OLAH TUBUH SEBAGAI STIMULUS GERAK TARI DI SMP NEGERI 3 TUMIJAJAR

(1)

OLAH TUBUH SEBAGAI STIMULUS GERAK TARI DI SMP NEGERI 3 TUMIJAJAR

(SKRIPSI)

Oleh

DESI OCTHAVIAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG


(2)

ABSTRAK

OLAH TUBUH SEBAGAI STIMULUS GERAK TARI DI SMP NEGERI 3 TUMIJAJAR

OLEH

DESI OCTHAVIAN

Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana peran olah tubuh sebagai stimulus dalam pembelajaran tari pada kegiatan belajar mengajar di SMP Negeri 3 Tumijajar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran peran olah tubuh sebagai stimulus dalam pembelajaran tari dan mendeskripsikan hasil dari stimulus olah tubuh dalam pembelajaran tari menggunakan metode demonstrasi. Penelitian ini menggunakan teori pembelajaran behaviorime. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kualitatif. Tehnik pengumpulan data yang digunakan yakni observasi, dokumentasi, dan wawancara. Sumber data dalam penelitian ini adalah 30 siswa dan guru. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan presentasi patokan dengan skala lima dari hasil test praktik dan lembar aktivitas belajar siswa untuk melihat kualitas gerak siswa. Pada proses pembelajaran olah tubuh menggunakan metode demonstrasi terdiri dari 2 tahap yaitu (1) pada tahap persiapan awal dimulai dengan merumuskan tujuan dan mempersiapkan garis besar pada langkah demostrasi lalu melakukan uji coba demonstrasi. (2) tahap pelaksanaan dimulai dengan langkah pembukaan, langkah pelaksanaan demonstrasi, dan langkah mengakhiri demonstrasi dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan prses pencapaian tujuan pembelajaran.


(3)

ABSTRACT

IF THE BODY AS STIMULUS MOTION DANCE SMP STATE IN 3 TUMIJAJAR

BY

DESI OCTHAVIAN

The research problems are how the body if the role as a stimulus to learning dance on teaching and learning in SMP Negeri 3 Tumijajar. This study aimed to describe the learning process if the body's role as a stimulus to learning dance and describe the results of the stimulus if the body in dance teaching method demonstration. This study uses behaviorime learning theory. This study used a qualitative descriptive design. Data collection techniques used that observation, documentation, and interviews. Sources of data in this study were 30 students and teachers. Data analysis techniques in this study using a standard presentation with a five-point scale of the practice test results and student activity sheet to see the quality of the student movement.

In the learning process if the body using demonstration method consists of two stages: (1) at the stage of initial preparation begins with formulating objectives and prepare the outline of the steps of demonstrations and test demonstration. (2) the implementation phase begins with the opening step, step execution of demonstrations, and step ending the demonstration by giving specific tasks in connection with the implementation of demonstration and prses achievement of learning objectives.


(4)

OLAH TUBUH SEBAGAI STIMULUS GERAK TARI DI SMP NEGERI 3 TUMIJAJAR

Oleh

DESI OCTHAVIAN

(SKRIPSI)

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2017


(5)

(6)

(7)

(8)

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Desi Octhavian dilahirkan di Tulang Bawang Barat pada Tanggal 23 Januari 1994, merupakan anak terakhir dari lima bersaudara buah hati dari hasil pernikahan ayah kandung yang bernama Ubau Syah Alam dengan ibu kandung yang bernama Dewi Yulita. Penulis telah menamatkan pendidikan dasar di SD Negeri 1 Margo Dadi Kecamatan Tumijajar diselesaikan pada 2006, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Murni Jaya diselesaikan pada 2009, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Daya Murni diselesaikan pada 2012. Tahun 2012 terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Lampung melalui Seleksi Nasional Mahasiswa Perguruan Tinggi (SNMPTN) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni pada Program Studi Seni Tari. Tahun 2016 melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Di Pekon Sukarame Kabupaten Pesisir Barat dan pada tahun 2016 melaksanakan penelitian di SMP Negeri 3 Tumijajar untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.PD).


(9)

ix

MOTTO

“Lakukanlah yang justru kamu takuti, karna yang kamu takuti itu adalah hal yang

akan membuat kamu berhasil” (Mario Teguh)

Kadang kita menjadi orang yang buta dan tuli agar kita bisa menjadi diri sendiri bukan menjadi pribadi yang orang lain inginkan”

(Suroto)

Payah bagi orang yang ingin merubah dunia tetapi dia tidak memulainya dengan merubah dirinya sendiri”

(Buya Hamka)


(10)

x

PERSEMBAHAN

Bismillahirohmanirrohim,

Segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan karunia yang tak terhitung, shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan baginda Rasullah Muhammad SAW, dan dari lubuk hati yang paling dalam kupersembahkan karya ini sebagai tanda bukti cinta kasih ku kepada :

1. Orang tua tercinta, terkasih dan tersayang, Mama dan Papa yang senantiasa terus mendoakan, selalu memberi semangat dan dukungan kepada saya sampai saat ini. Terimakasih yang tak terhingga atas semua yang telah kalian berikan dan perjuangkan untuk saya selama ini.

2. Kakak-kakakku Asef Riadi, Siska Nurhayati, Sri Lina, dan Meidi Ansyah terimakasih atas doa dan dukungan serta semangat yang telah diberikan kepada saya.

3. Untuk seluruh keluarga besar yang selalu memberikan dukungan dan motivasi demi keberhasilan saya.

4. Sahabat dan teman-teman angkatan 2012 tercinta yang telah memberikan semangat, motivasi, dan dukungan untuk pengerjaan skripsi ini.

5. Dosen-dosen yang telah mendidik, memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagiku, dan bimbingan demi kelancaran tugas-tugas.


(11)

xi

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT (Tuhan Yang Maha Esa) karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, skripsi dengan judul “Olah Tubuh Sebagai Stimulus Gerak Tari Di SMP Negeri 3 Tumijajar” ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Seni Tari, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih

kepada :

1. Agung Kurniawan,S.Sn.,M.Sn selaku pembimbing I, terimakasih atas kesabaran, nasihat, ilmu serta waktu yang diberikan dalam membimbing penulis.

2. Hasyimkan, S.Sn,. M.A., selaku pembimbing II, terimakasih atas kesabaran, nasihat, ilmu serta waktu yang diberikan dalam dalam membimbing penulis. 3. Dr. I Wayan Mustika, S.Sn., M.Hum Selaku pembahas dan penguji, terima

kasih atas kesabaran, nasihat, ilmu serta waktu yang diberikan dalam membimbing penulis.

4. Agung Kurniawan,S.Sn.,M.Sn selaku Ketua Program Studi Pendidikan Seni Tari FKIP Unila. Terimakasih atas ilmu, bimbingan dan bantuan yang diberikan kepada penulis selama menjalani studi.


(12)

xii

5. Dr. Muhammad Fuad, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd., sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

7. Dwiyana Habsari, S.Sn., M.Hum., Fitri Daryanti, S.Sn., M.Sn, terimakasih telah membekali penulis dengan banyak ilmu selama melaksanakan pendidikan di Program Studi Pendidikan Seni Tari FKIP Unila.

8. Ibu Sri Mustika Ningsih dan Ibu Mesiana serta seluruh peserta didik SMP Negeri 3 Tumijajar Desa Margo Dadi Kabupaten Tulang Bawang Barat, terimakasih atas kerja sama dan bantuannya dalam proses menyelesaikan skripsi ini.

9. Kedua orang tua, Papa Ubau Syah Alam dan Mama Dewi Yulita terimakasih atas kasih sayang, dukungan, motivasi dan doa yang tak pernah henti tercurah untuk penulis.

