PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY LESSON TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KALOR DI KELAS VII SEMESTER II MTSN PANYABUNGAN T.P. 2015/2016.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY LESSON TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KALOR DI KELAS VII
SEMESTER II MTsN PANYABUNGAN T.P. 2015/2016

Oleh :
Rizki Fadilah
4123121062
Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

ii


RIWAYAT HIDUP

Penulis yang bernama lengkap Rizki Fadilah dilahirkan di Panyabungan, pada
tanggal 07 Mei 1994. Ayah bernama H.Paringgonan Pulungan dan Ibu bernama
Hj. Basanah Nasution. Penulis merupakan anak keempat dari enam bersaudara.
Pada tahun 2000 penulis lulus dari TK Al Barkah Panyabungan. Pada tahun
2000, penulis melanjutkan sekolah di SD Negeri 142575 Panyabungan dan lulus
pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1
Panyabungan dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis melanjutkan
sekolah di SMA Swasta Nurul ’Ilmi Padagsidimpuan dan lulus pada tahun 2012.
Pada tahun 2012 penulis diterima di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan
Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Medan dan lulus pada tanggal 23 Juni 2016.

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY LESSON TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KALOR DI KELAS VII
SEMESTER II MTsN PANYABUNGAN T.P 2015/2016


RIZKI FADILAH (NIM: 4123121062)

ABSTRAK

Penelitian ini termasuk jenis penelitian quasi eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Inquiry Lesson terhadap hasil
belajar siswa pada materi kalor di kelas VII MTsN Panyabungan T.P. 2015/2016.
Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas VII MTsN Panyabungan T.P.
2015/2016. Sampel penelitian ini diambil dengan teknik cluster random sampling,
yang terdiri dari dua kelas, yaitu kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran
Inquiry Lesson, dan kelas kontrol diterapkan pembelajaran konvensional, masingmasing kelas VII A-1 sebanyak 30 siswa dan VII A-2 sebanyak 30 siswa, Data
penelitian ini diperoleh dengan menggunakan Instrumen berupa test essay
sebanyak 10 soal, sikap dan keterampilan siswa.
Dari analisa data untuk kelas eksperimen yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran Inquiry Lesson diperoleh rata-rata Pre-test
37,5 dan nilai rata-rata Post-test 74,83. Kelas kontrol yang diajar dengan
menggunakan pembelajaran konvensional diperoleh rata-rata Pre-test 36,8 dan
rata-rata Post-test 69,07. Kedua kelas berdistribusi normal dan memiliki variasi
yang homogen. Hasil uji hiotesis thitung > ttabel (0,39 < 2). Sehingga diperoleh ada
pengaruh signifikan yang lebih baik dalam meningkatkan pengetahuan siswa

yang dibelajarkan dengan model Inquiry Lesson dengan siswa yang dibelajarkan
dengan pembelajaran konvensional. Pada penilaian sikap ilmiah siswa terhadap
proses belajar terdapat peningkatan yang lebih baik pada siswa yang dibelajarkan
dengan model Inquiy Lesson. Sedangkan pada penilaian keterampilan proses sains
siswa terhadap proses belajar terdapat peningkatan yang lebih baik pada siswa
yang dibelajarkan dengan model Inquiy Lesson.
Kata Kunci: Pembelajaran Inquiry Lesson, Pembelajaran Konvensional, Hasil
Belajar.

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. karena atas segala
rahmat dan hidayah-Nya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Lesson Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Kalor di Kelas VII Semester II MTsN Panyabungan
T.P 2015/ 2016”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak

Drs. Khairul Amdani, M.Si. sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan, saran serta motivasi kepada penulis sejak awal rencana
penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih
juga penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Rita Juliani, M.Si, Bapak Dr. Wawan
Bunawan, M. Pd., M.Si dan Bapak Drs. Jhonny H Panggabean, M.Si, selaku
dosen penguji. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs.
Abd Hakim S, M.Si selaku dosen pembimbing akademik, bapak Akhafi Maas
Siregar, M.Si selaku ketua jurusan Fisika dan bapak Drs. J.B. Sinuraya, M. Pd
selaku ketua prodi Pendidikan Fisika. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan
kepada Bapak Dr. Asrin Lubis M. Pd selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (FMIPA) dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta Staf
Pegawai Jurusan Fisika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Terima
kasih juga disampaikan kepada Ibu Lely Susanty, S.Pd selaku guru bidang studi
fisika MTsN Panyabungan yang telah banyak membantu selama penelitian ini
berlangsung terima kasih juga untuk Bapak Imron Rosadi, S.Pd selaku Bendahara
sekolah MTsN Panyabungan yang telah banyak membantu selama penelitian
berlangsung dan Bapak Drs. Saparuddin, M.A, selaku kepala sekolah MTsN
Panyabungan atas ijin penelitian yang diberikan.
Skripsi ini didedikasikan untuk Ibunda tercinta Hj. Basanah Nasution
S.Pd.I untuk kasih sayang, semangat dan doa dalam setiap sujudnya sehingga

penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan. Teristimewa
kepada Ayahanda H. Paringgonan Pulungan yang telah menumpahkan keringat

v

demi kesuksesan anak-anaknya. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada
abang dan kakak tercinta abang Ihsan Hanafi Pulungan,kak Rabiatul Syakdiah
Harahap, abang Isnan Habibi Pulungan, kak Nora Wahyuni Siregar, abang
Muhammad Fadlan Pulungan dan terima kasih juga untuk adik-adik tercinta
Najamul Akhir Pulungan dan Muhammad Irfan Pulunganyang senantiasa
memberi dukungan baik secara materil maupun moril kepada penulis selama
penulis menjalani studi.
Terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada kakak
sekaligus sahabat Zulviana Oktari Saragi dan Rahimah Ulfah A Z untuk saran dan
motivasi ketika penulis kehilangan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
Kepada teman terbaik selama menjalani perkuliahan Evitamala Siregar, Jumlia
Syaulani Rizky, Khoirul Ikhsan Pane, Nurjanna Lubis, dan Rani Nurzaini Harahap
yang memberi masukan dan nasehat selama empat tahun ini. Kepada sahabat
tercinta Lisda Khairani Hasibuan dan Wahida Hapni Lubis yang selalu ada untuk
memberi semangat dan motivasi belajar maupun arti persahabatan untuk penulis.

Kepada Ruhaini Hamidah, Dahlia Chay dan teman-teman kos gang Mangun yang
telah memberikan dorongan dan semangat kepada penulis. Serta terima kasih
kepada seluruh teman-teman Fisika Dik B 2012, PPLT Pegajahan 2012 dan untuk
teman-teman yang tidak sempat disebutkan namanya.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaikan skripsi
ini. Namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari isi maupun tata
bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi
sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya
ilmu pendidikan.

Medan,

Juli 2016

Penulis,

Rizki Fadilah

vi


DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran

i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x


BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
1.2
Identifikasi Masalah
1.3
Batasan Masalah
1.4
Rumusan Masalah
1.5
Tujuan Penelitian
1.6
Manfaat Penelitian
1.7
Definisi Operasional

1
3
4
4

4
5
5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kerangka Teoritis
2.1.1
Pengertian Belajar
2.1.2
Pengertian Hasil Belajar
2.1.3
Pengertian Model Pembelajaran
2.1.4
Model Pembelajaran Inquiry Lesson
2.1.5
Pembelajaran Konvensional
2.1.6
Materi Pembelajaran
2.1.6.1 Defenisi Kalor

2.1.6.2 Perubahan Wujud Zat
2.1.6.3 Perpindahan Kalor
2.1.6.4 Manfaat Kalor Dalam Kehidupan Sehari-hari

6
6
6
7
8
10
11
11
12
14
15

2.2
2.3

Kerangka Konseptual

Hipotesis Penelitian

16
16

BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Tempat dan Waktu Pelaksanaan
3.2
Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1
Populasi Penelitian
3.2.2
Sampel Penelitian
3.3
Variabel Penelitian

17
17
17
17
17

vii

3.3.1
3.3.2
3.4
3.4.1
3.4.2
3.5
3.6
3.6.1
3.6.2
3.6.3
3.7
3.8
3.8.1
3.8.2
3.8.3
3.8.4
3.8.5
3.8.6

