Menelaah Kembali Pendidikan Ilmu Komunikasi

Suwardi Lubis: Menelaah Kembali Pendidikan Ilmu Komunikasi , 1999
USU Repository©2006

DAFTAR ISI

Pendahuluan ..................................................................................................................1
Teknologi Komunikasi .................................................................................................3
Pendidikan Komunikasi ................................................................................................5
Penutup .........................................................................................................................7
Daftar Pustaka .............................................................................................................9

Suwardi Lubis: Menelaah Kembali Pendidikan Ilmu Komunikasi , 1999
USU Repository©2006

MENELAH KEMBALI PENDIDIKAN ILMU KOMUNIKASI
OLEH :
SUWARDI LUBIS

PENDAHULUAN
Kedatangan masyarakat informasi dan abad komunikasi sudah lama didengungkan di
Indonesia. Namun percepatan laju perubahan yang dibawanya baru terasa menonjol pada

dasawarsa 1990-an ini. Sejak dua – tiga tahun terakhir ini berbagai perkembangan mendasar
yang tadinya hanya diamati di luar negeri, mulai pula berlangsung dan dirasakan dampaknya
di tanah air. Kemajuan tidak hanya terjadi pada penerapan teknologi komunikasi untuk
konsumen, tetapi mencakup keseluruhan cakrawala komunikasi dan informasi.
Dalam bidang komunikasi massa, perkembangan terdapat pada semua media. Media
cetak menunjukkan pertumbuhan cepat dan jenis-jenis penerbitan baru, peralihan orientasi
dari politik ke ekonomi dan bisnis ( tidak hanya dari sisi manajemen tetapi juga dari segi
editorial ), persaingan yang tajam serta gejala penggabungan dan pemusatan. Media televisi
mengalami deregulasi dan penganekaragaman pilihan : TVRI. TV swasta, siaran luar negeri
melalui satelit, Televisi Pendidikan menjadikan kenyataan. Media radio makin banyak
beralih ke FM Stereo dan inovasi lainnya. Media film

1
Suwardi Lubis: Menelaah Kembali Pendidikan Ilmu Komunikasi , 1999
USU Repository©2006

menghadapi persaingan sinetron, keanekaragaman khalayak dan harus mengadakan
perubahan sistem perbioskopan.
Penerapan teknologi komunikasi dan informasi canggih meningkat dengan hebat.
Sarana dan jaringan telekomunikasi baru (SDKP, Wartel) memperluas komunikasi sosial dan

ekonomi, bahkan mulai menjadi media piringan kompak (CD) Indonesia diproduksi di dalam
negeri. Media baru yang lebih bersifat interaktif mulai banyak dipakai, seperti CD - ROM,
Teletext, Pager.
Penggunaan komputer makin luas unuk pengolahan informasi dan komunikasi,
termasuk dalam proses pracetak, produksi film dan penerbitan media cetak yang non formal
(Desktop Printing ). Dalam bidang komunikasi sosial, politik dan interpersonal gejala - gejala
perubahan juga mulai terlihat. Kecuali pemanfaatan teknologi, muncul pula gagasan dan
pengembangan ke arah perilaku dan budaya komunikasi yang lebih lugas, antara lain dengan
keterbukaan profesional lebih luas.
Agar perkembangan ini berjalan dengan baik tanpa membawakan dampak yang
kurang menguntungkan, semua ini memerlukan dukungan ilmu dan profesional dari sarjana
maupun calon - calon sarjana komunikasi. Disamping itu diperlukan lebih banyak peneliti,
analisis khalayak dan pendapat umum, ahli teori terapan serta pendidik / pelatih komunikasi
yang tanggap terhadap perubahan.

2
Suwardi Lubis: Menelaah Kembali Pendidikan Ilmu Komunikasi , 1999
USU Repository©2006

TEKNOLOGI KOMUNIKASI

Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan begitu banyak kemudahan
yang memungkinkan orang berkomunikasi ke seluruh penjuru dunia. Jarak terasa semakin
dekat dan dunia terasa semakin kecil, kesemuanya membuat orang lebih dekat satu sama lain
akibat adanya interdepedensi informasi pemanfaatan satelit komunikasi merupakan ukuran
jaring - jaring komunikasi sedunia yang beraneka ragam, baik di negara-negara berkembang,
semakin tergantung kepada perangkat teknologi canggih.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut akan terus berjalan,
mendorong kreatifitas manusia sebagai penggerak rotasi waktu yang mampu mengubah
berbagai kemajuan menjadi invasi-inovasi baru dan karya-karya baru. Kerap kali
diketengahkan bahwa karya bangsa yang dapat menguasai dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologilah yang akan mampu mandiri di dalam menentukan nasibnya.
Konsep teknologi atau technology dalam bahasa Inggris menunjuk pada “suatu
segmen budaya”, termasuk pengetahuan dan alat-alat yang dipergunakan manusia untuk
memanipulasi lingkungan fisik di sekitarnya dalam upaya mencapai tujuan - tujuan yang
diinginkan, (Theodorson, 1969). Sementara menurut Rogers, teknologi adalah suatu desain
tindakan instrumental untuk mengurangi “Ketidakpastian dalam hubungan sebab akibat yang
mungkin terjadi dalam upaya pencapaian hasil yang diharapkan.

3
Suwardi Lubis: Menelaah Kembali Pendidikan Ilmu Komunikasi , 1999

USU Repository©2006

Ada berbagai macam teknologi yang kita kenal dalam kehidupan sekarang ini. Salah
satu di antaranya adalah tekhnologi komunikasi, menurut Rogers, teknologi komunikasi
mencakup peralatan yang berbentuk perangkat keras, struktur organisasi dan nilai-nilai sosial
yang dapat dipergunakan sebagai sarana untuk mengumpulkan, memproses dan
mempertukarkan informasi di antara individu - individu.
Semua produk teknologi komunikasi dapat dipergunakan untuk memperluas kapasitas
panca indera manusia, terutama indra pendengaran dan indra penglihatan. Dengan
kapasitasnya yang demikian, tiap individu mempunyai kemampuan untuk memperoleh
informasi tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Dalam konteks kehidupan manusia, teknologi
komunikasi berfungsi sebagai “A Window To The World”.
Teknologi informasi dan komunikasi dalam pembangunan nasional berperan sangat
penting, bahkan produk teknologi tersebut ikut menentukan corak kemajuan dan keberhasilan
pembangunan di suatu negara. Frederick Williams ( Ahli strategi komunikasi ),
menghubungkan nilai strategis teknologi komunikasi dengan struktur politik di suatu negara
disebutkan bahwa “Political System And Communications System are two sides of the same
coin”, dimana sistem politik di suatu negara dan sistem komunikasinya merupakan dua
sistem yang diibaratkan terdapat satu mata uang yang sama, menempati dua sisi yang
berbeda.


4
Suwardi Lubis: Menelaah Kembali Pendidikan Ilmu Komunikasi , 1999
USU Repository©2006

Di negara - negara berkembang biasanya terjadi hipotesa kesenjangan pengaruh
dalam kelompok masyarakat yang ada sebagai akibat logis dari produk teknologi yang
digunakan. Masalah kesenjangan ini Katzman (1974) menyimpulkan bahwa tehnik dan
teknologi komunikasi yang baru akan menciptakan kesenjangan informasi baru, sebelum
ketimpangan informasi yang lama tertutup. Kondisi serupa itu antara lain disebabkan :
-

Tingkat keterampilan komunikasi yang berbeda antara kelompok-kelompok yang terlibat
sebagai sarana khalayak.

-

Banyaknya informasi yang telah ada di dalam kelompok masyarakat tersebut, sehingga
ikut menentukan kadar pengetahuan di lingkungannya.


-

Terjadinya kontak sosial atau komunikasi sosial yang relevan, baik antara pribadi
maupun kelompok yang telah kaya informasi.

-

Terdapat penerimaan serta pengendalian bahan informasi yang selektif untuk
kepentingan kelompok dan lingkungannya.

Dengan demikian untuk memperluas ketrampilan komunikasi tersebut diperlukan
adanya pengetahuan dasar kontak sosial atau penentuan sikap.

PENDIDIKAN KOMUNIKASI

Dalam proses sentrapetal dan centrifugal pendidikan ilmu komunikasi harus
menjangkakan program - programnya dengan mengantisipasi perkembangan masa depan
tentu saja hanya tidak boleh digambarkan dengan secara sepihak melihat fungsi-fungsi
teknologi semata - mata akan tetapi


5
Suwardi Lubis: Menelaah Kembali Pendidikan Ilmu Komunikasi , 1999
USU Repository©2006

sudah lebih dari sepantasnya kalau harus juga direka berdasarkan pilihan moral.
Dipengaruhi oleh kepentingan - kepentingan untuk menyelenggarakan perkembangan
negara-negara nasional yang modern dan berkekuatan industrial, pendidikan komunikasi
pada waktu yang lalu amat kuat bercenderung untuk menjadi program-program pendidikan
profesional yang terspesialisasi di bidang media massa dan tidak sebagai ilmu komunikasi
dalam arti luas, yang berdimensikan ikhwal psikologik, sosial dan politik serta kultur.
Terjebak dan terpasung dalam ide pendidikan seperti itu, tanpa memiliki wawasan
yang luas dalam permasalahan ekonomi, politik, sosial dan budaya, para mahasiswa dan
sarjana komunikasi akan gampang mengidentifikasi dirinya cuma sebagai teknisi-teknisi
yang netral. Dia akan mendambakan posisi dirinya dan akan cepat puas dengan keahliannya,
sebagai spesialis - spesialis media dan tidak segera sadar bahwa sebagai sarjana ( atau
mungkin bahkan sebagai intelektual cendekia ).
Paradigma ilmu komunikasi sebagai ajaran teknis akan menyalurkan lulusan - lulusan
dart program pendidikan ini tidak akan lebih sebagai teknisi - teknisi yang akan setia kepada
siapa yang menggajinya dan tidak kepada sebuah cita - citanya. Pendidikan i1mu untuk masa
yang akan datang harus dipulangkan ke paradigma ilmu komunikasi sebagai kebijakan di

bidang moral, budaya, sosial dan politik. Ilmu teknologi bukanlah sarana perekayasa,

6
Suwardi Lubis: Menelaah Kembali Pendidikan Ilmu Komunikasi , 1999
USU Repository©2006

akan tetapi pencerdas dalam pemilihan alternatif untuk memperdayakan masyarakat luas
dalam menghadapi perkembangan masa lebih demokratik

PENUTUP
Sebagai penutup dapatlah dikatakan bahwa peranan yang diharapkan dari masyarakat
ilmuwan komunikasi adalah faktor penjelasan dan interprestasi. Hal ini disebabkan karena
manusia yang jadi obyek pengamatan adalah mahluk yang aktif memiliki daya pikir,
berpengetahuan, memegang prinsip dan nilai-nilai tertentu, serta sikap tindakannya dapat
berubah sewaktu - waktu.
Oleh karena itu maka interprestasi subjektif terhadap kondisi - kondisi spesifik
tingkah laku manusia yang jadi objek pengamatan juga diperlukan guna menangkap makna
dari tingkah laku tersebut. Seringkali perbuatan seseorang bersifat “Semu” dalam arti tidak
mencerminkan keinginan hal sebenarnya dari orang tersebut.
Pendekatan ilmu pengetahuan sosial ini kemudian secara umum terbagi lagi dalam

dua kubu ; ilmu pengetahuan tingkah laku (Behavioral Science) dan Ilmu Pengetahuan Sosial
(Social Science).
Bidang kajian ilmu komunikasi sebagai salah satu ilmu pengetahuan sosial, pada
dasarnya difokuskan pada pemahaman tentang bagaimana tingkah laku manusia dalam
menciptakan, mempertukarkan dan menginterprestasikan pesan - pesan. Namun dengan
adanya pendekatan (Scientific dan Humanistik)

