Metode Pengujian Sistem Hasil Dan Pembahasan

10 Gambar 9 Mounting Tahap selanjutnya adalah operate. Setelah selesai dibangun, sistem secara keseluruhan dapat dioperasikan untuk pengujian kinerja. Dalam tahap ini diperlukan adanya pemantauan terhadap sistem yang telah dibuat. Proses pengujian termasuk dalam fase ini, dalam melakukan pengujian menggunakan parameter yang telah ditentukan, agar dipastikan sudah berjalan dengan baik, benar dan sudah menjawab permasalahan yang telah dirumuskan. Optimize adalah tahap terakhir setelah melakukan analisis. Pada tahap ini sistem dapat diperbaharui sesuai dengan kebutuhan agar sistem menjadi lebih baik dari sebelumnya karena mungkin saja sebelumnya sistem tidak dapat bekerja dengan baik.

4. Metode Pengujian Sistem

Pada pengujian ke sistem ini, ada beberapa paramater yang akan diukur yaitu network throughput, delay, availability dan pengujian automatic file replication. Untuk mendapatkan hasil maksimal, dilakukan beberapa pengujian. Penulis memperoleh data dari hasil simulasi pengujian sistem cluster yang telah dibuat. Simulasi ini dikelompokan menjadi 6 skenario atau 6 kondisi s imulasi yaitu : 1. Client upload data kondisi normal. 2. Client upload data kondisi server storage 1 down. 3. Client upload data kondisi server storage 2 down. 4. Client download data kondisi normal. 5. Client download data kondisi server storage 1 down. 6. Client download data kondisi server storage 2 down. Dengan dilakukannya pengujian sistem cluster yang telah dibuat, penulis memperoleh data-data untuk dianalisis. Dari data ini, diharapkan penulis dapat mengetahui kinerja dari sistem Automatic File Replication Cluster High- Availability Storage dengan menggunakan GlusterFS yang telah dibuat.

