ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI LAMPUNG (PERIODE 2009-2015)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT
PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI LAMPUNG
(PERIODE 2009-2015)
ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING OPEN UNEMPLOYMENT RATE
IN THE PROVINCE OF LAMPUNG
(PERIOD 2009-2015)

Oleh :
AISYAH SISNITA
20130430045

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2017

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT
PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI LAMPUNG
(PERIODE 2009-2015)

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING OPEN UNEMPLOYMENT RATE
IN THE PROVINCE OF LAMPUNG

(PERIOD 2009-2015)
SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ilmu Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh :
AISYAH SISNITA
20130430045

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2017

PERNYATAAN

Dengan ini saya,
Nama


: Aisyah Sisnita

Nomor Mahasiswa

: 20130430045

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul : “ ANALISIS FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN
TERBUKA DI PROVINSI LAMPUNG (PERIODE 2009-2015)” tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya karya
atau pendapat yang pernah ditulis ata diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
secara tertlis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila
ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 19 Desember 2016

Aisyah Sisnita

Motto


“Berangkat dengan penuh keyakinan. Berjalan dengan penuh keikhlasan.
Istiqomah dalam menghadapi cobaan. Jadilah seperti karang dilautan yang kuat di
hantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang
lain, karena hidup hanyalah sekali. Ingat hanya pada Allah apapun dan dimanapun
kita berada kepada Dia-lah tempat meminta dan memohon”.

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka
mengubah diri mereka sendiri”.
(Q.S. Ar-Ra’d:11)

PERSEMBAHAN
1. Kupersembahkan karya sederhana ini untuk kedua orang tua tercinta, 3 adik
ku tersayang, dan nenek yang selalu memberikan semangat dan selalu
mendoakan serta mendukung proses kuliah sampai akhirnya bisa
menyelesaikan skripsi ini.
2. Almamater tercinta, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta semoga
semakin maju, terdepan, unggul dan islami tetap menjadi visi kampus dan
dapat meluluskan wisudawan dan wisudawati yang bermanfaat dunia
akhirat.

3. Dosen-dosen yang telah memberikan keikhlasan dalam memberikan ilmu
nya selama masa kuliah semoga amal ibadah bapak ibu dosen menjadi amal
jariyah amiin.
4. Sahabat-sahabat seperjuangan di Unires lorong SBZ, keluarga kecil ku di
Perumahan Quantum Residence no D3 untuk Amirilia, Ami, Cindra, Adek
Zami, Baiq Ryan yang selalu ada saat susah dan senang.
5. Teman-teman yang pernah sama-sama berjuang dalam menyusun skripsi
ini, untuk iraka yang selalu kasih semangat saat down, sumandi yang selalu
memberikan keceriaan saat di BI corner, serta tidak lupa untuk zozo yang
selalu memotivasi karena daftar sidang duluan dan nggak lupa sama rahayu
yang udah jadi temen yang baik selama kuliah.
6. Temen terdekat di kampus dari awal semester sampai akhir untuk Mika dan
Erica yang selalu ada membantu saat susah dan memberikan warna warni
di kampus.

7. Temen-teman seperjuangan Ilmu Ekonomi 2013 yang tidak dapat
disebutkan satu persatu yang selalu memberikan semangat saat
mengerjakan skripsi semoga tetap menjaga ukhuwah kekeluargaan ilmu
ekonomi 2013 menjadi lebih kompak dan sukses untuk kita semua.
8. Buat asdos terbaik mas mahrus yang selalu meluangkan waktu nya untuk

membantu skripsi ini terimakasih banyak, semoga mendapat limpahan
berkah dari Allah SWT. Amiin.
9. Teruntuk Rendy Julio Herlandez S.T yang sudah menjadi partner terbaik di
masa-masa kuliah dan untuk kedepan nya, terima kasih telah mendukung
dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................

iii

HALAMAN PERNYATAAN .........................................................................


iv

HALAMAN MOTTO ......................................................................................

v

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................

vi

INTISARI.........................................................................................................

viii

ABSTRAK .......................................................................................................

ix

KATA PENGANTAR .....................................................................................


x

DAFTAR ISI ....................................................................................................

xii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................

1

A. Latar Belakang ...............................................................................

1

B. Batasan Masalah .............................................................................

9

C. Rumusan Masalah ..........................................................................


10

D. Tujuan Penelitian............................................................................

11

E. Manfaat penelitian ..........................................................................

11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................

13

A. Landasan Teori ...............................................................................

13

B. Hubungan Antar Variabel ..............................................................


21

C. Penelitian Terdahulu ......................................................................

26

D. Kerangka Pemikiran .......................................................................

31

E. Hipotesis .........................................................................................

33

BAB III METODE PENELITIAN...................................................................

35

A. Objek dan Subjek Penelitian ..........................................................


35

B. Jenis Data .......................................................................................

36

C. Teknik Pengumpulan Data .............................................................

36

D. Definisi Operasional Variable Penelitian .......................................

36

E. Metode Analisis Data .....................................................................

38

F. Uji Kualitas Data ............................................................................


53

BAB IV GAMBARAN UMUM ......................................................................

55

A. Kondisi Geografis ..........................................................................

55

B. Gambaran Umum Obyek Penelitian ..............................................

58

C. Perkembangan Pengangguran Terbuka di Provinsi Lampung .......

58

D. Perkembangan Jumlah Penduduk di Provinsi Lampung ................

61

E. Perkembangan Upah Minimum Regionaldi Provinsi Lampung ....

63

F. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi
Lampung.........................................................................................

66

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN .......................................

69

A. Uji kualitas instrumen dan data ......................................................

69

B. Uji Statistik.....................................................................................

75

C. Interpretasi hasil pengujian Random Effect model ........................

77

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

83

A. Kesimpulan.....................................................................................

83

B. Saran ..............................................................................................

85

C. Keterbatasan penelitian ..................................................................

86

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Lampung
Tahun 2009-2015 (dalam persen) ..................................................

3

1.2 Jumlah Penduduk di Provinsi Lampung Tahun 2010-2015 (jiwa) ..

6

1.3 Upah Minimum Regional (UMR) di Provinsi Lampung Tahun
2009-2015 (dalam rupiah) ...............................................................

7

1.4 Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Lampung Tahun 20092015 (dalam persen) ........................................................................

8

4.1 Luas wilayah menurut kabupaten/kota di Provinsi Lampung 2015
0.178% .............................................................................................

