TINJAUAN PUSTAKA HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN TENAGA KERJA DAN VOLUME LIMBAH YANG DIHASILKAN DALAM PROYEK KONSTRUKSI.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Waste
Wa
Was
ste
Waste merupakan
m rupaaka
me
kan segala jjenis
enis
en
is material
mat
aterial yangg m
mana
ana pe
pemiliknya

ya memiliki

ni
uk membuang
mem
embuan
angg sebagai material yang sudah tidak
tida
dak
k memi
mili
liki
ki kegunaan
kegunaaan lagi.
niat untuk
memiliki
Suatuu material
ma al tidak bisaa dikatakan sebagai waste jika material
mate
terial ttersebut

erse
er
sebut suda
d h
sudah
di
ire
renc
ncanak
kan ulang untuk digunakan kembali dan pemilik dap
pat m
en
nun
unju
j kan
n
direncanakan
dapat
menunjukan
ma

al tersebut masih menguntungkan untuk diggunakan dan tid
dak
a bberbahaya
erba
bahaya
y
material
tidak
bbagi
agi ke
esehatan maupung lingkungan sekitar (J. Ferguson et al. 1995).
kesehatan
Solid waste / limbah padat adalah limbah yang ditimbulkan oleh
olleh aktivitas
akttivitaas
ak
manusia dan he
hewa
wann be
berb

rben
entu
tuk padat
pada
pa
d t dan di
dib
buan
ang
g sebagai
seba
se
baga
gaii ha
hall yang tidak bergu
guna
na
hewan
berbentuk
dibuang

berguna
at tidak diinginkan. Pada mulanya
atau
a, pembuangan dari limbah padat in
ni ttidak
ida
dak
k
mulanya,
ini
me
menj
njad
adi ma
masa
sala
lahh ya
yang
ng si
sign

gnif
ifik
ikan
an karena popu
pula
lasi
si yyang
ang
an
g ma
masi
sih
h ke
keci
cill ddan
an la
laha
han
n yyang
ang

menjadi
masalah
signifikan
populasi
masih
kecil
lahan
di
digu
guna
naka
kan un
ntu
tukk pembuangan
pemb
pe
mbua
uang
ngan masih
mas

asih
ih luas.
lua
uass. Peningkatan
Peniing
Pe
ngka
kata
tan masa
sala
lah
h akibatt
digunakan
untuk
masalah
ppembuangan
embuangan limbah meningkat dr
dra
astis pa
ada awal dari Revolusii IIndustri

ndustri di Eropaa
drastis
pada
(Tchobanoglous, Theisen & Vigi
il 1993).
Vigil
Waste merupakan material
al sisa ko
onstruksi yang sudah tidak dibutuhkan
konstruksi
lagi setelah semua pekerjaan telah
h se
elesai dilakukan. Waste dapat berbentuk
k
selesai
padat, cair, maupun gas. Jika waste dibuang dalam bentuk khususnya gas maka
akan dihubungkan dengan polusi / pencemaran (Thomas Kogler 2007).

4


5

Dalam suatu proses, pergerakan dari pekerja yang tidak menambah nilai
dan tidak diperlukan disebut dengan waste. Waste dapat juga didefinisikan
dila
di
lak
kukan oleh
eh manusia
manusia dan menyerap sumberdaya
sebagai segala aktifitas yangg dilakukan
dalam
d l
jumlah
j l h tertent
ttertentu
t ntu
tu namun tidak
tid k menghasilkan
h ilk nilai

