HASIL DAN PEMBAHASAN T1 672012704 Full text

13 produksi teh propinsi Jawa Barat dari bulan januari 2009 sampai dengan bulan desember 2012. Setelah membuat plot data dari produksi teh, maka yang harus dilakukan adalah menghitung moving total terbobot bulanan, moving average terbobot bulanan, dan rasio terhadap moving average. Proses selanjutnya adalah menghitung indeks musim dan median dari rasio terhadap moving average. Langkah selanjutnya adalah menghitung proyeksi trend. Setelah mendapatkan nilai trend, maka langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menghitung hasil ramalan untuk tahun 2013 dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2013. Setelah mendapatkan hasil ramalan, maka hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah menghitung error relatif, dan langkah terakhir yang dilakukan adalah menghitung nilai MAPE, sehingga dapat mengetahui seberapa sensitif metode indeks musim dalam meramalkan produksi teh di Propinsi Jawa Barat. Setelah model dibangun, model tersebut diselesaikan dengan tujuan untukmendapatkan kesimpulan matematika [9]. Gambar 1. Proses Penelitian Gambar 1 mengilustrasikan proses pemodelan matematika. Persoalan dunia nyata yang terjadi pada saat ini adalah dengan tidak menentunya tingkat produksi teh terkait dengan berapa banyak teh yang harus disiapkan apabila produksi teh menurun tetapi meningkatnya konsumsi teh tersebut dalam satu periode. Sebagai pimpinan perusahaanmodelingpakar matematika perlu mengetahui bagaimana gambaran masa depan atau prakiraan sehingga dapat menyusun rencana kegiatan suatu perusahaan atau organisasiinstansi yang lebih baik dan dapat menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian di masa yang akan datang. Hal yang perlu dilakukan adalah merumuskan masalah tersebut dan memodelkan dalam bentuk matematika dengan menggunakan peramalan, dan penelitian ini menggunakan metode peramalan yaitu indeks musim untuk memecahkan persoalan yang terjadi. Setelah meramalkan dengan metode indeks musim, maka hasil peramalan yang telah didapat kita lalu menfasirkan kesimpulan peramalan tersebut di dalam dunia nyata yaitu dengan menguji peramalan tersebut apakah cocok atau tidak dalam menangani dan menjawab persoalan yang terjadi.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Data produksi teh di Propinsi Jawa Barat dapat dikatakan sebagai data musiman, oleh karena data musiman menggambarkan pola yang berulang pada setiap periode [10]. Masalah musiman seringkali kita jumpai dalam fenomena kehidupan. Musiman berarti kecenderungan mengulangi pola tingkah gerak dalam periode musim, biasanya satu tahun. Karena itu, runtun waktu musiman mempunyai karakteristik yang ditunjukkan oleh adanya korelasi beruntun yang kuat pada jarak semusim, yakni waktu yang berkaitan dengan banyak observasi per periode musim [11]. 14 Penelitian ini mencoba menggunakan indeks musim untuk dapat menentukan nilai ramalan dengan melihat apakah metode tersebut tepat untuk digunakan dalam meramalkan produksi teh di Propinsi Jawa Barat. Proses pengolahan data dalam penelitian ini ditunjukkan dalam bentuk flowchart pada Gambar 2. Gambar 2. Analisis Menggunakan Indeks Musim Adapun pseudocode yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Pseudocode peramalan Start Input nil If nil = pola_musim Print nil Read ave,ras,med,indeks,trend,ramal,a,b,X ave = mov24 Print mov, “dibagi”,24,”hasilnya”,ave ras = nilave Print nil, “dibagi”,ave,”hasilnya”,ras med = mediannil Print nil , “median”,”hasilnya”med indeks = med12sum_med Print med, “dikali”,12,”dibagi”,sum_med,”hasilnya”,indeks trend = a+bX Print b , “dikalikan”,X,”ditambah”,a,”hasilnya”,trend ramal = trendindeks Print trend, “dikalikan”,indeks,”hasilnya”,ramal 15 Else End 2. Pseudocode pengujian Start Input aktual,ramal Print aktual,ramal Read error,mape error = aktual-ramalaktual100 Print aktual, “dikurang”,ramal,”dibagi”,aktual,”dikalikan”,100 mape = SUM error12 Print SUM error, “dibagi”,12 End Langkah-langkah untuk menghitung