Jaringan Informasi dan Kerjasama Perpustakaan

Jaringan Informasi dan  Kerjasama Perpustakaan 
                             
Oleh:
Syakirin Pangaribuan
Pustakawan Madya Universitas Sumatera Utara
 
Disampaikan pada:
PELATIHAN PERPUSTAKAAN BAGI KETUA/PENGELOLA PERPUSTAKAAN PTS KOPERTIS WILAYAH – I DAERAH NANGROE ACEH DARUSSALAM DI BANDA ACEH, 27 S.D. 28 OKTOBER 2008

Jaringan Informasi dan Kerjasama Perpustakaan 1

Jaringan Informasi dan Kerjasama Perpustakaan

OUTLINE
Pendahuluan ............................................................................................ Pengertian Sistem Jaringan Informasi .................................................. Alasan Perpustakaan memerlukan kerjasama dan jaringan ............... Komponen jaringan informasi ................................................................ Bentuk-bentuk kerjasama perpustakaan .............................................. Persiapan dan Tipe kerjasama ............................................................... Sarana Bantu kerjasama ........................................................................ Kerjasama dan jaringan regional dan internasional ............................ Daftar Pustaka ........................................................................................

Hal. 1 2
3 4 5 8
10 10 12

Pendahuluan Masyarakat modern memerlukan tersedianya informasi yang dapat menunjang

segala kegiatan pendidikan, penelitian dan perkembangan kebudayaan, ekonomi serta sosial yang diselenggarakan oleh masyarakat itu sendiri. Informasi yang dimaksud disini adalah informasi yang bersumber pada literatur dalam berbagai bentuk maupun tingkatan teknologi dan pengetahuan. Penyediaan informasi literatur ini diselenggarakan melalui badan-badan pengelola informasi seperti : perpustakaan, pusat dokumentasi, pusat analisis informasi, pusat referal, badan arsip dan lain sebagainya. Masing-masing badan ini mempunyai fungsi dan tugasnya sendiri yang sedikit banyak berbeda antara satu dengan lainnya.
Penting sekali bahwa semua jenis badan pengelola informasi khususnya yang berada dalam suatu negara, berusaha membentuk jaringan informasi dan bekerjasama dalam suatu koordinasi yang bersama-sama merupakan suatu infrastruktur, suatu sistem nasional guna penyediaan dan penggunaan informasi.
Di Indonesia dapat dikatakan bahwa informasi belum dikelola secara terpadu, masing-masing badan pengelola informasi mengerjakan dengan cara tersendiri informasi literatur yang dimilikinya terpisah dari yang lain. Hal ini menyulitkan pengguna (masyarakat) untuk memperoleh informasi yang diperlukan. Meskipun sejak tahun 1971 pembentukan jaringan cukup banyak di Indonesia (± 32 sistem jaringan informasi), tetapi didalam perkembangannya kebanyakan diantaranya hampir tidak berjalan sesuai yang diharapkan.
Apabila kita perhatikan pada Undang-Undang tentang Perpustakaan No. 43 Tahun 2007, komitmen penterapan jaringan informasi jelas dinyatakan dalam pasal 14 ayat (5,6,7) dan pasal 42 ayat (3) sebagai berikut:
Pasal 14: (5). Layanan perpustakaan diselenggarakan sesuai dengan standar nasional