10.Kakak-kakakku Asef Riadi, Siska Nurhayati, Sri Lina, Meidi Ansyah, serta keponakan ku Linda Abelliya Mahesa Fitri yang selalu menjadi motivasi dan penyemangat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

11.Papa Hasan dan Mama Dewi Asmarawati serta Umah sebagai orang tua angkatku terimakasih untuk setia doa dan nasihatnya selama ini.

12. Amelia Hani Saputri dan Sandika Ali Sebagai saudara angkat yang selalu bisa menjadi motivasi dalam setiap keadaan.

13.Keluarga besar yang menjadi sumber kebahagiaan, terimakasih atas dukungan yang diberikan.


(13)

xiii

14.Teman-teman kos Wideka serta bapak dan ibu kos, Tias, Tara, Putri, Tinajm, Kenti, Rani, Novita, teman satu atab seperjuangan sekaligus keluargaku disini terimakasih atas cinta kasih sayang kalian yang selalu bisa memberi nasihat, ceria dalam canda tawa dan kebersamaan kita selama ini.

15.Teman seperjuangan Dessy Efrizza Syarif, Sanah Liyana, Martina Tri Budiarti, Merly Violita, Mustika Wulandari, Alm. NurCipto, dan teman-teman Prodi Seni Tari 2012 yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih untuk kebersamaan dan proses selama ini.

16.Teman-teman KKN-PPL Toni, Gusti, Alvian, Tika, Rahma, Sinta, Marlia, Anna, Nikita Suci, terimakasih untuk semangat dan kebersamaan kita.

17.Kakak tingkat Prodi Seni Tari 2008,2009,2010,1011, serta adik tingkat angkatan 2013,2014,2015.

18. Mas Jaya yang selalu ada waktu dalam menghadapi penulis dalam urusan pemberkasan.

19. Staf dan bidang akademis kampus dan semua pihak yang telah mendukung proses penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Bandar Lampung, Desember 2016 Penulis

Desi Octhavian 1213043009


(14)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.. ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT. ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN.. ... v

PERNYATAAN SKRIPSI ... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... ix

SANWACANA ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 . Latar Belakang ... 1

1.2 . Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian. ... 5

1.4 . Manfaat Penelitian ... 6

1.4.1 Manfaat Teroritis ... 6

1.4.2 Manfaat Praktis ... 6

1.5 . Ruang Lingkup Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1Landasan Teori ... 9

2.2Belajar ... 10

2.3Teori-teori Pembelajaran ... 10

2.3.1 Pengertian Pembelajaran ... 12

2.3.2 Tujuan pembelajaran ... 13

2.3.3 Ciri-Ciri Pembelajaran ... 14

2.4 Pengertian Metode Pembelajaran ... 14

2.4.1 Metode Demonstrasi ... 15

2.4.2 Kelebihan Metode Demonstrasi ... 15

2.4.3 Kelemahan Metode Demonstrasi ... 16


(15)

2.5 Tari dan Seni Tari ... 18

2.6 Stimulus ... 19

2.7 Gerak ... 20

2.8 Kegiatan Intrakurikuler ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

3.1 Metode Penelitian.. ... 23

3.2 Sumber Data.. ... 24

3.2.1 Data Penelitian.. ... 24

3.2.2 Klarifikasi Sumber Data.. ... 24

3.3 Teknik Pengumpulan Data .. ... 24

3.3.1 Observasi... ... 24

3.3.2 Wawancara.. ... 25

3.3.3 Dokumentasi.. ... 26

3.4 Instrumen Penilaian.. ... 26

3.4.1 Tes Praktik.. ... 26

3.5 Teknik Analisis Data.. ... 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31

4.1 Olah Tubuh .. ... 31

4.1.1 Tari Muli Siger.. ... 39

4.1.2 Tema Tari Muli Siger ... 39

4.1.3 Fungsi Tari Muli Siger ... 40

4.1.4 Personil tari muli siger ... 40

4.1.5 Lama tarian ... 41

4.1.6 Waktu Penyajian ... 41

4.1.7 Busana Muli Siger ... 41

4.1.8 Iringan Tari Muli Siger ... 42

4.1.9 Notasi Musik Tari Muli Siger ... 43

4.1.10 Ragam Gerak Tari Muli Siger ... 44

4.1.11 Keterangan Ragam Gerak yang mendapatkan stimulus Olah Tubuh ... 49

4.2 Gambar Umum Wilayah Penelitian ... 51

4.2.1 Lokasi Penelitian ... 51

4.2.2 Situasi dan Kondisi Sekolah ... 51

4.2.3 Hasil Penelitian ... 54

4.2.4 Olah Tubuh dalam Pembelajaran Seni Tari di Sekolah ... 54

4.2.5 Proses Pelaksanaan Pembelajaran Olah Tubuh ... 54

4.2.6 Jadwal Pembelajaran Olah Tubuh ... 55

4.2.7 Subjek Penelitian ... 56

4.3 Pembelajaran Olah Tubuh ... 58

4.3.1 Pertemuan Pertama ... 58

4.3.2 Pembahasan Pelaksanaan Pertemuan Pertama ... 59


(16)

