PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU

commit to user c. Biaya Penyiapan manufacturing Bila bahan – bahan tidak dibeli, tetapi diproduksi sendiri “dalam pabrik” perusahaan, perusahaan menghadapi biaya penyiapan setup costs untuk memproduksi komponen tertentu. Biaya – biaya ini terdiri dari : biaya mesin – mesin menganggur, biaya persiapan tenaga kerja langsung, biaya scheduling, biaya ekspedisi, dan sebagainya. d. Biaya Kehabisan atau Kekurangan Bahan Dari semua biaya – biaya yang berhubungan dengan tingkat persediaan, biaya kekurangan bahan shortage costs adalah yang paling sulit diperkirakan. Biaya ini timbul bilamana persediaan tidak mencukupi adanya permintaan bahan. Biaya – biaya yang termasuk biaya kekurangan bahan adalah sebagai berikut : kehilangan penjualan, kehilangan langganan, biaya pemesanan khusus, biaya ekspedisi, selisih harga, terganggunya operasi, tambahan pengeluaran kegiatan manajerial, dan sebagainya.

B. PENGENDALIAN PERSEDIAAN

1. Definisi Pengendalian Persediaan Teknik pengendalian persediaan merupakan tindakan yang sangat penting dalam menghitung berapa jumlah optimal tingkat persediaan yang diharuskan, serta kapan saatnya mulai mengadakan pemesanan kembali Rangkuti, 2002:19. commit to user Menurut Herjanto 1999:219 menjelaskan bahwa, pengendalian persediaan didefinisikan sebagai serangkaian kebijakan pengendalian untuk menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan pesanan untuk menambah persediaan harus dilakukan dan berapa besar pesanan harus diadakan. 2. Tujuan Pengendalian Persediaan Herjanto 1999:220 menerangkan bahwa, pengendalian persediaan bertujuan untuk menentukan dan menjamin tersedianya persediaan. Ketepatan dalam kualitas, dan waktu yang tepat adalah prioritas. Ristono 2009:4 menjelaskan bahwa, tujuan pengendalian persediaan yaitu : a. Memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen dengan cepat memuaskan konsumen. b. Menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahaan tidak mengalami kehabisan persediaan yang mengakibatkan terhentinya proses produksi, hal ini dikarenakan alasan : 1 Kemungkinan barang bahan baku dan penolong menjadi langka sehingga sulit diperoleh. 2 Kemungkinan supplier terlambat mengirimkan barang yang dipesan. c. Mempertahankan dan bila mungkin meningkatkan penjualan dan laba perusahaan. commit to user d. Menjaga agar pembelian secara kecil – kecilan dapat dihindari, karena mengakibatkan ongkos pesan menjadi besar. e. Menjaga supaya penyimpanan dalam emplacement tidak besar – besaran, karena akan mengakibatkan biaya menjadi besar.

C. BAHAN BAKU

1. Pengertian Bahan Baku Menurut Nasution 2003:103 menjelaskan bahwa, bahan baku yaitu bahan yang merupakan input awal dai proses transformasi produk jadi. Dalam hal ini komponen harus dibuat lebih dahulu dengan kecepatan produksi yang tetap, kemudian digunakan ke dalam proses lebih lanjut. Cara pengadaan bahan baku bisa diperoleh dari sumber – sumber alam, petani atau membeli dari perusahaan lain yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan yang menggunakannya. 2. Faktor yang Mempengaruhi Persediaan Bahan Baku Maarif dan Tanjung 2003:278 menjelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi persediaan bahan baku : a. Perkiraan pemakaian. Angka ini mutlak diperlukan untuk membuat keputusan berapa persediaan yang dilakukan untuk mengantisipasi masa mendatang biasanya dilakukan dalam kurun waktu setahun. commit to user b. Harga bahan baku. Harga bahan baku yang mahal, sebaiknya distok dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Hal ini disebabkan terbenamnya uang yang seharusnya bisa diputar. c. Biaya – biaya dari persediaan. Biaya biaya ini meliputi biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. d. Kebijakan pembelanjaan. Kebijakan ini ditentukan oleh sifat dari bahan itu sendiri. Untuk bahan – bahan yang cepat rusak perishable, tentunya tidak mungkin dilakukan penyimpanan yang terlalu lama, terkecuali ada alat yang dapat membuat bahan itu bertahan, misalnya refrigerator atau freezer untuk produk – produk pertanian. e. Pemakaian senyatanya. Maksudnya adalah pemakaian yang riil dari data tahun – tahun sebelumnya. Dari pemakaian riil tahun – tahun sebelumnya inilah dilakukan proyeksi forecasting pemakaian tahun depan dengan metode – metode forecasting. f. Waktu tunggu lead time. Waktu tunggu ini adalah waktu tunggu dari mulai barang itu dipesan, sampai barang itu datang. Waktu tunggu ini tidak selamanya konstan. Cenderung bervariasi, tergantung jumlah yang dipesan dan waktu pemesanan. commit to user 3. Model Analisis ABC Menurut Heizer dan Render 2005:62 analisis ABC membagi persediaan ditangan ke dalam tiga golongan berdasarkan volume tahunan dalam jumlah uang. Analisis ABC merupakan penerapan persediaan dari Prinsip Pareto. Prinsip Pareto menyatakan bahwa “ada beberapa yang penting dan banyak yang sepele”. Untuk menentukan nilai uang tahunan dari volume dalam analisis ABC, kita mengukur permintaan tahunan dari setiap butir persediaan dikalikan dengan biaya biaya per unit. Barang kelas A adalah persediaan yang volume dolar tahunan tinggi. Barang semacam ini mungkin hanya mewakili sekitar 15 dari butir persediaan total, mewakili 70 hingga 80 dari total biaya persediaan. Barang kelas B adalah barang – barang yang memiliki volume dolar tahunannya sedang menengah. Barang kelas ini mungkin hanya mewakili 30 dari keseluruhan persediaan barang dan 15 hingga 25 dari nilai total. Barang – barang yang memiliki volume dolar tahunan rendah adalah kelas C, yang hanya mewakili 5 dari volume dolar tahunan, tetapi mewakili 55 dari total barang persediaan. Kebijakan yang dapat didasarkan pada analisis ABC mencakup hal – hal sebagai berikut : a. Pembelian sumber daya yang dibelanjakan pada pengembangan pemasok harus jauh lebih tinggi untuk barang A dibandingkan barang C. b. Barang A, tidak seperti barang B dan C, perlu memiliki control persediaan fisik yang lebih ketat, mungkin mereka dapat diletakkan commit to user pada tempat yang lebih aman, dan mungkin akurasi catatan persediaan untuk barang A harus lebih diverifikasi. c. Prediksi barang A perlu lebih dijamin keabsahannya dibandingkan dengan prediksi barang B dan C. commit to user

BAB III PEMBAHASAN