Tinjauan Pustaka T1 672009264 Full text

2

1. Pendahuluan

Kehidupan sehari-hari manusia banyak bergantung pada teknologi informasi, baik dari hal kecil hingga ke permasalahan yang rumit. Contoh teknologi informasi dalam kehidupan sehari-hari yaitu ATM, Internet Banking, Mobile Banking, Email, Short Message Service SMS , Multimedia Messaging Service MMS , Chatting dan sebagainya. Kemajuan teknologi informasi memberikan banyak keuntungan bagi kehidupan manusia, akan tetapi keuntungan tersebut juga dapat menimbulkan beberapa ancaman keamanan seperti interruption yang merupakan gangguan yang mengakibatkan kerusakan data, interception yang merupakan ancaman terhadap kerahasiaan, modification yang merupakan ancaman terhadap keaslian, dan fabrications yaitu peniruan atau pemalsuan data. Berbagai cara dilakukan untuk menjaga keamanan data tersebut dari ancaman- ancaman yang ada, salah satunya dengan menerapkan teknik penyandian atau kriptografi. Kriptografi sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu dan teknologi terutama ilmu matematika dan hardware [1]. Perkembangan ilmu matematika sangat mempengaruhi kriptografi dari sisi kekuatan algoritmanya dan hardware mempengaruhi dari sisi kecepatan pemrosesannya. Namun, banyak teknik kriptografi sekarang ini dapat dipecahkan dengan menggunakan suatu teknik yang disebut dengan Kriptanalisis Cryptanalysis . Kriptanalisis biasanya mencoba memecahkan teknik kriptografi dengan mencari kunci atau algoritma yang digunakan dalam proses kriptografi tersebut. Oleh karena itu, kunci atau algoritma yang digunakan dalam proses enkripsi harus dibuat dengan teknik yang baru menggunakan fungsi-fungsi matematika yang rumit, sehingga dapat mencegah ancaman-ancaman keamanan terhadap informasi yang akan disampaikan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian yang membahas tentang perancangan teknik kriptografi menggunakan fungsi pecahan persial dan integral trigonometri sebagai fungsi pembangkit kunci yang akan digunakan dalam proses enkripsi-dekripsi. Penelitian ini memiliki lima batasan masalah yaitu : pertama , teknik kriptografi yang dirancang merupakan kriptografi kunci simetris; kedua , proses enkripsi-dekripsi hanya dilakukan pada data teks; ketiga , fungsi pecahan parsial dan integral trigonometri hanya untuk membangkitkan kunci; keempat , nisbah trigonometri yang digunakan hanya sin dan cos ; kelima , perancangan teknik kriptografi ini menggunakan Maple v.16 32bit sebagai software bantuan.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian ini membuat teknik kriptografi menggunakan fungsi-fungsi khusus didalam proses pembuatan kunci, proses enkripsi serta proses dekripsinya. Oleh karena itu, digunakan beberapa penelitian terdahulu yang juga menggunakan fungsi-fungsi khusus sebagai acuan dalam penelitian ini. Penelitian sebelumnya telah memodifikasi Caesar cipher dengan menggunakan fungsi rasional, logaritma kuadrat, dan polinomial orde 5 sebagai kunci. Proses kriptografi dirancang sebanyak lima putaran untuk menghasilkan plainteks dan cipherteks, sehingga hasil modifikasi tersebut dapat menahan kriptanalisis bruce force attack untuk menemukan plainteks [2]. 3 Penelitian lainnya mempertimbangan untuk mengganti � dengan chebyshev polynomial � � dalam Diffie-Hellman dan algoritma kriptografi RSA yang dalam penelitiannya menunjukkan bahwa mereka dapat mengeneralisasikan algoritma powering biner untuk menghitung polinomial chebyshev dan masalah inversi untuk � � [3]. Penelitian lainnya merancang sebuah kriptografi simetris menggunakan akar kubik fungsi linier dan fungsi chebyshev orde dua sebagai kunci, yang kemudian proses enkripsi dan dekripsi dirancang sebanyak lima putaran untuk mendapatkan cipherteks dan plainteks. Hasil penelitian ini berhasil menjadi teknik kriptografi simetris yang dapat digunakan sebagai sebuah teknik kriptografi [4]. Penelitian lainnya merancang kriptografi simetris menggunakan bujursangkar Vigenere dan Interpolasi Lagrange Orde-3. Proses enkripsi dan dekripsi dilakukan 3 tiga kali putaran dengan menggunakan fungsi linear, dan cipherteks yang dihasilkan dalam elemen bit , sehingga hasil kriptografi ini dapat digunakan sebagai alat pengamanan data [5]. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan terkait pemanfaatan fungsi- fungsi khusus dalam merancang dan memodifikasi suatu teknik kriptografi, maka akan dilakukan penelitian yang merancang suatu teknik kriptografi menggunakan fungsi pecahan parsial dan integral trigonometri yang merupakan fungsi matematika sebagai pembangkit kunci yang akan digunakan dalam proses enkripsi maupun proses dekripsi. Kriptografi merupakan ilmu dan seni untuk menjaga keamanan pesan. Kriptografi juga merupakan ilmu yang mempelajari teknik-teknik matematika yang berhubungan dengan aspek keamanan informasi seperti kerahasiaan, integritas data, serta otentikasi data [6]. Dalam kriptografi dikenal proses enkripsi, yaitu proses merubah pesan plainteks menjadi pesan yang tersandi cipherteks atau kriptogram dan proses dekripsi, yaitu proses merubah cipherteks kembali menjadi plainteks. Berdasarkan sejarah, kriptografi terbagi menjadi dua yaitu, kriptografi klasik dan kriptografi modern, sedangkan berdasarkan kunci yang digunakan untuk enkripsi dan dekripsi, kriptografi dapat dibedakan lagi menjadi kriptografi kunci simetri Symmetric-key cryptography dan kriptografi kunci nirsimetri asymmetric-key cryptography . Pada sistem kriptografi kunci simetri, kunci untuk enkripsi sama dengan kunci untuk dekripsi, oleh karena itulah dinamakan kriptografi simetri Gambar 1. Sistem kriptografi kunci simetri mengasumsikan pengirim dan penerima pesan telah berbagi kunci yang sama sebelum bertukar pesan. Keamanan sistem kriptografi simetri terletak pada kerahasiaan kuncinya. Gambar 1 Skema Kriptografi Kunci Simetri [7] 4 Jika kunci untuk enkripsi tidak sama dengan kunci untuk dekripsi, maka kriptografinya dinamakan sistem kriptografi nirsimetri. Pada kriptografi jenis ini, setiap orang yang berkomunikasi mempunyai sepasang kunci, yaitu kunci publik dan kunci privat. Pengirim mengenkripsi pesan dengan menggunakan kunci public si penerima pesan receiver . Pesan dapat didekripsikan oleh penerima yang mengetahui kunci privat Gambar 2. Gambar 2. Skema Kriptografi Kunci Nirsimetri [7] Penelitian ini menggunakan kode ASCII, fungsi pecahan parsial, integral trigonometri dan konversi basis bilangan. Kode ASCII American Standard Code for Information Interchange yang merupakan kode standar Amerika yang kemudian menjadi standar internasional dalam kode huruf dan simbol seperti Hex dan Unicode . Kode ini digunakan untuk pertukaran informasi dalam komputer dan berbagai alat komunikasi untuk menunjukkan teks. ASCII sebenarnya memiliki komposisi bilangan biner sebanyak 7 bit. Namun, ASCII disimpan sebagai sandi 8 bit dengan menambakan satu angka 0 sebagai bit signifikan paling tinggi. Total kombinasi yang dihasilkan sebanyak 256, dengan kode dimulai dari 0 sampai 255 dalam sistem bilangan desimal. Kode ASCII 0-127 merupakan kode ASCII untuk manipulasi teks; sedangkan kode ASCII 128-255 merupakan kode ASCII untuk manipulasi grafik [8]. Fungsi pecahan parsial adalah suatu teknik aljabar dimana � didekomposisi menjadi jumlahan suku-suku, sehingga memudahkan dalam proses penghitungan. � = � � = � + - � + - � + ⋯ + - � Dimana � suatu polinominal dan � pecahan parsial berbentuk : a. Faktor Linier: � + A, , adalah kαnstanta − kαnstanta b. Faktor Kuadratik : � + � + � + B, C, , , adalah kαnstanta − kαnstanta Integral trigonometri yang merupakan hasil kebalikan dari turunan trigonometri. Secara umum integral trigonometri diberikan pada Persamaan 4. ∫ � � 5 Dalam notasi ∫ � �, � disebut integran serta a dan b disebut batas pengintegralan; a adalah batas bawah dan b adalah batas atas. Lambang dx tidak mempunyai makna resmi [9]. Pada integral trigonometri, � merupakan fungsi- fungsi yang digunakan dalam trigonometri seperti sinus sin , cosinus cos , tangen tan , cosecan csc , secan sec , dan cotangen cot atau kombinasi dari fungsi- fungsi tersebut [9]. Perancangan kriptografi melibatkan banyak proses perhitungan, selain menggunakan fungsi pecahan parsial dan integral trigonometri, juga digunakan Konversi Basis Bilangan Convert Between Base . Konversi basis bilangan secara umum diberikan pada Defenisi 1 dan defenisi 2 [10]. Defenisi 1, Konversi sembarang bilangan positif berbasis 10 basis β. Secara umum notasinya, Kαnv s, base β Defenisi 2, Konversi dari urutan bilangan list digit ℓ dalam basis α ke basis β. Secara umum dinotasikan, Kαnv ℓ, base β dengan jumlahan urutan bilangan jumlahan ℓ mengikuti aturan, ∑ � . − ℓ = dimana ℓ adalah nilai terakhir dari urutan bilangan ℓ.  ≤ � ≤ dan ℓ adalah bilangan positif.  Nilai yang diperoleh merupakan kumpulan urutan bilangan dalam basis β.

3. Metode dan Perancangan Sistem