Algoritma Program Entity Relationship Diagram ERD

b. Sistem Testing : digunakan untuk melakukan pengecekan data hasil prediksi hari ini dari data hasil pelatihanTraining dengan data riil yang ada di website resmi Bank Indonesia. c. Sistem Prediksi : Digunakan untuk memprediksi nilai mata uang yang akan dihasilkan. Baik sistem pelatihan Training ataupun sistem prediksi memiliki proses pengolahan data tersendiri. Untuk sistem pelatihan meliputi proses normalisasi data, kemudian proses training dengan Quickpropagation, setelah itu akan dilakukan proses update bobot dan perhitungan error yang kemudian akan digunakan untuk sistem prediksi. Di sistem prediksi juga terdapat beberapa proses. Yang pertama adalah proses feedforward, lalu proses update bobot serta perhitungan error yang baru, kemudian proses denormalisasi dari data-data hasil prediksi untuk mendapatkan hasil prediksi mata uang tersebut. Untuk garis besar program adalah user akan meng-inputkan nilai dari kurs jual serta kurs beli hari ini dari mata uang yang akan diprediksi. Kemudian inputan tersebut akan melewati proses normalisasi agar diperoleh nilai yang sesuai untuk penghitungan fungsi aktivasi. Setelah itu sistem akan men-training dengan menggunakan JST dari data yang telah ada, sehingga diperoleh bobot JST baru dari hasil Training yang kemudian disimpan menjadi suatu bentuk file baru untuk data prediksi. Kemudian sistem akan masuk ke proses utama, yaitu prediksi kurs mata uang yang nantiny hasil prediksi akan di-denormalisasi sehingga diperoleh nilai kurs beli dan kurs jual esok hari yang valid. Hasil dari prediksi bisa berupa hasil per hari ataupun hasil dari range tanggal tertentu sesuai dengan yang user inginkan. START Input Nilai Mata Uang Normalisasi Bobot JST Hasil Training Trainer JST Sistem Prediksi END Denormalisasi Gambar 3.2. Diagram Alir Program. Gambar diatas adalah diagram alir program secara umum, yang dimana masing-masing proses juga memiliki algoritma tersendiri. Sedangkan untuk detail algoritma dari sistem Trainer JST ini meliputi inputan-inputan dari MGF, Laju Error, serta Error Toleransi yang akan disertakan di input data. Gambar 3.3. Algoritma Trainer JST. Sebelum masuk ke proses-proses yang ada di sistem, data akan melewati kondisi-kondisi yang disesuaikan dengan inputan sehingga didapatkan inputan yang tepat pada tiap proses. Proses dalam Trainer JST adalah proses Feedforward, proses Quickpropagation, dan proses update bobot dan perhitungan error. Proses Feedforward adalah proses tahap maju dimana di antara lapisan masukan dan keluaran, terdapat satu atau lebih lapisan tersembunyi hidden layer. Hubungan antar lapisan berlangsung satu arah. Gambar 3.4. Algoritma Feedforward. Kemudian pada proses Quickpropagation merupakan metode yang dgunakan untuk melakukan proses pelatihan training pada sistem prediksi mata uang ini. Data-data yang digunakan pada perhitungan metode Quickpropagation ini sudah di-normalisasi terlebih dahulu dan kemudian menggunakan feedforward untuk selanjutnya dilakukan proses ini. Pada proses Quickpropagation dilakukan pendekatan dengan asumsi bahwa masing-masing bobot penghubung tidak terpengaruh oleh bobot yang lain. Gambar 3.5. Algoritma Quickpropagation. Sedangkan pada proses update bobot dan perhitungan error merupakan proses akhir dari sistem Trainer JST. Hasil dari perhitungan proses ini merupakan bobot baru yang akan dijadikan acuan pada perhitungan sistem prediksi mata uang. Hasil bobot-bobot yang baru akan disimpan menjadi file extension baru yaitu berformat .JST, yang dimana file tersebut memuat data dari masing-masing mata uang. Untuk perhitungan error-nya disesuaikan dengan inputan user yang telah ditetapkan sewatu user menginputkan di program, dan merupakan hasil paling minimal dari error yang ditentukan. Gambar 3.6. Algoritma Update Bobot dan Perhitungan Error. Setelah proses sistem pelatihan Trainer JST selesai, akan masuk ke proses utama berikutnya, yaitu proses sistem prediksi. Di proses utama ini user dapat melakukan prediksi kurs mata uang dari mata uang tertentu untuk keesokan hari dan juga untuk range tanggal tertentu. Data-data yang dipakai merupakan bobot-bobot baru yang telah di-update dari sistem pelatihan Trainer JST serta data-data kurs mata uang yang telah di-normalisasi. Disini user hanya perlu memasukkan data kurs mata uang, yaitu kurs jual dan kurs beli hari ini. Kemudian sistem akan melakukan prediksi berdasarkan data-data yang telah diproses lalu data-data tersebut akan di-denormalisasi sehingga tercipta data kurs mata uang yaitu kurs jual dan kurs beli hari esok ataupun pada range tanggal tertentu yang valid. Gambar 3.7. Diagram Alir sistem prediksi. Hasil_Prediksi_Mata_Uang Hasil_Pelatihan Data_Mata_Uang_Baru Data_Fluktuasi_Mata_Uang Sistem_JST_Peramalan_Kurs_ Mata_Uang + Bursa_Efek