7
Suwardi Lubis: Menelaah Kembali Pendidikan Ilmu Komunikasi , 1999
USU Repository©2006

menimbulkan dua kelompok masyarakat ilmuwan komunikasi yang berbeda baik dalam
spesifikasi objek permasalahan yang diamatinya, maupun dalam aspek metodologis serta
teori - teori yang dihasilkannya dalam aspek metodologis serta teori-teori yang dihasilkannya.
Kalangan ilmuwan komunikasi yang mendalami kajian “Speech Communication” umumnya
banyak menerapkan metode aliran pendekatan humanistik. Teori-teori yang dihasilkan
umumnya disebut sebagai teori retorika, sementara para ahli komunikasi meneliti bidang bidang kajian lainnya seperti komunikasi antar pribadi, komunikasi dalam kelompok,
komunikasi organisasi. Umumnya metode - metode pendekatan di bidang moral dan budaya,
sosial dan politik. Ilmu komunikasi adalah ilmu sosial - budaya, dan bukan (sekedar)
teknologi. Ilmu teknologi bukanlah sarana perekayasa, akan tetapi pencerdas dalam

pemilihan

alternatif

untuk

memperdayakan

masyarakat

luas

dalam

perkembangan masa yang lebih demokratik

8
Suwardi Lubis: Menelaah Kembali Pendidikan Ilmu Komunikasi , 1999
USU Repository©2006


menghadapi

DAFTAR PUST AKA

Amunugama, Sarath. 1982. Broadcasting A Sleeping Giant, Media Massa, Singapura.
Arifin, Anwar. 1984. Strategi Komunikasi, Armico, Bandung.
Defleur, Melvin and Ball - Rokeach. 1989. Theoris of Mass Communication, Longman,
New York.
Efendy, Onong. U. 1986. Dimensi - dimensi Komunikasi. Alumni, Bandung.
Tahi, Amri. 1988. Komunikasi Massa dan Pembangunan Pedesaan Di Negara-negara
Dunia Ke Tiga, Gramedia, Jakarta.
Kincaid, D. Lawrence dan Wlibur, Shram. 1985. Azas - azas Komunikasi Antar Pribadi,
LP3ES, Jakarta.
Kleinbaum, David Lawrence, L. Kupper. 1978. Applied Regression Analysis And Other
Multivariable Methods, Duxbury Press, California.
Krech, David. Richard and Ballachey, Egerton. L. 1982. Individual in Society. Mc Graw Hill
Kogakusha Ltd. USA.
Littlejhon, Stephen. W. 1989. Theories of Human Communication. Wadswoth Publishing
Company Belmont, California.
Long, Norman. 1987. Sosiologi femban ug nan Pedesaan, Bina Aksara, Jakarta.
Mac Andrews, Colin dan Edward, Depari. 1985. Peranan Komunikasi Massa Dalam
Pembangunan, Yogyakarta.
Mcquail, Denis and Windahl, Sven. 1981. Communications Models For The Study Of Mass
Communication. Longman Inc, New York.

9
Suwardi Lubis: Menelaah Kembali Pendidikan Ilmu Komunikasi , 1999
USU Repository©2006

Mendenhall, William and Sceaffer, Richard. L. 1971. Elemewary Survey Sampling,
Duxbury Press, California.
Mowlana, Hamid and Wilson, Laurice. J. 1989 The Passing Of Modernity
Communication and The Transformation Of Society, The Annerberg School
of Communication, Philadelpia.
Schramn, Wilbur and Donald, F, Robert. 1974. The Process And Effects of Mass
Communication, Unversity of Illionis Press, USA.
Severin, Werner. J. And Tankard, James. W. 1982. Communication Theories Origins,
Methods, Uses, Copp Cark Ltd., Toronto.
Susanto, Astrid. s. 1977. Filsafat Komunikasi, Bina Cipta, Bandung.

10
Suwardi Lubis: Menelaah Kembali Pendidikan Ilmu Komunikasi , 1999
USU Repository©2006