Nama ICHLASUL AMAL Kelas VII E Tugas Tek

Nama : ICHLASUL AMAL
Kelas : VII E
Tugas : Teks Explanasi
Gunung Meletus
Setelah meletusnya Gunung Sinabung di Dataran Tinggi Karo,
Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kini giliran Gunung Kelud di Kabupaten
Kediri, Jawa Timur mengeluarkan laharnya. Gunung Sinabung telah
'mendahului' sejak bulan September 2013 sedangkan Gunung Kelud baru
meletus Kamis (13/2) pukul 22:50 WIB. Letusan Gunung Kelud diikuti
dengan semburan lava dan kilatan petir. Salah satu warga Pare,
Kabupaten Kediri, Anita Erie, mengaku rumahnya sedang terkena hujan
kerikil. Padahal, jarak sumber letusan ke rumahnya sekitar 25 kilometer.
Hal itu menandakan erupsi Gunung Kelud sangat kuat memuntahkan
segala isi dalam perut bumi. Pihak berwenang telah membatasi jarak agar
masyarakat tidak mendekati dan menjauhi zona berbahaya namun
dampak yang juga terasa adalah munculnya hujan abu vulkanik hingga
puluhan kilometer dari lokasi. Bagaimana sebenarnya sebuah gunung
dapat meletus (erupsi)?
Kerak bumi adalah lapisan tipis batuan padat (10 hingga 70 Km)
yang mengambang di lapisan lebih tebal dari batuan cair, mantel, di mana
batu berada pada suhu 1100-1200° C di lapisan paling dangkal dan lebih

panas dan semakin panas dengan meningkatnya kedalaman. Batuan cair
ini adalah cairan magma yang keluar dari gunung berapi pada permukaan
kerak bumi dan menjadi batu lava ketika membeku.
Kerak bumi memberikan sebuah tekanan besar pada mantel magma
yang cenderung terhadap keuntungan pada setiap titik lemah yang
berada di atas kerak bumi, yang terbentuk oleh beberapa patahan, untuk
naik dan keluar di atas permukaan. Gunung berapi dengan bentuk kerucut
yang khas terbentuk menjadi banyak lapisan dari letusan lava
terpadatkan selama ratusan ribu tahun. Hal tersebut merupakan
kehidupan normal gunung berapi.

Letusan magma mereda oleh gas-gas terlarut di dalamnya,
terutama karena magma melintasi lapisan kerak bumi dan
mendekomposisi bagian dari batuan di sepanjang jalan. Jadi magma jenuh
di bawah tekanan besar dengan gas-gas seperti CO2, SO2, HCl, HF, H2O, H2
dan lainnya. Ketika magma naik sepanjang lubang utama dari gunung
berapi, tekanan berkurang dan gas terpisah dari magma membentuk
gelembung. Ini cenderung untuk naik ke atas dan meningkatkan tekanan
yang diberikan ke atas oleh lava.
Penting untuk diketahui bahwa magma meletus dari gunung berapi

tidak datang langsung dari mantel, tetapi dari ruang magmatik besar atau
"kaldera" dan terletak di dalam kerak bumi. Kaldera tersebut terletak
pada beberapa kilometer di bawah gunung berapi, langsung berhubungan
dengan kawahnya.
Viskositas magma sangat penting untuk menjelaskan letusan
gunung berapi karena sangat bervariasi. Magma yang paling kental
membentuk gunung berapi di mana batuan cair cenderung memadat
segera setelah letusan atau bahkan sebelum keluar dari kawah.
Akibatnya, magma ini cenderung menyumbat vulkanik menyumbat
lubang dengan tutup dari magma padat pada akhir setiap letusan.
Kesimpulan untuk setiap letusan eksplosif hanya merupakan langkah
pertama menuju letusan berikutnya, walaupun terjadi setelah beberapa
abad, bahkan tekanan dari dasar magma dan gas, cepat atau lambat
cenderung membuat tutup tersebut meledak sehingga letusan dari
gunung berapi biasanya mendadak dan eksplosif, setelah periode waktu
panjang yang tenang.
Kerasnya letusan di daerah sekitarnya dipicu oleh ledakan yang
disebabkan oleh gas-gas yang dilepaskan dengan keras oleh magma yang
sangat kental, bergerak bersama sejumlah abu, bara, dan puing-puing
yang berasal dari bagian-bagian dari gunung yang hancur oleh ledakan.

Ini membentuk awan gas panas yang tinggi dan besar dan partikel padat
yang dapat runtuh pada sisi-sisi gunung berapi dan membentuk awan dari
abu dan gas yang membakar segala sesuatu di sepanjang jalan mereka.

Struktur Teks Explanasi
1. Pernyataan umum paragraf 1
2. Deretan penjelasan paragraf 2, 3, 4, dan 5
3. Interpretasi paragraf 6 dan 7