4.3.4 Pertemuan Kedua ... 64

4.3.5 Pembahasan Pelaksanaan Pertemuan Kedua ... 67

4.3.6 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru ... 71

4.3.7 Pertemuan Ketiga ... 72

4.3.8 Pembahasan Pelaksanaan Pertemuan Ketiga ... 74

4.3.9 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru ... 78

4.3.10 Pertemuan Keempat ... 79

4.3.11 Pembahasan pelaksanaan pertemuan keempat ... 82

4.3.12 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru ... 87

4.3.13 Pertemuan Kelima ... 88

4.3.14 Pembahasan pelaksanaan pertemuan kelima ... 91

4.3.15 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru ... 95

4.3.16 Pertemuan Keenam ... 96

4.3.17 Pembahasan pelaksanaan pertemuan keenam ... 99

4.3.18 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru ... 104

4.3.19 Pertemuan Ketujuh ... 105

4.3.20 Pembahasan pelaksanaan pertemuan ketujuh ... 108

4.3.21 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru ... 112

4.3.22 Pertemuan Kedelapan ... 113

4.3.23 Keterangan Kriteria Penilaian ... 116

4.3.24 Proses Penilaian atau Hasil Pembelajaran Intrakurikuler Olah Tubuh ... 121

4.3.25 Metode Guru Dalam Pembelajaran Olah Tubuh ... 139

4.3.26 Kegiatan Siswa Dalam Pembelajaran Olah Tubuh ... 141

4.3.27 Temuan ... 145

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 148

5.1 Simpulan ... 148

5.2 Saran ... 149

DAFTAR PUSTAKA ... 150 LAMPIRAN


(17)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

3.1 Lembar Pengamatan Tes Praktik Pada Olah Tubuh

Sebagai Stimulus ... 27

3.2 Penentuan Patokan Dengan Penghitungan Skor Untuk Skala Lima ... 27

4.1 Jumlah Sarana Prasarana Pendidikan SMP Negeri 3 Tumijajar ... 52

4.2 Jumlah Siswa Kelas VII ... 53

4.3 Jumlah Siswa Kelas VIII ... 53

4.4 Jumlah Siswa Kelas IX ... 54

4.5. Jadwal Pembelajaran Olah Tubuh ... 55

4.6 Daftar Nama Murid... 56

4.7. Hasil Penilaian Awal Pengamatan Ragam Gerak Tari ... 59

4.8 Distribusi Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Pertama ... 61

4.9. Hasil Belajar Gerak Olah Tubuh Pertemuan Kedua ... 67

4.10 Distribusi Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Kedua ... 69

4.11. Hasil Belajar Gerak Olah Tubuh Pertemuan Ketiga ... 74

4.12 Distribusi Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Ketiga ... 76

4.12. Hasil Belajar Gerak Olah Tubuh Pertemuan Keempat ... 82

4.13 Distribusi Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Keempat ... 85

4.14. Hasil Belajar Gerak Olah Tubuh Pertemuan Kelima ... 91

4.15. Distribusi Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Kelima ... 93

4.16. Hasil Belajar Gerak Olah Tubuh Pertemuan Keenam ... 99

4.17 Distribusi Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Keenam ... 102

4.18. Hasil Belajar Gerak Olah Tubuh Pertemuan Ketujuh ... 108

4.19 Distribusi Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Tujuh ... 110

4.20. Hasil Penilaian Gerak Tari Pertemuan Delapan ... 114

4.21 Distribusi Aktivitas Guru ... 117

4.22 Lembar PenilaianOlah Tubuh Oleh Peneliti (P1) ... 122

4.23 Lembar Penilaian Olah Tubuh Oleh Peneliti (P2) ... 124

4.24 Lembar Penilaian Olah Tubuh Oleh Peneliti (P3) ... 126

4.25 Lembar Penilaian Olah Tubuh Oleh Peneliti (P4) ... 128

4.26 Lembar Penilaian Olah Tubuh Oleh Peneliti (P5) ... 130

4.27 Lembar Penilaian Olah Tubuh Oleh Peneliti (P6) ... 132


(18)

4.29 Lembar Peneliaian Olah Tubuh Oleh Peneliti (P8)

Penilaian Gerak Tari Pertemuan Delapan... 136 4.30 Lembar Aktifitas Guru ... 138


(19)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

4.1 Gerakan Latihan Kelenturan Sendi Lutut ... 33

4.2 Gerakan Latihan Kelenturan Punggung ... 33

4.3 GerakanSquat jump ... 34

4.4 GerakanPush up ... 34

4.5 GerakanMendak ... 35

4.6 GerakanBack-up ... 35

4.7 GerakanSit-Up ... 36

4.8 Latihan keseimbangan dengan berdiri satu kaki ... 36

4.9 Berdiri jinjit satu kaki dan kaki satu kaki diangkat ... 37

4.10 Latihan keseimbangan pada tumpuan pundak ... 37

4.11 Gerakan Peregangan Otot Lutut ... 38

4.12 Gerakan Peregangan Otot Betis ... 38

4.13 Lokasi SMP Negeri 3 Tumijajar ... 51

4.14 Proses Pembelajaran Olah Tubuh Pertemuan Kedua ... 66

4.15. Proses Pembelajaran Olah Tubuh Pertemuan Ketiga ... 74

4.16. Proses Pembelajaran Olah Tubuh Pertemuan ... 82

4.17 Proses Pembelajaran Olah Tubuh Pertemuan Kelima ... 91

4.18 Proses Pembelajaran Olah Tubuh Pertemuan ke enam ... 99


(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengertian pengolahan tubuh bagi seorang penari atau sering disebut dengan olah tubuhadalah suatu kegiatan manusia mengolah tubuh dengan sengaja menjadikan barang mentah menjadi barang jadi, sehingga siap untuk dipergunakan. Kegiatan ini mengandung maksud yaitu usaha mempersiapkan organ tubuh dalam keadaan stabil (tetap/normal) menjadi kondisi yang labil (lentur atau mudah bergerak). Perkataan olah tubuh menunjukkan bahwa tekanan aktivitas dalam pengolahan tubuh manusia seutuhnya meliputi jiwa dan raga, yang menjadi satu kesatuan (sumedi, 1:86).

Kesiapan tubuh secara fisik bagi penari sangat vital keberadaannya untuk melakukan aktifitas gerak tari. Keterampilan tari yang dimiliki dapat dibentuk melalui kesiapan organ-organ tubuh (fisik) yang akan digunakan untuk melakukan gerak. Untuk melakukan gerak tari dengan terampil perlu adanya persiapan fisik yang prima. Kondisi ini dapat dicapai apabila seorang penari dengan sabar melakukan kesiapan-kesiapan seluruh organ tubuh dengan rutin (continu). Dengan arti kata lain, bahwa secara sadar seorang penari harus melakukan pengolahan gerak tubuh secara merata dan sempurna.


(21)

2

Olah tubuh bagi seorang penari adalah suatu bentuk aktifitas yang dilakukan dengan jalan melakukan susunan latihan yang teratur meliputi otot-otot, persendian, dan seluruh organ tubuh agar selalu siap berfungsi bergerak dengan baik dan optimal serta diharapkan mampu menambah kualitas gerak. Di dalam menari, gerak-gerak yang dilakukan oleh penari tentunya memiliki tuntutan tertentu walaupun pada prinsipnya adalah menggerakkan sekmen-sekmen tubuh. Melihat konteks gerak dalam tari dengan tuntutan nilai estetik, maka tidaklah sekedar menggerakkan tubuh seperti dalam arti kita sehari-hari. Tidaklah mudah memunculkan nilai estetik (yang abstrak) tanpa didahului dengan proses gerak tubuh (materi) yang dapat ditangkap oleh indra penglihatan.

Olah tubuh dalam seni tari erat kaitannya dengan pelatihan fisik penari, karena melatih kondisi fisik bagi penari sangat penting untuk mengembangkan kemampuannya dalam menari. Kesiapan tubuh seorang penari akan berdampak pada kualitas gerak tari. Jika kondisi fisik penari prima, baik sebelum menari ataupun setelah menari, akan memberikan keleluasaan bagi penari-penari untuk lebih fokus pada imajinasi, ekspresi dan penghayatan tarian. Karena jika salah satu segmen tubuh tidak dalam kondisi prima , maka akan terganggu pula seluruh penampilan yang dibawakan.

Sebagai stimulus dalam gerak olah tubuh memiliki peranan penting dalam suatu tarian dan dalam penelitian ini menggunakan tari muli siger sebagai sampel tariannya. Tari muli siger merupakan tari tradisi Lampung sebuah garapan baru yang pada awalnya mendapat ide dari senicangget. Senicangget merupakan tari tradisional pada masyarakat Lampung yang beradat pepadun dipentaskan untuk mengiringi upacara perkawinan dan pemberian gelar adat.


(22)

3

Cangget adalah tari berpasangan dalam kelompok yang mempertemukan gadis (muli) dan bujang (meghanai) di balai pertemuan adat yang disebut dengan sesat. Hal ini dikarenakan pada masa lalu pergaulan muda-mudi sangat diatur ketat, sehingga dapat dikatakan tidak ada kesempatan bagi mereka bertatapan langsung untuk saling berbincang-bincang. Saat cangget diselenggarakan adalah merupakan satu- satu nya kesempatan mereka untuk saling bertemu. Cangget sebagai upacara adat merupakan wujud ungkapan rasa gembira masyarakat dengan menekankan pada pengenalan status sosial seseorang diddalam masyarakat adatnya. Cangget memiliki beberapa jenis, salah satunya adalah cangget turun mandi. Ide tersebut terus dikhayalkan sampai ketahap pembentukan, baik dari segi tema, bentuk gerak, penyusunan gerak, pola lantai, dan tata busana (Mustika, 2012 : 23-24).

Pendidikan seni pada dasarnya adalah bagaimana seni itu ada dan dimasukan dalam pendidikan untuk diterapkan atau diajarkan, agar siswa dapat mengembangkan bakat seni yang dimilikinya. Pendidikan seni secara umum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan setiap anak atau siswa untuk memperkenalkan warisan budaya, memperluas kesadaran sosial, dan sebagai jalan untuk pengetahuan. Pendidikan seni sangat mengutamakan kreativitas siswa untuk aktif dalam setiap jeni seni yang dipelajari disekolah baik seni tari, seni musik, seni drama,dan seni rupa (Mustika, 2013 :26).