Jaringan Informasi dan Kerjasama Perpustakaan 2
Perpustakaan untuk mengoptimalkan pelayanan kepada pemustaka. (6) Layanan perpustakaan terpadu diwujudkan melalui kerjasama antar perpustakaan (7) Layanan perpustakaan secara terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
dilaksanakan melalui jejaring telematika.
Pasal 42: (3) Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan peningkatan layanan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan memanfaatkan sistem jejaring perpustakaan yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
Bergabungnya suatu perpustakaan kedalam jaringan adalah suatu keharusan, oleh karena tidak satupun perpustakaan di dunia yang mampu berswasembada akan informasi. Jumlah terbitan baik di dalam negeri maupun luar negeri sudah sedemikian besar dan berkembang pesat, spesifikasi dan kwalitas informasi yang dibutuhkan pengguna juga semakin tinggi dan bervariasi, sementara di sisi lain perpustakaan mempunyai kemampuan yang sangat terbatas.
Pengertian Sistem Jaringan Informasi Terdapat banyak defenisi yang dikemukakan para ahli tentang Sistem Jaringan
Informasi dari berbagai sudut pandang disiplin ilmu. Dilihat dari sudut tinjauan ilmu perpustakaan dan informasi, penulis cukup mengutip pendapat dua ahli berikut: Prof. Dr. Sulistyo-Basuki, MA, MLIS:
“Jaringan informasi adalah suatu sistem terpadu dari badan-badan yang bergerak dalam bidang pengolahan informasi, seperti perpustakaan, pusat dokumentasi, pusat analisis informasi, pusat referal, clearing house dengan tujuan menyediakan pemasukan data yang relevan tanpa memperhatikan bentuk maupun asal data untuk keperluan masyarakat pemakai” (Sulistyo-Basuki, 1996:12).
K.E. Miller dalam Perpustakaan Nasional RI (1992:61) menyebutkan: “Jaringan Informasi adalah kerjasama yang dilakukan oleh unit-unit perpustakaan/informasi atau unit yang menangani informasi yang bergabung bersama karena mereka memiliki materi informasi yang sama atau berada di wilayah yang sama atau didasarkan pada kesamaan-kesamaan lainnya, unit-unit tersebut secara bersama memanfaatkan dan mendayagunakan sumber-sumber informasi yang ada pada mereka, termasuk juga memanfaatkan keahlian yang mereka miliki, peralatan teknologi serta hal-hal lainnya yang diperlukan untuk memberi layanan informasi yang efektif”.
Dari kedua definisi tersebut di atas dapat dicatat bahwa jaringan informasi merupakan komunitas dari badan pengelola informasi (tidak hanya berbagai jenis perpustakaan) yang bergabung untuk bekerjasama sebagai suatu totalitas sistem. Bergabungnya badan pengelola informasi tersebut untuk lebih memberdayakan pelaksanaan tugasnya melayani masyarakat melalui resources sharing sumberdaya. Mereka bergabung dimotivasi oleh banyak persamaan masalah yang dihadapi, baik tugas dan tujuan, kelemahan sumberdaya manusia, sarana dan prasarana, daerah, koleksi, anggaran, teknologi dan lain sebagainya. Dengan membentuk jaringan dan

Jaringan Informasi dan Kerjasama Perpustakaan 3
kerjasama tersebut mereka bersinergi menambah kekuatan untuk mengimbangi peningkatan kwantitas dan kwalitas kebutuhan informasi masyarakat pemakai.

Jaringan Informasi dan Kerjasama Perpustakaan adalah dua istilah yang tidak mempunyai perbedaan yang prinsifil. Penggunaan istilah tersebut hanya dilatarbelakangi historis. Istilah Jaringan Informasi sering digunakan terutama karena didalam kerjasama tersebut telah digunakan teknologi informasi dan komunikasi (ICT), selain hal tersebut pada jaringan informasi badan-badan yang bergabung tidak hanya perpustakaan tetapi juga badan pengelola informasi lain yang bukan perpustakaan.
Alasan Perpustakaan Memerlukan Kerjasama dan Jaringan „ Meningkatnya jumlah publikasi yang diterbitkan setiap tahun sehingga perpustakaan
tidak mampu membeli buku baru dalam jumlah besar untuk kepentingan pembacanya. „ Semakin berkembangnya jenis media penyampaian informasi „ Kebutuhan pemakai yang meningkat, karena berkembangnya pendidikan, serta majunya ilmu pengetahuan sehingga memaksa orang yang sudah bekerja harus belajar kembali agar ilmu mereka tidak ketinggalan „ Tuntutan masyarakat untuk memperoleh informasi yang sama baiknya dengan tidak memandang dimana pun mereka berada „ Berkembangnya teknologi khususnya teknologi komputer dan telekomunikasi „ Tuntutan penghematan. Perpustakaan tidak harus membeli semua buku yang terbit, karena anggarannya yang terbatas. Komponen Jaringan Informasi
(a) Struktur organisasi yang harus dapat dipertanggungjawabkan dari berbagai sudut seperti dari segi hukum, perencanaan serta pengambilan kebijakan.
(b) Rencana kerjasama baik jangka pendek, menengah dan jangka panjang
(c) Simpul (nodes), yaitu peserta jaringan
(d) Pemakai
(e) Tingkat jasa peserta. Karena peserta jaringan berbeda-beda kemampuannya, perlu ditetapkan jasa apa yang ditawarkan oleh masing-masing simpul, untuk siapa, dan bagaimana bentuknya.
(f) Sistem komunikasi antar simpul harus diatur, misalnya komunikasi antar sesama simpul, dengan pusat/koordinator bahkan dengan simpul jaringan lain.
(g) Kode pesan/berita antar simpul yang baku dengan tujuan agar tercapai pembakuan pengertian

