Bahan Campuran Beraspal Panas

15 5. Berat Jenis Agregat Berat jenis Agregat adalah perbandingan antara berat volume agregat dan berat volume air. Agregat dengan berat jenis kecil, mempunyai volume yang besar. Atau berat yang ringan. Terdapat beberapa jenis dari berat jenis specific gravity yaitu : a. Berat jenis bulk bulk specific gravity, adalah berat jenis dengan memperhitung berat agregat dalam keadaan kering dan volume agregat. b. Berat jenis kering permukaan saturated surface dry, adalah berat jenis dengan memperhitungkan berat agregat dalam keadaan kering permukaan, jadi merupakan berat agregat kering + berat air yang dapat meresap ke dalam pori agregat, dan seluruh volume agregat. c. Berat jenis semu apparent specific gravity, adalah berat jenis dengan memperhitungkan berat agregat dalam keadaan kering, dan volume agregat yang tak dapat diresap i oleh air. d. Berat jenis efektif efective specific gravity, adalah berat jenis dengan memperhitungkan berat agregat dalam keadaan kering, jadi merupakan berat agregat kering, dan volume agregat yang tak dapat diresapi aspal. Pengukuran volume agregat dalam proses penentuan berat jenis agregat dilakukan dengan mempergunakan hukum Archimedes, yaitu berat benda dalam air akan berkurang sebanyak berat zat cair yang dipindahkan. Pengujian berat jenis agregat halus dilaksanakan mengikuti SNI, Metode Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat halus, SNI 03-1969- 1990; SK SNI M-09-1989-F, atau AASHTO T 85-88. 16

E. Karakteristik Campuran beraspal

Menurut Silvia Sukirman 2003, terdapat tujuh karakteristik campuran yang harus dimiliki oleh beton aspal adalah stabilitas, keawetan, kelenturan atau fleksibilitas, ketahanan terhadap kelelahan fatique resistance, kekesatan permukaan atau ketahanan geser, kedap air dan kemudahan pelaksanaan workability. Di bawah ini adalah penjelasan dari ketujuh karakteristik beton aspal tersebut . 1. Stabilitas Stability Stabilitas lapisan pekerjaan jalan adalah kemampuan lapisan perkerasan jalan menerima beban lalulintas tanpa terjadi perubahan bentuk seperti gelombang dan alur. Kebutuhan stabilitas sebanding dengan fungsi jalan dan beban lalu lintas yang dilayani. Jalan yang melayani volume lalu lintas tinggi dan mayoritas kendaraan berat membutuhkan perkerasan jalan dengan stabilitas tinggi . Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai stabilitas beton aspal adalah : a. Gesekan internal yang dapat berasal dari kekasaran permukaan butir- butir agregat, luas bidang kontak antar butir atau bentuk butir, gradasi agregat, kepadatan campuran dan tebal film aspal. b. Kohesi yang merupakan gaya ikat aspal berasal dari daya lekatnya, sehingga mampu memelihara tekanan kontak antar butir agregat. Agregat dengan gradasi baik, atau bergradasi rapat akan memberikan rongga antar butiran agregat voids in mineral aggregate yang kecil yang menghasilkan stabilitas yang tinggi, tetapi membutuhkan kadar aspal yang rendah untuk mengikat agregat. Void In Mineral Aggregate VMA yang 17 kecil mengakibatkan aspal yang dapat menyelimuti agregat terbatas dan menghasilkan film aspal yang tipis. Film aspal yang tipis mudah lepas yang mengakibatkan lapis tidak lagi kedap air. Oksidasi mudah terjadi, dan lapis perkerasan menjadi rusak. Pemakaian aspal yang banyak mengakibatkan aspal tidak lagi dapat menyelimuti agregat dengan baik karena VMA kecil dan juga menghasilkan rongga antar campuran atau Voids In The Mix VIM yang kecil. Adanya beban lalu lintas yang menambah pemadatan lapisan mengakibatkan lapisan aspal meleleh ke luar yang disebut bleeding. 2. Durabilitas Durability Durabilitas KeawetanDaya Tahan diperlukan pada lapisan permukaan sehingga lapisan dapat mampu menahan keausan akibat pengaruh cuaca, air, dan perubahan suhu ataupun keausan akibat gesekan roda kendaraan. Faktor yang mempengaruhi durabilitas lapis aspal beton adalah: a. Voids In The Mix VIM kecil sehingga lapis kedap air dan udara tidak masuk ke dalam campuran yang menyebabkan terjadinya oksidasi dan aspal menjadi rapuh getas. b. Void In Mineral Aggregate VMA besar sehingga film aspal dapat dibuat tebal. Jika VMA dan VIM kecil serta kadar aspal tinggi maka kemungkinan terjadinya bleeding cukup besar, untuk mencapai VMA yang besar ini digunakan agregat bergradasi senjang. c. Film selimut aspal, film aspal yang tebal dapat menghasilkan lapis aspal beton yang durabilitas tinggi, tetapi kemungkinan terjadinya bleeding menjadi besar. 18 3. Fleksibilitas Fleksibility Kelenturan atau fleksibilitas pada lapisan perkerasan adalah kemampuan lapisan perkerasan untuk dapat mengikuti deformasi yang terjadi akibat beban lalu lintas berulang tanpa timbulnya retak dan perubahan volume. Untuk mendapatkan fleksibilitas yang tinggi dapat diperoleh dengan: a. Penggunaan agregat bergradasi senjang, diperoleh VMA yang besar. b. Penggunaan aspal lunak aspal dengan penetrasi yang tinggi. c. Penggunaan aspal cukup banyak sehingga diperoleh VIM yang kecil. 4. Kekesatantahanan geser Skid Resistance Skid resistance adalah kekesatan yang diberikan oleh perkerasan sehingga kendaraan tidak mengalami slip baik diwaktu hujan basah maupun di waktu kering. Kekesatan dinyatakan dengan koefisien gesek antara permukaan jalan dengan roda kendaraan. Tingginya nilai tahanan geser ini dipengaruhi oleh: a. Penggunaan agregat dengan permukaan kasar. b. Penggunaan kadar aspal yang tepat sehingga tidak terjadi bleeding. c. Penggunaan agregat kasar yang cukup. 5. Ketahanan Kelelahan Fatique Resistance Ketahanan kelelahan adalah ketahanan lapis aspal beton dalam menerima beban berulang tanpa terjadinya kelelahan berupa alur rutting dan retak. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan terhadap kelelahan adalah: a. VIM yang tinggi dan kadar aspal yang rendah akan mengakibatkan kelelahan yang lebih cepat. 19 b. VMA dan kadar aspal yang tinggi dapat mengakibatkan lapis perkerasan menjadi fleksibel. 6. Kedap Air Impermeable Kemampuan lapis beton aspal untuk tidak dapat dimasuki air ataupun udara. Air dan udara dapat mengakibatkan percepatan proses penuaan aspal dan pengelupasan selimut aspal dari permukaan agregat.

7. Kemudahan Pelaksanaan Workability

Kemudahan Pelaksanaan adalah kemampuan campuran beton aspal untuk mudah dihamparkan dan dipadatkan. Faktor kemudahan dalam proses penghamparan dan pemadatan adalah viskositas aspal, kepekatan aspal terhadap perubahan temperatur dan gradasi serta kondisi agregat. Ketujuh sifat campuran beton aspal ini tidak mungkin dapat dipenuhi sekaligus oleh satu campuran. Jalan yang melayani lalu lintas ringan seperti mobil penumpang sepantasnya lebih memilih jenis beton aspal yang mempunyai sifat durabilitas dan fleksibilitas yang tinggi daripada memilih jenis beton aspal dengan stabilitas tinggi.

F. Sifat Volumetrik Campuran Aspal Beton

Kinerja aspal beton sangat ditentukan oleh volumetrik campuran aspal beton padat yang terdiri dari : 1. Berat Jenis Bulk Agregat