang dalam kondisi kektlrangan air, akar tanaman akan scrnakin
dalam namun tanman rnasih dapat memperuleh air, dengan demikian air dalam
jaringan tanaman tctap tersectla bagi metabalisme tanaman (Kanro, 1 988).
Respon tanaman terhadap kekumngan air itu relatif terbdap aktivitas
metabolisme, morfologi, tingkat pertumbuhan dm potensial h i 1 pancnnya
(Susilo, 1991 ). Bahkan untuk
tatlaman yarzg
ditanam &lam poi dengan volume
tanah terbatas lebih cept mengalmi kekumngan air d i h d i n g d e w tanamail
yang ditmam difapng dm kekurangan terns-menems &pat menyebabkan Iaju
fotosintesis hingga dipr1ukan k k m p a hi setefah irigasi agar &pat ke laju
fotosintesis asiinya (densen, 1 973).
Pada kondisi kekurstngan air tElnamrtn kmbakau akan k&ptElsi
mengakurnutasi pralin Bidaun uxrtuk rnern-hn
hidupnya ti&
jaringan tanaman f lwai, Kawahima datn Matsyuyma, 1979).
dengan
pda
Kcmampuan
tanaman tembakau untuk mernprtahmkm kmdungan air yang cukup selama
prturnbuhan diteaukan oleh h y a k n y a jmfah &un bawah yang kering dibatang
yang menjadi krosak f h n , 1972). Kondisi kekurangan air ymg diperlakukan
sampi pa& bdw air t a m a n menmpai titik layu permanan, sefama szltu h i
selanjutny a
,
isiram sclrnpai kapasiias lapang tidak berpengawh terhadap
penurunan produksi ("Tukimin,Puriani dan Rachrnan, 2000).
lurnlnh air yang diberikan t a n a m akan rnempengaruhi sifat daunnya,
terutama pada pernbukaan dan penutupan stoma& di b u n dm bag ternbakau air
dapai rncnyusun bobot tanaman sekitar 90%, tetapi manaman tembakau dapat
tPr:iadii@si dengm kandisi kekefingan (Tso, 1972). Pada rnalan hari COz&lam
d u n meningkat brem fo'atosintesisterhenti pH turun, sehingga tcrjadi pruhzthan
guta (larut) rnenjadi pati (tidak larut) kemudian turgor t u r n maka stomata akan
menutup, sebs.liknya pa& pagi hari COz teqxtirai untuk fotrtsintesis,pH turun dan
terjadi pefubahan pati rnenjadi guIa sehingga turgor rneningkat dan stomata
terbuka (Salisbury dan Ross, 1 969).
Ketcrsdiaan air pa& saat tembakau selesai dipangkas sampi daun siap
panen &an
rnempengaruhi mutu t e r n W u Madm (Tukimili, Purlmi dag
Racfunan, 20QO).
Pemberian air yang berlebih &an berpengaruh buruk pa&
tembakau
b ~ n atcmhkau ymg d i k i l h krbau air sehinggzi
h 4 d r tra
aromatiknya sebagai ciri spesifik kmbairwu Madm hilang atau mutu ymg
dihasit kan rendah (Murdiyati, el. d,,,
1999).
Persedinan air sangat penting untuk melamtkan ham M, sehingga tcrsedia
bagi tanaman untuk pertumbhmya, denen terkwitnya air oleh humus berarti
&pat mengumngi perkolasi ddm tanah. Fernberim air yang krlebih akan
rnempengmhi &un sebgai hasil utama banyak mengandung air sehingga akan
sulit bring sempurna clrtn h i 1 xajangm basah, muhx rendah (Tukirnin, Purlani
dan Rachan, 2000).
Pada ternbaknu biusmya akan rnernberikan respn
tcrhadap kondisi kckenngm
metal ui
pngaruhnya
terhadap tuas daun,
prkem bangan organ-organ dan pruduksi , salah satu pengmuh pf
ing ksar dari
kekurangan air arfdltah lxrkurangnya luas daun (Gaidner, 1951). Kebutuhan air
untuk tembahu datm perturnbuhanxlya terdiri dari beberapa fase perturnbuhan
tambat, yaitu @a fase prlumbuhan vegmtif lambat &ri awal tanam sampai
umur 35 hari setelah tanam, untuk pertumbuhan prakaran yang mmmlukan air
dengan jumlah t e h b s , kekeringan p d a ternbakau Madura umur 60 hari setelah
tanam dan kembali pada kondisj hipasitas lapang tidak mempengaruhi
metstblisme dan penyusunan sel pertumhuhan tamman (Tukirnin, Purlani dan
Rachrnan, 2000).
6.
Peranan dan Pengaruh Pemupukan Nitrugen IN) pada Tembakau
Mrtdura
Nitrogen f N)rnempakan urtsur hara m
h ymg ketersediaarmya di dalam
tanah =ring kahat. OIeh karena i t y ww-unur ini umumnya dibmbahkan
ke&£am tanah &tam hnhlk pup& b u m (Sulistyono, 1993). Nitrogen pa&
umurnnya m e r u p b n faktor p m k t a s mrna &lam produksi tanaman trudidaya.
T m m a n rnurgambil N datam bentuk NO 3" dm NW4 +.
D i m i k a unsur N
dikendaiikan oleh interaksi antm f a b r abiatik tanah dengw tatnah d m
organisme di dalm m h dan trtraaman. b r a N menxpztkm unsur esensial da1am
sistem hidup dan k h a n prnbentuk ubma protoplasma &lam sel hidup (Santosa
dan Sastrosupadi, 1993).
Nitrogen rnenyusun 79 % dari rttmasfer d m lebih banyak tagi N didalarn
tanah sebagai sedimen organ& keduanya ti&k tersedia dalm tanah bagi
pertumbuhan anaman. Kandungan N maman rata-rata 2 - 4% dan mungkin 6%
untuk tanaman tertentu dan t a m a n yang m e n p b i l N O i dan M&+ kernudian
mengasimllasikanfiya terutama karena adanya kadersi yang cepat dari ~ 1 , 4 ' '
qenjetdi NO3-yang discrap tanaman.
Untuk tanaman tembakau urnumnya rnasih memerlukan pembahan
unsur N. Interaksi anbra jenis tanah, jenis pupuk darr varietas berpengaruh pada
bobat daun ternbakau kering (Siturnorang, 1999).
6.2. Pengaruh pernupukan Nitrogen IN)pads Tanaman Ternb a k u Madura
Pemupuhn rnempakm usdm ymg bertujuarr mennunhh ketediaart
unsur-unsur ham ymg dibutuhlcan tazaamm gum rneningbtm pmduksi dan mutu
hail tamman. Pernupukan etkzln menjaga dm mempertahkan stmkur bmh
( M e , &u!, f 988).
Pcmupuk-sul yaw tinggi a h menyebabkan tingginya
kmdungan protoplasma &lam seI tanman, selarrjutnya sei Iebib bmyak menarik
air, keadaan demikian menyebabkm h d u f l g m
wit
di &un tinggi dm apabila
dikeringkax dengan sinar methhari sufit menjadi kcring sernpum8, maka mutu
ymg diproleh semakin rendah (Rachman d m Murdiyztti, 1987). Wafaupun
s e a m mrrm j i b pmupukm d i b e r i h dari rendah ke tinggi d
ukuran &un f Murdiyati, et.al., 1999).
m meningakatkan
knggunaan pupuk ZA rnernberikan pgamfi lebih baik &ri urea, scbab
anion SO4 dnri ZA dapar rnenurunkan p H dan rneningkatkan ketersedistan dan
peny erapan fosfat oIeh tanaman (Machfudz, Sastrosupadi &rr Santoso, 2 987)
Jays (19941, melaporkan bahwa dmgm rne~ringkatkandosis pupuk ZA, rnakin
menirtgkat pula bob1 keriring tanaman, karma N bergma dalam pskmbangan
d m perturnbhn vegetatif sedang S betgum mtuk meningkatkan bbt kering
umbi b a w g merah. Has11 +ne1itiak, k h a n , Murdiyati dan Suwarso ( 1 991),
bahwa M a r N tembalc#u rajangan bmyak dipengamhi oleh pemupulran N, baik
d i l W tegal maupun sawah, dengan rnenin&atIcan tabran pupuk N, k & r N
daun rajangan juga meningknl. Berhaskan analisa statistik, prWuaxl N dari
rendah ke tinggi tidak memberibn pengaruh nyata terhadap parmekr
pertumbuhan tinggi tanaman, jurnlai, panjang dan lebar daun pada tembakau
(Moesanto, Ismet, dan Machfudz, 1994)
Pemberian puguk kan&ng akan meninf3cah kadar C-Urgmik didatam
tanah dari 137% xneningkat. rnenjadi 226% p h pemberim 10 tunlha pupuk
hndang, dm pemberian pupuk k a n h g juga bisa meninghtkom bdar K, Mg clan
Ca (Pmarno, et+a/,
, 1993). Pernkrian pupuk W n g s e h y a k 1 Vbn. Juga
meninghhn hsil dam basah, hens diduga d e w &ya
pup& kmdang
tersediamya air febih tinggi, dengm w m b a b n pup&
h d m g &an
mexxinghtkan daya pegrtng stir padit tanah berpsir (Qjajadi, Suprijono d m
Suwarsa, 1990).
Pupuk kanciang beriurrgs~rnengikat katian sehinga &pat rnengharnbat
pencucian unsur nitugen dari pupuk ZA meskipun curah hujan wlma percobaan
cukup tinggi, makin tirlggi pupuk kandang yang diberikan tanaman makin respun
terhadap pupuk N terutama dosis 60 kc 90 rn3iha, ha1 ini diduga dosis 90 rn3iha
sudah cukup untuk menahan seluruh dosis N yang diberikrtn ( R a c h n , Djajadi,
dan Sastrosupadi, 1988). Kombinasi pupuk ZA dan pupuk kandang berpengaruh
teshadap pruduksi daun basah dan rajangan kering (Djajadi , Suprijono, dan
Suwarso, 1990).
Murdijtati, el.#/. (1999) pmupukan N yang dikrikan ddm anah dengin
jurhlah yang semakin tinggi akan meningkatkan ketndungan N b u n &n
lcandungan rr iotin. FJnsur
N rnerupkm balun u m a untuk sintesis nikotin
dimana nikorin merupkan senyawa alkaloid pads EemLkau yang menimbulkan
rangsangan psikalagis bag girokok yang mmbuatnya ketagihan (addict) (Tso,
1972). Selain sebagai him u m a sintesis nikotin w u r N juga memperpanjang
umur tanaman yang memkri kesemptan urrtuk &urnufasi nik;ka~in(Hawks dan
Collins, 1983).
Penin&katan h i 1 h e m meninglatrryei. pmberiarr N banyak
dijumpai pads percobam &mb&u
Maim. Mc Cmts dart Woltz (1967)
merzgemuk-akan. bahwa unsur N sangat krpm dafam menenidan tingginya
hasif, b d b n j i b pmberian N tinggi M r total N &un j u g tinggi yang
menyebabkan msa asap rukok kern dm begiht pula sekiiknya, jib pemkrian N
xmhh kandungan total N daun rendah sehingga ma asap mkok hambar.
Pemberian N memberiiran pengaruh yang besar pada pertumbubn, h i 1 dan mum
tembakau &-i p2tlla unsur-unsur laimya (Tso, f 972).
BAlIAN DAN METODE
1. Tempat dan Waktu
Prrcot7aan ini difaksanakan di rumah kam di Balai Penelitim Tembakau
din "Fanaman Serat (Balitias) Malang-Juwa Tirnur pda akhir Uktober 2001
sampai dengan pertengaban bulan April 2002.