Variabel Bebas
Variabel Terikat
Jenis dan Desain Penelitian
Jenis Penelitian
Desain Penelitian
Prosedur Penelitian
Instrumen Penelitian
Wawancara Guru
Angket Siswa
Instrumen Hasil Belajar
Validitas Tes
Teknik Analisis Data
Wawancara Guru
Angket Siswa
Teknik Analisis Data Hasil Belajar
Uji Normalitas
Uji Homogenitas
Uji Hipotesis

17
17
18
18
18
19
21
21
21
21
22
24
24
24
24
25
26
26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1
Data Hasil Penelitian
4.1.2
Hasil Uji Instrumen Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen
4.1.3
Hasil Uji Instrumen Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol
4.1.4
Pengujian Analisis Data
4.1.5
Pengujian Hipotesis
4.2
Pembahasan Hasil Penelitian

29
29
31
32
32
33
35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
5.2
Saran

38
38

DAFTAR PUSTAKA

40

viii

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Tahap Pembelajaran Inquiry Lesson

9

Tabel 2.2 Kalor Jenis Berbagai Zat

12

Tabel 3.1 Two Group Pretes – Postest Design

18

Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Materi Kalor

21

Tabel 3.3 Tabel Validitas Instrumen oleh validator I

22

Tabel 3.4 Tabel Validitas Instrumen oleh validator II

23

Tabel 3.5 Tabel Validitas Instrumen oleh validator III

23

Tabel 3.6 Tabel Penilaian Hasil Belajar

25

Tabel 4.1 Diskripsi Pre-test kelas eksperimen dan kontrol

29

Tabel 4.2 Diskripsi Pos-test kelas eksperimen dan kontrol

30

Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Perhitungan Nilai Rata-Rata, Standar

31

Deviasi dan Varians
Tabel 4.4 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan

32

Kelas Kontrol
Tabel 4.5 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas

33

Tabel 4.6 Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Kemampuan

34

Awal / Pretes Siswa
Tabel 4.7 Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Siswa

35

ix

DAFTAR GAMBAR

halaman
Gambar 3.1

Skema Rancangan Penelitian

20

Gambar 4.1

Diagram batang data pretes kelas eksperimen

30

dan kelas kontrol
Gambar 4.2

Diagram batang data postes kelas eksperimen
dan kelas kontrol

31

x

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I

42

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II

58

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III

72

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa I

87

Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa II

91

Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa III

95

Lampiran 7 Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar

99

Lampiran 8 Instrumen Penilaian Pengetahuan

105

Lampiran 9 InstrumenSikap

108

Lampiran 10 Instrumen Keterampilan

109

Lampiran 11 Kunci Jawaban Instrumen Tes Hasil Belajar

110

Lampiran 12 Tabulasi Nilai Pretes Kelas Eksperimen ( VII A-1 )

111

Lampiran 13 Tabulasi Nilai Pretes Kelas Kontrol ( VII A-2)

113

Lampiran 14 Tabulasi Nilai Postes Kelas Eksperimen ( VII A-1)

115

Lampiran 15 Tabulasi Nilai P0stes Kelas Kontrol ( VII A-2)