indeks musiman, pertama kita cari dulu serial yang terdiri dari weighted moving total 13 bulan. Untuk menghitung weighted moving total 13 bulan tersebut, bulan pertama dan bulan terakhir menerima bobot 1 dan 11 bulan yang ditengah menerima bobot 2. Maka sebagai contoh, weighted moving total 13 bulan yang pertama dihasilkan dengan mencari jumlah produksi teh bulan januari 2009, bulan januari 2010 dan dua kali dari nilai-nilai 11 bulan yang ada di tengah- tengahnya Februari 2009 sampai dengan Desember 2009, yaitu: 1Jan2009+2Feb 2009+2Mar 2009+…+2Des 2009+1Jan2010 Proses ini berlanjut dengan selalu menambahkan ekstremnya, nilai-nilai yang menunjukkan bulan-bulan pertama dan terakhir dari moving total, dan 11 bulan yang ada di tengahnya. Setelah mendapatkan hasil moving total, maka hal berikut yang dilakukan adalah mencari moving average. Dengan membagi moving total dengan 24, maka dapat dihasilkan moving averages terbobot. Moving averages terbobot ini hanya terdiri dari komponen-komponen siklis dan trend dari serial tersebut karena merupakan rata-rata dari 12 bulanan, berarti moving averages adalah data tahunan, dan data tahunan tidak terpengaruh oleh fluktuasi musim. Juga karena sudah berupa data rata-rata, maka faktor irregular sudah dihilangkan. Nilai rasio terhadap moving average didapat dari data asli dibagi dengan moving averages. Tabel 2. Median dan Indeks musim Bulan 2009 2010 2011 2012 Median Indeks musim Januari 3 2,1 3,7 3,6 3,3 1,008917197 Februari 2,9 2 3,5 3,4 3,15 0,963057325 Maret 2,9 2 4,3 4,1 3,5 1,070063694 April 3,3 2,3 4,1 3,9 3,6 1,100636943 Mei 3,7 2,5 4,7 4 3,85 1,177070064 Juni 2,8 2,2 3,8 3,7 3,25 0,993630573 Juli 2,8 1,9 3,3 3,1 2,95 0,901910828 Agustus 2,6 2 3,2 3 2,8 0,856050955 September 2,6 1,8 3,2 2,9 2,75 0,840764331 16 Oktober 3,4 1,8 3,6 3,4 3,4 1,039490446 November 3,3 2,3 3,4 3,7 3,35 1,024203822 Desember 3,2 2,2 3,5 3,6 3,35 1,024203822 Pada tabel 2 dapat dijelaskan bahwa untuk mendapatkan nilai median bulan tertentu adalah dengan cara mencari nilai tengah median bulan tersebut dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012. Setelah mendapatkan nilai median, maka kita dapat mencari nilai indeks musim bulan tersebut. Nilai indeks musim didapat dari mengalikan nilai median bulan tertentu dengan jumlah bulan, lalu dibagi dengan total median. Contoh: Indeks Musim Januari = med jan .12 30,5 = 2,55.1230,5 = 30,630,5 = 1,003278689 Tabel 3. Proyeksi trend dan Error relatif tahun 2013 Bulan Proyeksi trend indeks Hasil Error relatif Januari 3,093753531 1,008917 3,121341 13,30 Februari 3,093753675 0,963057 2,979462 12,37 Maret 3,093753819 1,070064 3,310514 17,24 April 3,093753963 1,100637 3,405100 10,39 Mei 3,093754107 1,17707 3,641565 8,96 Juni 3,093754251 0,993631 3,074049 16,92 Juli 3,093754395 0,901911 2,790291 12,80 Agustus 3,093754539 0,856051 2,648412 11,72 September 3,093754683 0,840764 2,601119 16,09 Oktober 3,093754828 1,03949 3,215929 10,67 November 3,093754972 1,024204 3,168636 9,47 Desember 3,093755116 1,024204 3,168636 9,47 149,39 Dari tabel 3 dapat dijelaskan bahwa sebelum mendapatkan hasil peramalan, hal yang harus dilakukan adalah mencari nilai proyeksi trend, dan jika kita hendak menggunakan indeks musim sebagai penyesuai untuk tujuan peramalan, yang harus kita lakukan hanyalah mengalikan nilai proyeksi trend dengan indeks musim. Setelah itu, hal yang harus dilakukan adalah mencari nilai error relatif, lalu menghitung nilai MAPE. Berdasarkan data pada tabel 3, diketahui: T jan = 3,093753531 I jan = 1,008917 Y jan = T jan .I jan = 3,121341 Hasil ramalan untuk bulan Januari adalah 3,121341. Setelah itu contoh mencari nilai MAPE adalah sebagai berikut: ��� = ∑ � 12 = 149,39 12 = 12,45 17 Hasil yang diperoleh dan ditunjukkan pada Tabel 3, nampak bahwa hasil yang ditampilkan adalah positif, sehingga peramalan dengan indeks musim ini mungkin dapat digunakan, dan dapat dijadikan referensi untuk meramalkan produksi tanaman teh di Propinsi Jawa Barat. Selain hasil produksi, hasil