Kajian Perah Kincang Di Pelabuhan Ratu

RINGKASAN
NINA CITRA SARI (C05400035). Evaluasi Teknis dan Ekonomi Unit
Penangkapan Payang di Perairan Ulak Karang, Sumatera Barat. Dibimbing
oleh DINIAH dan MOCH. PRIHATNA SOBARI.
Payang termasuk alat penangkap ikan yang sudah lama dikenal dan banyak
dioperasikan di Indonesia. Keberadaannya untuk perikanan laut Indonesia sampai
tahun 2003 tetap dianggap penting, baik dilihat dari produktivitas maupun
penyerapan tenaga kerjanya. Perairan Ulak Karang Sumatera Barat merupakan salah
satu daerah penangkapan ikan yang banyak didatangi unit penangkapan payang,
sehingga Ulak Karang terkenal sebagai daerah payang.
Penelitian ini menerapkan metode deskriptif dengan jenis penelitian adalah
studi kasus dan satuan kasusnya adalah usaha penangkapan ikan menggunakan unit
penangkapan payang di Perairan Ulak Karang, Sumatera Barat. Penelitian ini
bertujuan untuk: (1) menganalisis teknis dalanl usaha perikanan payang;
(2) menganalisis kelayakan dan sensitivitas perikanan payang; (3) menentukan
peluang pengembangan usaha perikanan payang. Manfaat yang diharapkan dari
penelitian ini adalah dapat memberikan informasi tentang kegiatan usaha unit
penangkapan payang dan sebagai masukan dalam menentukan kebijakan perikanan,
khususnya di Perairan Ulak Karang, Sumatera Barat, terutama menyangkut
kelanjutan usaha payang di masa yang akan datang. Penelitian ini dititikberatkan pada
aspek teknis dan finansial yang terdiri atas analisis usaha, analisis kriteria investasi

dan analisis sensitivitas.
Alat tangkap payang di Perairan Ulak Karang dikenal dengan llama "pukek
tangah". Alat tangkap ini terdiri atas 3 bagian, yaitu kantong, badan dan sayap.
Payang rnemiliki lebar 50 - 75 m, panjang 150 - 200 m dan dalam 17 - 30 m. Hasil
tangkapan (catch) payang tertinggi periode 1992 - 2001 yang tercatat di Dinas
Perikanan dan Kelautan Provinsi Sumatera Barat terjadi pada tahun 1992 yaitu
212.921 kg dan terendah pada tahun 1998 sebesar 114.460 kg. Upaya tangkap (effort)
tertinggi pada tahun 1992 sebanyak 403 trip dan terendah pada tahun 1998 sebanyak
209 trip. Nilai rata-rata CPUE selama periode 1992 - 2001 adalah sebesar 571,84 kg
per trip. Kecenderungan nilai CPUE terhadap upaya tangkap payang di Perairan Ulak
Karang selama periode 1992 - 2001 ditunjukkan oleh persamaan CPUE = 812,40 0,86x, dari persamaan tersebut diketahui bahwa terjadi penurunan nilai CPUE
sebesar 0,86 kg per trip selama periode 1992 - 2001. MSY sumberdaya ikan pelagis di
Perairan Ulak Karang adalah 192.050 kg, sedangkan upaya tangkap optimum 6,)
adalah sebesar 472 trip. Tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan di Perairan Ulak
Karang pada tahun 2001 mencapai 63,53 %, sehingga pemanfaatan sumberdaya ikan
masih dapat ditingkatkan sebesar 36,47 % atau sebanyak 70.050 kg.
Hasil analisis finansial menunjukkan bahwa usaha perikanan payang di Perairan
Ulak Karang memerlukan investasi sebesar Rp 35.204.083,33 per tahun, penerimaan
yang didapat sebesar Rp 205.895.659,OO per tahun dengan biaya total sebesar
Rp 147.013.168,SO per tahun. Hal ini berarti keuntungan yang didapat dalam satu