Prestasi Sekolah SMP Negeri 2 Yogyakarta

97 mengambil keputusan sangat mementingkan musyawarah, yang diwujudkan pada setiap jenjang dan di dalam unit masing-masing. Pak EH merupakan sosok pemimpin yang demokratis. Hal ini merupakan salah satu faktor pendukung terciptanya mutu kepemimpinan yang baik. Pemimpin yang demokratis cenderung ngayomi warga sekolah yang dipimpinnya. Hal ini membuat warga sekolah terbuka dan bekerja tanpa tuntutan. Pemimpin yang demokratis mampu memanusiakan manusia. Hal ini berakibat terhadap guru dan karyawan yang bekerja dengan maksimal. Pemimpin yang demokratis juga dekat dengan siswa, sehingga memudahkan pemimpin untuk merumuskan program yang sesuai dengan keinginan siswa.

6. Faktor Penghambat Mutu Kepemimpinan Kepala Sekolah

Faktor penghambat merupakan salah satu yang harus dihadapi kepala sekolah dalam kepemimpinannya. Begipula Pak EH selaku kepala sekolah SMP Negeri 2 Yogyakarta. Menjadi kepala sekolah yang inovatif bukan berarti tidak memiliki hambatan dalam kepemimpinannya. Adapun faktor penghambat dalam mutu kepemimpinan kepala sekolah di SMP Negeri 2 Yogyakarta antara lain : a. Sarana dan prasarana yang kurang mendukung. Ide-ide yang baik tidak akan terlaksana dengan lancar jika sarana dan prasarana yang ada kurang mendukung. Dari hasil penelitian ditemukan data bahwa SMP Negeri 2 Yogyakarta pernah mengajukan untuk mengikuti program RSBI, tetapi tidak bisa dikarenakan kurangnya lapangan. Hal ini 98 menyebabkan sarana dan prasarana yang kurang mendukung menjadi faktor penghambat dalam kepemimpinan kepala sekolah di sekolah tersebut. b. Kemampuan SDM yang kurang sesuai dengan implementasi dari ide kepala sekolah. Pemimpin yang inovatif akan tersendat dalam mengimplementasikan ide-idenya jika kemampuan pelaksananya kurang sesuai untuk menjalankan ide-ide tersebut. Salah satu contoh yang terjadi di SMP Negeri 2 Yogyakarta berkaitan dengan masalah ini adalah belum terlaksananya sistem website dengan dua bahasa dikarenakan pelaksana yang belum menguasai. c. Perbedaan Pendapat antar Warga Sekolah. Dalam setiap kepemimpinan selalu ada perbedaan pendapat dikalangan warga yang dipimpinnya. Begitupun di SMP Negeri 2 Yogyakarta, perbedaan pendapat merupakan salah satu faktor yang menghambat mutu kepemimpinan kepala sekolah. Perbedaan pendapat antar guru menyebabkan program terlaksana tidak sesuai dengan target dan rencana awal. Perbedaan pendapat biasa terjadi disaat pembahasan kebijakan atau ide-ide baru yang akan diselenggarakan di sekolah. Perbedaan pendapat antara guru juga sering terjadi saat rapat. Pada situasi seperti ini, kepala sekolah yang bijak sangat dibutuhkan.