METODE PENELITIAN

C. METODE PENELITIAN

1. Desain Penelitian.

Jenis penelitian adalah analitik observasional (Setiadi, 2007: 133). Rancang bangun yang digunakan adalah ―cross sectional‖. Penelitian cross sectional adalah

jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat. Pada jenis ini, variabel independen dan dependen dinilai secara simultan pada suatu saat, jadi tidak ada tindak lanjut (Nursalam, 2008: 83).

2. Frame Work.

Status gizi remaja putri Siklus menstruasi

Variabel perancu:

1. Aktifitas fisik

2. Proses ovulasi

3. Adekuatnya fungsi luteal

4. Perilaku diet

5. Stres

Gambar 9. Frame work Hubungan Status Gizi Remaja Putri Dengan Siklus Menstruasi di MTs Darun Najah Gading Dusun Sumber Kenanga Jatirejo Mojokerto.

3. Hipotesis Penelitian.

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2006: 71).

H 1 = Ada hubungan status gizi remaja putri dengan siklus menstruasi di MTs Darun Najah Gading Dusun Sumber Kenanga Jatirejo Mojokerto.

4. Variabel dan Definisi Operasional.

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009: 2). Variabel independen dalam penelitian ini adalah status gizi remaja putri dan variabel dependennya adalah siklus menstruasi.

Tabel 40. Definisi Operasional Hubungan Status Gizi Remaja Putri Dengan Siklus Menstruasi di MTs Darun Najah Gading Dusun Sumbe r Kenanga Jatire jo Mojokerto.

Variabel

Definisi Operasional

Krite ria

Skala

Independen: Perwujudan dari keadaan

1. Normal: ≥-2SD

Status gizi

2. Pendek: ≥-3SD s/d <-2SD remaja putri remaja putri yang

keseimbangan konsumsi

3. Sangat pendek: <-3SD Ordinal

didasarkan pada kategori (Depkes, 2010) yang digunakan, yaitu tinggi badan dan umur.

Alat ukur: meteran (meterline) dan data umur remaja dari register sekolah

Dependen: Jarak antara hari pertama 1. Oligomenorea : >35 hari Siklus

2. Polimenorea : <21 hari menstruasi pertama menstruasi

menstruasi dengan hari

3. Amenorea : 3 bulan Nominal

berikutnya yang dibagi

berturut-turut tidak

dalam oligomenorea,

menstruasi

polimenorea dan

4. Normal : 28 hari

amenorea.

(Hendrik, 2006)

Alat ukur: lembar kuesioner

5. Populasi, Sampel, Teknik dan Instrumen Penelitian.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009: 61). Pada penelitian ini, populasinya adalah seluruh remaja putri kelas VII dan VIII di MTs Darun Najah Gading Dusun Sumber Kenanga Jatirejo Mojokerto sebanyak 41 orang.

Sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili populasi (Notoatmodjo, 2005: 79). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian remaja putri di MTs Darun Najah Gading Dusun Sumber Kenanga Jatirejo Mojokerto sebanyak 41 orang.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis non probability sampling. Non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan tidak memberikan peluang yang sama dari setiap anggota populasi, yang bertujuan tidak untuk generalisasi (Hidayat, 2007: 82). Tipe non probability sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe sampling jenuh atau total sampling. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Setiawan dan Saryono, 2010: 97).

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diantaranya :

a. Kuesioner. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang disusun secara tertulis dalam rangka pengumpulan data suatu penelitian. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup merupakan bentuk kuesioner dimana a. Kuesioner. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang disusun secara tertulis dalam rangka pengumpulan data suatu penelitian. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup merupakan bentuk kuesioner dimana

b. Meterline dan data umur. Untuk memperoleh data status gizi digunakan meteran (meterline) dan

data umur.

c. Penelusuran data sekunder. Data sekunder adalah metode untuk mendapatkan informasi melalui penelusuran dokumen, publikasi dan catatan klinik maupun pribadi. Metode ini mengambil data yang berasal dari dokumen asli (Hidayat, 2007: 100). Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data jumlah remaja putri yang menjadi siswi di MTs Darun Najah Gading Dusun Sumber Kenanga Jatirejo Mojokerto.

Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan meteran (meterline) dan data umur untuk mengkaji variabel independen yaitu status gizi remaja putri serta kuesioner untuk mengkaji variabel dependen yaitu siklus menstruasi.

6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data.

a. Pengolahan Data. Menurut Hidayat (2007: 121), dalam melakukan analisis data, terlebih dahulu data harus diolah dengan tujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam statistik, informasi yang diperoleh dipergunakan untuk proses pengambilan keputusan, terutama dalam pengujian hipotesis. Dalam proses pengolahan data terdapat langkah- langkah awal yang harus ditempuh, diantaranya:

1) Editing. Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul (Hidayat, 2007: 121).

2) Coding. Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting dan biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel (Hidayat, 2007: 121).

a) Umur : 10-13 tahun (kode 1) dan 14-17 tahun (kode 2).

b) Pekerjaan ayah : tidak bekerja (kode 1), PNS/TNI/Polri (kode 2), wiraswasta (kode 3) dan swasta (kode 4).

c) Pekerjaan ibu : ibu rumah tangga (kode 1) dan bekerja (kode 2)

d) Status menstruasi : sudah menstruasi (kode 1) dan belum menstruasi

(kode 2).

e) Status gizi : normal (kode 1), pendek (kode 2) dan sangat

pendek (kode 3).

f) Siklus menstruasi : oligomenorea (kode 1), polimenorea (kode 2), amenorea (kode 3) dan normal (kode 4).

3) Scoring. Memberikan skor pada item- item yang perlu diberi skor (Arikunto,

2006: 236). Status gizi:

a) Normal

: ≥-2SD

b) Pendek

: ≥-3SD s/d <-2SD

c) Sangat pendek : <-3SD

4) Tabulating Merupakan proses data entry, yaitu memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master table (Hidayat, 2007). Pekerjaan tabulasi adalah pekerjaan membuat tabel. Jawaban-jawaban yang sudah diberi kode kategori dan skor kemudian dimasukkan dalam tabel (Narbuko dan Achmadi, 2002: 155).

b. Analisis Data.

1) Analisis data secara univariat. Untuk variabel independen (status gizi remaja putri) diukur dengan

melakukan pengukuran tinggi badan dan umur remaja putri tersebut. Selanjutnya dihitung dengan menggunakan rumus Z skor:

Z-skor = Nilai individu subjek – Nilai median baku rujukan Nilai simpang baku rujukan

Selanjutnya dinilai status gizinya sebagai berikut:

a) Normal

: >-2SD

b) Pendek

: >-3SD s/d <-2SD

c) Sangat pendek : <-3SD (Depkes, 2010)

Bagi variabel dependen (siklus menstruasi) hanya dibedakan saja, yaitu:

a) Oligomenorea

b) Polimenorea

c) Amenorea

d) Normal

2) Analisis data secara bivariat. Uji secara bivariat dilakukan untuk membuktikan adanya hubungan antara variabel bebas dengan terikat. Pada penelitian ini karena data yang digunakan adalah data kategorik (ordinal dan nominal) yang menggunakan desain analitik observasional berbentuk korelasi, maka dilakukan uji

statistik berupa X 2 (Chi Square) untuk menguji kesalingtergantungan dengan rumus:

2 2 (f o - f h )

Keterangan:

= nilai Chi Square.

f o = frekuensi yang diperoleh berdasarkan data.

f h = frekuensi yang diharapkan (Sugiyono, 2009: 328).

Pada penelitian ini menggunakan program SPSS (Statistical Package For The Social Sciences ) for Windows seri 17.0. Ketentuan α=0,05 dimana

H 1 diterima jika Sig. (2-tailed ) < α dan H 1 ditolak jika Sig. (2-tailed ) > α. Jika tidak memenuhi syarat uji chi square, maka uji dapat dilanjutkan dengan menggunakan uji fisher exact. Syarat uji Chi Square:

a) Bila jumlah subjek total >40, tanpa melihat nilai expected, yaitu nilai

yang dihitung bila hipotesis 0 benar.

b) Bila jumlah subjek antara 20-40, dan semua nilai expected >5.

c) Apabila: 1) jumlah subjek total n<20 atau 2) jumlah subjek antara 20-40 dengan nilai expected ada yang <5, maka dipakai uji mutlak Fisher (Sastroasmoro, 2008: 293).

Menurut Arikunto (2002) dalam Cideres (2009) dalam membaca kesimpulan menggunakan skala sebagai berikut:

: seluruhnya.

76-99% : hampir seluruhnya. 51-75% : sebagian besar. 50%

: setengah.

26-49% : hampir setengah. 1-25%

: sebagian kecil.

: tidak satupun.