(23)

4

Selama ini proses pembelajaran seni tari di SMP Negeri 3 Tumijajar dilakukan pada kegiatan intrakurikuler dianggap kurangnya minat siswa-siswi terhadap tari tradisi melainkan mereka cendrung tertarik dengan tari modern, selain itu siswa laki-laki juga kebanyakan tidak tertarik dengan pembelajaran tari karena dianggap tari akan membawa mereka kedalam hal-hal negatif serta latar belakang pendidikan guru pula menjadi faktor pembelajaran tari didalam kegiatan intrakurikuler.

Alasan guru memilih olah tubuhsebagai stimulus pembelajaran tari di SMP Negeri 3 Tumijajar ialah sebagai salah satu bentuk pengenalan kepada siswa-siswi agar lebih meningkatkan kemampuan tarinya selain itu olah tubuh memiliki peranan dalam mengolah tubuh siswa menjadi seorang penari dan solusi atas permasalahan pembelajaran tari yang ada di SMP Negeri 3 Tumijajar, selain itu guru pula selama ini mengajarkan tari muli siger sebagai acuan keberhasilan dari pembelajaranolah tubuhtersebut.

Sebelumnya di SMP Negeri 3 Tumijajar guru pembimbing tari hanya memperlihatkan video-videoolah tubuh seadanya melalui media audio visual dan siswa dituntut untuk menirukan gerak yang ada divideo tersebut. Oleh karena itu, siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran seni tari, sehingga disetiap perlombaan kurang mendapatkan prestasi.

Alasan memilih SMP Negeri 3 Tumijajar sebagai subjek penelitian karena pembelajaran taridi sekolah tersebut adalah untuk memberikan pengenalan, pengetahuan, apresiasi, dan pembentukan tubuh sehingga mereka akan


(24)

5

mengetahui pentingnya melakukan olah tubuh sebagai stimulus dalam pembelajaran tari.

Menurut pemaparan diatas, peneliti merasa tertarik untuk lebih memahami gerak tubuh seorang penari dan mengingat pentingnya pemanasan berupa olah tubuh bagi seorang penari agar memiliki kualitas gerak tubuh yang baik dan menghindari cedera dalam menari. untuk mengatasi masalah tersebut guru mencoba menggunakan metode lain yaitu metode demonstrasi untuk menunjang pembelajaran olah tubuh dalam praktik seni tari dikelas.Oleh sebab itu perlu untuk mengadakan penelitian melalui kegiatan yang berjudul “Olah Tubuh Sebagai Stimulus Gerak Tari di SMP Negeri 3 Tumijajar“.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut :

Bagaimanakah peran olah tubuh sebagai stimulus dalam pembelajaran gerak tari di SMP Negeri 3 Tumijajar?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka dapat dijelaskan tujuan penelitian ini yaitu : 1. Mendeskripsikan proses pembelajaran peran olah tubuh sebagai stimulu

dalam pembelajaran tari.


(25)

6

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis.Adapun manfaat tersebut adalah sebagai berikut.

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dibidang seni budaya, agar dapat menambah referensi penelitian dibidang seni tari sehingga penelitian ini nantinya dapat memberikan penambahan referensi bagi gurudan para pembaca terhadap olahtubuhsebagai stimulus gerak tari sehingga nantinya akan memberikan manfaat terhadap siswa tersebut.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan masukan bagi guru dan sekolah agar dapat menggunakan

hasil penelitian untuk mengetahui keterampilan siswa terhadap pembelajaranolah tubuh sebagai stimulus gerak tari di SMP Negeri 3 Tumijajar.

b. Untuk menambah pengetahuan dan kecintaan siswa terhadap bentuk tari

Lampung sekaligus memperkenalkan kepada mereka jenis tarian daerah Lampung yang belum mereka ketahui yaitumuli siger.

c. Untuk menambah dan memberikan pengetahuan kepada peneliti dan

mahasiswa pendidikan seni tari bahwa pembelajaran olah tubuhsebagai salah satu upaya pengenalan, pengembangan, serta pembentukan tubuh penari.


(26)

7

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini mencakup hal-hal sebagai berikut : 1. Objek Penelitian

Objek yang dipakai dalam penelitian ini adalah gerak olah tubuh sebagai stimulus dalam pembelajaran seni tari.

2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII yang berjumlah 30 siswa.

1. Tempat penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Tumijajar. 2. Waktu Penelitian


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Untuk menunjukkan kebaruan penelitian serta untuk membedakan dengan penelitian terdahulu yang sejenis, maka berdasarkan hasil tinjauan pustaka yang telah dilakukan, belum ada yang mencatat tentang pembelajaran olah tubuh sebagai stimulus gerak taridi sekolah sebagai media pembelajaran tari baik di SMP Negeri 3 Tumijajar maupun sekolah-sekolah yang ada di Lampung. Penelitian ini masih orisinal apabila diamati dari buku-buku serta hasil penelitian yang telah ada.

1. Sumedi (1986) dalam bukunya yang berjudul ‘Olah Tubuh : olah tubuh adalah suatu kegiatan manusia mengolah tubuh dengan sengaja menjadikan barang mentah menjadi barang jadi, sehingga siap untuk dipergunakan. Kegiatan ini mengandung maksud yaitu usaha mempersiapkan organ tubuh dalam keadaan stabil (tetap/normal) menjadi kondisi yang labil (lentur atau mudah bergerak). Perkataan olah tubuh menunjukkan bahwa tekanan aktivitas dalam pengolahan tubuh manusia seutuhnya meliputi jiwa dan raga, yang menjadi satu kesatuan. Buku diatas sangat membantu dalam penelitian ini untuk mengupas segala permasalahan yang ada serta sebagai acuan peneliti untuk mendapatkan sumber informasi, selain buku-buku diatas penelitian ini pula menggunakan teori-teori sebagai penguat dan bukan sekedar atau coba-coba.


(28)

9

2.1 Landasan Teori

Landasan teori sangat diperlukan agar penelitian mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial dan error). Adanya landasan teori merupakan ciri bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data. Teori adalah seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang tersusun secara sistematis sehingga digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena Mereka pula menyatakan bahwa kegunaan teori dalam penelitian adalah :

1. Teori mempersempit kisaran sebenarnya yang perlu dipelajari.

2. Teori menyarankan pendekatan penelitian yang mungkin dapat menghasilkan makna terbesar.

3. Teori menyarankan sistem penelitian untuk memaksakan dalam data dan rangka mengklarifikasi mereka dalam cara yang paling bermakna.

4. Teori yang merangkum apa yang diketahui tentang objek studi dan menyatakan keseragaman yang berada diluar pengamatan langsung.

5. Teori dapat digunakan untuk memprediksi fakta lanjut yang harus ditemukan. Sehubungan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, teori yang digunakandalampenelitianiniadalahteori pembelajaranbehaviorisme. Teori pembelajaran dipandang sangat tepat untuk melihat proses pembelajaran setiap pertemuan selama melakukan penelitian. Pembelajaran bertujuan membentuk manusia berbudaya, peserta didik hidup dalam pola tersebut. Peserta didikdiajar agar memiliki kemampuan dan kepribadian sesuai dengan kehidupan budaya masyarakat.(Hamalik,2011:34).

Teori belajar behaviorisme ialah teori yang mengemukan bahwa belajar adalah sebuah proses bagi manusia untuk menguasai berbagai kompetensi. Dalam


(29)

10

penelitian ini guru terlalu banyak menginginkan siswa agar memiliki berbagai kompetensi.Dari pernyataan diatas teori tersebut sangatlah tepat untuk digunakan dalam penelitian ini dikarenakan dengan adanya sangat tepat untuk melihat proses pembelajaran setiap pertemuan selama melakukan penelitian. Pembelajaran bertujuan membentuk manusia berbudaya, peserta didik hidup dalam pola tersebut. Peserta didik diajar agar memiliki kemampuan dan kepribadian sesuai dengan kehidupan budaya masyarakat.

2.2 Belajar

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya(Hamdani, 2011: 20). Perubahan ini bersifat relatif konstan dan berbekas. Proses belajar dan perubahan merupakan bukti hasil yang dari belajar itu sendiri. Belajar tidak hanya mempelajari mata pelajaran, tetapi juga penyusunan, kebiasaan, persepsi, kesenangan atau minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan lain, dan cita-cita. Seseorang dikatakan belajar apabila terjadi perubahan pada dirinya akibat adanya latihan atau pengalaman melalui interaksi dengan lingkungan.

2.3 Teori-Teori Pembelajaran

Menurut Hamalik (2011: 57-65) dalam bukunya menjelaskan bahwa:

a. Mengajar adalah upaya menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik/ siswa di sekolah.Rumusan ini sesuai dengan pendapat dalam teori pendidikan yang mementingkan mata ajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik. Dalam rumusan tersebut terkandung konsep-konsep, yaitu pembelajaran merupakan


(30)

11

persiapan di masa depan, pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan, tinjauan utama pembelajaran ialah penguasaan pengetahuan, guru dipandang sebagai orang yang sangat berkuasa, siswa selalu bersikap dan bertindak pasif, kegiatan pembelajaran hanya berlangsung dalam kelas.

b. Mengajar adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah.Rumusan ini bersifat lebih umum bila dibandingkan dengan rumusan pertama, namun antara keduanya memiliki pola pikiran yang seirama. Implikasi dari rumusan ini, yaitu pembelajaran bertujuan membentuk manusia berbudaya, pembelajaran berarti suatu proses pewarisan, bahan pembelajarn bersumber dari kebudayaan, siswa sebagai generasi muda ahli waris kebudayaan.

c. Pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik.Rumusan ini dianggap lebih maju

dibandingkan dengan rumusan terdahulu, sebab lebih menitikberatkan pada unsur peserta didik, lingkungan, dan proses belajar. Implikasi arti pengertian tersebut, yaitu pendidikan bertujuan mengembangkan atau mengubah tingkah-laku peserta didik, kegiatan pembelajaran berupa pengorganisasian lingkungan, peserta didik sebagai suatu organisme yang hidup.

d. Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga masyarakat yang baik.Rumusan ini didukung oleh para pakar yang menganut pandangan bahwa pendidikan itu berorientasi kepada kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Implikasi dari rumusan atau pengertian ini, yaitu tujuan pembelajaran, pembelajaran berlangsung dalam suasana kerja, peserta didik atau


(31)

12

siswa sebagai calon warga negara yang memiliki potensi untuk bekerja, guru sebagai pimpinan dan pembimbing bengkel kerja.

e. Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari.Pandangan ini didukung oleh para pakar yang berorientasi pada kehidupan masyarakat, sekolah dan masyarakat adalah suatu integrasi. Pendidikan adalah disini dan sekarang ini. Implikasidari pengertian di atas, yaitu tujuan pembelajaran ialah mempersiapkan siswa untuk hidup dalam masyarakatnya, kegiatan pembelajaran berlangsung dalam hubungan sekolah dan masyarakat, siswa belajar secara aktif, guru juga bertugas sebagai komunikator (Hamalik, 2011: 57-65).

2.3.1 Pengertian pembelajaran

Suyono dalam Fadlillah (2013) istilah pembelajaran berasal dari kata belajar, yaitu suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengukuhkan kepribadian. Pengertian ini lebih diarahkan kepada perubahan individu, baik menyangkut ilmu pengetahuan maupun berkaitan dengan sikap dan kepribadaian dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pembelajaran diharapankan ilmu akan bertambah, keterampilan meningkat, dan dapat membentuk akhlak mulia. Pendapat lain menyebutkan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan yang berupaya membelajarkan siswa secara terintegrasi dengan memperhitungkan faktor lingkungan belajar, karakteristik siswa, karakteristik bidang studi serta berbagai strategi pembelajaran, baik penyampaian, pengolahan, maupun pengorganisasian pembelajaran (Hamzah, 2009: 5).Berbagai uraian tentang


(32)

13

definisi pembelajaran tersebut secara umum memiliki pengertian yang sama, yaitu proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik maupun antar peserta didik. Proses interaksi ini bisa dilakukan dengan berbagai media dan sumber belajar yang menunjang keberhasilan belajar peserta didik. Oleh karenanya, pembelajaran dalam hal ini dapat didefinisikan sebagai proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik dalam rangka memperoleh pengetahuan yang baru dikehendaki dengan menggunakan media, metode dan sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan.

2.3.2 Tujuan pembelajaran

Menurut (Hamalik, (2011: 76-77), yang menjadi kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata ajaran, dan guru itu sendiri. Berdasarkan kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yang hendak dicapai, dikembangkan dan diapresiasi. Tujuan (goals) adalah rumusan yang luas mengenai hasil-hasil pendidikan yang diinginkan yaitu tujuan yang menjadi target pembelajaran dan menyediakan pilar untuk menyediakan pengalaman-pengalaman belajar, untuk merumuskan tujuan pembelajaran kita harus mengambil suatu rumusan tujuan dan menentukan tingkah laku siswa yang spesifik yang mengacu ke tujuan tersebut. Tingkah laku yang spesifik harus dapat diamati oleh guru yang ditunjukan oleh siswa, misalnya membaca lisan, menulis karangan, untuk mengoperasionalkan tujuan suatu tingkah laku harus didefinisikan dimana guru dapat mengamati dan menentukan kemajuan siswa sehubungan dengan tujuan tersebut. Suatu tujuan pembelajaran seyogianya memenuhi kriteria sebagai berikut:


(33)

14

1. Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar, misalnya dalam situasi bermain peran;

2. Tujuan medefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat diukur dan dapat diamati;

3. Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki;

2.3.3 Ciri-Ciri Pembelajaran

Ada tiga ciri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran oleh (Hamdani, 2011: 31-32), ialah:

1. Rencana, ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur, yang merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana khusus.

2. Saling ketergantungan, antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan. Tiap unsur bersifat esensial, dan masing-masing memberikan sumbangan kepada sistem pembelajaran.

3. Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Ciri ini menjadi dasar perbedaan antara sistem yang dibuat oleh manusia dan sistem ang alami (natural). Tujuan utama siswa pembelajaran agar siswa belajar. Tugas utama seorang perancang sistem ialah mengorganisasi tenaga, material, dan prosedur agar siswa belajar secara efisien dan efektif

2.4 Pengertian Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa (Hamdani, 2011: 80). Karena penyampaian itu berlangsung dalam interaksi edukatif, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan


(34)

15

siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Dengan demikian, metode pembelajaran merupakan alat untuk menciptakan proses belajar mengajar.

2.4.1 Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru (Hamdani, 2011: 157). Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Metode demonstrasi dapat dilaksanakan dalam situasi kegiatan pembelajaran yang bersifat normal, magang, atau latihan bekerja, serta materi pelajaran yang berbentuk keterampilan gerak. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri misalnya pada pembelajaran gerak olah tubuh.

2.4.2. Kelebihan Metode Demonstrasi

Menurut Wetty, (2011: 16-18), sebagai suatu metode pembelajaran, demonstrasi memiliki beberapa kelebihan diantaranya:

a. Melalui metode demonstrasi guru dapat menunjukan suatu standar penampilan. b. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar,

tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.

c. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.


(35)

16

d. Menumbuhkan motivasi siswa tentang latihan atau praktik yang dilaksanakan. e. Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada siswa dapat dijawab

lebih teliti saat proses demonstrasi.

2.4.3 . Kelemahan Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya:

a. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak.

b. Demonstrasi menjadi kurang efektif apabila tidak diikuti dengan aktivitas yang melibatkan para siswa untuk ikut bereksperimen dan menjadikan aktivitas itu sebagai pengalaman pribadi.

c. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional

d. Demonstrasi memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.

2.4.4. Langkah-Langkah Menggunakan Metode Demonstrasi 1) Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan

a. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir


(36)

17

b. Persiapkan garis besar langkah-langkah demostrasi yang akan dilakukan c. Lakukan uji coba demostrasi

2) Tahap Pelaksanaan

Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya :

a. Langkah Pembukaan

• Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang di demonstrasikan.

• Kemukakantujuan apa yang harus dicapai siswa.

• Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa. b. Langkah Pelaksanaan Demonstrasi

• Mulailah demostrasi dengan kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir.

• Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.

• Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memperhatikan reaksi seluruh siswa.

• Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi.

c. Langkah Mengahiri Demonstrasi

Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran.


(37)

18

2.5 Tari dan Seni Tari

Seni menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki pengertian: (1) halus, kecil, tipis, lembut, mungil, elok; (2) keahlian membuat karya yang bermutu; (3) kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi. Suzzane dalam Mustika (2012) menyatakan seni merupakan penciptaan wujud-wujud yang merupakan simbol dari perasaan manusia. Seni merupakan gagasan manusia yang diekspresikan melalui pola kelakuan tertentu sehingga menghasilkan karya yang indah dan bermakna. Artinya, seni lebih berbicara tentang penuangan suatu gagasan atau ekspresi jiwa manusia yang di implementasikan menjadi sebuah karya dengan tujuan untuk menyampaikan suatu gagasan kepada penikmatnya.

Tari adalah anggitan ritme atau gerak yang terpola (F. X.Widaryanto, 2007: 4). Gerak yang dimaksud adalah gerak yang tidak saja sembarang bergerak namun mempunyai pola tertentu sehingga membentuk suatu komposisi. Tari disebut sebagai seni yang paling tua. Artinya, unsur terpenting dalam tari adalah gerak, namun berbeda dengan gerak yang dilakukan manusia sehari-hari. Gerak yang dimaksud dalam tari merupakan gerak murni yang sudah distilasi menjadi gerak yang mempunyai makna.

Banyak pakar tari mencoba mendeskripsikannya menurut sumber budaya yang menjadi tujuan difiitif sebagai dasar keindahan. Konsep tari di sini dipilih dan disarikan atas dasar keperluan dalam tulisan ini.

Dalam Mustika (2012), tari merupakan ungkapan ekspresi jiwa yang berbentuk gerakan tubuh. Seni tari adalah keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dalam bentuk gerak tubuh yang diperhalus melalui estetika. Hawkins


(38)

19

dalam Mustika (2012) menyatakan tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta. Tidak jauh berbeda dengan pendapat Soedarsono yang menyatakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerak ritmis yang indah.Seni tari merupakan gerak tubuh manusia yang terangkai yang berirama sebagai ungkapan jiwa atau ekspresi manusia yang di dalamnya terdapat unsur keindahan gerak, ketepatan irama, dan ekspresi. Dalam tari juga dikenal dengan wiraga(tubuh),wirama (irama), wirasa (penghayatan), dan wirupa (wujud). Keempat unsur tersebut merupakan satu ikatan yang membentuk harmoni.

2.6 Stimulus

Stimulus merupakan rangsangan dari dalam diri seseorang yang mendorong terjadinya kegiatan. Dalam sistem pembelajaran stimulus juga merupakan rangsangan yang diberikan guru atau pengajar kepada muridnya, agar terjadi interaksi didalam proses pembelajaran, khususnya pembelajaran olah tubuh.

Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun perilakunya (gerakan anggota tubuh). Tubuh manusia akan terlihat kelenturannya apabila sering melakukan olah tubuh. Hal tersebut sangatlah diperlukan oleh manusia pada umumnya supaya gerak tubuhnya tidak terlihat kaku. Oleh karena itu perlu adanya suatu daya atau kekuatan penggerak di dalam tubuh dan dipertegas oleh perilaku fisik sehingga lebih mudah untuk mengungkapkan diri.Latihan-latihan anggota tubuh seharusnya perlu dilakukan sejak usia dini,baik


(39)

20

kekuatannya maupun kelenturannya. Kelenturan gerakan anggota tubuh akan mempertegas makna komunikasi supaya dapat dipahami.

2.7 Gerak

Gerak dalam tari merupakan bentuk reaksi spontan dari batin manusia yang dapat membentuk suatu rangkaian gerak, apabila ditata dengan memperhatikan unsur ruang, waktu, estetika, dan didukung dengan irama musik, maka dapat membentuk suatu gerak tari (Mustika, 2012: 39). Gerak adalah dasar ekspresi yang ditemui sebagai ekspresi dari semua pengalaman emosional yang diekspresikan lewat medium yang tidak rasional, yakni gerakan tubuh atau gerakan seluruh tubuh.Sebagaimana diketahui dalam bahasa sehari-hari, sebagai upaya komunikasi dapat dijumpai melalui gerak. Bagaimana komunikasi tersebut adalah menjadi wilayah studi penata tari. Gerak adalah bahasa komunikasi yang luas,dan variasi dari berbagai kombinasi unsur-unsurnya terdiri beribu-ribu ‘kata” gerak juga dalam konteks tari gerak sebaiknya dimengerti sebagai makna dalam kedudukan dengan lainnya (Smith, 1985:16).

2.8 Kegiatan Intrakurikuler

Kegiatan intrakurikuler merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh setiap siswa. Kegiatan intrakurikuler bersifat mengikat. Program intrakurikuler berisi berbagai kemampuan dasar dan kemampuan minimal yang harus dimiliki siswa di suatu tingkat sekolah (lembaga pendidikan). Oleh karenanya maka keberhasilan pendidikan ditentukan oleh pencapaian siswa pada tujuan kegiatan intrakurikuler ini.


(40)

21

1. Waktu Pelaksanaan

Apabila ditinjau dari waktu pelaksanaan waktu untuk kegiatan intrakurikuler pasti dan tetap. Dilaksanakan sekolah secara terus menerus setiap hari sesuai dengan kalender akademik.

2. Sasaran dan Tujuan Program

Sebagai kegiatan inti persekolahan yang wajib diikuti oleh seluruh siswa, kegiatan kurikuler memiliki sasaran dan tujuan. Kegiatan kurikuler berhubungan dengan kegiatan untuk menumbuhkan kemampuan akademik siswa.

3. Teknis Pelaksanaan

Teknis pelaksanaan kegiatan kurikuler, sebagai kegiatan inti persekolahan, sangatlah ketat dan teratur, dengan struktur program yang pasti sesuai kalender akademik. Kegiatan kurikuler berada di bawah tanggungjawab guru bidang studi atau guru kelas.

4. Evaluasi dan kriteria Keberhasilan

Keberhasilan kegiatan kurikuler ditentukan oleh keberhasilan siswa dalam menguasai kompetensi yang sesuai dengan kurikulum yang diberlakukan oleh sekolah. Evaluasi keberhasilan pencapaian ditentukan dengan menggunakan tes.


(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan alasan data yang ada dalam penelitian bersifat kualitatif dan diwujudkan dalam bentuk keterangan serta gambaran tentang kejadian atau kegiatan secara menyeluruh, konseptual dan bermakna. Serta proses berfikir bertolak dari hasil pengamatan dan pengumpulan fakta, sehingga analisisnya.

