1
BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
1.1 Profil Keluarga Dampingan
KKN Universitas Udayana merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa di tiap – tiap desa yang telah ditentukan dengan tujuan untuk
meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam mengangkat potensi yang dimiliki oleh daerah yang menjadi sasaran KKN PPM tersebut.
Salah satu yang menjadi fokus dari KKN PPM XIII adalah Program Pendampingan Keluarga. Program ini menugaskan mahasiswa untuk mendampingi
keluarga – keluarga yang tergolong dalam kelompok Rumah Tangga Miskin RTM di Desa Penyabangan berjumlah 15 Kepala Keluarga yang tersebar dalam 4 dusun yaitu
Dusun Tri Amerta, Dusun Sakeling, Dusun Penyabangan dan Dusun Gondol. Program Pendampingan Keluarga ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa
untuk mempelajari permasalahan yang dihadapi oleh keluarga pra-sejahtera dan memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapinya.
Pada KKN PPM periode XIII ini penulis mendapat kesempatan untuk mendampingi salah satu keluarga yang ada di Dusun Tri Amerta yang bernama Bapak
Ketut Rajin dengan rekomendasi dari Bapak Kadek Sukadana selaku Kepala Dusun Tri Amerta
. Keluarga Bapak Ketut Rajin berasal dari Desa Seraya Benah Sari, Karangasem.
No Nama
Status Umur
Pendidikan Pekerjaan
Ket
1 Ketut Rajin
Kawin 54
SD Petani
Ayah 2
Wayan Rajin Kawin
54 SD
Petani Ibu
3 Ni Putu
Julientini Belum
Kawin 18
SD Petani
Anak Pertama
Bapak Ketut Rajin lahir di Karangasem pada tanggal 1 Juli 1962, saat ini beliau berumur 54 tahun. Ketut Rajin memiliki 5 orang anak yaitu Nengah Sudiarsa, Ni
Nyoman Suriani, Made Mudiarta, Ni Kadek Sekareni, dan si bungsu Ni Putu Julientini namun 4 dari anaknya telah berkeluarga dan memiliki kediamannya sendiri, oleh karena
itu Bapak Ketut Rajin hanya tinggal bersama istrinya yakni Ibu Wayan Rajin dan putri
2
bungsunya yakni Putu Juli. Sampai saat ini, keempat anaknya tersebut tetap berkunjung di saat liburan maupun upacara keluarga.
Keluarga ini termasuk dalam golongan keluarga Rumah Tangga Miskin yang ada di Desa Penyabangan, ini dilihat dari tingkat penghasilannya dan taraf kehidupannya
yang masih kurang. Lahan rumah yang ditempati bapak Ketut Rajin saat ini merupakan milik pribadi dengan luas lahan ± 3 are dengan luas bangunan rumah ± 1 are. Kediaman
beliau masih sangat sederhana dengan tiga bangunan utama yakni kamar mandi, tempat bekerja dan kamar tidur. Kendati demikian, keadaan dari masing – masing bangunan ini
masih cukup memprihatinkan dikarenakan bangunan tersebut masih menggunakan anyaman bambu, plafon bedeg dan tanpa lantai.
Kondisi yang memprihatinkan juga terlihat dari tidak adanya aliran air di kamar mandi. Untuk mandi dan mencuci pakaian, keluarga Bapak Ketut Rajin pergi ke sungai
terdekat. Namun setiap harinya Bapak Ketut Rajin juga meminta air ke tetangga terdekat untuk mengisi bak kamar mandi yang dimanfaatkan untuk buang air kecil, dll.
Keluarga ini hidup seadanya dengan pekerjaan Bapak Ketut Rajin sebagai peternak dan petani serta istrinya yang bekerja membantu merawat ternak babi. Walau
tidak memiliki ternak sapi, namun Ibu Wayan Rajin juga kerap merawat ternak sapi tetangga sekitar yang berada di wilayah Dusun Tri Amerta. Jika ada proyek, Bapak
Ketut Rajin juga kerap diajak bekerja sebagai buruh bangunan namun hal ini terjadi tak menentu.
Sebagai Rumah Tangga Miskin, keluarga ini mengalami beberapa permasalahan terutamanya dalam hal perekonomian keluarga hal ini terlihat dari Bapak Ketut Rajin
yang hanya mampu menyekolahkan anak-anaknya di tingkat Sekolah Dasar. Keluarga Bapak Ketut Rajin juga tidak memiliki alat transportasi. Untuk bekerja sehari-hari
beliau terbiasa berjalan kaki atau jika ada pekerjaan tambahan yang berlokasi jauh maka beliau akan meminjam sepeda motor tetangga.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan