49
Gambar 4.3 Rules Pada Local.rules
Gambar 4.3 merupakan
rules
baru yang telah ditambahkan ke dalam
rules
Snort. Penambahan
rules
baru dilakukan pada
local.rules
supaya lebih mudah dalam mengelolanya. Selanjutnya IDS Snort perlu dilakukan proses
restart
supaya Snort me-
load
ulang konfigurasinya sehingga
rules
yang baru saja ditambahkan dapat bekerja jika ada serangan yang polanya sesuai dengan
rules
tersebut.
4.2.1 Serangan SQL
Injection
SQL
Injection
merupakan sebuah teknik serangan yang memanfaatkan celah keamanan pada sisi
website
yang mengizinkan
attacker
untuk menginputkan
malicious code
. Celah keamanan tersebut ditunjukkan pada saat
attacker
memasukkan nilai
string
dan karakter-karakter
control
lainnya yang ada dalam instruksi SQL dengan cara memodifikasi perintah SQL yang ada di memori
aplikasi
client
sehingga memungkinkan
attacker
untuk memasukkan
50
kode-kode SQL untuk mendapatkan informasi dan akses ke
database server.
Dampak yang ditimbulkan jika serangan ini tidak segera terdeteksi adalah memungkinkan seorang
attacker
dapat
login
ke dalam sistem tanpa harus memiliki
account
. Selain itu,
attacker
juga dapat mengubah, menghapus, maupun menambahkan data yang berada dalam
database
. Lebih parah lagi jika sampai mematikan
database
itu sendiri, sehingga
database
tidak bisa memberikan layanan kepada
web server.
Gambar 4.4 Serangan SQL Injection dengan Havij
Gambar 4.4 merupakan skenario serangan SQL
Injection
yang dilakukan dari jaringan lokal melalui sebuah laptop menggunakan
software Havij.
Dalam percobaan,
attacker
akan memasukan sebuah URL dari
website
yang sebelumnya telah diketahui
vulnerable
51
terhadap serangan SQL
Injection.
Setelah URL
website
dimasukkan, kemudian
attacker
tinggal meng-
click
tombol
analyze
untuk melakukan serangan. Dampak dari serangan ini,
attacker
bisa mendapatkan data-data penting dari
website
yang diserang. Adapun pada IDS Snort, Gambar 4.5 akan muncul
alerts
yang kemudian akan disimpan pada file log. File log yang dihasilkan ini akan
dikumpulkan untuk diteliti dan diperiksa lebih lanjut sebagai bukti adanya penyusupan.
Gambar 4.5 Alert pada IDS Snort
4.2.2 Serangan
Cross Site Scripting
XSS
Cross Site Scripting
XSS merupakan salah satu jenis serangan injeksi code
code injection attack
. XSS dilakukan oleh
attacker
dengan cara memasukkan kode HTML atau
client script code
lainnya ke suatu situs. Serangan ini akan seolah-olah datang dari situs tersebut. Dampak dari serangan ini jika tidak segera
dideteksi antara lain:
attacker
dapat mem-
bypass
keamanan di sisi
client
, mendapatkan informasi sensitif, mendapatkan
cookie
dari
user
atau menyimpan aplikasi berbahaya.
52
Gambar 4.6 Cross Site Scripting XSS
Gambar 4.6 merupakan skenario serangan
Cross Site Scripting
XSS menggunakan
web Damn Vulnerability Web Aplication
DVWA yang sebelumnya telah dipersiapkan. Website tersebut ditanam di IP public dengan alamat 103.26.128.84Web. Dalam
skenario
attacker
mengakses alamat 103.26.128.84Web, kemudian
attacker
akan memasukan
script
“scriptalert„This is a XSS Attack‟ script” ke dalam
text area
. Efek yang dihasilkan dari
script
yang dimasukan tersebut dapat dilihat pada gambar 4.7 berikut.
Gambar 4.7
Cross Site Scripting
XSS
53
Gambar 4.7 merupakan tampilan
website
setelah
script
dieksekusi.
Script
yang dimasukkan oleh
attacker
akan disimpan oleh
server
dan secara permanen ditampilkan saat
website
tersebut diakses kembali sehingga terlihat seolah-olah serangan tejadi karena
kesalahan pada
website
itu sendiri. Untuk memanfaatkan celah ini lebih lanjut, umumnya celah ini akan di kombinasikan dengan jenis
serangan lain seperti
phishing
atau
social engineering
terhadap
user
yang sah.
Gambar 4.8 Alert Cross Site Scripting XSS
Gambar 4.8 menunjukan
alerts
yang muncul pada IDS Snort saat
attacker
melakukan serangan
Cross Site Scripting
XSS menuju ke alamat 103.26.128.84Web.
4.3 Pembahasan