Penelitian ini menggambarkan tentang olah tubuh yang digunakan dalam stimulus gerak tari sehingga dapat mendasari atau dapat menjadifondasi penguasaan gerak tari. Menceritakan hasil latihan olah tubuh dalam pencapaian yang diharapkan, serta menghubungkan dengan keberhasilan siswa dalam menguasai gerak tari yang didasari dengan teknik gerak olah tubuh.

3.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa dan guru pada saat proses pembelajaran yang sedang berlangsung dikelas VII SMP Negeri 3 Tumijajar tahun ajaran 2016.


(42)

3.2.1 Data Penelitian

a. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII yang berjumlah 30 siswa.

b. Objek Penelitian

Objek yang dipakai dalam penelitian ini adalah gerak olah tubuh sebagai stimulus dalam pembelajaran seni tari.

c. Responden

Responden dalam penelitian ini adalah guru seni dan budaya di SMP Negeri 3 Tumijajar.

3.2.2 Klasifikasi Sumber Data

a. Person(orang) : peneliti dan peserta didik di sekolah SMP Negeri 3 Tumijajar

b. Paper(kertas) : surat izin penelitian pendahuluan, surat izin penelitian c. Place(tempat) : SMP Negeri 3 Tumijajar.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2012: 308). Maka pengumpulan data merupakan pekerjaan yang penting dalam penelitian. Dalam penelitian ini ada empat teknik pengumpulan data yaitu:

3.3.1 Observasi

Obsevasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Margono, 2010:158). Observasi


(43)

dilakukan sebelum studi pendahuluan untuk mengetahui masalah yang akan diteliti, dan mengetahui keadaan subyek penelitian yang sebenarnya. Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya.

Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang pembelajaran olah tubuh di SMP Negeri 3 Tumijajar.

3.3.2 Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2012: 194).

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melaksanakan wawancara perlu menyiapkan instrumen penilaian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif setiap responden diberi pertanyaan yang sama dan peneliti mencatatnya. Langkah-langkah wawancara dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Wawancara dilakukan kepada narasumber seperti guru seni budaya SMP Negeri 3 Tumijajar beserta siswa yang mengikuti kegiatan praktik dikelas. b. Menyiapkan pokok-pokok permasalahan sebagai bahan wawancara kepada


(44)

6

c. Mengawali dan membuka wawancara dengan menanyakan biodata narasumber.

d. Mengkonfirmasi hasil wawancara dan mengakhirinya. e. Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.

f. Mengakhiri tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.

Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan untuk memperoleh data secara langsung berupa informasi tentang stimulus olah tubuh dalam tarimenggunakan metode demonstrasi pada kegiatan belajar mengajar dikelas. Wawancara ditujukan kepada guru seni budaya dan siswa, alat bantu yang digunakan berupa alat tulis.

3.3.3 Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:274), dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat legger, agenda dan sebagainya.

Data yang diperoleh dari teknik dokumentasi ini berupa data sekolah seperti profil sekolah, jumlah siswa dan kelas serta foto kegiatan pembelajaran olah tubuh sebagai stimulus gerak tari dari awal hingga akhir pertemuan.

3.4 Instrumen Penilaian

3.4.1. Tes Praktik

Perolehan data tentang hasil belajar olah tubuh pada siswa yang mengikuti kegiatan belajar dikelas digunakan tes praktik perbuatan/produk gerak-gerak olah tubuh yang dilakukan siswa sebagai hasil belajar digunakan instrumen yang berupa lembar pengamatan tes praktik.Berikut adalah lembar pengamatan tes praktik pada stimulus olah tubuh yang diberikan.


(45)

Tabel 3.1 Lembar Pengamatan Tes Praktik PadaOlah TubuhSebagai Stimulus Aspek yang

dinilai Deskriptor Skor

Teknik Gerak (Wiraga)

Siswa dapat mempraktikkan gerak olah tubuh

dengan sangat baik. 5

Siswa dapat mempraktikkan gerak olah tubuh

dengan baik. 4

Siswa dapat mempraktikkan gerak olah tubuh

dengan cukup baik. 3

Siswa dapat mempraktikkan gerak olah tubuh

dengan kurang baik 2

Siswa dapat mempraktikkan gerak olah tubuh

dengan tidak baik. 1

(Sardiman, 2012: 110)

Cara yang digunakan dalam menganalisis data hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengumpulkan data serta merangkum data yang diperoleh. 2. Memeriksa kembali hasil data yang telah diperoleh.

3. Memberikan skor perolehan dari penilaian proses dalam praktikolah tubuh. 4. Menentukan nilai persentase evaluasi, dengan menggunakan rumus :

N = skor perolehan x 100 % skor maksimal

Tabel 3.2 Penentuan Patokan Dengan Penghitungan Skor Untuk Skala Lima Keterangan Skor Skala Baik Sekali Baik Cukup Kurang Gagal 85100

75 - 84 60 - 74 40 - 59 039 5

4 3 2 1


(46)

8

3.5 Teknik Analisis Data

Setelah data tentang olah tubuh sebagai stimulus gerak tari terkumpul, langkah yang selanjutnya adalah analisis data. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagaisumber, yaitu: wawancara, pengamatan yang sudah tertulis dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya.

Proses analisis data melalui beberapa tahapan, yang nantinya akan dimulai dari proses penyusunan dan analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan dan setelah selesai dilapangan. Mengingat data yang diperoleh bersifat kualitatif, maka data tersebut dianalisis secara kualitatif.

Adapun proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data tentang olah tubuh yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara yang dilakukan dengan nara sumber, pengamatan yang sudah dituliskan termasuk kriteria penyampaian prestasi siswa untuk mengetahui dampak latihan olah tubuh sebagai stimulus gerak tari, observasi lapangan pada saat latihan dan melakukan teknik gerakolah tubuh, dokumen-dokumen tentang latihan olah tubuh, gambar atau foto tentang teknik gerak olah tubuh yang dipelajari oleh siswa SMP Negeri 3 Tumijajar.

Langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat abstraksi tentang latihan olah tubuh sebagai stimulus gerak tari. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan perlu dijaga sehingga tetap berada didalamnya.


(47)

Langkah berikutnya adalah penyusunan dalam satuan-satuan kemudian dikategorikan pada langkah berikutnya. Maka untuk lebih jelasnya akan dijabarkan pada bagan di bawah ini:

Penyusunan

1. Observasi 2. Wawancara 3. Dokumentasi 4. Dokumen

. Foto

DATA Reduksi

Data


(48)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dalam pembelajaran dan pembahasan yang telah dilakukan oleh guru, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru selama proses

pembelajaran olah tubuh sebagai stimulus gerak tariyang berlangsung selama delapan kali pertemuan, yaitu metode pemodelan dengan membawa semua siswa ke dalam ruang kelas untuk melakukan pembelajaran olah tubuh, dan guru menjadi model untuk memperagakan gerakolah tubuh.

2. Demonstrasi dengan guru memperagakan ragam gerakmulisigerdan

gerak-gerak olah tubuh serta meminta siswa untuk mengikuti secara bersama-sama, dan latihan, yaitu dengan setiap siswa secara bersama menarikan muli siger dengan menggunakan iringan musik. Metode pemodelan terlihat lebih efektif bagi siswa dikarenakan siswa yang mengikuti kegiatan intrakurikuler tari lebih termotivasi dengan guru yang memperagakan gerakan pada muli dengan baik. Sehingga semua siswa berantusias untuk berlatih supaya dapat menari muli siger dengan baik.


(49)

3. Dan hasil pembelajaran olah tubuh sebagai stimulus gerak tari pada siswa yang mengikuti kegiatan intrakurikuler seni tari di SMP Negeri 3 Tumijajar dengan kriteria baik, karena siswa mampu menarikanmuli siger.