5. Hasil Dan Pembahasan

Gambar 10 Capture GlusterFS Fra me 3994 11 Pada Gambar 10 dapat terlihat salah satu capture GlusterFS frame. Sistem berjalan pada jaringan IPv4 yaitu IP Source:192.168.0.103 dan IP Destination:192.168.0.101. TCP Port yaitu Source Port :1020 dan Destination Port:24009. RPC menjalankan program GlusterFS, jadi GlusterFS berjalan di atas protocol RPC dan TCPIP. Gambar 11 Protocol Hierarchy Dalam penelitian ini dapat terlihat protokol-protokol yang dipakai pada sistem yang telah dibuat. Hierarki protokol terlihat pada Gambar 10. Automatic File Replication Cluster High-Availability Storage dengan menggunakan GlusterFS berjalan pada protokol TCPIP, RPC dan GlusterFS. Protokol TCPIP digunakan untuk transport dalam jaringan, standar komunikasi data dalam proses tukar menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan. TCP port yang digunakan adalah 80, 1020, 111, 24007, 24008 dan 24009. RPC digunakan untuk mengakses sebuah prosedur yang berada di komputer lain. GlusterFS digunakan untuk menggabungkan disk, memori dan pengolahan data dari beberapa modul server dalam sebuah ruang tunggal. Gambar 12 Procedure Da la m GlusterFS Dalam proses sinkronisasi antar node dalam cluster, GlusterFS melakukan prosedur-prosedur. GlusterFS procedure dapat terliahat pada Gambar 12. Terdapat 17 GlusterFS procedure yaitu READ, FINODELK, LOOKUP, OPENDIR, READDIRP, RELEASEDIR, STAT, FLUSH, RELEASE, OPEN, INODELK, FXATTROP, WRITE, ENTRYLK, CREATE, FSTAT, dan SETATTR. Prosedur-prosedur ini digunakan untuk sinkronisasi antar node dalam cluster, 12 digunakan untuk failover server dan juga digunakan untuk mereplikasi data antar server. Gambar 13 Sin kronisasi GlusterFS Upload Data Kondisi Norma l Pada Gambar 13 menunujukkan GlusterFS melakukan sinkronisasi antar node cluster aktif-aktif. Terlihat terjadi proses sinkronisasi dari IP Address 192.168.0.103 ke IP Address 192.168.0.101. Dari IP Address 192.168.0.101 ke IP Address 192.168.0.102. Dari IP Address 192.168.0.101 ke IP Address 192.168.0.103. Dari IP Address 192.168.0.102 ke IP Address 192.168.0.101. Gambar 14 Sin kronisasi GlusterFS Upload Data Kondisi Server 1 Down Pada Gambar 14 menunujukkan GlusterFS melakukan sinkronisasi antar node cluster ketika terjadi kegagalan pada server 1. Terlihat terjadi proses sinkronisasi dari IP Address 192.168.0.103 ke IP Address 192.168.0.102. Dari IP Address 192.168.0.102 ke IP Address 192.168.0.103. Ketika server 1 down sistem akan beralih ke server 2 atau sistem akan melakukan failover, agar client tetap dapat mengakses data dan tetap mendapatkan layanan untuk upload data. 13 Gambar 15 Sin kronisasi GlusterFS Upload Data Kondisi Server 2 Down Pada Gambar 15 menunujukkan GlusterFS melakukan sinkronisasi antar node cluster ketika terjadi kegagalan pada server 2. Terlihat terjadi proses sinkronisasi dari IP Address 192.168.0.103 ke IP Address 192.168.0.101. Dari IP Address 192.168.0.101 ke IP Address 192.168.0.103. Ketika server 2 down sistem akan beralih ke server 1 atau sistem akan melakukan failover, agar client tetap dapat mengakses data dan tetap mendapatkan layanan untuk upload data. Gambar 16 Sin kronisasi GlusterFS Download Data Kondisi Normal Pada Gambar 16 menunujukkan GlusterFS melakukan sinkronisasi antar node cluster aktif-aktif. Terlihat terjadi proses sinkronisasi dari IP Address 192.168.0.103 ke IP Address 192.168.0.101. Dari IP Address 192.168.0.101 ke IP Address 192.168.0.102. Dari IP Address 192.168.0.101 ke IP Address 192.168.0.103. Dari IP Address 192.168.0.102 ke IP Address 192.168.0.101. 14 Gambar 17 Sin kronisasi GlusterFS Download Data Kondisi Server 1 Down Pada Gambar 17 menunujukkan GlusterFS melakukan sinkronisasi antar node cluster ketika terjadi kegagalan pada server 1. Terlihat terjadi proses sinkronisasi dari IP Address 192.168.0.103 ke IP Address 192.168.0.102. Dari IP Address 192.168.0.102 ke IP Address 192.168.0.103. Ketika server 1 down sistem akan beralih ke server 2 atau sistem akan melakukan failover, agar client tetap dapat mengakses data dan tetap mendapatkan layanan untuk download data. Gambar 18 Sin kronisasi GlusterFS Download Data Kondisi Server 2 Down Pada Gambar 18 menunujukkan GlusterFS melakukan sinkronisasi antar node cluster ketika terjadi kegagalan pada server 2. Terlihat terjadi proses sinkronisasi dari IP Address 192.168.0.103 ke IP Address 192.168.0.101. Dari IP Address 192.168.0.101 ke IP Address 192.168.0.103. Ketika server 2 down sistem akan beralih ke server 1 atau sistem akan melakukan failover, agar client tetap dapat mengakses data dan tetap mendapatkan layanan untuk download data. 15 Dari 6 pengujian yang telah dilakukan akan dilakukan perbandingan hasil analisis tersebut untuk memperoleh kondisi perbandingannya. Hasil 6 pengujian ini dikelompokan menjadi dua bagian yaitu ketika client upload dan ketika client download. Data analisis berdasarkan data-data dari hasil pengujian yang telah dilakukan. Hasil analisis tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik. Gambar 19 Gra fik Perbandingan Throughput Client Upload Grafik perbandingan besar throughput rata-rata yang dihasilkan pada jaringan cluster yang telah dibuat terlihat pada Gambar 19. Grafik perbandingan besar throughput rata-rata ketika client upload. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan besar throughput pada pengujian upload data kondisi server 2 down adalah yang terbesar dan throughput pada upload data kondisi normal adalah yang terkecil. Pada proses upload data sebesar 2 MB pada tiap kondisi. Dalam proses upload data kondisi normal throughput yang dihasilkan sebesar 6877,868001 Bps. Proses upload data kondisi server 1 down throughput yang dihasilkan sebesar 8354,653847 Bps. Proses upload data kondisi server 2 down throughput yang dihasilkan sebesar 8530,724827 Bps. Perbedaan jumlah throughput dikarenakan ketika kondisi normal terjadi sinkronisasi antar node cluster aktif-aktif, spekfikasi komputer server 1 jauh lebih baik dibandingkan dengan server 2. Dengan demikian dapat dibuktikan ketika kondisi server 1 down server 2 aktif dan server 2 down server 1 aktif, client akan memperoleh throughput yang lebih besar dibandingkan kondisi normal. Gambar 20 Gra fik Perbandingan Delay Client Upload 2000 4000 6000 8000 10000 Throughput Bps Upload data kondisi normal Upload data kondisi server 1 down Upload data kondisi server 2 down 1 2 3 4 5 6 Delay ms Upload data kondisi normal Upload data kondisi server 1 down Upload data kondisi server 2 down 16 Grafik perbandingan besar delay rata-rata yang dihasilkan pada jaringan cluster yang telah dibuat terlihat pada Gambar 20. Grafik perbandingan besar delay rata-rata ketika client upload. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan besar delay pada pengujian upload data kondisi normal adalah yang terbesar dan delay pada upload data kondisi server 2 down adalah yang terkecil. Perbedaan jumlah delay dikarenakan ketika kondisi normal terjadi sinkronisasi antar node cluster aktif-aktif, sehingga terjadi selisih waktu kirim antara satu paket dengan yang lainnya. Gambar 21 Gra fik Perbandingan Throughput Client Download Grafik perbandingan besar throughput rata-rata yang dihasilkan pada jaringan cluster yang telah dibuat terlihat pada Gambar 21. Grafik perbandingan besar throughput rata-rata ketika client download. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan besar throughput pada pengujian download data kondisi server 2 down adalah yang terbesar dan throughput pada download data kondisi normal adalah yang terkecil. Pada proses download data sebesar 2 MB pada tiap kondisi. Dalam proses download data kondisi normal throughput yang dihasilkan sebesar 6146,356965 Bps. Proses download data kondisi server 1 down throughput yang dihasilkan sebesar 7041,728077 Bps. Proses download data kondisi server 2 down throughput yang dihasilkan sebesar 7725,453025 Bps. Perbedaan jumlah throughput dikarenakan ketika kondisi normal terjadi sinkronisasi antar node cluster aktif-aktif, spekfikasi komputer server 1 jauh lebih baik dibandingkan dengan server 2. Dengan demikian dapat dibuktikan ketika kondisi server 1 down server 2 aktif dan server 2 down server 1 aktif, client akan memperoleh throughput yang lebih besar dibandingkan kondisi normal. 2000 4000 6000 8000 10000 Throughput Bps Download data kondisi normal Download data kondisi server 1 down Download data kondisi server 2 down 17 Gambar 22 Gra fik Perbandingan Delay Client Download Grafik perbandingan besar delay rata-rata yang dihasilkan pada jaringan cluster yang telah dibuat terlihat pada Gambar 22. Grafik perbandingan besar delay rata-rata ketika client download. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan besar delay pada pengujian download data kondisi normal adalah yang terbesar dan delay pada download data kondisi server 2 down adalah yang terkecil. Perbedaan jumlah delay dikarenakan ketika kondisi normal terjadi sinkronisasi antar node cluster aktif-aktif, sehingga terjadi selisih waktu kirim antara satu paket dengan yang lainnya. Gambar 23 Gra fik Pengukuran Availability Grafik pengukuran besar availability rata-rata yang dihasilkan pada jaringan cluster yang telah dibuat terlihat pada Gambar 23. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan besar availability pada pengujian upload kondisi server 2 down adalah yang terbesar, nilai availability mencapai 99,6826548 dan availabilty pada pengujian upload data kondisi server 1 down adalah yang terkecil, nilai availability yang dicapai 99,151042 dalam kondisi aman atau sistem tetap dapat berjalan dengan semestinya. 5 5,5 6 6,5 7 Delay Download kondisi normal Download kondisi server 1 down Download kondisi server 2 down 98,8 99 99,2 99,4 99,6 99,8 Upload kondisi server 1 down Upload kondisi server 2 down Download kondisi server 1 down Download kondisi server 2 down Availability Availability 18 Gambar 24 File Tereplikasi Ke Server 1 Ketika server storage 1 terjadi downtime server, cluster akan beralih ke server storage 2. Server storage 2 melakukan services, pada simulasi ini services yang dilakukan adalah client mengakses data dan mengupload data. Pada gambar data file dengan nama “ Jurnal Analisa Kinerja VOIP Voice over Internet Protocol berbasis Internet Protocol version 6 Ipv6 “ telah terupload ke server storage 2. Ketika server storage 1 kembali normal, sistem akan melakukan automatic file replication ke server storage 1. Terlihat pada Gambar 24 file telah tereplikasi secara otomatis ke server storage 1. Gambar 25 File tereplikasi ke server 2 Ketika server storage 2 terjadi downtime server, cluster akan beralih ke server storage 1. Server storage 1 melakukan services, pada simulasi ini services yang dilakukan adalah client mengakses data dan mengupload data. Pada gambar data file dengan nama “ Penerapan Teknologi AJAX pada Aplikasi Bursa Kerja Berbasis Web Studi Kasus Din as Tenaga Kerja Kota Salatiga “ telah terupload ke server storage 1. Ketika server storage 2 kembali normal, sistem akan melakukan automatic file replication ke server storage 2. Terlihat pada Gambar 25 file telah tereplikasi secara otomatis ke server storage 2

6. Simpulan