Jaringan Informasi dan Kerjasama Perpustakaan 4
(h) Katalog Induk terpusat untuk mengetahui dimana saja dokumen tersimpan diantara simpul
(i) Pedoman pemilihan dokumen apa saja yang akan disimpan oleh peserta jaringan serta bagaimana kemutakhirannya
(j) Prosedur evaluasi unjuk kerja jaringan, yang berguna untuk kajian terhadap jaringan serta perubahan yang diperlukan
(k) Program pelatihan bagi para pemakai serta peserta jaringan.
Struktur Jaringan Informasi Bentuk jaringan akan mempengaruhi saluran komunikasi serta pola
berita antara sesama peserta (simpul). Bentuk tersebut juga akan mempengaruhi hubungan peserta karena hubungan melalui simpul perantara akan berbeda pola unjuk kerja dengan hubungan langsung dengan sebuah simpul. Pada gambar di bawah ini titik (lingkaran kecil) merupakan simpul sedangkan garis merupakan hubungan komunikasi.
1. Jaringan Terpimpin, dipimpin/dikoordinasikan oleh Pusat/Koordinator.


Gbr-1. Jaringan Terpimpin ( 6 saluran komunikasi )

Gbr.-1a. Jaringan Terpimpin dengan Pusat Khusus ( 7 saluran komunikasi )

Gbr-1b. Komunikasi antara 2 Jaringan Terpimpin ( 13 saluran komunikasi )

Jaringan Informasi dan Kerjasama Perpustakaan 5
Gbr-1c. Hubungan Jaringan Terpimpin dengan Pusat Khusus Dengan Jaringan Terpimpin Lainnya. ( 14 saluran komunikasi )
2. Jaringan Non Terpimpin (tidak dikendalikan oleh Pusat/Koordinator)

Gbr-2. Jaringan Non terpimpin (6 simpul menghasilkan 15 saluran kom.)

Gbr-2a. Jar. Non Terpimpin dengan Pusat Khusus (21 saluran komunikasi)

3. Jaringan Hirarkhis (Berjenjang)

Contoh: Topologi Jaringan Informasi Nasional di Latvia

Jaringan Informasi dan Kerjasama Perpustakaan 6
Bentuk-bentuk Kerjasama Perpustakaan Hampir semua kegiatan kerja kerumahtanggaan (house keeping) perpustakaan

dapat dikerjasamakan, mulai dari kegiatan persiapan pengadaan, akuisisi, pertukaran publikasi, pengolahan dokumen, penyimpanan, penelusuran, pelayanan kepada pengguna, pinjam antar perpustakaan, peningkatan kemampuan profesi pustakawan dan lain-lain. Intensitas kerjasama berbeda-beda sesuai yang disepakati, namun keuntungan yang diperoleh dari kerjasama harus diperhitungkan dengan teliti. Diantara yang paling umum dilakukan dalam berbagai kerjasama adalah sebagai berikut: ƒ Kerjasama Pengadaan
Kerjasama pengadaan paling banyak dilakukan berbagai perpustakaan oleh karena beberapa keuntungan yang diperoleh adalah efisiensi anggaran, mempermudah seleksi dan pemesanan terutama buku luar negeri, menghindarkan duplikasi koleksi, dan lain-lain. Cara pelaksanaan kerjasama bisa dengan menggunakan anggaran masing-masing tetapi dikhususkan pada subyek-subyek tertentu yang disepakati. Model lain adalah dengan menggabungkan anggaran kemudian melakukan pembelian bersama yang biasanya dikelola sampai kepemilikan dan pelayanan bersama. ƒ Pertukaran publikasi
Pertukaran publikasi juga penting dilakukan terutama terhadap buku dalam bidang subyek yang tidak dibutuhkan pada perpustakaan tertentu tetapi berguna bagi perpustakaan lain dan demikian juga sebaliknya, sehingga penggunaan koleksi tersebut

