Jumlah Makroorganisme Tanah Jumlah Mikroorganisme Tanah

menentukan jumlah jerami. Semakin baik praktek pengelolaan yang dilakukan maka produksi yang diperoleh juga semakin tinggi, begitu juga dengan produksi jerami. Dari lapangan lokasi pengambilan sampel diketahui bahwa pembakaran jerami di atas areal sawah dilakukan petani dengan alasan yang sama, yaitu agar tumpukan jerami tidak mengganggu untuk pertanaman berikutnya. Pembakaran jerami yang dilakukan petani setempat juga dengan model yang berbeda-beda. Rata-rata petani melakukan penjemuran terlebih dahulu dan pembalikan jerami selama beberapa hari dengan harapan seluruh tumpukan jerami benar-benar dalam kondisi kering dan dapat dibakar sekali habis. Cuaca pada saat pemanenan dan ketinggian areal sawah itu sendiri juga sangat menentukan kualitas jerami yang dihasilkan. Apabila cuaca hujan satu hari sebelum panen, maka jerami yang dihasilkan akan sangat basah dan sulit untuk dibakar. Dalam hal ini, petani biasanya membutuhkan waktu yang lebih lama untuk membakar jeraminya.

2. Jumlah Makroorganisme Tanah

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap jumlah makroorganisme tanah dengan menggunakan metode Tullgren Funnel diketahui bahwa dari setiap contoh tanah diperoleh makroorganisme tanah dalam jumlah dan jenis yang berbeda. Jumlah dan jenis makroorganisme tanah sawah akibat pembakaran jerami tersaji pada Tabel 2. Universitas Sumatera Utara Tabel 2. Jumlah makroorganisme tanah akibat pembakaran jerami Tindakan Terhadap Jerami Jumlah Makroorganisme Tanah 0 MSP 1 MSP 2 MSP Jenis Jumlah Jenis Jumlah Jenis Jumlah -populasi- -populasi- -populasi- Tanpa Pembakaran Semut 7 Semut Kutu 7 1 Semut 13 Pembakaran A Semut 2 Semut 20 Pembakaran B Kutu 1 Semut 11 Semut 21 Pembakaran C Semut 3 Semut 9 Keterangan : MSP = Waktu pengambilan sampel Minggu Setelah Panen Pada Tabel 2. dapat dilihat bahwa pembakaran jerami di atas areal sawah sangat mempengaruhi jumlah makroorganisme di dalam tanah sawah. Pada pengamatan 0 minggu setelah panen yaitu setelah pembakaran, jumlah makroorganisme yang ditemukan pada tanah dengan pembakaran jerami diatasnya berkisar 0-1 populasi, sedangkan pada tanah tanpa pembakaran terdapat 7 populasi. Hal ini diakibatkan karena makroorganisme tanah tidak dapat bertahan hidup karena panas dari pembakaran. Pada pengamatan berikutnya 1 MSP – 2 MSP, jumlah makroorganisme pada tanah dengan pembakaran mengalami peningkatan hingga menjadi 9-20 populasi.

3. Jumlah Mikroorganisme Tanah

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah mikroorganisme dengan menggunakan metode Most Probable Number diketahui bahwa perlakuan pembakaran jerami di atas areal sawah mampu mempengaruhi jumlah mikroorganisme pada kedalaman 0-20 cm. Adapun jumlah mikroorganisme tanah akibat pembakaran disajikan pada Tabel 3. Universitas Sumatera Utara Tabel 3. Jumlah mikroorganisme tanah akibat pembakaran jerami Tindakan Terhadap Jerami Jumlah Mikroorganisme Tanah 0 MSP 1 MSP 2 MSP ------------------- populasi ----------------- Tanpa Pembakaran 0,50x10 6 2,50x10 6 4,30x10 6 Pembakaran A 1,70x10 4 1,80x10 4 0,80x10 6 Pembakaran B 0,95x10 4 0,32x10 5 2,10x10 4 Pembakaran C 0,32x10 4 2,40x10 5 16,0x10 5 Keterangan : MSP = Waktu pengambilan sampel Minggu Setelah Panen Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa tindakan pembakaran jerami di atas areal sawah mampu menghasilkan jumlah mikroorganisme tanah yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah tanpa pembakaran. Hal ini dapat dilihat pada 0 MSP, tanah dengan pembakaran jerami diatasnya memiliki jumlah mikroorganisme antara 0,32x10 4 – 1,7x10 4 populasi. Sedangkan tanah tanpa pembakaran memiliki jumlah mikrooganisme sebesar 0,50x10 6 . Tabel 3 juga menunjukkan bahwa dalam waktu 2 minggu terjadi pemulihan recovery terhadap populasi mikroorganisme pada tanah dengan pembakaran jerami diatasnya. Jumlah mikroorganisme mengalami peningkatan dari 1,80x10 4 – 2,40x10 5 populasi 1 MSP menjadi 2,10x10 4 – 0,80x10 6 populasi 2 MSP.

4. Warna Tanah