56

4.2 Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Kabupaten dan Kota di
Provinsi Lampung tahun 2009-2015 (dalam persen) ......................

61

4.3 Jumlah Penduduk menurut Kabupaten/Kota Provinsi Lampung
Tahun 2009-2015 (jiwa) ..................................................................

63

4.4 Upah Minimum di Provinsi Lampung Periode 2009-2015
(Rupiah) ...........................................................................................

65

4.5 Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Lampung Periode 20092015 (dalam persen) ........................................................................

67

5.1 Uji Heteroskedastisitas ....................................................................

69

5.2 Uji Multikolinearitas........................................................................

70

5.3 Uji Hausman ....................................................................................

71

5.4 Random Effect Model......................................................................

72

5.5 Laju Pertumbuhan PDRB ADHK menurut Lapangan Usaha
(dalam persen) ..................................................................................

78

5.6 Jumlah Lulusan Mahasiswa di Perguruan Tinggi Negri (UNILA) ..

82

DAFTAR GAMBAR

1.1 Skema Pengangguran dan Batasan Penelitian............................................ 9
2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................................... 32
3.1 Kerangka Pemikiran Regresi...................................................................... 44
4.1 Tingkat Pengagguran Terbuka di Provinsi Lampung Tahun 2009-2015 ... 60
4.2 Jumlah Penduduk di Provinsi Lampung Tahun 2009-2015 ....................... 62
4.3 Upah Minimum Provinsi Lampung Tahun 2009-2015 .............................. 64
4.4 Indeks Pembangunan Manusia Tahun 2009-2015 ..................................... 67

ABSTRACT
This research aimed at analyzing how big the influence of the Total
Population, Regional Minimum Wage, and Human Development Index was
towards the unemployment in Lampung Provience. The object of this research were
the factors that caused the unemployment in Lampung Provience by gathering data
in 12 municipalities and 2 cities from 2009 until 2015. In this research, the samples
were 14 municipatilies and cities, that were gathered from varities of institutions
like BPS and the sources related to this research. The analyzing tool used was Data
Panel Method. Based on the analysis that was conducted, the result indicated that
the Total Population and the Human Development Index had significant influence
towards the open unemployment in Lampung Provience. Meanwhile the minimum
wage has no significant influence towards the Open Unemployment in Lampung
Provience.

Keywords: Total Population, Minimum Wage, Human Development Index and
Unemployment.

ix

INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh Jumlah
Penduduk, Upah Minimum Regional, dan Indeks Pembangunan Manusia terhadap
Pengangguran di Provinsi Lampung. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah
penyebab dari pengangguran yang ada di Provinsi Lampung dengan mengambil
data 12 kabupaten dan 2 kota dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2015. Dalam
penelitian ini sampel berjumlah 14 kabupaten dan kota, yang diperoleh dari
berbagai instansi seperti BPS dan sumber yang berhubungan dengan penelitian ini.
Alat analisis yang digunakan dengan menggunakan Metode Data Panel.
Berdasarkan analisis yang dilakukan diperoleh hasil bahwa, Jumlah Penduduk dan
Indeks Pembangunan Manusia berpengaruh secara signifikan terhadap
pengangguran terbuka di Provinsi Lampung. Sedangkan Upah minimum tidak
berpengaruh signifikan terhadap pengangguran terbuka di Provinsi Lampung.

Kata kunci : Jumlah Penduduk, Upah Minimum, Indeks Pembangunan
Manusia dan Pengangguran.

viii

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyaknya

permasalahan

perekonomian

yang

ada

di

Indonesia

menyebabkan negara ini menjadi negara yang kurang pesat dalam membangun
pertumbuhan ekonomi dikarenakan masih banyaknya penduduk Indonesia yang
mengalami kemiskinan, pendidikan yang rendah, serta pekerjaan yang kurang
mendukung agar seseorang bisa mendapatkan upah yang cukup memenuhi
kehidupannya. Salah satu permasalahan yang akan di bahas dalam penelitian ini
adalah pengangguran terbuka, dikarenakan pengangguran yang ada di Indonesia
setiap tahun meningkat yang di sebabkan pula karena banyak nya penduduk yang
belum memiliki pekerjaan sedangkan lapangan pekerjaan yang disediakan oleh
pemerintah belum seimbang dengan yang melamar pekerjaan.
Pembangunan ekonomi dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dari sisi sosial maupun ekonomi. Tujuan utama dari pembangunan
ekonomi yaitu membuka kesempatan dan lapangan pekerjaan secara maksimal agar
angkatan kerja bisa terserap dalam proses kegiatan ekonomi disuatu wilayah.
Pengangguran terjadi dikarenakan banyak nya jumlah permintaan angkatan
kerja yang melebihi dari jumlah lapangan pekerjaan yang disediakan oleh suatu
wilayah tersebut yang mengakibatkan pengangguran semakin meningkat. Hal
tersebut yang menjadi permasalahan dikarenakan tidak terserap secara menyeluruh
angkatan kerja di suatu wilayah tersebut.

1

2

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin menyatakan tingkat
pengangguran di Indonesia pada februari 2016 mencapai 5,5% atau 7.02 juta orang.
Berdasarkan angka tersebut Indonesia masih termasuk negara yang memiliki
tingkat pengangguran yang tinggi tetapi jika dibandingkan agustus 2015, tingkat
pengangguran tahun 2016 mengalami penurunan sebelum nya yang mencapai 7,56
juta atau 6,18% .
Dalam pembangunan ekonomi negara-negara berkembang, pengangguran
yang semakin bertambah jumlahnya merupakan masalah yang lebih rumit dan lebih
serius dari pada masalah perubahan dalam distribusi pendapatan yang kurang
menguntungkan penduduk yang berpendapatan rendah. Keadaan negara-negara
berkembang dalam beberapa dasawarsa ini menunjukkan bahwa pembangunan
yang telah tercipta tiddak sanggup mengadakan kesempatan kerja yang lebih cepat
dari pada pertambahan penduduk yang berlaku. Permasalahan tentang
pengangguran yang mereka hadapi dari tahun ke tahun semakin lama semakin
bertambah serius. Lebih prihatin lagi beberapa negara miskin bukan saja jumlah
pengangguran menjadi bertambah besar, tetapi juga proporsi mereka dari
keseluruhan tenaga kerja semakin bertambah tinggi (Sukirno,1985:65).
Pengangguran termasuk permasalahan yang penting untuk dikaji karena
dampak dari pengangguran bisa berpengaruh negatif untuk suatu negara. Dampak
negatif tersebut adalah kemiskinan semakin tinggi, kriminalitas terjadi dimanamana, dapat memacu banyak nya anak jalanan yang mencari uang dengan cara
mengemis yang membuat dampak negatif tersebut berpengaruh besar terhadap
tingkat kesejahteraan suatu negara.

3

Pengangguran menjadi salah satu masalah yang ada di seluruh negara, baik
negara maju dan negara berkembang. Perbedaan yang terjadi pada negara maju dan
berkembang yaitu apabila pada negara maju munculnya pengangguran dikarenakan
pasang surutnya kegiatan ekonomi dan bisnis, sedangkan pada negara berkembang
dikarenakan tingginya tingkat angkatan kerja, ketiadaan lapangan kerja serta
kelangkaan investasi dan juga masalah politik dalam negri.
Pengangguran menunjukkan kepada setiap individu yang ingin bekerja
tetapi belum mendapatkan pekerjaan. Perhitungan tentang pengangguran dihitung
berdasarkan rasio antara jumlah penganggur dan angkatan kerja. Seseorang yang
menunggu pekerjaan termasuk kategori menganggur.
Melemahnya daya serap angkatan kerja membuat jumlah pengangguran semakin
banyak. Indonesia termasuk negara yang mempunyai jumlah penduduk yang
banyak yang menyebabkan angkatan kerja di Indonesia semakin banyak. Badan
Pusat Statistik dalam Februari 2016 tingkat pengangguran terbuka mencapai 5,50%.
Tabel 1.1
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Lampung
Tahun 2009-2015 (dalam persen)
Tahun
TPT
2009
6,62
2010
5,57
2011
6,24
2012
5,13
2013
5,69
2014
4,79
2015
5,14
Sumber: BPS Lampung
Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan tingkat pengangguran terbuka di
Provinsi Lampung. Pengangguran Terbuka pada 2009 di Provinsi Lampung sebesar

4

6,62%, tahun 2010 angka pengangguran terbuka di Provinsi Lampung sebesar
5,57%, mengalami kenaikan sebanyak 6,24% pada tahun 2011, pada tahun 2012
mengalami penuruan sebesar 5,13%, dan mengalami kenaikan 5,69% pada tahun
2013, kembali mengalami penurunan drastis pada tahun 2014 sebesar 4,79% dan
akhir tahun 2015 Provinsi Lampung mengalami penaikan 5,14. Pada periode 20092015 Provinsi Lampung mengalami kenaikan angka tingkat pengangguran terbuka
pada tahun 2009 sebesar 6,62% , dan persentase paling rendah pada tahun 2014
sebesar 4,79%.
Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang besar,
dengan demikian sumberdaya manusia yang dihasilkan semakin meningkat, tetapi
disatu hal permasalahan yang sangat berhubungan dengan jumlah penduduk yang
semakin tinggi mengakibatkan timbulnya angkatan kerja yang besar. Angkatan
kerja yang besar tetapi tidak diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan yang
tersedia maka terjadilah pengangguran yang berakibatkan dengan perekonomian.
Kapasitas yang rendah dari negara yang sedang berkembang untuk
meningkatkan output totanya harus diimbangi dengan penurunan tingkat
perkembangan penduduk, sehingga penghasilan riil perkapita akan dapat
meningkat. Degan kapasitas yang rendah untuk menaikkan output totalnya dan tana
diimbangi dengan turunnya tingkat perkembangan penduduk, maka akan terjadi
penundaan pembangunan ekonomi (Suparmoko, 1992:45).
Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar ke
empat di dunia dengan jumlah penduduk sebesar 255.461.700 jiwa pada tahun
2015. Dengan jumlah penduduk yang banyak akan ada dampak positif dan dampak

5

negatif bagi negara tersebut. Dampak positif yaitu memiliki sumberdaya manusia
yang banyak dan bisa membantu pertumbuhan ekonomi bagi Indonesia karena
suatu negara yang maju yaitu dengan memiliki sumberdaya yang memadai dan
berkualitas. Sedangkan dampak negatif nya yaitu dengan jumlah penduduk yang
banyak maka suatu negara harus memiliki laangan pekerjaan yang sesuai dan bisa
menyerap angka tenaga kerja yang ada di Indonesia, dikarenakan apabila angkatan
kerja tersebut tidak memiliki pekerjaan maka akan ebrdampak kepada angka
pengangguran yang semakin meningkat di Indonesia.
Jumlah tingkat pengangguran serta angkatan kerja menunjukkan besarnya
jumlah penduduk yang harus diikut sertakan dalam proses pembangunan yang
berarti bahwa tingkat pengangguran dan angkatan kerja merupakan bagian dari
penduduk yang mampu menggerakkan roses ekonomi. Ini menggambarkan bahwa
dinamika proses pembangunan harus mampu melibatkan seluruh angkatan kerja
maka jumlah angkatan kerja yang besar itu dapat menjadi beban bagi pembangunan
ekonomi (Fatihin, 2016:5).
Jumlah penduduk yang besar bagi suatu negara tidak selalu menjadi modal
pembangunan karena tidak semua penduduk memiliki kemampuan untuk
menghasilkan. Oleh karena itu, mendapat kesempatan untuk bekerja (demand for
labor) merupakan hal penting bagi setiap orang yang hendak bekerja, karena orang
yang bekerja berarti memiliki penghasilan.

6

Tabel 1.2
Jumlah Penduduk di Provinsi Lampung
Tahun 2009-2015 (jiwa)
Tahun

Jumlah Penduduk

2009
7.541.739
2010
7.634.005
2011
7.735.914
2012
7.835.308
2013
7.932.132
2014
8.026.191
2015
8.117.268
Sumber : BPS Lampung