2. Bahan dan Alat
Bahan yang dipergunakan daf am p e r c o b n ini adalah benih ternbakau
madura varietas Prancdc ' 9 5 , basil seteksi massa ysxng dilakukan terhadap variets
IokaI dari desa Prancak. Galur yang diperateh tersusun atas beberap genotipe,
ptensi h,.
"
.J?ngrtnnya 81-3 kkglha, indeks mutu 83,4?.
dengan varieias fokalnya, fiasil rsljangan meninpkat 20% &n
Bila dibandingkan
indeks mutu 1 7%
(Suwars,et.d., 1999). Bahan Iainnya adalah pupuk (ZA, SP 36, ZK,dan pupuk
hndang) dan pstktisida (Furadan 3 G, Dithane M-45,dan Buldok 29 EC).
AIat yang digunakan &lam penelitian ini &fah
plybag, gypsum blok,
water sail meter, oven, timbangan, metem, alat sempxot, takaran air, tirnba,
ayakan, gunting, aiat-&at adisis kimia, stapler, pnggaris, milimeter blok, map
ptastik, alat trJlis, rfrul hmera fato.
hncangrm pcrcabaan menggunakan rancolngan acak kelompak faktorial
dengan t i p faktor dan tigi ulangan. Ketign faktw dan h m f yetng dicobakan
adaM sehgai her1kul
Faktnr I
: Perlakwn pc-lnberian air (A)
-
Ao
Faktor IT
100% (IOU% x KA
P" 2.521, sesuai keadaan kapasitas lapang.
: Periakmnpupuk kandang(P)
Po
-
Tanp pupuk kandang
PI - Dengan pupuk kanciang (0.5 Vknaman)
: Perlakuan pupuk %A (N)
Faktor 111
No
,,-
T a n p pupuk ZA
N I E [email protected]
N2= 2QgltanZA
N3= 30 &an. ZA
Anafisis statistika data diltkUIGEU1 t e r M p perubabn u w a untuk
mengkaji kempman ifah dari tiap pubah. Apbila terdapt data yang
menunjukkan dmya p c n w nyab &ri perletkmn ymg dikribn uji lanjutm
dengan menggunah uji Tukey (uji be& nyata j ujur, BW).
Penyiraman hanya dengin mernbasahi media daIam wmpnn 3 hari sekali sarnpi
bibit k m u r 35-40hari. Kondisi bibit siap untuk ditanarn pa& media tanam
&lam plybag yang tersedia.
4,s. Penanaman
Sebelum bibit ditanani, tiap-ti .;3 lubang &nam disiram Iebih dahulu agar
bibit mudah melelcnt pa&
tanah.
Permaman dilakulran pada sore hi unluk
menjaga agar tanah tidak lekas kering dan bibit: tidak terlalu layu. Penanaman
gypsum blak untuk mengetahui kadar air tanah dilakukan krsamiian stat
penanaman bi bi t .
Pernupukm, dengan pupuk SF 36 cfan ZKi dikrikan srninggu sebelum
tanam sesuai anjuran (2QOkghaatau 20gJm SP 36
dwn 2UQkghcr ataar ZUglkn
ZK),pupuk kandang dikrikan sesuai perlakuan, yaitu tanpa pup& h & n g dm
d e n w pup& kaxldang 0.5 I/&n. ymg dr'krihbemamaan dengm pupuk SP 36
dm ZK. Pemupukan N dari ZA diberikan sesusti petlakuan dan diberikan 2 Mi,
yaitu pitda saat tanam dm sisanya diberikm
4 rninggu srstefaXl tanam. Pupuk
dikrikan dilsi tanadan dctlgan jarak 5 cm dari batang, kemudian ditirnbun
dengm &natx sedttlarn 5-7 crn (Anonirn, X986).
Penfiraman dilakukan seswi ~ r l a h pemkrim
n
air, yaitu Aa diberih
wsuai d e n w kapasitas t a p g , ketersedirtan air muai yang dibutuhiran tanamrtn,
sedangkan
untuk Al diberikan setengah dnri yang diprlukaxl p d a Ao.
Kebr+tuhanair selama penanaman sampai panen tfikebhui dari keadaan air tanah
rnefdui gypsum blok yang dianam dan dilihat meialui alat water soil meter.
Pemklian air dilakukwn 6 -- 7 hari sekali dan vulume air yang diIPerifcan sesulti
dengan prlitkuan untuk & sarnpai p n e n dikrikm 2311tm dan Al dikrikan
12lltctn swmpai panen. Kalau ppulasi tanaman 25,000 per ha, maka prl&uan
A0
memperoleh air setam dengan 573 mrn air dan A$ setara dengin 60 rnm air,
sepanjang pert.umbuhstn tmarnan.
Perna~gkasan dilakukm dengan rnembuang 2 - 3 ternbar &un feratas, Ao
dipmgkas umur 59 hst, dnn A1 dipmgkas umur 62 hst, ysxitu pada wt muncul
bun@ 25 % dari selumh pesiakuan, h y a jar& pada>perlakwtersebut b ~ n a
munculnya bunga lebih dufu dari pexl&uan Ao. Pembuanp simg dilakukan
selamst prtumbuhan maman.
4.7.
BengendaIisn &ma daa Penyakit
Gulma dikendalikan dengan penyiangato mekanik, Proteksi terh&p kama
penggerek batang ditakukan d e n p F u r a h 3G. SekIurn &nam benih untuk
panbibitan dilakuIran pencetupan benib unhtk rnenghindari penyakit Ianas dengan
DitFane M-45( W - A d i dan Dalmadyo, 1999). Untulr pengeadalian h
pupus tembakau yang sempat menyerang pa&
pmcejphan
hrlmjutnya
perkembangbiakm
a dat
minggu kg-3
dm untuk
tersebut
dilakuh
hama
Panen dilrtkukan 4 kali, ylritu panen prtama 25 hari setelah tam,dioven
yang seklurnnya ditirnbang bubo1 hsah tanaman dan setelah kering oven dengan
suhu 85°C ditimbang bobat kering tanaman, panen kedw umux 50 hari setelah
tanam dan yang ketiga 75 hari setelah
tanam, kemudian dilakukm s m a seperti
pewanerran pertarna. Untuk panen temkhir umur 100 hari setelah tanam, secant
umunl daun sudah bcrwarna hijau kekuningan kemudian dilakukan seperti panenpanen seklurnnya. IJntuk tanamun keiima setelah p n e n dilakukan perneraman
h i n g e daun benar-benar masak, selama 5 hari kemudian daun dirajang dan
Peubah yang diamaii clalarn prcotraan ini a&Iah sehgai berikut ;
1. aktivitas futosintesis daun, diukru rnenggunakan LCi portable photosinthetic
system dan dilakulran setiap 20 hari sekali y h i pa& umur tanaman s e a m
akti f krfotosintesis (LCi , 1999).
2. tinggi tanaman (cm), diukur dari permukitan tanah saiampoli ujung d a m
terpanjang. Penpkuran dilakulran pada umur t m a n 3O,BO, d m 90 hst.
3. jumlah dam, ditakukotn p d a umur 30, 60,
dan 90 hst cfengm mengbitumg
selunrh daun yang tzrmbutz setarna prturnbuhan m p a i p e n .
4. luas dam ( c m 2 didcur
~
pa& umur 30, 60,
dan 90 hst. dengan mengpakan
metode gravirnetrik (Sitampul dan Guritno, 1995). Dam yang diuIcur luasnya
adalah daun atas, tenph dttn daun h w a h kemudian digambar p d a sehdai
dibunting &n ditirnbang. Kemudian Iuas dam diukur dengan m u s ;
LD=
Wr
Wt
x
~k
dengan ; Wr
Wt
-
B o h t kertas replika &un
Baht kerbs dengan itaasan tertentu
5. wntslisa tumbufi, diktmg &ngm metode manual (Sstak, e~.aL,
1971 ), dan
analisa tumbuh yang dihitwg adalah :
a. indeks I~dstun(~tD),denganrumus;
L = A (tidak berdimensi)
P
d e ~ ~ g mA;
- Luas daun
P = Proyeksi luas daun
b. laju pertumbuhan relatif (LPR), dengan xumus ;
c. laju asirnilasi netto fE, LAB), den*
E = -W?WL
t2--tl
'
-1
A
(g.m-I . -It )
rumus ;
denp;W-Bobotmaman
t = W&u
A
-
Luas hurt
d. nisbah iuas &un (N1,I)), dengan rumus ;
F
=
A
w
(~n.g')
d e n p ; A = 1,uas daun
W = Bobot daun tanaman
e. durasi luas drnun (DLD), dengan rumus ;
D
=
-
E
1
(E == f dari LAB) (m.t)
dengan ;W = Baht daun tanaman
E = Laju asimilesi bersih
-
6 . bobot kering tanaman (g), diukur dengan rnenirnbang seturuh bagian bagim
tanaman setelah dikeringkan dengan suhu 8 5 9 selama 24 jam. Dilakukan
pada
tlnl
r 65 dan 100 hst.
7. analisis kandungan N daurr (%), dilakukan pnprnbilan mmpl daun ke-3
dari pucuk dengan rnenggunakan metude Kjeldafxl (IPB, 1995)
8, analisis kandungan nikotin (%), analisis kandungan nikotin dengan
mengunakan metode 'Ti trasi (Sudmadji, Haryono, dm Sulrardi, 19981, dm
diltnkukan setehh panen (100 hst).
Takl 1. Pengar& pemkrirtn air, pupuk knndmg detra pup& N terh&p Nilai
klorofil dan BDSC tembakau Madm
...
KWD
(J/imz/&i)
1
/
Air {l!i&Y
& (23 lihni
7
,-
0,29
1
T-Kardungm
I
Klorofri (%I
8,0027
I
Ket : h&a-an&
yang metlpfiduiig hkuruf yang s m a atau tanpa k w f pada kdam dan keloinpok
pt~l&w1y m g s a w hrarti tidak be&& nyah pada Waf BNJ 5%.
Dari a
1 1 &pat diliht bahwa perlakllan pemkrim air, pupuk k-lmdang
dan pupuk N tidak berpedgaruh nyata pa& nilai ~ $ (Efisiensi
0
kuanta organ
&naman yang melakukan fotosinksis) dan KRPD {Rwfisien rmpirasi jaringan
pemelihamn daun), Peningkabn pmberian air dari 12 £/tan ice 23 l/tan
meningkatkan nihi EFO s e h a r 3 %, mexlingkath nilai W D seksax 0, 1 2
I/m. Pup& kmdmg yang d i k r i h rSari 0 lltan ke 0,s I/&n meningkatkan nilai
EFO setwar 1 % dan nilai KR9D sbesar O,Q5 %. Kemudim pnlngkahn
pemkriztn pupuk N dari 0 g/tan ke 10 g/tan Ire 20 gltm ke 30 g h meningkatkan
~ ~
nil& EFO brturut-twut sebesar 1 %* 1 % dan 12 % dan meningbbn nilai
KRPD berturut-turut sebesar 0,02 %, 0 % d m 0,02 %. Hal ini dikarenakan h h w a
kemampw hijau dam untuk menyerap dan rnengbwakan energi cahaya
merupdan bagian dari karaher fisialogis yang m e m W k a n varietas wht dengan
lainnya dalam proses fotosintesis. Kemarnpuan daun untuk menyerap energi
cahaya dapat didekati dengan presentasi prnantdan dan pcnetrasi cahaya,
sedrtngkan kcrnampuan daun rnerrggunakan cahaya dapat didekati dengan efisiensi
penggurtaan cahaya untuk rnereduksi COz (EFO) dan kemampuan tmaman untuk
m e l a k u h r~spirasidapat didekati dengan nilai koefisien respirasi tmman pada
organ daun (KRPD)(Djumali, 200 1).
Dalam proses fatosihtesis, c-.xgi &ya
disemp oleh pigmen-pipen
diddam membran lmelta yang menyebabbn trampor electron dm proton dan
mengtkibatkan tcrjadinya fosforilasi ADP menjadi ATP dan reduksi NADP'
rnenjadi NADPf-I. ATP menrpkan energ yang tersedia daIm system biulogi
sedang NADPH rncrupkan salah satu preduksi yang paling kuat (Susilo, 199 1 ).
Dari tabel 1 juga &pat ditihat M w a pemberian air m e m k r h n pengaruh
nyab pacia nihi kandungan klorafil dm hbat dctun spesiEk dam carrtoh (BDSC)
dm untuk pup& kandang dm pup& N ti& memkrikan pert@
nyab. P A
pningbtm pmkrian air dari 12 Ytan ke 23 f/mmeningkatkan niIai kandungan
klamfiI mhsar 6-4% dan niId bobat daun spesifi"ik ccantah ~bsu
93 %.
Pada pantrerim pupuk kmdarrg dari 0 I/hn ke 0 5 Man rneningkatkaw nilsi
krandwp~kiorafiZ seksitr 1,9 % dm &but dttun spesifik dam contoh, sebesar 40
%, Kernudian p d a peningkaan pemberian pupuk N
O @tan ke 20 @tan ke
20 g h n ke 30 g/tm rneningkatkm nil& kandwgm kIorofil bertmit-brut sebesar
f %, 1,8
r l ~ n0,I
% dan tmbot daun spesifik daun contoh bertunrt-turut sebesar
5 %, 68 % dan 69 % Iial ini dikarenakan bahwa pada kondisi lingkungan yang
s m a dan jenis tanaman yang sama, jurnlah kandungan klorofil yang terkandung
&lam daun dipengenthi aleh ketebalan daun. Peningkatan ketebalm daun diikuti
oleh pcningkam k n d u n g n klnrofil, sehingga tebal &un meaentukan jumlcth
energi yang diseiag. Penning de Vries et. ui,(1989) rnenyatakm bahwa nilnr'
EFO sangat bergmkmg pacfa ketebalan daun. Pernberim N dari rendah ke tinggi
akm rnexlingkathn ukwan daun tetapi menu-
k~tebalandam dan untuk
peningkalm dosis N pa& keadaan kapasihs iapang (kelembaban cuicup) serama
pertumbuiran tanaman dapat diperaleh daun dengm ketbaian rendah, tetapi pada
ke-n
kekurangan air (kelembahan rendah) &an dihasiliran keteklan daun
tingg; (Rachman, Murdiyttti dan Suwarso, 1391 ).
Respirasi jaringan tanaman terjadi sebagai upya tanaman untuk
mernefihara p e r b n kansentxasi ion dan rnolekul Iainnya didalam membran sel,
dan memelibm aictivitas meWIisme agar jaringm
(Penning dc Vries, et, al,, 19891,
tannmart.
ktap hidup
Pad8 jaringm t.mwman sepertj pa& wkac,
htang d m organ p n y i r n p kmfisien respirasi tidalr 'banyak hwarlasi t&pi
pa& jarinpn dam w g a t hrvarirni sebawi akibat: protein yang dikmdung dam
sangat brvwiasi (Pannan&
19921, oleh h e w itu h d m p protein daun
yang rnenrpakm senyawa urgarrik yang banyak mengandung nitrogen dsxtasn daun
kqxnganih psitip tmhadap nitai koefisien respimi.
2.
Perturnbuhan dirn Perkem bsngttn 'Fanaman Ternb a k u Mmrdura
Pertumbuhan dan prkembangan tanaman sebagdi akibat
TEMBAKAU AKIBAT PEMBEEUAN AIR
DAN PEMUPUKAN N
Qleh :
Lina Yuliana
PROGRAM PASCA S A N A N A
INSTXTUT PERTANIAN BOGOR
2002
Yuliana, L (99058) Respun fisiologi dm kmdungm nikutin tmbakau madura
sebagai aicibat pmberian air dm pemupukan N dibawah bimbingm : Praf.Dr.Ir.
Sugeng Sudiatso MS ., Dr.Iw. AMul Rochim MS,(Ah.)dan Dr.11. Abdul Rachman MS.
ABSTRAK
Teinbakau Madura ( Nicotima tobacum I, ) menrpakan salah satu tembakau
lokal arornatis dm hasilnya adalah daun yang dirajang untuk bahan baku rokok
kretek dan sebagian kecil untuk susur. Respon tanaman terhadap kekurmgan air ini
relatip terhadip aktivitas metabolisme , morfologi, tingkat pertumbuhan dm potensi
hasil panennya . Pada kandisi kekurangan air, tanaman t m b t a u &an beradaptasi
dcngan meng&umulasi
Prolin di daun untuk rnempertahankan hidupnya .
Kemampuan tanaman tembakau untulr rnempertahankan kmdungan air yang cukup
selama pertumbuhanya direntukan aleh banyaknya jurnlah dam bawah yang kering
menjadi krosok , kctersediaan air bagi tmbakau madura terutarnst saat ternbakmu
selesai dipmgkas smpai daun siap ganen akan rnempengaruhi mutu tembakau
rnadura .
Pcn~upukanyang einggi &an menyebabkan tingginya kmdungan protoplasma
dalam sel tanaman ,selanjutnya sel lebih banyak rnenarik air , keadattn tersebut
rnenyebabkm kandungan air di daun tinggi dm agabila dikeringkan dengiin sinar
matahari sutit mcnjadi kering s e m p m a maka mutu yangdiperaleh scmakin rendah .
Pcmupukm I% yyan ddiberikan dalam tanah dcngan jurnlah ymg semakin tinggi &an
meningkan kmdungan N daun dm kandungan nikutin , unsur N mentpakm bahan
utama uxltuk sintesa nikutin , juga untuk memperpanjang umur tmaman dcngan
mernbcrikan akurnulasi nikoti-xl. Pemberian N memberikan pengaruh yang besar
pada perturnbuhm ,hasi1 &an mutu tembakau dari pada unsur - unsur lainya.
Pcnelitian ini mcnggunakan rmcmgan acak XceXumpok faktorial dengan tiga
faktor dan tiga ulangan ,F&tor X adalah perl&um pemberian air yaitu Au = 100%
sestrai dengan keadaan kapasitas lapang dm A1=50 % setenganh dxi keadaan
kapasitas lapang . Faktor I1 adalah -perl&uan pupuk kandang yai tu Po tanpa pupuk
kandang dan PI = pupuk kandang 0,5 Utan . sedangkan faktor IIf adalah perfakuan
pupuk N dari ZA terdiri dari 4 taraf yaitu : 1) No : tanpa pupuk ZA , 2 ) N1= 10 @tan
pupuk ZA . 3) N2 = 20 g/tan pupuk ZA d m 4) N3 = 30 &an pupuk ZA . Parameter
yang diamati meliputi : karakteristik fisialogis ,tinggi tanaman dm laju tumbuh ,luas
daun jurnlah daun , analisa tumbuh , kandungan N daun ,kandungm nikatin dm mutu
tembakau rnadura .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada karakterisrik fisiologi perlakuan
pemberian air dari 12 Man ke 23 I/tm membaikan pengaruh nyata pada kandungan
klarofil yang meningkat sebesar 64 % dan bbt daun spesifik daun meningkat
sebesar 93 %. Pertumbuhan tinggi tanaman meningkat berturrit-tumt sebesar 2,52 %,
13,48 % dan 14,09 % pada umur 30, 60 dm 90 hst, sedangkan Iaju tumbuh tinggi
tanaman pada periode 30- 60 hst scbesar 3,69 % dan geriode 60 - 90 hst sebesar 0,12
%. 3umlah dam meningkat berturut-tmt sebesar 6,25 %, 15 % dan 6 % pada umur
30,60 dm 90 hst, sedangkan pada periode 30 - 60 hst meningkat 25 % dm pcriade 60
- 90 hst meningkat 7,25 %. Luas daun terjadi peningkatan bhnxt-turut sebesar 49
%, 90 a/o dm 96 O/o pada umur 30, 60 dm 90 hst, sedmgkan laju tumbuh luas daun
terjadi peningkatan pada periode 30 - 60 hst sebesar 28 % d m pada pcriode SO - 90
hst sebesar 16 %. Nilai b o b t kering akar meningkat berturut-tumt sebesar 52,61) %
dan 85,87 % pada umur 65 dm 100 hst, kemudian bobot keling tanaman meningkat
-
berturut-turut sebesar 99,10 % dm 99 O/u pada umur 65 dm 100 hst. Pada maltlisa
tumbuh tanaman yaitu pada NLD peningkatan pemberian air mengurangi nilainya
schesar 45 % dan pada nilai DLD meningkat ssebcsar 95 %, Hasil penelitian
pcrnberian air rnemberikan penganlh nyata pada kandungan N daun kmdungan
nikotin, dengm peningkatan pemberim air dark 12 Iltm ke 23 I/tm memberikan
penurnwan kmdungan N dam sebesar 7,38 % dm kitndungan nikotin sebesar 3 %.
Pupuk kandang rnemberiktan penganrh nyata pada tinggi tanaman dari 0 lltan
ke 0,5 I/tan meningkat beausut-turut sebesar 5,8 1 % dm 22,56 % pada umur 30 dm
60 hst. Pada pemberian pupuk N berpengawh nyata pada kandungan N dzltln dari
pembcrian 0 @tan ke 10 &an ke 20 g/tan ke 30 gltan mmingkat berturut-tuwt sebesar
16,19 %, 2,93 O/o dm 3,12 %, dm kmdungm nikotin meningkat bmturut-turut sebesar
2,88 %, 4,75 % dm I , 19 %. Pada penmbahari pupuk N sebesar 10 @tan rnmberikan
mutu baik 50 %, scdang SO U/u dm rend& 0 %.
Terdapat interaksi antara pemberian air dm pupuk kandang dm inter&si antara
pernberian air dan pupuk N serta interaksi antara pupuk kmdmg dm pupuk N pada
tinggi tanaman. Ada interaksi antarst pemberian air dm pupuk kandang padst bubot
kering akar dan interaksi antara pmberian air dan pupuk N pada bobot kering
tmarnan.
SURAT PERNYATAAN
Dengm ini mcnyatakm bahwa Tesis ini ymg berjudul Respun Fisiologi &an
Kandungan Nikotin T m r b h u Madura Akibat Fernherim Air dm P e m u p u ~n'
adalah bcnar mmpakan hasil karya saya sendiri beXum pernah dipublikasikan.
Semua sumber data dm informmi yang diguxlakan telah dinyatakan secara jeias d m
dapat diperiksa kcbcnarannya.
NRP : 99058
RE3PQN FlSIQLOGI DAN KANDUNGAN NXKOTXN
TEMBAKAU MAaUICA AIUBAT PEMBERTAIY AIR
DAN PEMUPUKAN N
THESIS
Untuk memenubi Persyaratan
Mernperoleb Gelar Magister
PROGRAM STUD1 AGRQNOMI
JURUSAN EKOLOGX
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANZAN BOGOR
2002
Judui Tesis
: RESPON FISIOLOGI DAN KANDTJNGAN NIKOTIN
TEMBAKAN MADURA AKIBAT PEMBEMAN AIR
Nama
NRP
Program Study
: LINA YULIANA
DAN PEMUPUKAN N
: 99058
:A p n o m i
Menyetujui
1. Komisi Pembimbing
Prof, Dr. Ir. Sugen~SU atso
Ketua
DL fr. A M 1 Rrtchim, MS, (Aim)
Angguta
2. Ketua Program
Studi A~ronomi
*L
AWPh
Direktur Program
Penulis hemama Lina Yuliana an& pertama dari empat bersaudara pasangan
Bapalc Syamsul Nadi dm Ibu Toety Surnanvijati. Penulis dilahirkan di Jombang 23
Juli 1974.
Pendidikan formal yang dilalui lulus SDN Banjarsari tahun 1986, lulus
SMPN 2 Per&-Jombang tahun 1989, lulus SMA Muhmrnadiyah 1 Jombang tafiun
1982, Lulus Universitas Bangkalan Madura tahun 1997 dm rnasuk Pasca Sarjana
Xnshtut Pertmian Bogur, Program Studi Agronami, Jurusan Ekoloa t&un 1999.
Penulis pernah bekeja sebagai asisten dasen di Univerditas Bmgkalan
Madura tahun 1997-1999.
Kebutuhm ternbakau unit& industri rakak di Indonesia semakin
meningkstt setiap trtRunnya sekitar 170 000 tan yang dipenufxi dari pruduksi
tembakau lokaal sebesar 120 000 ton dm tembakau impor s e h s a 52.000
tun,sehingga tembdau
mcmpranyai peranan
ymg
amat penting
bagi
pCrek~n0miixlIndonesia ,sebagai penghmil cukai ( Rp 6,7 Triliun ), devisa ( US
$235,3 Suta ) dm memiliki nilai sosid dengm meningkatkan pendapatan getmi
d m penyerapan t e t g a kerja ( 6,4 Juta orang ).
Tembakau rakyat t e r n & Madura merni;Iiki kandungm nikatin tinggi
,berkisar stntara 0,57- 3,28 a/n ,sehingga tidak sesuai dcngan kebijakan pernerintah
PP no 81 tsthun 1999 ymg menetapkm b&wa kandungm nekatin dan tar per
batmg rokok tidrtk: boleh melebihi 1,5 rng
-
nekatin dm 20 rng Tar yaitu 0,15 % 1,5 % kandunga nikotinya . Diperolehnya
rerspon fisiologis
hasil, mutu dm kmdungan nikutin rendah , pada perlakustn ini sebtgai akibat
permberim air dm pemupukan N merupakan tujuan dari penelitian ini
.
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat rnernberikan kontribusi dalam usha tmi ternbakau
Madura dan meningkatkan pndapatstn phi
Penulis menyampaikm tmima k a i h kepada kedua Orang tua ,suami
tercinta dm saudara-saudaaku yang telah membrikan dukungan material dm
sepirituil ddam menyelesaikan tesis ini. Penulis juga rnenyampaikan terima kasih
kepada Prof.Dr.Ir.Sugeng Sudiatso,MS,Juga Dr,Ir Abdul Ruchim,MS( Alm ) dm
Dr,Ir Abdul Rochman,MS sebagzli komisi birnbingan yang t e l h mernberikan
swan &an bimbingan. Penuylis juga menyampaikan terima kasih kepada Bdai
Penelitisn tanaman Tembalrau dm serat di Malang juga kepada semua pihak yang
telah membantu rnulai persiapan hingga selesainya iesis ini.
Penulis menyadari ketrtratwm yang dimiliki ,untuk itu Mtik dm saran
yang sifatnya mernbmgun kami harapkan . Akhirnya penulis berharap agar tesis
ini dapat bermanfaat bagi bangsa terutrtma bagi &ademis.
Bogor, Januari 2003
Penulis
- Pe~:rxyarulipernberim air, pup&
karldmg, darl pupuk N tahadap
nilaj EFO, KRPD,Kmdungm Kfarofildm BDSC................
- Penganrh pelnberian sir, p u p k kandang, dm ppupuk N terlladap
tin@ tanaman dm laju tumbuh tinggi tansunan ...................
- Interaksi ru~tarapelnbwiarl air d a ~ g mpupuk kmtndmg, antara
Fernberim air dengan pup& N, dm antara pup& kmdmg
Dengal; pupuk
N pada trnggi tarlamail
...........................
- I)engwuh pe~nbwimair, pupuk km&x\g, d4mpupuk N terlladap
jurnlah daun dan iaju tu~nbdljurnlall daun ..........................
- Pcnganrk pembeflan air, pupuk kandang, dm pupuk N tcrlkadap
luas datm dan Iaju twnbtlh luas daun ................................
- Pengaruh pemberimi air, pup&
kandang, dm pup& N tmhadap
nilai L L D , LPR, NAR ..................................................
- Penguuil p,inberian air, F:y&kmdang, dm pupuk N terha@
~ ~ i lNLD
a i dan DL,D ...................................................
- Penganlh pemberiiu~air, pup& kandmg, dm pup&
N terhadap
brabot km-ing akar d m boboot kering tanaman ......................
- InteraIcsi ant-
p e m h a n i r dmgan pup& irandmg pada
babot k&ng akar ......................................................
- Interaksi antara pupuk kandwg dan pupuk N p
a babat
kering tanaman .........................................................
- Penganrh pemberian air, pupuk kmdang, dm pupuk N tahndap
kmdungan N dam dai~ksuldungan nikotin ..........................
- Pmgmh pmberian air, pupuk kandmg, dm gupuk N terhadap
mutu tembakau rnadura .................................................
Indonc >iarnerupakan salah satu ncgam penghsil ternbakau yang terdiri
dari ternkkau na-oogst dan ternba kau voor-oogst. Jenis ternbakau vow-oogs!
sendiri meliputi ternbakau virginia, ternbakau rakyat: dan ternbakau f umjmg yang
sehrra produksinya di Jawa, Bali, Deli, dan NTB. Tembakau rakyat dina~nakan
sesuai dengan daerafr asainya.
T'ernbakau rnernpunya art1 penting schagai kornoditi dengan nilai
ekonornis tinggi &n usaha perternbakawn treqxmnan bagi perekunomian
msional, yakni sebagai pnghasil cukai (Kp 6,7 trilyunj, devisa (US $235,3 j uta!,
pendapahn petani dan penyerapan tenaga kerja (6,4 juta orang). Peluaxlg
ternbairau vow-oogst di pasar ekspor s p a t i temtrakau rnadura, virginla dan
boyalaii cuktlp beszlr karena kebutuhan mu-mta tembakau untuk industn rakok
setiap tafiunnya rneneapai 170.000 ton. Eial ini dipnuhi ofeh produksi ternbakau
nasionaf 120.000 ton dan texrlbakau impor 52.0W ton ( U P ,1999).
'Tembztkiu madura rnerupfran safah satu tembkau lokal etramtis ya-mg
dikernbangkan di Puf au Madura. Berdaafkan kegunmnnya, tembakau r n d u r a
dirajang untuk bahan baku rokok dan aebagian kecil untuk susur (Basuki, er ul.,
1999).
Prduksi t e m W u tergalong rendah yaitu 300 - 500 k.glha. dengan
kenaikktn rah-rah 9,75% per tahurr (Senokarto, Subijono, clan Wahyudiono,
1990).
'I'ernbakau madura rnernil iki &un hcrukuran sectang, berumur sekitar CdO,,.,
100 hari, a
n mernbutuhkan iklirn kering.
Produksi dm mutu tembakau
ditentukan aleh potensi tanah, &u I klim wilayah untuk pngelolwn tembakau
(Shaleh dan Machfuh., 1999). lJrnumnya iklim yang mernpengaruhi fisiotogi
dari tanaman tembakau terutarna cahaya, dan suhu.
Tembakau rnadura temasuk tanaman tropis yang &pat tumbuh pa&
kundisi tanah bcrstruktur baik, drainax baik, &n
pH tanah berkisrtr 6,O-7,5
(Shuleh dan Machfudz, f 999). Di sarnping itu tembakrtu madurn, dapat, tumbuh
dalam rentang iklim luas ("Tso, 1972), tetapi selama pertmbuharwya xidak
menghendaki suhu rendah, karma responnya netral terhadap pnjang hari.
Keadaan ini yang akan mencr~tukunfisiolagi tanaman tembakau.
'Ternbakau rakyat urnurnnya krkadar ni kotin t inggi yaitu; ttembakat:
virginia 0,63% -2,56%, tembakau m d ~ m0,57%
-
3,28%, dan tembakau
tcmanggung 2,UU% - 7,50% (Balittas, 2000). Dengan adanya tekanan WEIO dan
lembaga swadaya intenmianal, Pemefintah Indonesia menetapkan kebijakan PP
No.81 bhun f 999 drtn diberlakukan mulai 5 Oktober 1999, yang antntra lain
ditetapkannya k&
nikotin dan tar p d a tiap batang rokok ti&k b l e h melebihi
1,s rng nikutin dan 20 mg tar per batmg (LTP,1999).
Kebijakan Pemerinhh tersebut di atas k'pengaruh be=
pa&
pengembangan temtrrtkau sehingga untuk rnendapah tembabu yang sesw i
hams diiakukan swam bijnksam &lam mernperoieh kualitas dan kmntitas
ternb~kauyltng diinginkan. 'lcknik budidaya krpecanan penling, d a l w ha1 ini
dengan rnelakukan pneli tian pernberian air &an pemupukan PI.
Tembakau madurn ditstnarn pada t i p macam lahan I ) lahan gunung, yang
kebutuhan airnya hanyzl dari air hujan f 3%), 2) fahan tegai, yang beqxngairan
dari sumur ittau dari air tanah (52%), dan 3) I&an sawah, yang kebutuhan airnya
untuk tanaman sekitar (35%) (Murdiyati e ~ u l .1999).
,
Ditambahkan pula bahwa
produktivitas lahan gunung hanya 0,4
-
0,5 toidha, rajangan kering, krmutu
tinggi dan arornatis, produklivita hhan tegal0,7 - 0,8tadha, mutunya tinggi dan
aramatis, zed .ng untuk produktivitas di lahan sawah t , I
-
f,2 tonlha, tetapi
mrttunya rendah dm kurang aramatis.
Kebutuhan air untuk tembakau didefinisikm x h g a i jumlah air yarg
diperlukan tanaman untuk bisa turnbuh d~ngan baik.
Menurut Racfrman,
Murdiyafi dan Suwarso, (1991) bahwa f h n sawah, air tanahya dangkal din
kebutuhsn air tepnuhi &ri pembmtan sejumIah air dangkal, dan penggmaan air
dikurangi untuk rneningkttkan. mutu d m arom. T e m W u dengm air yang
berlebibn akan menghasilkan kiditas tembahu madura tebih rendah dari
tembakau yang diairi d a b jumlah s s u a i kebutuhan.
Penambahan unsur ham diperfukm untuk rneningkatkan pruduktivitas
tamman dan memprtahankm k e s u b m tanah (King, 1990). Menurut bchman,
Murdiyati dan Suwarso (1991), m e n g a h bahwa pemkrim N mempngaruhi
kadar nikotin, dimna pnururzan kdzu nikotin temkkau Madura &pat ditempuh
dengan cars pengurnngan dnsis N, lcarena N rnerupakan senyawa utarna penyusun
ni kotin.
2. "Tujuan Penelitifin
Mengetahui respn tisialogi, h a d , mutu &n kandungdn nikotin bnaman
tembakau rnadura karena pernberian air dan pemrapukan N
3. Hipotesis
-
Peningkatan
pernberian
air
akan
rneningkrrtkan
pertumbuhn
&an
perkernbangan tanaman a kihatnya, hasil produksi bobat kering tanaman tinggi
tetapi mutu dan kandungan nikotinilya rendah.
-
,Peningkatan pupuk kandang akan meningkatkan pertumbuhan dan h a d
tanaman, luas daun, bubac kering tanaman, kandungan nikotin, tehpi tidak
rnempngaruhi mutunya.