Jaringan Informasi dan Kerjasama Perpustakaan 7
benar-benar digunakan secara maksimal. Sejak tahun 1958 UNESCO telah merekomendasikan pertukaran ini melalui Konvensi internasional yang dimuat dalam Unesco Journal of Information Science, Librarianship and Archives Studies.
ƒ Penyusunan dan pengembangan katalog induk Didalam suatu kerjasama mutlak harus disusun katalog induk. Katalog induk
adalah katalog gabungan dari katalog perpustakaan yang mengadakan kerjasama. Fungsinya adalah sebagai sarana untuk mengetahui apa saja koleksi yang dimiliki perpustakaan peserta dan dimana lokasi penyimpanan/ketersediaannya. Katalog induk ini harus selalu diupdate karena menjadi sarana penting bagi perpustakaan peserta dalam menyelenggarakan pelayanan kepada pemakai masing-masing.
ƒ Kerjasama pelayanan teknis Kerjasama pelayanan teknis meliputi kegiatan kerja pengatalogan, klasifikasi
dan penetuan tajuk subyek. Keuntungan dalam kerjasama ini adalah keseragaman bentuk katalog yang akan mempermudah pertukaran data, efisiensi terhadap penggunaan sumberdaya manusia (pustakawan) serta meningkatkan kemampuan kerja pustakawan perpustakaan masing-masing. Pada jenis kerjasama ini kita mengenal pengatalogan terpusat yang hanya diwakilkan kepada Tim kerja tertentu yang ditunjuk jaringan. Saat ini kita mengenal adanya KDT (katalog dalam Terbitan) atau CIP (Catalogue in Publication) adalah merupakan pengembangan dari kerjasama ini.
ƒ Kerjasama penyimpanan Pertambahan koleksi yang terus menerus akan mengakibatkan ruangan
perpustakaan menjadi penuh, hal ini mendorong beberapa perpustakaan menyewa suatu gedung untuk tempat penyimpanan bersama. Koleksi yang disimpan biasanya adalah yang mulai menurun frekwensi penggunaannya. Hal ini dirasakan lebih efisien dan lebih hemat biayanya daripada membangun gedung baru.
ƒ Kerjasama antar pustakawan Kerjasama sumberdaya manusia dalam profesi yang sama (pustakawan) juga
sangat penting dilakukan terutama untuk sharing pengetahuan yang akan meningkatkan kwalitas profesional pustakawan itu sendiri. Biasanya kerjasama ini dilakukan dalam perbagai pertemuan ilmiah, studi banding dan lain-lain. Kerjasama ini dilakukan baik dalam lingkup nasional (IPI), regional (CONSAL), serta internasional (IFLA).

Jaringan Informasi dan Kerjasama Perpustakaan 8
ƒ Kerjasama pendidikan dan pelatihan Kerjasama ini sangat berguna untuk upaya menyetarakan pengetahuan dan
kemampuan kinerja para pustakawan pada masing-masing peserta. Pelatihan ini biasanya diselenggarakan oleh koordinator jaringan atau komite khusus yang ditunjuk. Selain berbagai pertemuan formal termasuk juga dalam hal ini adalah penerbitan jurnal atau bulletin yang diedarkan kepada peserta jaringan (ih house).
ƒ Kerjasama pinjam antar perpustakaan Pinjam antar perpustakaan (inter library loan) telah dilakukan sejak ratusan
tahun yang lalu. Bentuk kerjasama ini dapat dibagi menurut kawasan lokal, regional, nasional. Sementara tingkat internasional masih merupakan gagasan yang belum seluruhnya dapat dilaksanakan. Di Indonesia sendiri kerjasama ini pernah dilakukan beberapa perpustakaan di Jakarta dan Bogor.