Laju Pertumbuhan
(%)
1,22
1,33
1,28
1,23
1,18
1,13

Berdasarkan Tabel 1.2 menunjukkan jumlah penduduk berfluktuasi setiap
tahunnya dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2015, Provinsi Lampung pada tahun
2009 jumlah penduduk sebesar 7.541.739 jiwa, pada tahun 2010 Provinsi Lampung
mengalami jumlah penduduk sebanyak 7.634.005 jiwa, tahun 2011 Provinsi
Lampung mengalami peningkatan sebanyak 7.735.914, di tahun 2012 penaikan
jumlah penduduk sebanyak 7.835.308 jiwa, kenaikan jumlah penduduk dialami
Provinsi Lampung sebanyak 7.932.132 jiwa sampai tahun 2014 dan 2015 Provinsi
Lampung mengalami penaikan sebanyak 8.026.191 jiwa dan 8.117. 268 jiwa.
Penaikan jumlah penduduk dari tahun ke tahun berpengaruh terhadap tingkat
jumlah lapangan pekerjaan yang ada di wilayah tersebut dikarenakan jumlah umur
angkatan kerja yang bekerja akan mengalami peningkatan.
Kebijakan upah minimum yang di lakukan oleh pemerintah berupaya untuk
mensejahterakan tenaga kerja. Penetapan upah minimum juga memperhatikan
produktivitas dan pertumbuhan ekonomi untuk menyesuaikan perusahaan.
Penetapan upah terdiri dari penetapan Upah Minimum Regional dan upah minimum
provinsi. Upah Minimum Regionalhanya berlaku ada daerah regional tersebut dan

7

upah minimum provinsi berlaku untuk di seluruh wilayah kabupaten dan kota di
provins tersebut.
Tabel 1.3
Upah Minimum Regional (UMR) di Provinsi Lampung
Tahun 2009-2015 (dalam rupiah)
Tahun

UMR

2009
619.000
2010
767.500
2011
855.000
2012
975.000
2013
1.150.000
2014
1.399.037
2015
1.581.000
Sumber : Disnakertrans dan BPS Lampung

Laju Perkembangan
(%)
23,9
11,4
14,03
17,9
21
13

Tabel 1.3 menunjukkan jumlah Upah Minimum Regionalyang ada di
Provinsi Lampung dari tahun 2009-2015. Upah minimum terendah pada tahun 2009
sebesar Rp. 619.000 meningkat dari tahun-tahun sebelumnya pada tahun 2013
Upah Minimum RegionalProvinsi Lampung mengalami peningkatan sebesar Rp.
1.150.000, setiap tahunnya total upah minimum yang di teteapkan pemerintah
semakin meningkat. Semakin berkembangnya suatau daerah maka Upah Minimum
Regionaldaerah tersebut akan mengalami peningkatan. Upah minimum tertinggi
yaitu sebesar Rp. 1.581.000 pada tahun 2015. Perekonomian akan semakin baik
apabila upah minimum yang di tetapkan semakin meningkat.
Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar US berpengaruh terhadap
perusahaan yang memproduksi barang dan bahan baku yang digunakan barang
impor, dikarenakan tingginya biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan maka
akan mengurangi tenaga kerja yang ada di perusahaan tersebut yang menyebabkan
terjadinya penganggguran tenaga kerja.

8

Indeks pembangunan manusia menjadi salah satu tolak ukur bagi suatu
daerah untuk melihat seberapa tinggi tingkat pembangunan manusia tersebut.
Menurut pandangan The United Nations Development Programme (UNDP)
merumuskan pembangunan manusia sebagai piliihan untuk manusia dalam
meningkatakan kesempatan mereka dalam memperoleh pendidikan, kesehatan, dan
penghasilan serta pekerjaan.
Pertumbuhan angka indeks pembangunan manusia yang semakin tinggi
menggambarkan bahwa kualitas manusia semakin membaik. Pengangguran akan
semakin berkurang apabila indeks pembangunan manusia semakin meningkat, dari
bidang pendidikan semakin tinggi seseorag meraih pendidikan maka tingkat
pengangguran semakin menurun.
Tabel 1.4
Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Lampung
Tahun 2009-2015 (dalam persen)
Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015

IPM
70.93
63.71
64.20
64.87
65.73
66.42
66.95

Sumber : BPS Lampung
Tabel 1.4 menunjukkan tingkat indeks pembangunan manusia yang ada di
Provinsi Lampung pada periode 2009-2015. Pada tahun 2009 indeks pembangunan
manusia sebesar 70,93% dan mengalami penurunan pada tahun 2010 sebesar
63,71%. Pada tahun 2011 sampai dengan 2013 tingkat indeks pembangunan
manusia semakin meningkat yaitu sebesar 65,73% pada tahun 2013. Semakin

9

meningkatnya indeks pembangunan manusia menunjukkan bahwa Provinsi
Lampung mengalami peningkatan dalam pembangunan manusia yang termasuk
kedalam bidang pendidikan, kesehatan dan capaian pembangunan hidup layak.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam
tentang pengangguran terbuka dengan penelitian yang berjudul : ANALISIS
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN
TERBUKA DI PROVINSI LAMPUNG (PERIODE TAHUN 2009-2015).
B. Batasan Penelitian

Tingkat
PengangguranTerbuka

Jumlah
Penduduk

Indeks Pembangunan
Manusia

Upah Minimum
Regional

Batasan Masalah

12 kabupaten dan
2 kota

Data Tahunan
2009-2015

Gambar 1.1
Skema Pengangguran dan Batasan Penelitian
Gambar 1.1 menjelaskan bahwa variabel dependen pengangguran terbuka
yang memiliki 3 variabel independen yaitu jumlah penduduk, upah minimm
regional, dan indeks pembangunan manusia yang memiliki batasan penelitian yaitu

10

hanya menggunakan 12 kabupaten dan 2 kota dari 13 kabupaten dan 2 kota di
Provinsi Lampung serta hanya menggunakan data tahunan dari tahun 2009 sampai
dengan tahun 2015.
C. Rumusan Masalah
Di sebuah negara berkembang permasalahan yang masih menjadi hambatan
bagi suatu negara untuk sejahtera dan berkembang menjadi negara dengan
perekonomian yang tinggi yaitu masalah mengenai pengangguran. Karena dengan
adanya pengangguran yang semakin tinggi maka masih banyak seseorang yang
belum mempunyai penghasilan dengan banyaknya tingkat pengangguran yang
semakin tinggi akan berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan yang rendah dan
tingkat kriminalitas yang tinggi. Besarnya tingkat pengangguran dipengaruhi oleh
berbagai hal antara lain Jumlah Penduduk, Upah Minimum Regional, dan Indeks
Pembangunan Manusia. Maka dari itu perlu dilakukan analisis mengenai tingakat
pengangguran dan faktor-faktor yang di Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung.
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, maka dapat
dirumuskan beberapa masalah penelitian sebagai berikut :
1. Apakah Jumlah Penduduk berpengaruh terhadap jumlah pengangguran di
Provinsi Lampung?
2. Apakah Upah Minimum Regional

berpengaruh terhadap jumlah

pengangguran di Provinsi Lampung?
3. Apakah Indeks Pembangunan Manusia berpengaruh terhadap jumlah
pengangguran di Provinsi Lampung?