117

Lampiran 16 Perhitungan Rata-Rata, Varians dan Standar Deviasi

119

Lampiran 17 Uji Normalitas

122

Lampiran 18 Uji Homogenitas

126

Lampiran 19 Uji Hipotesis

128

Lampiran 20 Data Pretes Dan Postes Kelas Eksperimen

132

Lampiran 21 Data Pretes Dan Postes Kelas Kontrol

134

Lampiran 22 Rekapitulasi Nilai Sikap Kelas Eksperimen

136

Lampiran 23 Rekapitulasi Nilai Keterampilan Kelas Eksperimen

142

Lampiran 24 Tabel Nilai r Product Moment

148

Lampiran 25 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors

149

Lampiran 26 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t

150

Lampiran 27 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z

151

Lampiran 28 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F

152

Lampiran 29 Dokumentasi Foto

154

xi

Lampiran 29 Surat Persetujuan Dosen Pembimbing Skripsi

159

Lampiran 30 Surat Izin Penelitian

160

Lampiran 31 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

161

Lampiran 32 Validasi Isi Instrumen oleh Validator

162

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pendidikan di sekolah menengah, banyak mata pelajaran yang di
ajarkan, salah satunya adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA adalah suatu
kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala–
gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan
eksperimen serta menuntut sikap ilmiah.
Secara umum IPA meliputi tiga bidang dasar, yaitu biologi, fisika, dan
kimia. Fisika merupakan salah satu cabang dari IPA, dan merupakan ilmu yang
lahir dan berkembang lewat langkah–langkah observasi, perumusan masalah,
penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan
kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Dapat dikatakan bahwa hakikat
fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala–gejala melalui
serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar
sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga
komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara
universal.
Pengertian fisika memberikan gambaran bahwa konsep, prinsip, dan teori
dalam fisika tidak harus dihafal, tetapi dipahami oleh siswa. Kenyataan
dilapangan bahwa siswa hanya menghafal rumus dan kurang mampu memahami
konsep dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep fisika. Saat
peneliti melakukan Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) di SMPN 1
Pegajahan tahun 2015. Banyak siswa yang mengatakan bahwa fisika merupakan
pelajaran yang sulit dan penerapan rumus–rumus fisika kedalam soal juga tidak
mudah. Siswa juga mengatakan, bahwa mereka dapat dengan mudah mengerjakan
soal fisika jika soal yang diberikan guru harus sama dengan contoh soal yang
diberikan. Tentu saja akan membuat siswa tidak dapat mengembangkan pola
pikirnya dalam mengerjakan soal–soal fisika yang lebih bervariasi. Selain itu,

2

pada saat proses pembelajaran berlangsung guru tidak melibatkan siswa secara
aktif dan hanya menekankan siswa untuk menghafal rumus dan mencatat materi
yang ada di buku pelajaran.
Hasil studi pendahuluan di MTsN Panyabungan pada tanggal 13 Januari
2016 dengan menggunakan instrumen angket yang disebarkan pada 30 siswa
kelas VII, diperoleh data bahwa 63,33% (19 siswa) memperoleh nilai fisika
diantara 0-69, 13,33% (5 siswa) memperoleh nilai fisika diantara 70-79, 16,67%
(4 siswa) memperoleh nilai fisika diantara 80-89, dan 6,67% (2 siswa)
memperoleh nilai fisika diantara 90-100. Model pembelajaran yang digunakan
guru, cenderung lebih dominan menggunakan model pembelajaran konvensional,
dengan metode ceramah, mencatat, dan mengerjakan soal.
Hasil wawancara peneliti dengan Ibu Lely Susanty, S.Pd guru fisika di
MTsN Panyabungan pada saat mengadakan studi pendahuluan. Beliau
mengatakan bahwa hasil belajar fisika siswa saat ujian semester I masih dibawah
ketuntasan minimum, yaitu 60. Selain itu, beliau juga mengatakan bahwa apabila
siswa diajarkan secara teori, minat siswa terhadap fisika sangat kurang, sedangkan
bila siswa diajak ke laboratorium alatnya kurang memadai dan waktu yang tidak
cukup.
Berdasarkan

permasalahan

yang

telah

dipaparkan,

maka

untuk

mengatasinya diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat menarik minat
siswa untuk mempelajari fisika dan membuat siswa paham mengenai konsep
fisika. Model juga harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan materi
pelajaran

yang

diajarkan.

Model

pembelajaran

yang

dapat

mengatasi

permasalahan diatas adalah model pembelajaran Inquiry Lesson. Inquiry Lesson
merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal
seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis,
logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan
penuh percaya diri. Pembelajaran Inquiry Lesson dirancang untuk mengajak siswa
secara langsung ke dalam waktu yang relatif singkat.
Penelitian mengenai model pembelajaran inkuiri sudah pernah diteliti oleh
peneliti sebelumnya. Peneliti sebelumnya Lenni (2012) dengan judul “Pengaruh

3

Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Pokok Zat dan Wujudnya di Kelas VII Semester I SMP Santo Yoseph
Medan T.P. 2012/2013. Hasil penelitian memnunjukkan bahwa hasil belajar kelas
eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Selanjutnya Imelda Rohan (2015)
menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diberi perlakuan dengan
model inquiry pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA
Negeri 1 Batang Kuis T.P 2014/2015 adalah 67,86. Amir Rizky (2015)
menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang
diberi perlakuan dengan model pembelajaran Inkuiri terbimbing lebih tinggi
daripada kelas kontrol.
Dari uraian permasalahan diatas, apakah hasil belajar fisika siswa dapat
ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Lesson dan
bagaimana kaitannya didalam pembelajaran. Untuk dapat mengetahui hal tersebut,
penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul : “Pengaruh Model
Pembelajaran Inquiry Lesson Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Kalor Di Kelas VII Semester II Mtsn Panyabungan T.P 2015/2016“.