3.5.1. Context diagram

Context diagram berfungsi memetakan model lingkungan menggambarkan hubungan antara entitas luar, masukan dan keluaran sistem, yang direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem. DFD levelled menggambarkan sistem sebagai jaringan kerja antara fungsi yang berhubungan satu sama lain dengan aliran dan penyimpanan data, model ini mampu memodelkan sistem dari sudut pandang fungsi. Gambar 3.8. Context Diagram Sistem JST Peramalan Kurs Mata uang.

3.5.2. Diagram Aliran Data Data Flow Diagram

Diagram aliran data DFD dari sistem prediksi kurs mata uang terdiri dari 2 bagian utama, yaitu: Sistem Pelatihan Quickpropagation dan Sistem Prediksi Kurs Mata Uang. Gambar 3.9 menunjukkan DFD level 0 dari Sistem JST Peramalan Kurs Mata uang. Gambar 3.9. DFD Level 0 Sistem JST Peramalan Kurs Mata Uang. Sistem Pelatihan Quickpropagation dijabarkan lebih lanjut dengan DFD level 1 yang ditunjukkan pada gambar 3.10. Training data set terdiri nilai mata uang . Training data set akan mengalami preprocessing berupa normalisasi nilai mata uang itu sendiri yang akan dijadikan sebagai input untuk proses training yang menggunakan jaringan syaraf tiruan quickpropagation. Setelah proses training selesai, akan dihasilkan nilai bobot jaringan syaraf tiruan yang disimpan ke dalam file. File ini nantinya akan digunakan di dalam proses sistem prediksi kurs mata uang. Gambar 3.10. DFD Level 1Sistem Pelatihan Quickpropagation. Sedangkan penjabaran lebih lanjut dari Sistem Prediksi Kurs Mata Uang yang berupa DFD level 1 ditunjukkan pada gambar 3.11. Gambar 3.11. DFD Level 1 Sistem Prediksi Kurs Mata Uang. User memasukkan data nilai mata uang yang akan diprediksi. Nilai mata uang masukkan ini akan melalui proses preprocessing. Setelah didapatkan nilai inputan, maka inputan ini akan digunakan pada proses JST, proses ini sampai pada tahap maju feedforward. Pada proses JST nilai bobot diambil dari file yang berisi nilai bobot hasil dari pelatihan sebelumnya.

3.6. Entity Relationship Diagram ERD

Entity Relationship Diagram atau ERD merupakan suatu model untuk menjelaskan hubungan antar data dalam basis data berdasarkan objek-objek dasar data yang mempunyai hubungan antar relasi. ERD juga untuk untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data, untuk menggambarkannya digunakan beberapa notasi dan simbol. memproses mengambil mengakses memakai t_mata_uang nama kode lambang pi VA20 VA10 VA10 M kode pi t_transaksi id_transaksi tanggal no_valas kurs_jual kurs_beli pi I D I F F M id_transaksi pi t_jst id_jst tgl_jst valas_jst kurs_jual_jst kurs_beli_jst pi I D VA20 F F M id_jst pi t_prediksi id_prediksi tgl_prediksi valas_prediksi kurs_jual_prediksi kurs_beli_prediksi pi I D VA20 F F M id_prediksi pi user id_user nama_user username password otoritas pi I VA20 VA20 VA10 VA20 M id_user pi a. Conceptual Data Model CDM Gambar 3.12. CDM Sistem Peramalan Kurs Mata Uang. FK_T_TRANSA_MEMPROSES_T_MATA_U FK_T_REPORT_MENGAMBIL_T_JST FK_T_REPORT_MENGAMBIL_T_PREDIK FK_T_TRANSA_MENGAKSES_USER FK_T_PREDIK_MEMAKAI_USER t_mata_uang na ko ma de lambang varchar20 varchar10 varchar10 pk t_transaksi id_transaksi kode id_user tanggal no_valas kurs_jual kurs_beli int varchar10 int datetime int float float pk fk1 fk2 t_jst id_jst tgl_jst valas_j kurs_j kurs_b st ual_jst eli_jst int datetime varchar20 float float pk t_prediksi id_prediksi id_user tgl_prediksi valas_prediksi kurs_jual_prediksi kurs_beli_prediksi int int datetime varchar20 float float pk fk user id_user nama_user username password otoritas int varchar20 varchar20 varchar10 varchar20 pk t_report id_jst id_prediksi valas_report tgl_report kurs_jual_report kurs_beli_report int int varchar20 datetime float float pk,fk1 pk,fk2 b. PhysicaL Data Model PDM Gambar 3.13. PDM Sistem Peramalan Kurs Mata Uang.

3.7. Jaringan Syaraf Tiruan

JST atau umumnya hanya disebut neural network NN, adalah jaringan dari sekelompok unit pemroses kecil yang dimodelkan berdasarkan jaringan syaraf manusia. JST merupakan sistem adaptif yang dapat merubah strukturnya untuk memecahkan masalah berdasarkan informasi eksternal maupun internal yang mengalir melalui jaringan tersebut. Secara sederhana, JST adalah sebuah alat pemodelan data statistik non-linier. JST dapat digunakan untuk memodelkan hubungan yang kompleks antara input dan output untuk menemukan pola-pola pada data. Suatu jaringan saraf tiruan memproses sejumlah besar informasi secara paralel dan terdistribusi, hal ini terinspirasi oleh model kerja otak biologis . Jaringan syaraf yang digunakan pada sistem ini menggunakan jenis Multilayer Perceptron dengan algoritma pelatihan Quickpropagation dengan arsitektur seperti pada gambar 3.14. Lapisan input terdiri dari 2 node input, yang menerima nilai inputan dari data transaksi kurs beli dan kurs jual yang dikonversi menjadi nilai antara -1 dan 1 seperti pada rumus Normalisasi, hal ini dikarenakan pada sistem ini digunakan fungsi aktifasi sigmoid bipolar. Lapisan output terdiri dari 2 dilatih, nilai keluaran berkisar -1 sampai dengan 1 pada training data set dan dinormalisasi. Gambar 3.14. Multilayer Perceptron.

3.8. Basis Data Pelatihan Prediksi Kurs Mata Uang

Pada sistem ini data – data yang bersifat umum dan banyak digunakan selama proses pelatihan disimpan dalam database. Penyimpanan data ini kedalam database dipertimbangkan karena pada saat implementasi ini banyak data yang