11

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, maka dapat
dirumuskan beberapa masalah penelitian sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis pengaruh Jumlah Penduduk terhadap jumlah
pengangguran di Provinsi Lampung.
2. Untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Regional terhadap jumlah
pengangguran di Provinsi Lampung.
3. Untuk menganalisis pengaruh Indeks Pembangunan Manusia terhadap
jumlah pengangguran di Provinsi Lampung.
E. Manfaat penelitian
Melalui penelitian ini, maka diharapkan hasil yang dapat diambil
manfaatnya sebagai berikut :
1. Bagi pemerintah dan Lembaga Terkait Provinsi Lampung
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi atau masukan
terhadap pemerintah dan lembaga Provinsi Lampung serta bahan
pertimbangan dalam menentukan kebijakan untuk mengatasi pengangguran
di Provinsi Lampung.
2. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan
pengetahan tentang cara penulisan karya ilmiah yang bak, menerapkan
teori-teori yang teah didapatkan di bangku kuliah yang digunakan sebagai
bekal ketika nanti terjun ke masyarakat.

12

3. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan bacaan dan sumber
referensi bagi pembaca dan memberikan informasi tentang tingkat
pengangguran terbuka di Provinsi Lampung. Selanjutnya dapat digunakan
sebagi perbandingan bagi peneliti selanjutnya dalam mengadakan penelitian
dengan judul sejenis.
4. Bagi Masyarakat Umum
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan
tentang keadaan tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Lampung.

13

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian dan Konsep Pengangguran
Pengangguran adalah masalah makroekonomi yang mempengaruhi manusia
secara langsung dan merupakan masalah yang paling berat. Bagi kebanyakan orang,
kehilangan pekerjaan berarti penurunan standar kehidupan dan tekanan psikologis
(Mankiw, 2006:154).
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dalam indikator ketenagakerjaan,
pengangguran merupakan penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari
ekerjaan atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru atau penduduk yang tidak
mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja tetapi belum mulai bekerja.
Pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong
dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat
memperolehnya. Seseorang yang tidak bekerja tetapi tidak secara aktif mencari
pekerjaan tidak tergolong sebagai pengangguran. Faktor utama yang menimbulkan
pengangguran

adalah

kekurangan

pengeluaran

agregat.

Para

pengusaha

memproduksi barang dan jasa dengan maksud untuk mencari keuntungan.
Keuntungan tersebut hanya akan diperoleh apabila para pengusaha dapat menjual
barang yang mereka produksikan. Semakin besar permintaan, semakin besar pula
barang dan jasa yang akan mereka wujudkan. Kenaikan produksi yang dilakukan
akan menambh penggunaan tenaga kerja. Dengan demikian, terdapat hubungan
yang erat diantara tingkat pendapatan nasional yang dicapai (GDP) dengan

13

14

pengggunaan tenaga kerja yang dilakukan; semakin tinggi pendapatan nasional
(GDP), semakin banyak penggunaan tenaga kerja dalam perekonomian (Sukirno,
1994).
Untuk mengukur tingkat pengangguran pada suatu wiayah bisa didapat dari
persentase membagi jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja.
a. Teori-Teori Pengangguran
Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang Teori-Teori Pengangguran di
Indonesia yaitu :
1) Teori Klasik
Pandangan dari Teori Klasik bahwa pengangguran dapat dicegah dengan
sisi penawaran dan mekanisme harga di pasar bebas yang dapat menjamin
terciptanya permintaan yang menyerap semua penawaran (supply). Pandangan
Klasik juga berpandangan bahwa pengangguran terjadi dikarenakan mis-alokasi
sumber daya yang sifatnya sementara kemudian dapat diatasi melalui mekanisme
pasar (Gilarso. T,2004).
2) Teori Keynes
Teori Keynes menyatakan bahwa berlawanan dengan Teori Klasik, karena
Keynes berpeendapat bahwa masalah dari pengangguran timbul disebabkan oleh
adanya permintaan agregat yang rendah. Sehingga memperlambat pertumbuhan
ekonomi bukan disebabkan oleh rendahnya produksi tetapi rendahnya konsumsi.
Keynes berpendapat bahwa hal ini tidak bisa diserahkan ke mekanisme pasar bebas.
Ketika tenaga kerja mengalami peningkatan maka upah akan turun dan penurunan
upah tersebut akan mengakibatkan kerugian bukan menguntungkan., karena

15

penurunan upah tersebut menggambarkan daya beli masyarakat terhadap suatu
barang. Hal tersebut akan mengakibatkan produsen mengalami kerugian dan tidak
dapat menyerap kelebihan tenaga kerja. Selain itu, pada kenyataan nya upah
cenderung sulit untuk mengalami penurunan. Sehingga Teori Keynes dianggap
tidak tepat.
3) Teori Kependudukan dari Malthus
Teori Malthus dalam buku Ekonomi Sumber Daya (Mulyadi. S,2014:5)
menyatakan bahwa manusia berkembang jauh lebih cepat dibandingkan produksi
hasil-hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan manusia. Manusia berkembang
sesuai dengan deret ukur (geometric progression, dari 2 ke 4,8,16,32 dan
seterusnya), sedangkan pertumbuhan produksi makanan hanya meningkat sesuai
dengan deret hitung (arigmatic progression, dari 2 ke 4,6,8 dan seterusnya). Karena
perkembangan jumlah manusia jauh lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan
produksi hasil-hasil pertanian, maka Malthus meramal bahwa suatu ketika akan
terjadi malapetaka yang akan menimpa umat manusia.
Apabila dijelaskan secara rinci teori Malthus menyatakan bahwa penduduk
cenderung bertambah secara tak terbatas sampai mencapai batas persediaan
makanan, dan permasalahan ini menimbulkan manusia saling bersaing dengan
adanya persaingan ini maka akan ada manusia yang tersisih dan tidak mampu
memperoleh makanan. Penjelasan tersebut bisa diartikan semakin banyaknya
jumlah penduduk maka akan terciptanya angkatan kerja yang semakin banyak pula,
dan hal ini tak diimbangi dengan kesempatan kerja yang tersedia. Dikarenakan
jumlah kesempatan kerja yang tersedia sedikit maka angkatan kerja yang tidak