il i ttambah,
a bah,
am
b h seperti
ti dilakukan
dil k k
pembetulan
hasil
yang tidak
pembetulan akibat
akibat terjadinya kesalahan,
kes
esallah
ahan
an,, ha
hasi
sil produksi
pr
tida
dak diinginkan oleh
pengguna,
tidak
penggu
gunna, proses yang
yan
angg tidak
t da
ti
d k perlu,pergerakan ttenaga
enag
en
agaa ke
kkerja
rja yang tid
dak
a perlu dan
hanya
menunggu
sebelumnya.
haanya menu
nung
nggu
gu hasil akhir
akh
khiir dari kegiatan-kegiatan se
sebe
b lumn
mnya
ya.
Kategori
bekerja
pada
kondisi
Kate
Ka
tegorii lain
lain dari waste merupakan kecelakaan, bek
ker
e ja pad
da sa
saat
a kon
ndisi
yang
yaang kurang
kuran
ng optimal, perencanaan produk yang tidak dibutuhkan
n olehh pengguna,
pen
e ggunaa,
penanaman
pengrusakan
penanam
pena
man modal yang tidak dibutuhkan serta terjadinya pen
ngr
g ussak
akan
an dan
pencurian.
sebagai
pencurrian. Waste dalam bidang konstruksi juga dapat diartikan seba
agai ke
kkerugian
rugiian
atau kkehilangan
ehilangan sumber daya, seperti material, waktu (yang berkaitan
berkaiitan dengan
den
engan
n
tenaga
disebabkan
kegiatan
yang
ga kerja dan peralatan)
per
eral
alat
atan
an)) da
dan modal, yyang
ang
an
g di
dise
seba
babk
b an oleh ke
egi
giatan yan
ang
g
membutuhkan
langsung
tidak
m mbutuhkan pembiayaan secara la
me
lang
ngsu
sung maupun tidak langsung tetapi ti
tida
dak
k
menambah
menaamb
me
m ah nilai atau tidak berguna untuk produk akhir bagi pihak pengguna
peng
pe
nggu
guna
na jasa
jasa
konstruksi.
kons
ko
nstruk
ksi.
i
Construction
menjadi
C nstruc
Co
ucti
tioon waste dapatt digolongkan
digolon
ngk
gkan berdasarkan
berdasark
kan ttipenya
ip
penya
y m
enjadi dua
002):
kategori, yaitu (Formoso et al. 20
2002):
kan sisa m
aterial dihasilkan oleh proyek karena
a) Direct waste, yang merupak
merupakan
material
gunak
kan lagi.
rusak, hilang dan tidak dapat dig
digunakan
I di
waste merupakan
k sisa
i material
maatterial
i l yang dihasilkan
dih ilk oleh
l h proyekk karena
k
b) Indirect
volume pemakaian yang melebihi volume rencana, sehingga terjadi sisa

6

material secara fisik di lapangan dan mempengaruhi biaya secara tersembunyi
(hidden cost).
tellah ddikemukakan
ikemukak
kan ppara
ara ahli, maka dapat disimpulkan
Dari definisi yang telah
waste
semua
t merupakan
k se
sem
mua material
t i l sisa
i konstruksi
k t k i yangg sudah
d h tidak
tid k dib
dibutuhkan,
t hk
tidak diguna
digunakan,
lagi
aka
kan, dan tidak dapat
dap
pat
a ddigunakan
igun
ig
unak
akan
an lag
a i dalam suatu pr
pproyek
oyek konstruksi
saat pek
pekerjaan
ekerjaan telah sselesai
e es
el
esai
ai dilakukan.
2..2.
2.2.

Waast
stee Hierarchy
Hierarch
Hi
hy
Waste
Setiap
Seti
Se
tiap pproyek
royek pasti menggunakan jenis material yan
ro
yang
ng bervar
bervariasi
aria
iasi
si sehin
sehingga
ngga