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka diambil pokok pokok masalah sebagai berikut :
1. Siswa menganggap pelajaran fisika adalah pelajaran yang sulit kurang
menarik.
2. Siswa kurang optimal saat mengikuti pembelajaran sehingga pemahaman
konsep siswa kurang baik dan berakibat siswa hanya menghafal materi.
3. Model pembelajaran yang kurang bervariasi.
4. Siswa

masih

pasif

belum

mampu

mengungkapkan pendapatnya.
5. Hasil belajar fisika siswa masih rendah.

berpikir

kritis

dan

berani

4

1.3 Batasan Masalah
Karena banyaknya faktor – faktor yang mempengaruhi penelitian ini, maka di
buat batasan masalah sebagai berikut :
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Inquiry
Lesson.
2. Subjek yang diteliti adalah siswa kelas VII semester genap T.P 2015/2016
di MTsN Panyabungan.
3. Hasil belajar siswa pada materi kalor.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran
Inquiry Lesson pada materi kalor di kelas VII semester II MTsN
Panyabungan tahun pelajaran 2015/2016?
2. Bagaimana hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran
konvensional pada materi kalor di kelas VII semester II MTsN
Panyabungan tahun pelajaran 2015/2016?
3. Bagaimanakah sikap siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model
pembelajaran Inquiry Lesson pada materi kalor di kelas VII semester II
MTsN Panyabungan tahun pelajaran 2015/2016?
4. Bagaimanakah

keterampilan

siswa

yang

dibelajarkan

dengan

menggunakan model pembelajaran Inquiry Lesson pada materi kalor di
kelas VII semester II MTsN Panyabungan tahun pelajaran 2015/2016.
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan model
pembelajaran Inquiry Lesson pada materi kalor di kelas VII semester II
MTsN Panyabungan tahun pelajaran 2015/2016.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan model
pembelajaran konvensional pada materi kalor di kelas VII semester II
MTsN Panyabungan tahun pelajaran 2015/2016.

5

3. Untuk mengetahui sikap siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran Inquiry Lesson pada materi kalor di kelas VII semester II
MTsN Panyabungan tahun pelajaran 2015/2016.
4. Unutk mengetahui keterampilan siswa yang dibelajarkan dengan model
Inquiry Lesson pada materi kalor di kelas VII semester II MTsN
Panyabungan tahun pelajaran 2015/2016.

1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini di harapkan :
1. Sebagai pedoman bagi peneliti sebagai calon guru fisika dalam
melaksanakan pengajaran dengan menggunakan model Inquiry Lesson
untuk nantinya diterapkan di lapangan.
2. Sebagai usaha pengembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang
pelajaran fisika.
3. Sebagai bahan pertimbangan untuk peneliti selanjutnya.
1.7 Defenisi Operasional
1. Model pembelajaran Inquiry Lesson adalah rangkaian kegiatan belajar
yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk
mencari dan menyelidiki secara sistematis, logis, analitis, sehingga mereka
dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
2. Pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran interaksi dengan
siswa tampak pasif dan menerima pengetahuan sesuai dengan yang
diberikan guru dan guru cenderung lebih aktif dibanding siswa.
3. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh setelah melalui proses
pembelajaran.
4. Sikap ilmiah adalah sikap yang harus dimiliki oleh seorang saintis yang
terdiri dari objektif, jujur, toleransi, bertanggung jawab dan disiplin.
5. Keterampilan proses sains adalah kemampuan siswa untuk menerapkan
metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu
pengetahuan.