16

mendapatkan pekerjaan akan menjadi pengangguran. Dapat dikatakan bahwa teori
Malthus dapat digunakan dalam menganalisis masalah pengangguran.
2. Bentuk-Bentuk Pengangguran
Pengangguran terjadi karena ketidaksesuaian antara permintaan dan
penyediaan dalam pasar kerja. Bentuk-bentuk ketidaksesuaian pasar kerja
(Sumarsono,2009:251) yaitu :
a) Pengangguran Friksional
Pengangguran Friksional adalah pengangguran yang terjadi karena
kesulitantemporer dalam mempertemukan encari kerja dan lowongan kerja yang
ada. Kesulitan temporer ini dapat berbentuk : a)tenggang waktu yang diperlukan
selama proses/prosedur pelamaran dan seleksi, atau terjadi karena faktor jarak atau
kurangnya informasi; b)kurang nya mobilitas encari kerja dimana lowongan pekerja
justru terdapat bukan disekitar tempat tinggal si pencari kerja ;c)pencari kerja tidak
mengetahui dimana tersedianya tenaga-tenaga yang sesuai. Pengagguran ini
terhambat dikarenakan proses permintaan dan penawaran tenaga kerja tidak lancar,
penyebab hambatan ini ada dua yaitu tempat dan waktu.
b) Pengangguran Musiman
Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi karena
pergantian musim. Diluar musim panen dan turun kesawah, banyak orang yang
tidak mempunyai kegiatan ekonomis, mereka hanya sekedar menunggu musim
yang baru. Selama masa menunggu mereka tergolong sebagai pengangguran
musiman. Kegiatan ekonomi masyarakat seringkali terpengaruh oleh irama musim.
Ada musim giat sehingga banyak permintaan tenaga kerja dan ada masa-masa

17

dimana kegiatan mengendur. Pergantian antara musim giat dan musim kendur
terjadi secara teratur dalam periode satu tahun, selama kegiatan menegndur terjadi
pengangguran yang akan terpecahkan secara otomatis bisa tiba masa giat kembali.
c) Pengangguran Siklikal
Gejala ekonomi mengikuti perilaku alam bahkan gejala biologis. Seperti
halnya banjir merupakan gejala alam. Demikian pula dengan kegiatan ekonomi, ada
saatnya terjadi ekspansi kegiatan meningkat, atau timbul kejenuhan dan penurunan
kegiatan. Setelah itu diikuti kenaikan intensitas kegiatan lain. Pada masa ekspansi
seseorang lebih optimisme, dalam situasi ini dampak bagi kesempatan kerja positif.
Kenaikan permintaan tenaga kerja akan mengurangi pengangguran begitupun
sebaliknya. Hal ini terekam oleh naiknya tingkat pengangguran. Pengangguran
yang beriraman seperti ini disebut pengangguran siklikal yang terjadi sesuai dengan
konjuktor atau Bussiness Cycles yang dapat terjadi di lima tahun sekali.
d) Pengangguran Struktural
Pengangguran struktral adalah pengangguran yang terjadi karena erubahan
dalam struktur atau komposisi perekonomian. Perubahan struktur yang demikian
memerlukan perubahan dalam keterampilan tenaga kerja yang dibutuhkan,
sedangkan pihak pencari kerja tidak mampu menyesuaikan diri dengan
keterampilan baru tersebut. Salah satu kemajuan ekonomi adalah terjadinya
perubahan dominasi eranan ekonomi yang dimainkan oleh setiap sektor dalam
kegiatan produksi maupun dalam pemberian kesempatan kerja.

18

e) Pengangguran Teknologis
Dalam pertumbuahan industri terlihat bahwa teknologi yang dipakai dalam
proses produksi selalu berubah. Perubahan teknologi merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Perubahan teknologi produksi
membawa dampak kesempatan kerja keberbagai arah. Kekuatan substitutif
merombak spesifikasi jabatan yang ditimbulkan membawa dampak negatif bagi
kesempatan kerja berupa pengangguran.
f) Pengangguran karena kurangnya perminataan agregat
Permintaan total masyarakat merupakan dasar untuk diadakannya kegiatan
investasi. Pengeluaran investasi memberikan peluang untuk tumbuh kesempatan
kerja. Bila permintaan terhadap

barang dan jasa menurun, maka timbulah

penurunan pada permintaan tenaga kerja. Kurangnya permintaan agregat diartikan
sebagai mendasar bukan sementara bulanan atau sementara tahunan, tetapi
merupakan kondisi yang berlaku dalam jangka panjang. Profil yang perlu diketahui
adalah tempat terjadinya pengangguran menurut pendidikan yang perlu diketahui
pengangguran tidak terdidik atau berpendidikan rendah dapat lebih mudah
ditangani karena kesempatan kerja bagi tenaga berketerampilan mudah lebih besar,
sehingga kemungkinan untuk memperoleh pekerjaan lebih besar.
3. Pengangguran Berdasarkan Cirinya
Menurut (Sukirno,1994) berdasarkan cirinya, pengangguran dibagi kedalam
empat kelompok:

19

a) Pengangguran Terbuka
Pengangguran terbuka terjadi dikarenakan adanya pertambahan lowongan
pekerjaan yang lebih rendah/sedikit dari ppertumbuhan tenaga kerja. Permasalahan
tersebut mengakibatkan erekonomian semakn banyak jumlah tenaga kerja yang
tidak bias terserap oleh lapangan pekerjaan yang ada. Dampak dari permasalahan
ini dalam jangka panjang mereka tidak melakukan suatu pekerjaan yang
mengakibatkan mereka menganggur secara nyata dan separuh waktu, oleh karena
itu permasalahn seperti ini disebut pengangguran terbuka. Kegiatan ekonomi yang
menurun juga dapat mengakibatkan pengangguran terbuka atau kemajuan teknologi
yang mengurangi penggunaan tenaga kerja akibat dari kemunduran perkembangan
suatu industri.
b) Pengangguran Tersembunyi
Pengangguran tersembunyi dominan ke sektor pertanian dan jasa. Setiap
kegiatan ekonomi memerlukan tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja yang
dugunakan tergantung kepada banyak nya faktor, salah satu faktor yang perlu
dipertimbangkan adalah besar kecilnya suatu perusahaan, jenis perusahaan, mesin
yang digunakandan tingkat produksi yang dihasilkan. Di negara berkembang
banyak ditemukan jumlah tenaga kerja yang lebih banyak dari tenaga kerja yang
diperukan. Kelebihan tenaga kerja yang digunakan disebut dengan pengangguran
tersembunyi.
c) Pengangguran Bermusim
Pengangguran bermusim terjadi lebih banyak disektor pertanian dan
perikanan. Pada musim tertentu saja para petani dan nelayan melakukan pekerjaan

