Perdagangan Reptil Indonesia di Pasar Internasional

PERDAGANGAN RElPTIE INDONESIA Df MSAR
INTERNASIONAL
Ani Mardiastutiqm Tonny Soeh&ono2

' Depurternerz Konservasi Sllrnberdaya Hutan, Fakrllfas Keizufanan, Institzit Pertanian Bogor.
PO Box 168, Bogor 2600, Indonesia. Email : aniip&indo.tzet.id
* Direktzir Konservasi Bahari, Conservation International-lndonesia Program.
Email : tsoehartono@conservation.or.id

Abstrak : Indonesia sejak lama telah menjadi negara pengekspor reptil, baik dalam
bkntuk kulit mapun dalam b e ~ ~ t ureptil
k
hidup. Tujuan makalah ini adalah
memberikan garnbaran ekspor reptil dari Indonesia, termasuk jumlah, spesies yang
diekspor dan negara tujuan. Data ekspor reptil tahun 1983 hingga 1999 diperoleh dari
Management Authoriq CITES Indonesia. Data penunjang didapat dari berbagai
sumber lain, termasuk serangkaian wawancara dengan para pelaku ekspor. %banyak
16'1 spesies telah diperdagangkan di pasar internasional, 54 diantaranya
diperdagangkan dalam bentuk kulit atau bagian-bagiannya. %lama 1983-1999,
sebanyak 30 juta lembar reptil telah diekspor dari Indonesia. Kulit ular yang paling
dirninati (>100.000 ternbar per tahun) adalah Ptyas mzicosus, Acrochordzis javanicus,

Python reticzilatus, Cerberus rhynchops, Acrochordus granulatus, Naja sputatrix dan
Hamalopsis buccaia. Kulit biawak (Varanus salvator) d m buaya (Crocodylus novaeguineae,
C. pomsus) juga memiliki pasar yang baik. Negara pernbefi utama addah Amerika
Serikat, Jepa~g,Singapura, Mexico d m Italia. Jurnlah ekspor kulit reptii semakin lama
sernakin menurun. Untuk reptil hidup, jumlah yang diperdagmgkan relatif sedikit
tetapi melibatkan banyak spesies. Reptil hidup diekspor untuk diambil dagingnya
(atap bagian lainnya) atau sebagai hewan peliharaan. Reptil hidup yang terbanyak
diekhpbr dari Indonesia adalah Naja sputatrix, TrTrionyx cartilag~?neous,Python reticulahs,
Cerbcrus rhynchops, Varantts salvator dan Python curtus. Repti! hidup yang d i m b i l
dagingnnya umumnya diekspor ke Cina, Hongkong dan Singapura, sernentara reptil
untuk hewan peliharaan kebanydkan diekspor ke Amerika Serikat.
Beberapa
permasalahm yang dihadapi dalam kaitmnya dengan ekspor reptil antara lain adalah
belurn adanya data mengenai jumlah populasi di alarn sebagai dasar penentuan kuota,
sulitnya melakukan perdagallgan berdasarkm ketentuan Konvensi CITES, serta
terdapat kemungkinan menurunnJra populasi beberapa spesies reptil kornersial akibat
banyaknya pemmenan dari alarn.

Kata k w i : perdagangan satwaliar, spesies, reptil, ekspor, kulit, Indonesia


Kusrini, M.D., A. Mardiashtti dan T. Harvey (Editor). 2003. KonservasiAm$bi dan Reptil di Indonesia..
Prosiding Seminar Hasil Penelitian Departeinen Kbnservasi Sumberdaya Hutan.. Bogor 8 Mei 2003.
Instiat Pertanian Bogor. I81 ha/.