ƒ Kerjasama pemberian jasa informasi Kerjasama pemberian jasa informasi sebenarnya sama dengan istilah silang
layan, artinya masing-masing perpustakaan memberikan jasa untuk perpustakaan lain. Misalnya Perpustakaan USU suatu ketika memerlukan informasi tentang penelitian cakang kelapa sawit, akan menghubungi Perpustakaan PPKS Marihat di Pematang Siantar yang memang khusus mengelola subjekkelapa sawit. Perpustakaan PPKS melakukan penelusuran literatur kelapa sawit tersebut dan mengirimkan hasilnya kepada Perpustakaan USU. Dalam jasa ini juga selalu diselenggarakan layanan pengiriman dokumen (Document Delivery Services).
ƒ Kerjasama penyediaan fasilitas Mungkin anda pernah mengunjungi sebuah perpustakaan lain, pada
perpustakaan tersebut anda bukan anggota. Apakah yang anda alami ? Mungkin seorang petugas menanyakan identitas anda berupa kartu tanda anggota (KTA) perpustakaan, KTP atau Kartu Mahasiswa atau tanda pengenal lainnya. Di beberapa perpustakaan malahan petugas sering kali menanyakan surat pengantar dari instansi anda . Untuk mengatasi hal tersebut beberapa perpustakaan kerjasama dan sepakat agar menyediakan fasilitas untuk masing-masing anggota seluruh perpustakaan peserta cukup dengan menunjukkan karta anggota perpustakaan yang turut mengikat kerjasama.

Jaringan Informasi dan Kerjasama Perpustakaan 9
Persiapan dan Tipe Kerjasama
Kesepakatan para pihak yang bekerjasama
Pada umumnya kerjasama tercipta selah adanya kesepakatan. Kesepakatan itu terjadi setelah munculnya gagasan dan pertemuan para pihak. Kesepakatan bisa dalam bentuk tertulis dan tidak tertulis. Apabila kesepakatan itu tertuang dalam bentuk tertulis maka akan mengikat para pihak yang bersepakat, namun terdapat juga kerjasama yang berjalan berdasarkan kesepakatan yang tidak tertulis. Kesepakatan tertulis tentu saja lebih formal dan lebih jelas dibandingkan dengan tidak tertulis.
Syarat Peserta
Untuk menjadi anggota suatu jaringan informasi, sebuah perpustakaan tentu harus memenuhi syarat. Adapun syarat perpustakaan peserta sebuah jaringan adalah: (a) Perpustakaan memiliki koleksi
Koleksi tersebut harus terpelihara dalam arti fisik koleksi tersusun sistematis dalam pengerakan dan tersedianya katalog sebagai sarana temubalik. Selain itu koleksi juga harus bertumbuh dan dinamis.
(b) Koleksi tersebut terbuka untuk pemakai luar
Prinsip terbuka untuk pemakai luar harus menjadi komitmen dari setiap perpustakaan yang bekerjasama. Meskipun perpustakaan menterapkan prioritas bagi pemakai sendiri tetapi hal ini menjadi alasan untuk menolak permintaan perpustakaan lain oleh karena sebaliknya perpustakaan sendiri juga membutuhkan bantuan dari perpustakaan lainnya.
(c) Memiliki anggaran tetap
Anggaran merupakan syarat penting bagi suatu perpustakaan yang bekerjasama. Sebaiknya perpustakaan menyediakan pos anggaran untuk pelaksanaan kerjasama. Hal ini diperlukan dalam hal pengadaan sarana, komunikasi, dan lain-lain. Salah satu masalah dalam pelaksanaan jaringan di Indonesia adalah karena kebanyakan perpustakaan belum memiliki anggaran rutin.
(d) Tersedia petugas yang mengelola perpustakaan.
Perpustakaan harus menyediakan petugas tetap untuk menangani pelayanan kerjasama dan mereka sebaiknya harus bekerja fulltime bukan paruh waktu dan sebaiknya ditentukan kwalifikasi pendidikan dan pengalaman kerja oleh Pusat jaringan.
Tipe, Model dan Paradigma Kerjasama