-
Peningkam pemupukan N rneningkatb pertumbuhan dan h i 1 tanaman,
rneningkatkan kandungan N daun dan kmdunpn nikatin namun mutu yang
diproieh cendenmg rendah karma rasa asap menjadi berat.
-
Terdapat adanya interaksi antam ptmkrian air dan pemuphn pup&
kandang maupun &rigan. pup& N d m anam pup& k a n h g d e n w pupuk M
p:da tin& tmarnan &n h a i l bubot kering etkw d m taxlaman.
'Fernbakau Madura fN~cc)(runutohucunx L ) rnerupakan salah satu
ternbakau lukal aromatis dan hrtsilnya acfalah bun yang dirajang untuk balun
baku rakok kt&&
d m setragian kecil untr.k susur. Ciri utama ternbakau rajangan
untuk rokak, yakni pangkal daunnya duduk dan Iemtracan daun 'lebih tipis dari
tembakau susur (Basuki, 1.1. tll., 4999).
're'embakau ini &piit tumbuh &tarn rentan ikfirn yang Lws dan dapat
tumbuh pada kisaran 60" LU (Swecfia) - 40" L5 (Selandia Baru) karena xesgonnya
netral ierhadap panjang hari (Gardner, 1951), selarna pertumbuhan tidak
dikehendaki adanya suhu rendah dibawah 1 5 " C (Tso, 1972).
Produksi tanaman tembakau ditmtukm ofeh tin&$
prtumbuhan
h a m a n cukup baik, terutania pertumbuhm daun, makin h i k tingkat
pextumbuhan akan mukin k i k pula tingkat ksilnya.
Proses fisiofagi y m g sangat berpengmh pa& pertumbubxt tanaman
tidalah fatwintesis dan respimi pada tanam.
Kernampam dam unt~lk
menyerap dan rnenggunakan energi d y a mtahari rnenrpelh kgian &ri
kamiaeristik fisialogis &lam prows fatosbtmis (Djumli, 2001 ).
D a h p r w s fotosintesis, emrgi &ya
&wrap oleh pigmen-pigmen
didalam mernbran lameta yang menyebabhn transpor eteidxon d m proton, dm
mengakihatkan terjdnya fosforitasi ADP menjd ATP dan reduksi NADP+
menjadi NADPH.
A'TP rnerupakan energi yang tcrsedia dalam siskrn bialogi,
apabila sstu gugus fosfat di lepskan dari ATP, energi juga lepas.
hsfat yang tertepas akan bergabung dextgan suatu moiekul ( yang
rningalami fosfori lasi ) bi la a& masukan energi, ha1 ini menaikbn kandungan
energi molekul tersebut dan mernungkinkannya mengahmi reaksi kimia.
Dan
NADPH merupkan szllah ssltu pereduksi (penaim clan pernasak ion hidrogen)
yang paling kuat.
Keduonnya ATP dan NADPH diperlukan untuk mengubnh
karbundioksida (CO?)mnjadi mofcku! argmik (Susifo, I99 f ).
Respirasi didefinisikan sebagai proses pengumian bahan organ1k merljadi
energ, rtan repirasi yang terjadi pda sebagim besolr tanaman dm hewan biasanyrt
melittkan uksidasi aerobik dari gula, reaksi ini krjadi didalm sitoplasma
tepatnya pada mitokondria. Energi ymg didapt &ri respirwi pda rnitukondria
ditepaskan kedalam sitoplasrna. Energi yang didapt dari m u mol glukosa ( I 80 g)
radalah sehsar i- 673 krtlori. Eneigi ini diper-n
untuk pertumbuhan dm
perkembangan tanaman, sehingga respirexsi penting untuk mempertahankan
kehidupan (Penning de Vries, et. a/,, 1989).
Fotwintesis dan respimsi, meskipun keduanya mirip, tetapi
banyak
ha1 keduanya mentpakan reaksi yang k r f a w a m . Kedmnya rnengvkan energl
unkrir sintesis, t d p i xespirasi ham merniwngkar mofekul organik, sehingga
mernbutuhkan energi yang b r a d dwi fotusintesis. Faktor yang
=gat
penting
&lam futasintesis dm respimsi adctfah cattaya, suhu, jumlah xrtdiasi dm
kelembaban u&m, Energi cahaya ymg rnengexmai klaian &un &an mengalmi
prnantulan, penyerapan
pciolosan (penetrasi). Hemmya eriergi yang
diteruskan ciipengaruhi oleh j urnlah energi yang digrap dan dipantutkan o leh
daun.
2. Perturnbuhan dan Per kern bangan Tanaman Tern b a b u Madum
.,
Pefturnbuhan tanaman mempnganihi produksinya, bila pwturnbuhan
tanaman bai k maka produksi y nng dihasilkan bttik pula demikian pula sehliknya.
Sebelum ditanm di lapang, benih tembakau disemaikan terlebih dahulu hingga
umur bibit 35 - 5Q hari dengar, keadaan bibit kuat, sehat dan semgam untuk
rnenghasilkan pertumbuhan yang optimal { Rachrnan, Machfudx dan Istiana,
1999).
Dan dalarn pmbibitan lapisan pasir tidak lebih dari 2 mrn krena
perkecrtrnhahan beni h temhkau rnerneriukan cahaya (Papenfus dan Quin, 1984).
Pertumbuhan tembakau Madrnra dibagi menjadi 3 tahp, yaitu;
pertumbuhan awai, prtumbuhan vegetatip dzan p e r t u m b u h generatif. Pa&
tahap prtumbuhan rtwai, krtangsung hingga umur 3 - 4 minggu setelah tanam
dengan laju pertumbufian lmbat dm prtumbuhm utrtma terle4ak pda
pertumbuhm akar (Hawks dm Collins, 1983). Pertumbuhan akiw berjaian cept,
dirnana ah-akar serabut menernbus hpisan tanah sedalatm 40 ern (Papenfus dm
Quin, 19841, dan volume akar telah mencapai volume akhir (Akehurst, 198 1).
Ke~nudian tinaman temtrakau padtit t&p
prtumbuhan vegetatif
berlangsung pada umur 4 - 8 m i n g y setelah tanam, faju p e r t w b u h ymg cepat
ternma pa& per~umbuhanb m g dan b u n (Hawks &n Collins, 1983).
Dan
p d a tatrap pertumbubn generatif dirnulai umur 8 rninggu se~elahimam yang
ditandai dengan munculnya kunctlp bunga.
Pada tahap awal pertumbuhan,
perturn buhan ini laj u pertumbuhannya berjalan lebih lambat dari pertumbuhan
vegetatif (Tso, 1972). [Ian setelah d i l a k h n pemartgkan bunga beknxp daun
(topping), pertumbuhannya mengembang
pertumbubn akar yang lebi h
intensif dan mampu mendukung pads prtumbuhan tanaman ymg lebih baik,
sehingga daun bawah tidak cepat rnengering (Papenfus dan Quin 1984).
3, Pertumbuhrrn Akar, Batang, dan Dwun 'fernhkau Madura
Akar ~ ~ i d a i a m
tanah selalu dztizlm k w d w gelap dan diklilingi oleh
kamposisi u d ~ r ayang lebih stabil bifa dibandingkan dengan daun (Vaadia dan
Itia, 1969).
Perturnbuhan akar tanaman yang kwt Iazimnya diprlkan untuk
kekuatan &n pertumbuhan pucuk, apstbila &ar mengalami keru&n
gangguun
biologis, fisik atau mekanik akan rnenjarfi k m g brFmgsi maka prtumbuhan
pucuk juga kurang berfungsi ( M i d i ,
ef,
ai., 1972).
Jik;a sistern &xu &lam
keadan an-aerup, akar terhambat pertumbuharurya, I-Ianis d m Van B8vd (1957)
rnengernukakan M w a perahran yatng lebih &lam meningka-
ketersedimn
air,
Altar mefayani tanaman dalm fungsi penting sebagai berkut (Weaver,
1926); 1) Penyerapan yang terjadi meforfui ujung a h dan bulu akar, 2)
Penambatan, pertumbuhan a h ditambat rnehwan gaya ymg diberikan oleh
bagian ujurr~yang menembus tanzth ysng padat, 3) Penyirnpamn, penyimpnan
balun
yaxlg tebih t u , 4) Transpor, trmpor khan dari &n
ke dam
meialui b a n g dan percabangin. dan 5 ) Perbaikan, perdamn &pat digunakan
untuk pxbaikaxt, karem kapasitas akar rnernbentuk pucuk t a m b h clan untuk
menyirnpan c h n g a n makawn yang mendukung prtumbuhan k u .
"'X'anamanambakau Madura mempunyai a h tunggang dengan p n j a ~ g
50-70 crn &n a b r serabut yang turnbuh setelah dipin&
akar ( S w h a n t o dan Abdullah, 1 970).
tmam disekitar leher
B i b kodisi tanah rnemungkinkan
sistern akar serabut &pat tumbuh rnenrapai 90 crn path akhir pengembangan
(Papenfus dan Quin, f 984).
Bamg tersusun dari ruas yang rnerentang diantara buku-bku batarjg
tempat rnelekatnya dam.
Pertumbuhm tinggi batang terjadi didatam meristen
interhtar dari ruas yang rnemanjang sebagai akibt rneningkatnya jumlah sei d m
&ruma I - --.
meluasnya sel yang terakhir ini bisa rneningkat sampai 25 cm
.Z
(SusiIo, 1991 ).
Pertumbuhan batang ternbakstu mengikuti kurva eksponensiaf dm hanya
2,5% total prturnbuhn selama 21 hari setelah tanam dan anbra 21
setelah tanam pertumbuhn
rats-rats
- 75
harj
berjalan cepat, kemudian a h n mengalami
penwwm setelah 75 b r i setelah, tanam, total pertxrmbufsan 80% pem&mya
(Gizzard, et. a\., 1942). &tang & m W u hrdiri tegak,
~~ hijau muda
dm berbdu, t i n e tamman otntara 58- 120crn (Suwarsa, 1991). fada batang
kmbakau disetiap ketiak: dam krdapat titik tumbufi wbmg hIrtm h d m n
doman yang apbiia dipangkas a h tumbutr menjadi cahg-cettrang baru
(Basuki, el. ul., 1999). Dan jika kondisi t ingkungan mernungkinkarr, s i m g akan
berkembng menjarti cabang baru yang akan m e n g h b a t pertumbuhn tanaman
(Akehurst, $981).
33. Fertumbuhau Daun
Uaun diperluican untuk penyerapan &n pngubahan energi cahaya daXam
proses pertumbuhan sttznpai menghusilkan panen, melului fatosintcsis.
Perturnbuhan daun dapat dilihat secaw individu (daun turrggal) Dan secara
keseluruhan
tanaman (kanopi tanlamin) seperti peduasan dam, perkumbuhan
ketbalan daun, berat. kering &un dan jumlah daun (Djumli, 200 1 ).
Daun tembakau bersifat tunggal, krtangkai atau duduk dibatang denen
sudut dam berkisar 41' - 60' dm tersusun secara spiral dengm posisi dam
dibatang benariasi rtntara ?I5 - 3/8, bentuk daun oval sampai bulat: telux
(Suwarso, 1 99 i. ).
Jumlah daun tembtk-au Madura krkisar antara 18 - 25 Iemhr b u n Dan
paxxjang dam hwariaxi antara 30 - 43 cm, untuk lebr daun berkisstr an-
16 -
29 cm, jumlah ukuran daun menentukan produksi ternbaby ha1 ini addah
k a m k r kuantitatif untuk rneninghthn produksi (Basuki, el. a!., 1999). Selain
h a k k r kw ttitatif,
h k k r kiditatif diperluh s e b i pexlciri utama
species/varietas h n a Gpengmhi akh lingkungm dwxr mudah diwauriskan pada
keturunannya (Ailard, 1960) dan daun yang dapat digmabn s e b q i pemkda
&fah pemukam, bent&, &pi &n ujung h w . %cam mum dam bmbalmu
M d u r a dipanen sdstu kali untuk seluruh dam, dan hasil rajmgsn wtuk krosok
sebanyat satu bal(40 - 50 kg) (Jako-Hartam, er.ul., f 993; I 995).