38

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan pengujian
hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan
model Inquiry Lesson pretes adalah 37,5 dan postes adalah 74,83. Hasil
belajar siswa pada kelas kontrol yang diberi perlakuan dengan
pembelajaran konvensional pretes adalah 36,8 dan postes adalah 69,07.
2. Pada hasil pengujian hipotesis postes kelas eksperimen dan postes kelas
kontrol diperoleh thitung > ttabel yaitu 4,54 > 2 pada taraf signifikansi α =0,05.
Hal ini berarti terima Ha yang artinya ada pengaruh yang signifikan model
pembelajaran Inquiry Lesson terhadap hasil belajar siswa pada materi
kalor.
3. Hasil penilaian sikap pada siswa yang dibelajarkan dengan model Inquiry
Lesson terdapat peningkatan terhadap hasil belajar siswa pada materi
kalor.
4. Hasil penilaian keterampilan pada siswa yang dibelajarkan dengan model
Inquiry Lesson terdapat peningkatan terhadap hasil belajar siswa pada
materi kalor.

4.2.Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti
mempunyai beberapa saran, yaitu:

1. Kepada guru ataupun calon guru yang ingin menggunakan model
pembelajaran Inquiry Lesson ini supaya mempersiapkan masalah-masalah
dalam kehidupan sehari-hari yang menarik dan terkait pada materi
pelajaran sehingga siswa akan tertarik mengikuti pelajaran.

39

2. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model
pembelajaran Inquiry Lesson agar menyusun instrumen soal yang berupa
masalah-masalah yang menarik agar siswa tertarik untuk memecahkan
masalah tersebut dan agar memperhatikan tingkat kesukaran soal
berdasarkan Taksonomi Bloom.
3. Kepada guru, calon guru dan peneliti yang ingin menggunakan model
pembelajaran Inquiry Lesson hendaknya lebih memperhatikan pembagian
kelompok agar pembelajaran bisa berjalan lebih efektif.

40

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Bumi Aksara,
Jakarta.
Arends, R. I., (2008), Learning to Teach (Belajar untuk Mengajar), Pustaka
Belajar, Yogjakarta .
Eka, A, dkk. (2013). IPA TERPADU, jilid 1 Kelas VII SMP. Erlangga, Jakarta.
Dimyati, M. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta, Jakarta.
Hayati, N, dkk. (2014), Penerapan Metode Demonstrasi Berbantu Media Animasi
Software Phet Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Materi Listrik
Dinamis Kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 Pontianak., Jurnal Online
Pendidikan Fisika, FKIP. 2087-9946.
Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.
Joice, B. dkk. (2011). Models Of Teaching (terjemahan). Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Nori, R. D. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Pokok Besaran, Satuan, Dan Pengukuran Di
Kelas X Semester I SMA Negeri 17 Medan T. P. 2013/2014. Skripsi.
FMIPA Unimed, Medan.
Riyadi, U. (2008). Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Kegiatan Laboraturium
Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pokok Bahasan
Fluida Statis, Tesis, Semarang.
Rohimah, A. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis Di Kelas X SMA
Swasta Al Ulum Medan T. P. 2013/2014. Skripsi. FMIPA Unimed,
Medan.
Sani, R. A. (2014). Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013.
Bumi Aksara. Jakarta.
Sanjaya, W.(2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Kencana, Jakarta .
Sardiman, (2011), Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Sari, S. R. 2013. Pengaruh Model Inquiry Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas X Semester II SMA Negeri 16
Medan T.P. 2012/2013. Skripsi. FMIPA, Unimed, Medan.

41

Sudjana. (2009). Metoda Statistika. Tarsito, Bandung.
Sugiyarto, T, dkk, (2008), Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VII SMP/MTs, Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Tiarmaida. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas X Semester II
SMA Negeri 8 Medan T.P. 2013/2014. Skripsi. FMIPA Unimed, Medan.
Toenas, S. J. I, dkk. (2012), Penerapan Model Inquiry Training Melalui Teknik
Peta Konsep Dan Teknik Puzzle Ditinjau Dari Tingkat Keberagaman
Aktivitas Belajar Dan Kemampuan Memori., Jurnal Online Pendidikan
Sains, Pasca Sarjana. 2252 – 7893.
Trianto.(2013). Model-Model Pembelajaran Inovatif – Progresif. Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
Winarsih, A. (2008). IPA Terpadu Untuk SMP/MTS Kelas VII. Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Wenning, C. J. (2010). The Levels of Inquiry Model of Science Teaching.Illinois
State University Physic Dept. J. Phys. Tchr. Educ. Online,6(2, Summer
2011