Jaringan Informasi dan Kerjasama Perpustakaan 10
Klasifikasi berdasarkan tujuan
Jaringan dapat dibagi berdasarkan tujuannya. Tujuan tersebut dapat berupa : pendayagunaan bersama informasi bibliografis semacam cantuman pengkatalogan, pendayagunaan patungan melalui pinjam antar perpustakaan, pengembangan koleksi bersama, katalog induk majalah dan peminjaman timbal balik
Kategori berdasarkan jenis perpustakaan Jenis perpustakaan yang menjadi peserta jaringan dapat dibagi menjadi tipe tunggal
dan tipe ganda. Tipe tunggal artinya jaringan perpustakaan yang melibatkan hanya satu jenis perpustakaan saja, misalnya jaringan perpustakaan perguruan tinggi, jaringan perpustakaan sekolah, dan sebagainya. Tipe ganda apabila peserta jaringan tersebut lebih dari satu jenis perpustakaan.
Berdasarkan Geografi Jaringan perpustakaan berdasarkan geografis dapat dibagi lagi menjadi tipe tunggal
atau ganda dan dapat pula dibatasi pada kota, propinsi, atau kawasan yang lebih luas, misalnya Sumatera, Indonesia bagian Barat, dll. Sebuah perpustakaan dapat menjadi anggota lebih dari satu jaringan perpustakaan. Sebagai contoh Perpustakaan USU menjadi anggota Jaringan Perpustakaan Perguruan Tinggi, anggota Jaringan Informasi IPTEK, anggota Jaringan Informasi Kedokteran dan Kesehatan.
Jaringan Komersial versus Nirlaba. Jaringan dapat dibagi menjadi jaringan komersial dan jaringan nirlaba. Pangkalan data
komersial adalah penjaja jasa yang menyediakan data bibliografi, teks lengkap untuk pemakai dengan tujuan mencari keuntungan. Kegiatan pangkalan data komersial sebenarnya hampir sama dengan jasa pangkalan data nirlaba, yang membedakan hanyalah ketentuan harus membayar saja, sedangkan jasa lainnya sama saja. Contoh pangkalan data komersial misalnya adalah UTLAS (University of Toronto Library Automation System) yang berasal dari Toronto (Canada). Contoh lain adalah OCLC (Online Computer Library Center, Inc) yang berpusat di Dublin, Ohio USA. Badan ini menawarkan berbagai jenis pelayanan perpustakaan dengan cara pembayaran dan berlangganan.

Jaringan Informasi dan Kerjasama Perpustakaan 11
Sarana Bantu Kerjasama
„ Bibliografi „ Katalog Induk
Katalog Induk Buku (Union Catalog) Katalog Induk Majalah (Union List) Katalog Audio Visual „ Indeks / Abstrak „ Direktori.
Kerjasama Perpustakaan dan Jaringan Informasi Regional Dan Internasional
Seusai perang dunia ke II terbentuknlah sebuah badan internasional yang beranggotakan negara-negara sedunia. Badan tersebut dikenal dengan nama United Nations Organization (UNO/UN), di Indonesia disebut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). PBB melalui badan bawahannya UNESCO sangat banyak memprakarsai pembentukan jaringan informasi internasional.
Timbulnya tuntutan untuk mengadakan kerjasana internasional dibidang perpustakaan dan dokumentasi disebabkan karena meningkatnya jumlah terbitan di dunia, meningkatnya kebutuhan pemakai akan informasi, serta berkembangnya teknologi komunikasi.
Dalam bidang informasi, tujuan kerjasama internasional adalah: „ memberikan tanggapan yang lebih memuaskan akan kebutuhan informasi bagi
pemakai di seluruh dunia, „ memanfaatkan semaksimal mungkin akumulasi pengetahuan untuk kemajuan
manusia „ memperbaiki produktivitas sistem informasi yang telah ada dengan menarik pemakai „ menggalang keharmonisan dan integrasi berbagai sistem informasi untuk mencapai

tujuan bersama.
Salah satu contoh dalam hal ini adalah Jaringan Informasi Bidang Kedokteran dan Kesehatan. Pusat/koordinator jaringan internasional untuk bidang kedokteran adalah World Health Organization (WHO) yang berpusat di Jenewa (Switzerland). WHO memiliki badan bawahan (regional office) di berbagai belahan dunia, seperti : AFRO, AMRO/PAHO, EMRO, EURO, SEARO, WPRO, dll. Indonesia dalam hal ini merupakan bagian kawasan regional SEARO (Southeast Asia Regional Office). SEARO berpusat di Bangkok (Thailand).
Literatur bidang kedokteran dihimpun secara nasional yang selanjutnya disampaikan kepada badan regional dan internasional. Di Indonesia koordinator

Jaringan Informasi dan Kerjasama Perpustakaan 12

jaringan bidang Kedokteran adalah Badan LitBang Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Pusat Regionalnya adalah SEARO di Bangkok Thailand dan selanjutnya pusat

internasional (global) adalah WHO di Jenewa (Switzerland).