Perluisan daun te~nhakaudimulai dari kuncup rlaun hingga daun mencapai
ukuran rnelksi i~um
dan selanjutnya &un mengalami prkembmgan menjadi daun
masak. Pemurtculan kuncup daun berakhir bila telah terbentuk kuncup bmga dan
disebut sebagai tahap pmhungaan (Hawks dan Callins, t 483).
Perturnbutran dan prkembangan tanaman mempakan proses yang penting
&lam kehidupan d m p e r k e r n b a n ~ i ~swtu
n spesies yang treriangsung secara
tern-menem sepnjang daur hidupnya, k r p h r n g pads temdiaaya rneriste~n,
hmil asimilasi, hornan dan sutrstansi wrlxtmbuhan lainnya, sem lingkungan yang
mendukurrg pertumbuhan tanaman setgai peningkatan balm kering atau proses
differensiasi yang rnenrpaJcan pnimbunan bafian kering dm tqumnya sebagai
petunjuk yang memberikan ciri perturnbutran, k a n a rnempunyai kepentingan
ekanami yang pet! ing bewr f loomis, 1953).
Perkernbangan tanm,m merupah suwtu kombinasi dari sejumlah proses
yang kurnpfeks yaitu proses pertumbuhan dan diffmnsiasi ymg m e a m padit
akwnulasi berat kering (Susila, 199I). Pertumbuhan dan perkembangan tanaman
merupkan has11 asirniletsi kwbuhidrat setama masa hidupnyer yang diceminkan
oleh perkernbangan tanaman (Djumali, 20Q I ).
Husil asimilasi yang tersedia lebih h i cukup bagi kebutuhan utrtuk
pertumbuhpti, s e c m normat, merupkan akibat fairtar-fakior yang menghambat
pertumbufxan tanpa rnenghambat fatasinksis
(Mum&,1969). Faktor-faktar yang
Iebi h membatas perturnbutran dihdingkan mernbatasi fotosintmis seperti
kekuranpn air, kekuranga~rN k r a k i h t adanya kelebihan h a i l fotosintesis untuk
mendurang perkernbangan tartaman apbila sutru menguntungkun dan eGrn yang
dipert ukan (Loamis, 1953).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yang secant Iuas dapat
dikategwikan sehgai faktur lingkungan dan falitor genetik.
4.1. Pengfiruh Cahaya
Cahaya krpeng~ruh pa& prtumbuhn anaman, dirnaraa wngarufr
i ntensitas cahaya terhakp Iaju fotosintesis tergantung pa& kemampuan tamman
menyerap cahaya yang diterima.
Selain befpenganrh pda laju fotasintesis,
intensitas cahaya tinggi a h rneningkabn ukmn daun, d n g intensitas &ya
rendah menuruniutn laju futosintesis karena prduXrsi ATP dan NADPH tidak
cukup tinggi sehingga ukumn daun kwil (Raper, t 971).
Pengnruh mfraya terkdap perturnbutran tamman &pat dilihat dari
penguh intensitas dan lama penyinaran, k a ~ msetisxp varietas mempunyai
& n w p yang krbeda terhadap perubahan intensitas cahaya dm lamst penyinam
(Perming de Vries, ef. a l , 1989). Cahaya j u g bqxrrgad p&
pertumbuhan
batang yang menyebabkxtn peningluttan panjag bzntang* mas baatang, dan tinggi
tanman, temhma khadap kea$otan tamman M
i pendek.
Pengaruh suhu tcrhadap prtumbuhan drmn prkernbarrgan tanman dapat
ditihat tdari pngtrutrnya pada Iaju fotosintesis dm respirasi. Pengamh suhu
terh&p
laju fdosintesis terjadi pa&
proses ymg krkaitan dengan rcaksi
enzimrttis, yakni reaksi gelap dan taju respirasi akan terns menin&& dengan
rneningkatnya suhu hinggt mencapti suhu yang menyebabkan denaturasi enzirnenzimnya (Evans, 1975)
Menurut Panrianbwth, ci. a!., (1993), suhu
fotosintesis :rubma pa&
krpengantfi p d a Iaju
efisiensi penggunaan czthaya untuk rnereduksi CO?,
tetapi menurut Penning de Vries et. a/., f 19%9),suhu tidrnk h y a beqxngaruh
untuk eTIsiensi penggunaan cahaya untuk mereduksi C02 saja melainkan juga
untuk laju futosintesisrnaksimum.
Pengaruh suhu terkdrtp prtumhRan dm perkembangan,tanaman sangat
k m i a s i , danm s h u lebih mempengawhi peitumbuhn a h dari pa&
wfturnbutran pucuir (Bassham dm Calvin, 1957). Suhu rendah wtama &hap
perturnbuhan awal dan hhap awal perturnbuhan vegetzntif menyebabkm ternbakau
=pat berbunga, sehingga jumlah $am yeng terbentuk lebih seditit d m produhi
daun kering yang diperoleh rendah (Hawks dan Collins, f 983). Dm jika suhu
mta-rah lebih tinggi akan menghasilh jumlah $am terkntuk yang Iebih banyak
dihnding suhu mta-rab lebih ren&h (mr,
1971).
5. Peranan Air dan Pengaruhnya pada Ternbahu hbdura
5.1. Peraean Air pads Tanaman
Air merupakan kornponen utama pembangun sel-sel &nman trbentuk
cairan dan rnerupakan petarut utarnrr yang sangat kuat sehingga &pat krfungsi
sebagai media h g i rewksi-reaksr biokimirx, reaktan &!am proses fotosintesis dan
sebagai media transport zit-=% di &lam tanaman (SusiIa, 199 I ). Kandungan air
dartxrn tanaman bervariasi antart 70 .- 90%, setiap brinya j urnlah aliran air yang
tetertabn &lam jaringin tanaman digunakan untuk pertuasan sl-sef baru &n
untuk fotosintesis (Jawis, 1975).
Perahran tanamztn yang lebih &lam
ketersdkm alr cukup dm-.
,,rolefi.-51 a h (dm per satwn volume tanah)
meningkatkan pngambifan air dari suatu satuan volume tanah sehlurn tecjadi
layu pmanen (Susi lo, 1991 ).
Secara umram tamman m e n p h i def~sitair, apbila taju kehilmgan air
tanah kbib h
r ditxanding laju pngmbiiart, air d a t h &nah (Ligon, dan Benoit,
1%6). Ada b k m p adzlptasi yang dil&ukm tmamoxn jib m e n p h i defisit air,
menurut Jansen (1 973) adaptasi yang dilakukan tamman a&l& kemampuan
t a n m n rnenyetwikan siktus hidupnya seklum defisit air terjadi, kmeunpuart
t a n a m mempertahankan poknsial air d;dalm tanelman yang tinggi, w~tlaupun
patexlsial tanah rendah dan kem2tmpurtn tanaman mtuk: bemhan hidup dt:ngan
lcondisi potensial tanah rendah. Adstptasi ymg IfiIakukan &pat melmgsurrgkan
proses- proses prtumbufiamya yang diatur oleh potensid turgor yang emt
hubungannya dengan perkernbangan dam (Susilu, I99 1 ).
Seperti tanaman lainnya, pada tanaman temhakau ketersediaan air yang
cukup a h n m e r n p n ~ ~ r u hhasii
i ak hir dan kualitas temhkau. T a n a m tembakatl
&lam keadmn air krlebitr akan rnenumkan kualitas ternbakau, oleh hrem itu
tembakau ditanarn M a musim kemafau dengin sedi kit air f tlarkis, el. d.,
1 935).
5.2. Pengaruh Pemkrian Air pada Tern';ltrkau Madura
"ranamanyang dalam kondisi kektlrangan air, akar tanaman akan scrnakin
dalam namun tanman rnasih dapat memperuleh air, dengan demikian air dalam
jaringan tanaman tctap tersectla bagi metabalisme tanaman (Kanro, 1 988).
Respon tanaman terhadap kekumngan air itu relatif terbdap aktivitas
metabolisme, morfologi, tingkat pertumbuhan dm potensial h i 1 pancnnya
(Susilo, 1991 ). Bahkan untuk
tatlaman yarzg
ditanam &lam poi dengan volume
tanah terbatas lebih cept mengalmi kekumngan air d i h d i n g d e w tanamail
yang ditmam difapng dm kekurangan terns-menems &pat menyebabkan Iaju
fotosintesis hingga dipr1ukan k k m p a hi setefah irigasi agar &pat ke laju
fotosintesis asiinya (densen, 1 973).
Pada kondisi kekurstngan air tElnamrtn kmbakau akan k&ptElsi
mengakurnutasi pralin Bidaun uxrtuk rnern-hn
hidupnya ti&
jaringan tanaman f lwai, Kawahima datn Matsyuyma, 1979).
dengan
pda
Kcmampuan
tanaman tembakau untuk mernprtahmkm kmdungan air yang cukup selama
prturnbuhan diteaukan oleh h y a k n y a jmfah &un bawah yang kering dibatang
yang menjadi krosak f h n , 1972). Kondisi kekurangan air ymg diperlakukan
sampi pa& bdw air t a m a n menmpai titik layu permanan, sefama szltu h i
selanjutny a
,
isiram sclrnpai kapasiias lapang tidak berpengawh terhadap
penurunan produksi ("Tukimin,Puriani dan Rachrnan, 2000).
lurnlnh air yang diberikan t a n a m akan rnempengaruhi sifat daunnya,
terutama pada pernbukaan dan penutupan stoma& di b u n dm bag ternbakau air
dapai rncnyusun bobot tanaman sekitar 90%, tetapi manaman tembakau dapat
tPr:iadii@si dengm kandisi kekefingan (Tso, 1972). Pada rnalan hari COz&lam
d u n meningkat brem fo'atosintesisterhenti pH turun, sehingga tcrjadi pruhzthan
guta (larut) rnenjadi pati (tidak larut) kemudian turgor t u r n maka stomata akan
menutup, sebs.liknya pa& pagi hari COz teqxtirai untuk fotrtsintesis,pH turun dan
terjadi pefubahan pati rnenjadi guIa sehingga turgor rneningkat dan stomata
terbuka (Salisbury dan Ross, 1 969).
Ketcrsdiaan air pa& saat tembakau selesai dipangkas sampi daun siap
panen &an
rnempengaruhi mutu t e r n W u Madm (Tukimili, Purlmi dag
Racfunan, 20QO).
Pemberian air yang berlebih &an berpengaruh buruk pa&
tembakau
b ~ n atcmhkau ymg d i k i l h krbau air sehinggzi
h 4 d r tra
aromatiknya sebagai ciri spesifik kmbairwu Madm hilang atau mutu ymg
dihasit kan rendah (Murdiyati, el. d,,,
1999).
Persedinan air sangat penting untuk melamtkan ham M, sehingga tcrsedia
bagi tanaman untuk pertumbhmya, denen terkwitnya air oleh humus berarti
&pat mengumngi perkolasi ddm tanah. Fernberim air yang krlebih akan
rnempengmhi &un sebgai hasil utama banyak mengandung air sehingga akan
sulit bring sempurna clrtn h i 1 xajangm basah, muhx rendah (Tukirnin, Purlani
dan Rachan, 2000).
Pada ternbaknu biusmya akan rnernberikan respn
tcrhadap kondisi kckenngm
metal ui
pngaruhnya
terhadap tuas daun,
prkem bangan organ-organ dan pruduksi , salah satu pengmuh pf
ing ksar dari
kekurangan air arfdltah lxrkurangnya luas daun (Gaidner, 1951). Kebutuhan air
untuk tembahu datm perturnbuhanxlya terdiri dari beberapa fase perturnbuhan
tambat, yaitu @a fase prlumbuhan vegmtif lambat &ri awal tanam sampai
umur 35 hari setelah tanam, untuk pertumbuhan prakaran yang mmmlukan air
dengan jumlah t e h b s , kekeringan p d a ternbakau Madura umur 60 hari setelah
tanam dan kembali pada kondisj hipasitas lapang tidak mempengaruhi
metstblisme dan penyusunan sel pertumhuhan tamman (Tukirnin, Purlani dan
Rachrnan, 2000).
6.
Peranan dan Pengaruh Pemupukan Nitrugen IN) pada Tembakau
Mrtdura
Nitrogen f N)rnempakan urtsur hara m
h ymg ketersediaarmya di dalam
tanah =ring kahat. OIeh karena i t y ww-unur ini umumnya dibmbahkan
ke&£am tanah &tam hnhlk pup& b u m (Sulistyono, 1993). Nitrogen pa&
umurnnya m e r u p b n faktor p m k t a s mrna &lam produksi tanaman trudidaya.
T m m a n rnurgambil N datam bentuk NO 3" dm NW4 +.
D i m i k a unsur N
dikendaiikan oleh interaksi antm f a b r abiatik tanah dengw tatnah d m
organisme di dalm m h dan trtraaman. b r a N menxpztkm unsur esensial da1am
sistem hidup dan k h a n prnbentuk ubma protoplasma &lam sel hidup (Santosa
dan Sastrosupadi, 1993).
Nitrogen rnenyusun 79 % dari rttmasfer d m lebih banyak tagi N didalarn
tanah sebagai sedimen organ& keduanya ti&k tersedia dalm tanah bagi
pertumbuhan anaman. Kandungan N maman rata-rata 2 - 4% dan mungkin 6%
untuk tanaman tertentu dan t a m a n yang m e n p b i l N O i dan M&+ kernudian
mengasimllasikanfiya terutama karena adanya kadersi yang cepat dari ~ 1 , 4 ' '
qenjetdi NO3-yang discrap tanaman.
Untuk tanaman tembakau urnumnya rnasih memerlukan pembahan
unsur N. Interaksi anbra jenis tanah, jenis pupuk darr varietas berpengaruh pada
bobat daun ternbakau kering (Siturnorang, 1999).
6.2. Pengaruh pernupukan Nitrogen IN)pads Tanaman Ternb a k u Madura
Pemupuhn rnempakm usdm ymg bertujuarr mennunhh ketediaart
unsur-unsur ham ymg dibutuhlcan tazaamm gum rneningbtm pmduksi dan mutu
hail tamman. Pernupukan etkzln menjaga dm mempertahkan stmkur bmh
( M e , &u!, f 988).
Pcmupuk-sul yaw tinggi a h menyebabkan tingginya
kmdungan protoplasma &lam seI tanman, selarrjutnya sei Iebib bmyak menarik
air, keadaan demikian menyebabkm h d u f l g m
wit
di &un tinggi dm apabila
dikeringkax dengan sinar methhari sufit menjadi kcring sernpum8, maka mutu
ymg diproleh semakin rendah (Rachman d m Murdiyztti, 1987). Wafaupun
s e a m mrrm j i b pmupukm d i b e r i h dari rendah ke tinggi d
ukuran &un f Murdiyati, et.al., 1999).
m meningakatkan
knggunaan pupuk ZA rnernberikan pgamfi lebih baik &ri urea, scbab
anion SO4 dnri ZA dapar rnenurunkan p H dan rneningkatkan ketersedistan dan
peny erapan fosfat oIeh tanaman (Machfudz, Sastrosupadi &rr Santoso, 2 987)
Jays (19941, melaporkan bahwa dmgm rne~ringkatkandosis pupuk ZA, rnakin
menirtgkat pula bob1 keriring tanaman, karma N bergma dalam pskmbangan
d m perturnbhn vegetatif sedang S betgum mtuk meningkatkan bbt kering
umbi b a w g merah. Has11 +ne1itiak, k h a n , Murdiyati dan Suwarso ( 1 991),
bahwa M a r N tembalc#u rajangan bmyak dipengamhi oleh pemupulran N, baik
d i l W tegal maupun sawah, dengan rnenin&atIcan tabran pupuk N, k & r N
daun rajangan juga meningknl. Berhaskan analisa statistik, prWuaxl N dari
rendah ke tinggi tidak memberibn pengaruh nyata terhadap parmekr
pertumbuhan tinggi tanaman, jurnlai, panjang dan lebar daun pada tembakau
(Moesanto, Ismet, dan Machfudz, 1994)
Pemberian puguk kan&ng akan meninf3cah kadar C-Urgmik didatam
tanah dari 137% xneningkat. rnenjadi 226% p h pemberim 10 tunlha pupuk
hndang, dm pemberian pupuk k a n h g juga bisa meninghtkom bdar K, Mg clan
Ca (Pmarno, et+a/,
, 1993). Pernkrian pupuk W n g s e h y a k 1 Vbn. Juga
meninghhn hsil dam basah, hens diduga d e w &ya
pup& kmdang
tersediamya air febih tinggi, dengm w m b a b n pup&
h d m g &an
mexxinghtkan daya pegrtng stir padit tanah berpsir (Qjajadi, Suprijono d m
Suwarsa, 1990).
Pupuk kanciang beriurrgs~rnengikat katian sehinga &pat rnengharnbat
pencucian unsur nitugen dari pupuk ZA meskipun curah hujan wlma percobaan
cukup tinggi, makin tirlggi pupuk kandang yang diberikan tanaman makin respun
terhadap pupuk N terutama dosis 60 kc 90 rn3iha, ha1 ini diduga dosis 90 rn3iha
sudah cukup untuk menahan seluruh dosis N yang diberikrtn ( R a c h n , Djajadi,
dan Sastrosupadi, 1988). Kombinasi pupuk ZA dan pupuk kandang berpengaruh
teshadap pruduksi daun basah dan rajangan kering (Djajadi , Suprijono, dan
Suwarso, 1990).
Murdijtati, el.#/. (1999) pmupukan N yang dikrikan ddm anah dengin
jurhlah yang semakin tinggi akan meningkatkan ketndungan N b u n &n
lcandungan rr iotin. FJnsur
N rnerupkm balun u m a untuk sintesis nikotin
dimana nikorin merupkan senyawa alkaloid pads EemLkau yang menimbulkan
rangsangan psikalagis bag girokok yang mmbuatnya ketagihan (addict) (Tso,
1972). Selain sebagai him u m a sintesis nikotin w u r N juga memperpanjang
umur tanaman yang memkri kesemptan urrtuk &urnufasi nik;ka~in(Hawks dan
Collins, 1983).
Penin&katan h i 1 h e m meninglatrryei. pmberiarr N banyak
dijumpai pads percobam &mb&u
Maim. Mc Cmts dart Woltz (1967)
merzgemuk-akan. bahwa unsur N sangat krpm dafam menenidan tingginya
hasif, b d b n j i b pmberian N tinggi M r total N &un j u g tinggi yang
menyebabkan msa asap rukok kern dm begiht pula sekiiknya, jib pemkrian N
xmhh kandungan total N daun rendah sehingga ma asap mkok hambar.
Pemberian N memberiiran pengaruh yang besar pada pertumbubn, h i 1 dan mum
tembakau &-i p2tlla unsur-unsur laimya (Tso, f 972).
BAlIAN DAN METODE
1. Tempat dan Waktu
Prrcot7aan ini difaksanakan di rumah kam di Balai Penelitim Tembakau
din "Fanaman Serat (Balitias) Malang-Juwa Tirnur pda akhir Uktober 2001
sampai dengan pertengaban bulan April 2002.
2. Bahan dan Alat
Bahan yang dipergunakan daf am p e r c o b n ini adalah benih ternbakau
madura varietas Prancdc ' 9 5 , basil seteksi massa ysxng dilakukan terhadap variets
IokaI dari desa Prancak. Galur yang diperateh tersusun atas beberap genotipe,
ptensi h,.
"
.J?ngrtnnya 81-3 kkglha, indeks mutu 83,4?.
dengan varieias fokalnya, fiasil rsljangan meninpkat 20% &n
Bila dibandingkan
indeks mutu 1 7%
(Suwars,et.d., 1999). Bahan Iainnya adalah pupuk (ZA, SP 36, ZK,dan pupuk
hndang) dan pstktisida (Furadan 3 G, Dithane M-45,dan Buldok 29 EC).
AIat yang digunakan &lam penelitian ini &fah
plybag, gypsum blok,
water sail meter, oven, timbangan, metem, alat sempxot, takaran air, tirnba,
ayakan, gunting, aiat-&at adisis kimia, stapler, pnggaris, milimeter blok, map
ptastik, alat trJlis, rfrul hmera fato.
hncangrm pcrcabaan menggunakan rancolngan acak kelompak faktorial
dengan t i p faktor dan tigi ulangan. Ketign faktw dan h m f yetng dicobakan
adaM sehgai her1kul
Faktnr I
: Perlakwn pc-lnberian air (A)
-
Ao
Faktor IT
100% (IOU% x KA
P" 2.521, sesuai keadaan kapasitas lapang.
: Periakmnpupuk kandang(P)
Po
-
Tanp pupuk kandang
PI - Dengan pupuk kanciang (0.5 Vknaman)
: Perlakuan pupuk %A (N)
Faktor 111
No
,,-
T a n p pupuk ZA
N I E [email protected]
N2= 2QgltanZA
N3= 30 &an. ZA
Anafisis statistika data diltkUIGEU1 t e r M p perubabn u w a untuk
mengkaji kempman ifah dari tiap pubah. Apbila terdapt data yang
menunjukkan dmya p c n w nyab &ri perletkmn ymg dikribn uji lanjutm
dengan menggunah uji Tukey (uji be& nyata j ujur, BW).
Penyiraman hanya dengin mernbasahi media daIam wmpnn 3 hari sekali sarnpi
bibit k m u r 35-40hari. Kondisi bibit siap untuk ditanarn pa& media tanam
&lam plybag yang tersedia.
4,s. Penanaman
Sebelum bibit ditanani, tiap-ti .;3 lubang &nam disiram Iebih dahulu agar
bibit mudah melelcnt pa&
tanah.
Permaman dilakulran pada sore hi unluk
menjaga agar tanah tidak lekas kering dan bibit: tidak terlalu layu. Penanaman
gypsum blak untuk mengetahui kadar air tanah dilakukan krsamiian stat
penanaman bi bi t .
Pernupukm, dengan pupuk SF 36 cfan ZKi dikrikan srninggu sebelum
tanam sesuai anjuran (2QOkghaatau 20gJm SP 36
dwn 2UQkghcr ataar ZUglkn
ZK),pupuk kandang dikrikan sesuai perlakuan, yaitu tanpa pup& h & n g dm
d e n w pup& kaxldang 0.5 I/&n. ymg dr'krihbemamaan dengm pupuk SP 36
dm ZK. Pemupukan N dari ZA diberikan sesusti petlakuan dan diberikan 2 Mi,
yaitu pitda saat tanam dm sisanya diberikm
4 rninggu srstefaXl tanam. Pupuk
dikrikan dilsi tanadan dctlgan jarak 5 cm dari batang, kemudian ditirnbun
dengm &natx sedttlarn 5-7 crn (Anonirn, X986).