akan
ak
kan bberpengaruh
erpeengaruh terhadap limbah sisa material yang akan ddihasilkan
ihasil
ilka
kan
n dalam
m
pelaksanaan
limbah
pelakksan
pela
naan proyek tersebut. Salah satu cara untuk menangani
ni lim
mba
bah
h sisa
materia
al konstruksi yaitu dengan mengambil tindakan sesuai dengan
deengan was
stee
material
waste
hierarchy.
hierar
rchy.
hierarchy
memiliki
Waste hierar
rch
chyy me
memi
mili
l ki konsep 3R
R yaitu
yai
aitu
tu reduce
red
educe (mengurangi),
(mengura
ran
ngi), reuse
reus
usee
(penggunaan
((p
enggunaan ulang), dan recycle (daur
(d
dau
aur ulang).
ulaang).
ul
Reduce
a) Re
Redu
d ce (pengurangan) material sisa konstruksi dapat dibagi menjadi
menj
njad
adi 2 cara,
ca
ya
yaitu:
Prevention
merupakan
dilakukan
11. Pr
P
eventi
tion
on ((pencegahan)
pencegahan) m
erupakaan tindakan yang
g dapat
dapa
da
p t dila
laku
kukan untuk
k
mencegah segala hal yyang
ang tidak perlu dan dapat menghasilkan sisa
material konstruksi.
2. Minimalization (minimalisas
si) merupakan
merupakan tindakan yang dapat dilakukan
(minimalisasi)
untuk
t k mengurangii atau
t memi
inimalkan
i lk sisa
i material
t i l konstruksi
k t k i dengan
d
meminimalkan
cara mempersiapkan rencana penanganan sisa material konstruksi yang
tepat.

7

b) Reuse (penggunaan ulang) adalah penggunaan ulang sisa material konstruksi
yang masih berguna dan masih bisa digunakan kembali. Pemisahan sisa
gm
asiih berguna dapat
as
dap
apat dilakukan untuk mempermudah
material konstruksi yang
masih
kontraktor
atau
menggunakan
k t kt
t u pelaksana
l k
ddalam
l
k n kembali
k b li sisa
i
material
t i l
konstruksi.
menggunakan
konstrukksi
si. Contoh reuse seperti
sepe
p rt
rti me
meng
nggu
guna
n kan ulang si
sisa
s kayu bekisting
setelah
untuk
berikutnya.
ulang
sete
tellah pengecoran
pengecoraan un
unt
tuk pengecoran berik
ikut
u ny
nya.
a Penggunaan
Penggunaan ul
ulan
a g material
menghemat
digunakan
untuk
material
tersebut
ut ddapat
apaat men
ap
ngh
ghemat biaya yang diguna
aka
kan untu
tuk
k me
membeli ma
m
terial
baru,
menyimpan
ba
aru
ru, na
namunn perlu dilakukan penanganan yang tepat da
dalam me
meny
nyim
impan sisa
bbekesting
ekkestin
ng tersebut.
Recycle
konstruksi
menjadi
c) Re
R
cyycle (daur ulang) adalah pengolahan sisa material konst
trukssi me
menj
n adii
material
material
yang
maaterial konstruksi yang memiliki kualitas hampir sama dengan m
ateriial yan
ang
g
baru.
barru.

2.3.
2 3.
2.

Faktor Terjadinya Waste
Waste di dalam konstruksi dapat bersumber dari (Faniran & Cab
Caban
abaan 22007):
007)
00
7):

K
sallahhan ddesain
esain
in ddan
an perinci
cian
anny
nya.
a.
a) Ke
Kesalahan
perinciannya.
b)
b) Perubahan
Peru
Pe
rubahan re
renc
rencana
ncana desain.
misalnya pemesanan
peemesanan yang tidak tepat seperti
c) Kesalahan procurement (m
(misalnya
berlebihan atau kekurangan).
i ak tepat (selama fabrikasi, pengepakan,
id
d) Penanganan material yang ttidak
pemuatan
t atau
t pengantaran)
t
)
pengantaran).
e) Penyimpanan material yang tidak tepat.
f) Ketenagakerjaan yang buruk (tidak terampil).