20

dan mendapatkan penghasilan. Pada musim hujan enyadap kaert dan nelayan tidak
dapat melakukan pekerjaan, sedangkan pada musiim kemarau para petani tidak
dapat menggarap tanahnya. Saat para petani dan nelayan tidak melakukukan
pekerjaan maka mereka termasuk menganggur. Pengangguran tersebut di
golongkan sebagai pengangguran musiman.
d) Setengah Menganggur
Di negara berkembang terjadinya migrasi dari desa ke kota sangat pesat
yang menyebabkan tidak semua orang yang berpindah ke kota mendapatkan
pekerjaan. Sebagian akan menjadi pengangguran sepenuh waktu. Disamping itu ada
yang tidak menggangur, tetapi tidak bekerja sepenuh waktu, dan jam kerja mereka
jauh lebih sedikit dari yang normal. Diasumsikan mereka hanya bekerja satu hingg
dua minggu dalam sebulan atau hanya empat jam dalam sehari. Pekerjaan yang
hanya mempunya masa kerja seperti ini digolongkan sebagai setengah menganggur,
dan jenis pengangguran ini di sebut underemployment.
4. Cara-cara Mengatasi Pengangguran
Adapun upaya untuk mengatasi pengangguran, yaitu :
a) Peningkatan di bidang pendidikan
b) Peningkatan latihan kerja agar dapat memenuhi kebutuuhan keterampilan
sesuai tuntutasn industri modern.
c) Meningkatakn dan mendorong kewirausahaan.
d) Membuka kesempatan kerja ke luar negri.
e) Peningkatan pembangunan dengan sistem padat karya.

21

B. Hubungan Antar Variabel
Pada bagian ini tentang teori dan menjelaskan hubungan natar variabel
independen (Jumlah Penduduk, UMR,

dan IPM) terhadap variabe dependen

(Pengangguran Terbuka).
1. Hubungan Jumlah Penduduk terhadap Pengangguran Terbuka
Pertumbuhan penduduk menjadi salah satu faktor yang menyebabkan tinggi
rendahnya tingkat pengangguran disuatu wilayah. Pada usia produktif populasi
penduduk dalam jumlah besar dapat meningkatkan output produksi atau dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi disuatu wilayahnya (Fatimah,2016:19).
Dengan populasi yang semakin tinggi akan menyebabkan pengangguran
dan pengangguran yang tidak teratasi akan mengakibatkan kemiskinan pada
wilayah tersebut. Dalam teori bonus demografi bahwa suatu wilayah akan
menjadikan bsarnya populasi penduduk sebagai kekuatan dari wilayahnya ketika
rata-rata usia populasi tersebut di usia 15-24 tahun, dikarenakan pada usia produktif
akan meningkatkan output produksi dan menngkatkan pertumbuhan ekonomi.
Kualitas penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan nonfisik
yang meliputi derajat kesehatan, pendidikan, pekerjaan, produktivitas, tingkat
sosial,

ketahanan,

kemandirian,

kecerdasan,

sebagai

ukur

dasar

untuk

mengembangkan, kemampuan dan menikmati kehidupan sebagai manusia
bertakwa, berbudaya, berkepribadian, berkebangsaan dan hidup layak.
Dalam teorinya tersebut Malthus berpendapat bahwa manusia akan tetap
miskin karena terdapat kecenderungan pertambahan penduduk berjalan lebih cepat
daripada persediaan makanan yang menyatakan penduduk cenderung bertumbuh

22

secara tak terbatas hingga mencapai batas persediaan makanan, dan hal ini
menimbulkan manusia saling bersaing untuk melanjutkan kelangsungan hidupnya
dengan cara mencari sumber makanan, dengan persaingan ini maka akan ada
sebagian manusia yang tersisih dan tidak mampu lagi memperoleh bahan makanan.
Pada masyarakat modern dapat diartikan bahwa dengan semakin pesatnya jumlah
penduduk menghasilkan angkatan kerja yang semakin banyak pula, namun hal ini
tidak diimbangi dengan kesempatan kerja yang ada. Karena jumlah kesempatan
kerja yang semakin sedikit itulah kemudian antara individu satu dengan yang lain
saling bersaing untuk memperoleh pekerjaan, dan yang tersisih dalam persaingan
tersebut menjadi golongan penganggur. Sehingga dapat dikatakan bahwa teori ini
bisa digunakan untuk menganalisis tentang pengangguran.
Pertambahan penduduk dapat diibaratkan deret kali atau deret ukur sehingga
pelipat-gandaan jumlah penduduk dalam setiap 25 tahun, sedangkan peningkatan
sarana-sarana kehidupan berjalan lebih lambat, yankni menurut deret hitung atau
deret tambah.
Menurut (Nachrowi dalam David, 2016) menyatakan bahwa bertambahnya
jumlah penduduk secara absolut akan berdampak ada bertambahnya jumlah
angkatan kerja. Tingginya populasi peduduk akan menjadi beban bagi masingmasing daerah karena lapangan pekerjaan yang semakin terpatas dan tidak di
imbangi dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah.
2. Hubungan Upah Minimum Regional terhadap Pengangguran Terbuka
Upah minimum adalah penerimaan bulanan terendah (minimum) sebagai
upah dari pegusaha kepada tenaga kerja yang bekerja di perusahaan tersebut atau

23

jasa yang telah di lakukan dalam bentuk uang yang ditetapkan atas persetujuan
perundang-undangan dan di bayar atass dasar perjanjian kerja antara pengusaha dan
karyawan.
Menurut Undang-Undang No 13 pada pasal (1) ayat 30 tentang
Ketenagakerjaan Upah adalah hak pekerja atau buruh yang diterima dan dinyatakan
dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada
pekerja atau buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja,
kesepakatatan atau peraturan perundang-undangan termasuk tunjangan bagi
pekerja atau buruh dan keluarga atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan
dilakukan (Amin, 2016:6).
Tingkat upah memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap pengangguran,
dikarenakan upah minimum diperlukan untuk memenuhi kebuthan para pekerja,
agar sampai pada tingkat pendapatan “living wage” yang berarti bahwa orang
bekerja akan mendapat pendapatan yang layak untuk hidupnya. Upah minimum
dapat mencegah pekerja dalam eksploitasi tenaga kerja terutama low skilled. Upah
minimum dapat meningkatkan produktifitss tenaga kerja dan mengurangi
konsekuensi pengangguran seperti yang diperkirakan teori ekonomi konvensional
(Albaraqi,2016:).
Setiap kenaikan upah akan diikut dengan turunnya tenaga kerja karena
menyebabkan bertambahnya pengangguran. Semakin tinggi upah yang ditetapkan
maka akan meningkatkan biaya produksi, maka untuk melakukan efisiensi
perusahaan terpaksa melakukan pengurangan tenaga kerja.