Jaringan internasional yang hampir sama dengan WHO sebagai salah satu

sumber informasi terbesar dan terlengkap untuk bidang kedokteran adalah National

Library of Medicine (NLM) yang berada di Bethersda, Maryland (USA). NLM adalah

perpustakaan nasional Amerika Serikat untuk bidang kedokteran yang memiliki


jaringkan dengan perpustakaan lain di berbagai negara di dunia.

WHO : http://www.who.int/, dan NLM: http://www.nlm.nih.gov/

Beberapa Contoh Jaringan Informasi dan Kerjasama Perpustakaan di Indonesia

No. Nama Jaringan Informasi

Koordinator Jaringan Anggota Jaringan

Tahun Dibentuk

1 Jaringan Informasi bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

PDII LIPI Jakarta

BATAN, ITT, ITB Bandung, Perp. PT, dll.

2 Jar. Inf. Bidang Biologi dan Pertanian


Pustaka Bogor

Perp. Perg. Tinggi, Perp. Dinas Pertanian, Puslit bid. Pertanian, dll.

3 Jar. Inf. Bidang Kesehatan & Kedokteran Badan Lit. Bang Depkes RI.

Perp. Perg. Tinggi, Perp. Dinas Kes., Rumah Sakit, dll.

Jar. Inf. Bidang Hukum & Perundang4 undangan

BPHN Jakarta

Perp. Perg. Tinggi, Direktorat Hukum Pemda, Kanwil Dep. HAM,

Pengadilan, dll.

5 Jar. Inf. Bidang Masalah Bangunan dan Dir. Jend. Cipta

Perumahan


Karya, Jakarta

REI, dll.

6 Jar. Inf. Bidang HANKAM

Dep. HANKAM, Jakarta

Perpustakaan TNI (ABRI)

7 Jar. Inf. Masalah Lingkungan

Kantor Menteri Neg. 18 peserta Lingk. Hidup Jakarta

8 Jar. Inf. Pengkajian Islam

Masjid Istiqlal, Jakarta

Berbagai Perpustakaan IAIN


9 Jar. Inf. Wanita dan Pembangunan

PDII LIPI Jakarta

1971 1971 1971 1975
1972 1980 1986 1981

10 Kerjasama Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri Wilayah Barat
11 Kerjasama Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri Wilayah Timur
12 Dan lain-lain

Bergilir Bergilir

Perpustakaan PTN se Indonesia Wilayah Barat
Perpustakaan PTN se Indonesia Wilayah Timur

1985 1976

Contoh Jaringan Informasi dan Kerjasama Perpustakaan di beberapa negara

No. Nama Jaringan

Alamat Situs Web

Negara

1 Ohio Public Library Information Network http://www.oplin.lib.oh.us/

(OPLIN)

2 Developing Library Network

http://delnet.nic.in/

United States India

3 EPA National Library Network

http://www.epa.gov/natlibra/index.html Washington, USA

4 The MITITEX Library Information Network

http://www.minitex.umn.edu/about/ Minnesotta, USA

5 Pinellas Publoic Library Cooperative (PPLC) http://www.pplc.us/

Florida, USA

6 European Environment Library Network http://www2.dmu.dk/LibraryNetwork/ Silkeborg, Denmark

(EELNet)

Jaringan Informasi dan Kerjasama Perpustakaan 13
Daftar Pustaka
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Pengembangan Perguruan Tinggi Bantuan Luar Negeri. 1988. Laporan Seminar Mekanisme kerjasama Perpustakaan. Jakarta : Dirjen Dikti Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. LN No. 129 Tahun 2007, TLN No. 4774 Tahun 2007.
National Library of Medicine (NLM). 16 June 2008. Network of Medical Libraries. 23 July 2008. http://www.nlm.nih.gov/network.html
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. 1992. Pembinaan jaringan layanan perpustakaan dan informasi bidang perpustakaan khusus. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI.
Sulistyo-Basuki. 1996. Kerjasama dan jaringan perpustakaan. Jakarta : Universitas Terbuka.
World Health Organization (WHO). 2008. Library & Information Networks for Knowledge. 23 July 2008. http://www.who.int/library/en/