Multi Class SVM Support Vector Machine SVM

2.4.1 Multi Class SVM

Mengklasifikasikan lebih dari dua kelas atau multi class SVM yaitu dengan menggabungkan beberapa SVM biner atau menggabungkan semua data yang terdiri dari beberapa kelas kedalam sebuah bentuk permasalahan optimasi. Dengan penggabungan kedua dimana menggabungkan beberapa kelas sekaligus mengalami optimasi yang lebih rumut. Berikut ini adalah metode umum digunakan untuk mengimplementasikan multi class SVM Krisantus 2007 : 1. Metode ”One-Against-All” Dengan metode ini, dibangun k buah model SVM biner k adalah jumlah kelas. Setiap model klasifikasi ke-i dilatih dengan menggunakan keseluruhan data, untuk mencari solusi permasalahan 2.5. Contohnya, terdapat permasalahan klasifikasi dengan 4 buah kelas. Untuk pelatihan digunakan 4 buah SVM biner seperti pada tabel 2.15 dan penggunannya dalam mengklasifikasi data baru dapat dilihat pada 5. 2. 5 Tabel 2. 16 Contoh 4 Class SVM biner dengan metode One-agains-all y=1 y=-1 hipotesis Kelas 1 Bukan kelas 1 f 1 x = w1 x + b1 Kelas 2 Bukan kelas 2 f 2 x = w2 x + b2 Kelas 3 Bukan kelas 3 f 3 x = w3 x + b3 Kelas 4 Bukan kelas 4 f 4 x = w4 x + b4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 2. 2 Contoh Klasifikasi dengan metode One-against-all 2. Metode ”One-Against-One” Membangun � �− buah model klasifikasi biner adalah jumlah kelas. Setiap model klasifikasi dilatih pada data dari dua kelas. Untuk solusi kelas ke –i dan kelas ke-j 2.6 2. 6 Selesai pengujian untuk menetukan data tes masuk kelas mana dilakukan pengujian dengan metode voting Tabel 2. 17 Contoh 4 SVM biner dengan metode One-against-one y=1 y=-1 hipotesis Kelas 1 Kelas 2 f 12 x = w12 x + b12 Kelas 1 Kelas 3 f 13 x = w13 x + b13 Kelas 1 Kelas 4 f 14 x = w14 x + b14 Kelas 2 Kelas 3 f 23 x = w23 x + b23 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Kelas 2 Kelas 4 f 24 x = w24 x + b24 Kelas 3 Kelas 4 f 34 x = w34 x + b34 Gambar 2. 3 Contoh klasifikasi dengan metode One-against-one Jika data ke- i dimasukkan kedalam fungsi hasil pelatihan x = x + b dan hasilnya kelas i maka suara untuk kelas i ditambahkan satu ini bila kelas ke i lebih banyak dari kelas lainnya. Jika kelas ke i ada dua yang sama besar atau sama maka akan kelas lebih kecil adalah kelas milik data ke i tersebut. Dapat dilihat pada gambar 2.3 . 3. Metode DAGSVM Directed Acyclic Graph Support Vector Machine Pelatihan dengan menggunakan metode ini sama dengan metode one-against-one, yaitu dengan membangun � �− buah model klasifikasi SVM biner. Akan tetapi, pada saat pengujian digunakan binary directed acyclic graph. Setiap node merupakan model SVM biner dari kelas ke-i dan kelas ke-j. Pada saat memprediksi kelas data pengujian, maka hipotesis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dievaluasi mulai dari simpul akar, kemudian bergerak ke kiri atau ke kanan tergantung nilai output dari hipotesi. Tabel 2. 18 Contoh 6 SVM biner dengan metode DAGSVM y=1 y=-1 hipotesis Bukan Kelas 2 Bukan Kelas 1 f 12 x = w12 x + b12 Bukan Kelas 3 Bukan Kelas 1 f 13 x = w13 x + b13 Bukan Kelas 4 Bukan Kelas 1 f 14 x = w14 x + b14 Bukan Kelas 3 Bukan Kelas 2 f 23 x = w23 x + b23 Bukan Kelas 4 Bukan Kelas 2 f 24 x = w24 x + b24 Bukan Kelas 4 Bukan Kelas 3 f 34 x = w34 x + b34 Gambar 2. 4 Contoh 6 SVM biner dengan metode DAGSVM 2.5 Evaluasi Pengujian Sistem Precision dan recall baik digunakan dalam mengevaluasi hasil dari suatu algoritma pengenalan pola. Precision adalah suatu ukuran keakuratan pola sedangkan recall adalah suatu ukuran kelengkapan Dr. Kekre. HB, dkk, 2011 Precision pada dasarnya adalah sebuah ukuran dari pemerolehan dokumen yang relevan pada suatu pencarian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Recall seperti yang disebutkan sebelumnya adalah ukuran suatu kelengkapan. Recall pada dasamya adalah probabilitas dari dokumen relevan yang dikembalikan dari suatu query. Pada binary classification, recall dapat juga disebut sensitivitas. Rumus perhitungan dari precision dan recall dapat dilihat sebagai berikut: � � = |{ } ∩ { � ℎ}| { � ℎ} 2. 7 = |{ } ∩ { � ℎ}| { } 2. 8 Dalam konteks klasifikasi, beberapa istilah seperti true positif tp, false positif fp, true negatif tn dan false negatif fn sering digunakan untuk membandingkan klasifikasi dari suatu objek dengan kelas yang sesungguhnya. perhitungan Precision dan recall bisasanya mengacu pada true positif dengan rumus perhitungan sebagai berikut : � � = � � � � + � � 2. 9 = � � � � + � 2. 10 = � � � � + � + � � + � 2. 11 25

BAB III ANALISIS DAN DESAIN

Bab ini berisi analisis dan rancangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini meliputi diskripsi sistem, data, penyimpanan data, struktur data, dari sistem.

3.1 Diskripsi sistem

Sistem yang dibangun merupakan sebuah sistem pemerolehan informasi, yang mempunyai fungsi untuk melakukan identifikasi makna kata sabar pada sebuah Karya Sastra Indonesia. Proses idenfikasi atau klasifikasi menggunakan metode Support Vector Machine SVM kenel