Penfiraman dilakukan seswi ~ r l a h pemkrim
n
air, yaitu Aa diberih
wsuai d e n w kapasitas t a p g , ketersedirtan air muai yang dibutuhiran tanamrtn,
sedangkan
untuk Al diberikan setengah dnri yang diprlukaxl p d a Ao.
Kebr+tuhanair selama penanaman sampai panen tfikebhui dari keadaan air tanah
rnefdui gypsum blok yang dianam dan dilihat meialui alat water soil meter.
Pemklian air dilakukwn 6 -- 7 hari sekali dan vulume air yang diIPerifcan sesulti
dengan prlitkuan untuk & sarnpai p n e n dikrikm 2311tm dan Al dikrikan
12lltctn swmpai panen. Kalau ppulasi tanaman 25,000 per ha, maka prl&uan
A0
memperoleh air setam dengan 573 mrn air dan A$ setara dengin 60 rnm air,
sepanjang pert.umbuhstn tmarnan.
Perna~gkasan dilakukm dengan rnembuang 2 - 3 ternbar &un feratas, Ao
dipmgkas umur 59 hst, dnn A1 dipmgkas umur 62 hst, ysxitu pada wt muncul
bun@ 25 % dari selumh pesiakuan, h y a jar& pada>perlakwtersebut b ~ n a
munculnya bunga lebih dufu dari pexl&uan Ao. Pembuanp simg dilakukan
selamst prtumbuhan maman.
4.7.
BengendaIisn &ma daa Penyakit
Gulma dikendalikan dengan penyiangato mekanik, Proteksi terh&p kama
penggerek batang ditakukan d e n p F u r a h 3G. SekIurn &nam benih untuk
panbibitan dilakuIran pencetupan benib unhtk rnenghindari penyakit Ianas dengan
DitFane M-45( W - A d i dan Dalmadyo, 1999). Untulr pengeadalian h
pupus tembakau yang sempat menyerang pa&
pmcejphan
hrlmjutnya
perkembangbiakm
a dat
minggu kg-3
dm untuk
tersebut
dilakuh
hama
Panen dilrtkukan 4 kali, ylritu panen prtama 25 hari setelah tam,dioven
yang seklurnnya ditirnbang bubo1 hsah tanaman dan setelah kering oven dengan
suhu 85°C ditimbang bobat kering tanaman, panen kedw umux 50 hari setelah
tanam dan yang ketiga 75 hari setelah
tanam, kemudian dilakukm s m a seperti
pewanerran pertarna. Untuk panen temkhir umur 100 hari setelah tanam, secant
umunl daun sudah bcrwarna hijau kekuningan kemudian dilakukan seperti panenpanen seklurnnya. IJntuk tanamun keiima setelah p n e n dilakukan perneraman
h i n g e daun benar-benar masak, selama 5 hari kemudian daun dirajang dan
Peubah yang diamaii clalarn prcotraan ini a&Iah sehgai berikut ;
1. aktivitas futosintesis daun, diukru rnenggunakan LCi portable photosinthetic
system dan dilakulran setiap 20 hari sekali y h i pa& umur tanaman s e a m
akti f krfotosintesis (LCi , 1999).
2. tinggi tanaman (cm), diukur dari permukitan tanah saiampoli ujung d a m
terpanjang. Penpkuran dilakulran pada umur t m a n 3O,BO, d m 90 hst.
3. jumlah dam, ditakukotn p d a umur 30, 60,
dan 90 hst cfengm mengbitumg
selunrh daun yang tzrmbutz setarna prturnbuhan m p a i p e n .
4. luas dam ( c m 2 didcur
~
pa& umur 30, 60,
dan 90 hst. dengan mengpakan
metode gravirnetrik (Sitampul dan Guritno, 1995). Dam yang diuIcur luasnya
adalah daun atas, tenph dttn daun h w a h kemudian digambar p d a sehdai
dibunting &n ditirnbang. Kemudian Iuas dam diukur dengan m u s ;
LD=
Wr
Wt
x
~k
dengan ; Wr
Wt
-
B o h t kertas replika &un
Baht kerbs dengan itaasan tertentu
5. wntslisa tumbufi, diktmg &ngm metode manual (Sstak, e~.aL,
1971 ), dan
analisa tumbuh yang dihitwg adalah :
a. indeks I~dstun(~tD),denganrumus;
L = A (tidak berdimensi)
P
d e ~ ~ g mA;
- Luas daun
P = Proyeksi luas daun
b. laju pertumbuhan relatif (LPR), dengan xumus ;
c. laju asirnilasi netto fE, LAB), den*
E = -W?WL
t2--tl
'
-1
A
(g.m-I . -It )
rumus ;
denp;W-Bobotmaman
t = W&u
A
-
Luas hurt
d. nisbah iuas &un (N1,I)), dengan rumus ;
F
=
A
w
(~n.g')
d e n p ; A = 1,uas daun
W = Bobot daun tanaman
e. durasi luas drnun (DLD), dengan rumus ;
D
=
-
E
1
(E == f dari LAB) (m.t)
dengan ;W = Baht daun tanaman
E = Laju asimilesi bersih
-
6 . bobot kering tanaman (g), diukur dengan rnenirnbang seturuh bagian bagim
tanaman setelah dikeringkan dengan suhu 8 5 9 selama 24 jam. Dilakukan
pada
tlnl
r 65 dan 100 hst.
7. analisis kandungan N daurr (%), dilakukan pnprnbilan mmpl daun ke-3
dari pucuk dengan rnenggunakan metude Kjeldafxl (IPB, 1995)
8, analisis kandungan nikotin (%), analisis kandungan nikotin dengan
mengunakan metode 'Ti trasi (Sudmadji, Haryono, dm Sulrardi, 19981, dm
diltnkukan setehh panen (100 hst).
Takl 1. Pengar& pemkrirtn air, pupuk knndmg detra pup& N terh&p Nilai
klorofil dan BDSC tembakau Madm
...
KWD
(J/imz/&i)
1
/
Air {l!i&Y
& (23 lihni
7
,-
0,29
1
T-Kardungm
I
Klorofri (%I
8,0027
I
Ket : h&a-an&
yang metlpfiduiig hkuruf yang s m a atau tanpa k w f pada kdam dan keloinpok
pt~l&w1y m g s a w hrarti tidak be&& nyah pada Waf BNJ 5%.
Dari a
1 1 &pat diliht bahwa perlakllan pemkrim air, pupuk k-lmdang
dan pupuk N tidak berpedgaruh nyata pa& nilai ~ $ (Efisiensi
0
kuanta organ
&naman yang melakukan fotosinksis) dan KRPD {Rwfisien rmpirasi jaringan
pemelihamn daun), Peningkabn pmberian air dari 12 £/tan ice 23 l/tan
meningkatkan nihi EFO s e h a r 3 %, mexlingkath nilai W D seksax 0, 1 2
I/m. Pup& kmdmg yang d i k r i h rSari 0 lltan ke 0,s I/&n meningkatkan nilai
EFO setwar 1 % dan nilai KR9D sbesar O,Q5 %. Kemudim pnlngkahn
pemkriztn pupuk N dari 0 g/tan ke 10 g/tan Ire 20 gltm ke 30 g h meningkatkan
~ ~
nil& EFO brturut-twut sebesar 1 %* 1 % dan 12 % dan meningbbn nilai
KRPD berturut-turut sebesar 0,02 %, 0 % d m 0,02 %. Hal ini dikarenakan h h w a
kemampw hijau dam untuk menyerap dan rnengbwakan energi cahaya
merupdan bagian dari karaher fisialogis yang m e m W k a n varietas wht dengan
lainnya dalam proses fotosintesis. Kemarnpuan daun untuk menyerap energi
cahaya dapat didekati dengan presentasi prnantdan dan pcnetrasi cahaya,
sedrtngkan kcrnampuan daun rnerrggunakan cahaya dapat didekati dengan efisiensi
penggurtaan cahaya untuk rnereduksi COz (EFO) dan kemampuan tmaman untuk
m e l a k u h r~spirasidapat didekati dengan nilai koefisien respirasi tmman pada
organ daun (KRPD)(Djumali, 200 1).
Dalam proses fatosihtesis, c-.xgi &ya
disemp oleh pigmen-pipen
diddam membran lmelta yang menyebabbn trampor electron dm proton dan
mengtkibatkan tcrjadinya fosforilasi ADP menjadi ATP dan reduksi NADP'
rnenjadi NADPf-I. ATP menrpkan energ yang tersedia daIm system biulogi
sedang NADPH rncrupkan salah satu preduksi yang paling kuat (Susilo, 199 1 ).
Dari tabel 1 juga &pat ditihat M w a pemberian air m e m k r h n pengaruh
nyab pacia nihi kandungan klorafil dm hbat dctun spesiEk dam carrtoh (BDSC)
dm untuk pup& kandang dm pup& N ti& memkrikan pert@
nyab. P A
pningbtm pmkrian air dari 12 Ytan ke 23 f/mmeningkatkan niIai kandungan
klamfiI mhsar 6-4% dan niId bobat daun spesifi"ik ccantah ~bsu
93 %.
Pada pantrerim pupuk kmdarrg dari 0 I/hn ke 0 5 Man rneningkatkaw nilsi
krandwp~kiorafiZ seksitr 1,9 % dm &but dttun spesifik dam contoh, sebesar 40
%, Kernudian p d a peningkaan pemberian pupuk N
O @tan ke 20 @tan ke
20 g h n ke 30 g/tm rneningkatkm nil& kandwgm kIorofil bertmit-brut sebesar
f %, 1,8
r l ~ n0,I
% dan tmbot daun spesifik daun contoh bertunrt-turut sebesar
5 %, 68 % dan 69 % Iial ini dikarenakan bahwa pada kondisi lingkungan yang
s m a dan jenis tanaman yang sama, jurnlah kandungan klorofil yang terkandung
&lam daun dipengenthi aleh ketebalan daun. Peningkatan ketebalm daun diikuti
oleh pcningkam k n d u n g n klnrofil, sehingga tebal &un meaentukan jumlcth
energi yang diseiag. Penning de Vries et. ui,(1989) rnenyatakm bahwa nilnr'
EFO sangat bergmkmg pacfa ketebalan daun. Pernberim N dari rendah ke tinggi
akm rnexlingkathn ukwan daun tetapi menu-
k~tebalandam dan untuk
peningkalm dosis N pa& keadaan kapasihs iapang (kelembaban cuicup) serama
pertumbuiran tanaman dapat diperaleh daun dengm ketbaian rendah, tetapi pada
ke-n
kekurangan air (kelembahan rendah) &an dihasiliran keteklan daun
tingg; (Rachman, Murdiyttti dan Suwarso, 1391 ).
Respirasi jaringan tanaman terjadi sebagai upya tanaman untuk
mernefihara p e r b n kansentxasi ion dan rnolekul Iainnya didalam membran sel,
dan memelibm aictivitas meWIisme agar jaringm
(Penning dc Vries, et, al,, 19891,
tannmart.
ktap hidup
Pad8 jaringm t.mwman sepertj pa& wkac,
htang d m organ p n y i r n p kmfisien respirasi tidalr 'banyak hwarlasi t&pi
pa& jarinpn dam w g a t hrvarirni sebawi akibat: protein yang dikmdung dam
sangat brvwiasi (Pannan&
19921, oleh h e w itu h d m p protein daun
yang rnenrpakm senyawa urgarrik yang banyak mengandung nitrogen dsxtasn daun
kqxnganih psitip tmhadap nitai koefisien respimi.
2.
Perturnbuhan dirn Perkem bsngttn 'Fanaman Ternb a k u Mmrdura
Pertumbuhan dan prkembangan tanaman sebagdi akibat