24

Dalam penelitian (Ramiayu,2016:4) yaitu apabila upah riil berada diatas
tingkat keseimbangan, hal ini berarti penawaran tenaga kerja lebih tinggi dari
permintaan tenaga kerja. Penawaran tenaga kerja yang berlebih berarti angaktan
kerja yang tinggi dan tidak dapat di tampung oleh perusahaan, sehingga dapat
menyebabkan tingginya angka pengangguran di masyarakat.
Tujuan penetapan upah minimum antara lain :
a) Menghindari dan mengurangi ersaingan yang tidak shat sesama pekerja
dalam kondisi pasar yang surplus.
b) Menghindari atau mengurangi adanya

eksploitasi pekerja oleh

pengusaha yang memanfaatkan kondisi pasar kerja untuk akumulasi
keuntungannya.
c) Mengurangi tingkat kemiskinan absolut bagi masyarakat.
d) Menciptakan hubungan industri yang lebih aman dan harmonis.
3. Hubungan Indeks Pembangunan Manusia terhadap Pengangguran Terbuka
Pembangunan manusia merupakan tujuan pembangunan itu sendiri dimana
manusia memainkan peranan dalam membentuk kemampuan dalam menyerap
teknologi modern untuk mengembangkan kapasitasnya agar tercipta kesempatan
kerja untuk mengurangi jumlah pengangguran dan untuk melakukan pembangunan
manusia yang berkelanjutan. Dengan teratasinya jumlah pengangguran dan
mendapatkan pendapatan yang tinggi akan berpengaruh terhadap peningkatan
pembangunan manusia melalui peningkatan bagian pengeluaran rumah tangga yang
di belanjakan untuk makanan bergizi dan pendidikan yang lebih tinggi.

25

Efek dari pengangguran akan menurunkan kesejahteraan masyarakat,
semakin menurun kesejahteraan masyarakat karena pengangguran maka akan
meningkatkan rendahnya indeks pembangunan manusia di karenakan tidak dapat
memiliki pendapatan untuk memenuhi kebuthan untuk kebutuhannya. Sebaliknya,
efek dari indeks pembanguna manusia yang rendah akan mempengaruhi tingkat
pengangguran dikarenakan pendidikan, kesehatan dan daya kemampuan daya beli
masyarakat menurun. Semakin tinggi tingkat indeks pembangunan manusai maka
tingkat pengangguran akan menurun, dan semakin rendah tingkat indeks
pembangunan manusia maka tingkat pengangguran semakin tinggi.
Indeks pembangunan manusia mencangkup empat indikator yaitu angka
harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan kemampuan daya
beli. Indeks pembangunan manusia menempatkan manusia sebagai fokus dan
sasran akhir dari seluruh kegiatan pembangunan yang berpijak kepada
produktivitas, pemerataan dan kesinambungan serta pemberdayaan. Salah satu
indikator kesuksesan dalam keberhasilan pembangunan yaitu indeks pembangunan
yang meningkat.
Peranan
meningkatkan

pemerintah
pembangunan

perlu

menekankan

manusia

dan

kebijakan

mendorong

terutama
penelitian

dan
serta

pengembangan untuk meningkatakn produktivitas manusia. Semakin tnggi tingkat
pendidikan maka pengetahuan dan keahlian yang dimiliki akan mendorong
peningkatan produktivitas kerjanya. Perusahaan akan memproleh hasil yang lebih
baik dan mempekerjakan produktivitas yang tinggi, dan perusahaan akan bersedia
memberikan upah yang lebih tinggi.

26

C. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian David Albarqi
Penelitian mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya tersebut berjudul KAJIAN EMPIRIS TENTANG
TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI JAWA TIMUR (STUDI PADA 8
KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh jumlah penduduk, upah minimum, Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB), dan tingkat pendidikan terhadap tingkat pengangguran
terbuka di 8 Kabupaten/Kota di Jawa Timur dengan menggunakan metode data
panel.
Penelitian ini menggunakan 8 Kabupaten/Kota di Jawa Timur berdasarkan
alat Tipologi Klasen periode 2002-2014. Penelitian ini menggunakan metode data
panel. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari beberapa sumber
yaitu, Badan Pusat Statistik Daerah Jawa Timur dan Disnakertrans Jawa Timur.
Penelitian ini menggunakan software Eviews untuk menguji data penelitian. Hasil
analisis untuk model ini menunjukkan variabel Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) berpengaruh signifikan positif terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka
(TPT). Variabel upah minimum dan tingkat pendidikan berpengaruh signifikan
negatif terhadap TPT. Variabel pertumbuhan penduduk tidak memiliki pengaruh
terhadap TPT.
2. Penelitian Hanggoro Setyo Prayogo
Pada penelitian mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Diponegoro ini yang berjudul Analisis Pengaruh Upah Minimum Regional/Kota

27

dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap Pengangguran Terbuka (Studi
Kasus : Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah 2002-2013). Pengangguran
merupakan permasalahan yang selalu terjadi dalam suatu perekonomian yang harus
diatasi untuk meningkatkan pendapatan dan juga tingkat kesejahteraan. Provinsi
Jawa Tengah mempunyai pengangguran terbuka ketiga terbesar dan upah minimum
kedua terkecil dibandingkan dengan 29 Provinsi lainnya di Indonesia. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh upah minimum dan PDRB terhadap
pengangguran terbuka Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan data panel dengan
metode analisis regresi linier berganda model Fixed Effect dengan least square
dummy variabel. Data runtut waktu yang digunakan adalah 2002-2013 dengan data
cross-section 35 Kabupaten/Kota Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukan
bahwa variabel upah minimum berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pengangguran terbuka di Jawa Tengah. akibat dari perpindahan tenaga kerja yang
mencari lapangan kerja baru dengan tingkat upah yang lebih tinggi. Selain itu,
variabel PDRB berpenga