8

g) Cuaca yang tidak mendukung.
h) Kecelakaan di lokasi kerja.
i) Potongan atau serpihan yyang
ang
an
g ttersisa
ersisa darii ppemotongan
emotongan material.
em
j) Waste
disebabkan
W t yang diseb
di
ebabkan
b bk oleh
l h pencurian
i atau
t kerusaka
kkerusakan.
k n
kan.
k) Kurangnya
material
Kurangny
nya pengendalian ma
aterriaal di llokasi
okas
ok
a i da
ddan
n manajemen waste.
w ste.
wa
Banyak
faktor
yang
material
Banyak fakto
or ya
yan
ng berpengaruh terhadap
terha
hada
dap
p te
terjadinya mat
ater
e ial waste.
Faktor-faktor
oleh Ekanayake
Faaktor-fak
kto
torr ini
ini sudahh dikelompokkan
di
Ekana
naya
yake & Oforu
Ofo
foru
r dalam
m empat
kategori
katego
gori
ri (Ekanayake
(Ek
Ekanay
ayake & Oforu 2000):
a)) De
Desain.
D
sain..
b)
b) Procurement.
Proccurement.
c) Pen
Penanganan
nanganan material.
d) Pengerjaan.
Peengerjaan.
Empat katego
kategori
terjadinya
material
berbeda
gori
ri ffaktor
akto
ak
torr pe
penyebab terja
jadi
diny
nyaa ma
mate
t rial waste yyang
ang berbed
an
edaa
seperti
s perti di bawah ini (Lingard et al. 22000).
se
000)
0).
a) Procurement
Proc
Pr
o urement
1.
pengiriman.
1 Metode
M todde pengi
Me
giri
rima
man.
2.
2 Ja
Jadwal ppengiriman.
engiriman.
en
3. Pembelian material yang tidak
tidak tepat (kekurangan).
4. Kualitas material yang jele
jelek.
ek.
5. Tidak terdapat garansi.
6.
yang kurang
pemasok.
6 Saran
S
k
bbaik
ik ddarii pe
emasokk
7. Kurangnya manajemen pemasok.
b) Penanganan

9

1. Rusak saat pengiriman.
2. Penanganan yang tidak tepat.
3. Kurangnya pengetahua
pengetahuan
produk.
uan
n akan
k produk
k.
4.
4. Penyimpangan
P i
Penyimpang
ngan
an yang tidak
tid k tepat
t t
c) Pengerja
Pengerjaan
aan
1. Terjadinya
kerja
Terjadinya ker
erja
ja uulang,
lang, variasi pekerjaan,
la
n ddan
an kkelalaian.
e alaian.
el
2. Tenaga
Tena
naga
ga kkerja
erja yyang
angg ttidak
an
idak terampil.
3. Waktu
Wakktu yang
Wa
ya terbatas.
4.
4 Komunikasi
Kom
munikasi yang kurang baik.
5.
5. Koordinasi
Koordinasi yang kurang baik.
6. Cuaca yang buruk.
d) Budaya
Buudaya
1.
1. Kurangnya pengetahuan.
peng
pe
nget
etah
ahua
uan.
n
2. Kurangnya insentif.
3.
3 Kurangnya dukungan dari senior.
4.
pelatihan.
4 Kurangnya
K rangnya pe
Ku
pela
lati
tiha
han.
Berdasarkan
interview
Jordan,
diketahui
B rdasar
Be
arka
kan hasil intervie
iew
w yangg ddilakukan
ilakukan di Jo
Jord
rdan, dike
keta
tah
hui bahwa
faktor yang memiliki dampak paling
paaling besar terhadap limbah konstruksi di Jordan
berkaitan
utama
berkaitan dengan keterampilan. Yang
Yang utam
ma yaitu tenaga kerja yang tidak terampil
dan yang kedua yaitu dibutuhkannya
dibutuhkann
nya ppengerjaan
engerjaan ulang karena kesalahan dari
tenaga
kerja.
t
kerja
k j K
Keduanya
d
memiliki
iliki kkontribusi
t ib i yang besar
b
terhadap
t h d
limbah
li b h
konstruksi karena ketidakterampilan (Omar Amoudi 2015).