perhitungan error menggunakan MAPE yang diberikan pada Tabel 3, juga menunjukkan nilai error yang kecil. Jika MAPE 25 maka hasil simulasi dapat diterima secara memuaskan, sebaliknya jika MAPE 25 maka hasil simulasi kurang memuaskan [12]. Sehingga metode dengan indeks musim benar-benar dapat digunakan dalam meramalkan produksi teh di Propinsi Jawa Barat. Gambar 3. Grafik ramalan produksi teh tahun 2013 Gambar 3 merupakan grafik ramalan periode produksi teh pada tahun 2013 dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember, dengan satuan produksi untuk teh adalah ribuan ton. Alur data dengan warna merah menjelaskan data aktual produksi teh dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012, sedangkan alur data dengan warna biru menjelaskan data ramalan untuk tahun 2013 dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember. Setelah itu mencari produksi teh dengan menggunakan data dari lima tahun yaitu dari bulan Januari 2009 sampai dengan Desember 2013. Tabel 4. Produksi teh Propinsi Jawa Barat Ribu ton Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 Januari 3 2,1 3,7 3,6 3,6 Februari 2,9 2 3,5 3,4 3,4 Maret 2,9 2 4,3 4,1 4 April 3,3 23 4,1 3,9 3,8 Mei 3,7 2,5 4,7 4 4 Juni 2,8 2,2 3,8 3,7 3,7 Juli 2,8 1,9 3,3 3,1 3,2 Agustus 2,6 2 3,2 3 3 September 2,6 1,8 3,2 2,9 3,1 Oktober 3,4 1,8 3,6 3,4 3,6 November 3,3 2,3 3,4 3,7 3,5 Desember 3,2 2,2 3,5 3,6 3,5 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 Pr o d u ksi R ib u To n Periode produksi Bulan Data Ramalan Data Aktual 18 Tabel 5. Median dan Indeks musim Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 Median Indeks musim Januari 3 2,1 3,7 3,6 3,6 3,6 1,033492823 Februari 2,9 2 3,5 3,4 3,4 3,4 0,976076555 Maret 2,9 2 4,3 4,1 4 4 1,148325359 April 3,3 2,3 4,1 3,9 3,8 3,8 1,090909091 Mei 3,7 2,5 4,7 4 4 4 1,148325359 Juni 2,8 2,2 3,8 3,7 3,7 3,7 1,062200957 Juli 2,8 1,9 3,3 3,1 3,2 3,1 0,889952153 Agustus 2,6 2 3,2 3 3 3 0,861244019 September 2,6 1,8 3,2 2,9 3,1 2,9 0,832535885 Oktober 3,4 1,8 3,6 3,4 3,6 3,4 0,976076555 November 3,3 2,3 3,4 3,7 3,5 3,4 0,976076555 Desember 3,2 2,2 3,5 3,6 3,5 3,5 1,004784689 Pada tabel 5 dapat dijelaskan bahwa median didapat dari nilai tengah dari nilai median tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Selanjutnya untuk mendapatkan nilai indeks musim bulan tertentu adalah dengan mengalikan nilai median bulan tersebut dengan jumlah bulan dari data lalu dibagi dengan total median. Tabel 6. Proyeksi trend dan Hasil ramalan tahun 2014 Bulan Proyeksi trend Indeks musim Hasil Januari 3,181668514 1,008917 3,210040 Februari 3,181668574 0,963057 3,064129 Maret 3,181668635 1,070064 3,404588 April 3,181668696 1,100637 3,501862 Mei 3,181668756 1,17707 3,745047 Juni 3,181668817 0,993631 3,161403 Juli 3,181668877 0,901911 2,869582 Agustus 3,181668938 0,856051 2,723671 September 3,181668998 0,840764 2,675034 Oktober 3,181669059 1,03949 3,307315 November 3,181669120 1,024204 3,258678 December 3,181669180 1,024204 3,258678 Pada tabel 6 dapat dijelaskan bahwa sebelum mendapatkan hasil ramalan, maka hal yang perlu dilakukan dahulu ada mencari nilai proyeksi trend. Setelah mendapatkan nilai trend, maka hasil peramalan untuk bulan tertentu dapat dicari dengan mengalikan nilai indeks musim untuk bulan tersebut dengan nilai proyeksi trend bulan tersebut. Contoh menghitung hasil ramalan bulan Januari: Hasil ramalan Januari = Proyeksi trend Januari x Indeks musim Januari = 3,181668514 x 1,008917 19 = 3,064129 Gambar 4. Grafik ramalan produksi teh tahun 2014 Gambar 4 merupakan grafik ramalan periode produksi teh pada tahun 2014 dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember, dengan satuan produksi untuk teh adalah ribuan ton. Alur data dengan warna merah menjelaskan data aktual produksi teh dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013, sedangkan alur data dengan warna biru menjelaskan data ramalan untuk tahun 2014 dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember.

5. KESIMPULAN