4. Pembelajaran olah tubuh sangat berpengaruh terhadap gerak tari. Hal ini Dapat dilihat berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan selama delapan pertemuan. Sebelum diberikan pembelajaran olah tubuh, kemampuan siswa dalam melakukan gerak Tari Muli Siger termasuk dalam kategori Cukup dengan skor total rata-rata sebesar 68,67. Setelah diberikan pembelajaranolah tubuh, terdapat peningkatan kemampuan siswa dalam melakukan gerak Tari Muli Siger yaitu dengan skor total rata-rata hasil penilaian sebesar 78,80 dan termasuk dalam kategori baik.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan tersebut, penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Untuk siswa diharapkan lebih meningkatkan volume latihan gerakanolah tubuh, agar kemampuan dalam melakukan gerakan tari menjadi lebih baik.

2. Untuk guru khususnya guru mata pelajaran seni tari, diharapkan dapat memberikan pembelajaran gerakolah tubuhdengan menyesuaikan gerak tari yang akan diajarkan.

3. Untuksekolah, diharapkan dapat memberikan fasilitas tambahan untuk mendukung kegiatan pembelajaran seni tari.


(50)

. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi untuk

penelitian selanjutnya atau penelitian serupa sebagai pengembangan dari penelitian ini.


(51)

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi. 2012. Metodologi Penelitian. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Andi Prastowo. 2011. Metode Penelitian dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Ar-Ruzz Media: Yogyakarta.

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta

Fadillah. 2013. Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI. Ar-ruzz Media. Yogyakarta.

H. Fuad Ihsan. 2008. Dasar-dasar Kependidikan. Rineka Cipta.Jakarta. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. CV Pustaka Setia. Bandung. Hamid Darmadi. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung. Hamzah. 2009. Belajar dan Pembelajaran. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Juni Hartono. 2015. http://walpaperhd99.blogspot.co.id. Bentuk Latihan Kekuatan & Daya Tahan (Contoh Bentuk Latihan Kekuatan & Daya Tahan) di akses 8 Agustus 2016 pada pukul 21.38 WIB. (internet).

Margono. 2010. Metode Penenelitian Pendidikan. CV Pustaka Setia. Bandung. Moh. Nazir. 1999. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Moh.Sholeh Hamid. 2011. Metode Edutrainment. Diva Press. Yogyakarta.

Ni Nyoman Wetty S. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia. Universitas Lampung. Lampung.

Oemar Hamalik. 2011. Kurikulumdan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta. Prayitno. 1990. Pengantar Pendidikan Seni Tari. Depdikbud Dirjen Dikti. Jakarta. Rosjid, Abdurahman.1979. Seni Tari III. Angkasa. Bandung.


(52)

Sardiman. 2012. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Press. Jakarta. Sidik Nugroho. 2013. Olah Tubuh 2. Direktorat Pembinaan SMK. Jakarta.

Silberman. 2013. Pembelajaran Aktif 101 Strategi untuk Mengajar Secara Alam. Permata Puri Media. Jakarta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung. Suprapto. 2007. Seni Budaya. Erlangga. Demak.


(1)

Langkah berikutnya adalah penyusunan dalam satuan-satuan kemudian dikategorikan pada langkah berikutnya. Maka untuk lebih jelasnya akan dijabarkan pada bagan di bawah ini:

Penyusunan

1. Observasi 2. Wawancara 3. Dokumentasi 4. Dokumen . Foto

DATA Reduksi

Data


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dalam pembelajaran dan pembahasan yang telah dilakukan oleh guru, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru selama proses

pembelajaran olah tubuh sebagai stimulus gerak tariyang berlangsung selama delapan kali pertemuan, yaitu metode pemodelan dengan membawa semua siswa ke dalam ruang kelas untuk melakukan pembelajaran olah tubuh, dan guru menjadi model untuk memperagakan gerakolah tubuh.

2. Demonstrasi dengan guru memperagakan ragam gerakmulisigerdan

gerak-gerak olah tubuh serta meminta siswa untuk mengikuti secara bersama-sama, dan latihan, yaitu dengan setiap siswa secara bersama menarikan muli siger dengan menggunakan iringan musik. Metode pemodelan terlihat lebih efektif bagi siswa dikarenakan siswa yang mengikuti kegiatan intrakurikuler tari lebih termotivasi dengan guru yang memperagakan gerakan pada muli dengan baik. Sehingga semua siswa berantusias untuk berlatih supaya dapat menari muli siger dengan baik.


(3)

3. Dan hasil pembelajaran olah tubuh sebagai stimulus gerak tari pada siswa yang mengikuti kegiatan intrakurikuler seni tari di SMP Negeri 3 Tumijajar dengan kriteria baik, karena siswa mampu menarikanmuli siger.

4. Pembelajaran olah tubuh sangat berpengaruh terhadap gerak tari. Hal ini Dapat dilihat berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan selama delapan pertemuan. Sebelum diberikan pembelajaran olah tubuh, kemampuan siswa dalam melakukan gerak Tari Muli Siger termasuk dalam kategori Cukup dengan skor total rata-rata sebesar 68,67. Setelah diberikan pembelajaranolah tubuh, terdapat peningkatan kemampuan siswa dalam melakukan gerak Tari Muli Siger yaitu dengan skor total rata-rata hasil penilaian sebesar 78,80 dan termasuk dalam kategori baik.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan tersebut, penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Untuk siswa diharapkan lebih meningkatkan volume latihan gerakanolah

tubuh, agar kemampuan dalam melakukan gerakan tari menjadi lebih baik.

2. Untuk guru khususnya guru mata pelajaran seni tari, diharapkan dapat memberikan pembelajaran gerakolah tubuhdengan menyesuaikan gerak tari yang akan diajarkan.

3. Untuksekolah, diharapkan dapat memberikan fasilitas tambahan untuk mendukung kegiatan pembelajaran seni tari.


(4)

. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian selanjutnya atau penelitian serupa sebagai pengembangan dari penelitian ini.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi. 2012. Metodologi Penelitian. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Andi Prastowo. 2011. Metode Penelitian dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Ar-Ruzz Media: Yogyakarta.

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta

Fadillah. 2013. Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI. Ar-ruzz Media. Yogyakarta.

H. Fuad Ihsan. 2008. Dasar-dasar Kependidikan. Rineka Cipta.Jakarta. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. CV Pustaka Setia. Bandung. Hamid Darmadi. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung. Hamzah. 2009. Belajar dan Pembelajaran. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Juni Hartono. 2015. http://walpaperhd99.blogspot.co.id. Bentuk Latihan Kekuatan & Daya Tahan (Contoh Bentuk Latihan Kekuatan & Daya Tahan) di akses 8 Agustus 2016 pada pukul 21.38 WIB. (internet).

Margono. 2010. Metode Penenelitian Pendidikan. CV Pustaka Setia. Bandung. Moh. Nazir. 1999. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Moh.Sholeh Hamid. 2011. Metode Edutrainment. Diva Press. Yogyakarta.

Ni Nyoman Wetty S. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia. Universitas Lampung. Lampung.

Oemar Hamalik. 2011. Kurikulumdan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta. Prayitno. 1990. Pengantar Pendidikan Seni Tari. Depdikbud Dirjen Dikti. Jakarta. Rosjid, Abdurahman.1979. Seni Tari III. Angkasa. Bandung.


(6)

Sardiman. 2012. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Press. Jakarta. Sidik Nugroho. 2013. Olah Tubuh 2. Direktorat Pembinaan SMK. Jakarta.

Silberman. 2013. Pembelajaran Aktif 101 Strategi untuk Mengajar Secara Alam. Permata Puri Media. Jakarta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung. Suprapto. 2007. Seni Budaya. Erlangga. Demak.