Penawaran dan Permintaan Karet Alam Indonesia di Pasar Domestik dan Internasional

PENAWARAN DAN PERMLNTAAN KARET ALAM INDONESIA
DI PASAR DOMESTIK DAN INTERNASIONAL

Oleh :

ERMI TETY

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

ABSTRAK

ERMI TETY. Penawaran dan Permintaan Karet Alan1 Indonesia di Pasar Domestik dan
Internasional (di bawah bimbingan BONAR M. SINAGA sebagai Ketua Komisi
Pembimbing dan ANNY RATNAWATI sebapi Anggota Komisi Pembimbing).
Dalam pengembangan komoditi karet alam dihadapkan pada masalah volume
ekspor dan harga karet alam yang terus berfluktuasi di pasar interna~ionalataupun di pasar
domestik. Penelitian ini bertujuan untuk lnernpelajari keragaan karet alam Indonesia di
pasar domestik dan internasional, khususnya bertujuan untuk: (1) inengkaji faktor-faktor
yang mempengaruhi produksi dan permintaan karet alam Indonesia, penawaran ekspor

karet alam Indonesia ke negara-negara importir utama, penawaran ekspor karet alain
negara-negara eksportir utama, permintaan impor karet alam negara-negara importir
utama, harga karet alam di pasar domestik dan internasional, (2) mengkaji dampak
perubahan faktor internal dan eksternal terhadap produksi, ekspor, impor dan harga karet
alam di pasar domestik dan internasional, dan (3) mengkaji dampak perubahan faktor
internal dan eksternal terhadap perubahan distribusi kesejahteraan.
Penelitian ini mengylnakan data sekunder periode 1969-2000. Analisis
rnenggunakan model ekonometrika dalam bentuk persamaan simultan dan diduga dengan
metode 2SLS (7iuo Sluge Leu.st Squares). Analisis dampak perubahan faktor internal dan
eksternal terhadap penawaran, permintaan dan harga karet alam serta distribusi
kesejahteraan dilakukan dengan metode simulasi.
Secara urnum, hasil dugaan inenunjukkan bahwa semua paremeter dugaan pada
setiap persamaan memiliki tanda yang sesuai dengan harapan dan koefisien determinasi
(Adj R ) berkisar antara 32% sampai 99%.
Peubah-peubah yang berpengaruh terhadap penawaran ekspor karet alain Indonesia
ke masing-masing negara tujuan ekspor (AS, Jepang, Singapura dan Korea Selatan)
adalah harga ekspor karet alam Indonesia, produksi, nilai tukar Rupiah terhadap dollar
AS, pajak ekspor dan juinlah ekspor karet alam bedakala ke masing-masing negara.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penawaran karet alam negara-negara pesaing
Indonesia (Thailand dan Malaysia) adalah harga ekspor karet alam, produksi dan nilai

tukar mata uang negara pengekspor. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku impor
dari keempat negara (AS, Jepang, Singapura dan Korea Selatan) adalah harga impor karet
alam, harga impor karet sintetis, nilai tukar, pendapatan per kapita masing-masing negara,
dan jumlah impor bedakala masing-inasing negara. Harga karet alam internasional
dipengaruhi oleh rasio total permintaan impor dan total penawaran ekspor serta harga
karet alam internasional bedakala.
Perubahan faktor internal dan eksternal yang rnenguntungkan produsen adalah:
depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap US$ 25%, produksi karet alam Indonesia turun
4% dan lo%, kornbinasi antara tingkat upah naik 20% dan depresiasi nilai tukar Rupiah
terhadap US$ 25%, produksi karet alam negara pesaing turun lo%, apresiasi nilai tukar
mata uang negara irnportir lo%, pendapatan perkapita negara importir naik 5% dan
kombinasi depresiasi nilai tukar mata uang negara importir 10% dan pendapatan perkapita
negara importir naik 5%. Hal ini disebabkan oleh peningkatan produksi yang diiringi
dengan peningkatan harga karet alarn Indonesia di pasar domestik. Sedangkan
perubahan faktor internal dan eksternal yang menguntungkan konsulnen adalah: apresiasi
nilai tukar Rupiah terhadap US$ lo%, pajak ekspor naik 5%, kombinasi depresiasi nilai
tukar Rupiah terhadap US$ 25% clan pajak ekspor naik 5%, depresiasi nilai tukar
mata uang negara pesaing 25%, produksi karet alam negara pesaing naik 10% dan
depresiasi nilai tukar mata uang negara importir 10%. Hal ini teruta~nadisebabkan oleh
penurunan barga karet alam di pasar domestik lebih besar dibandingkan dengan

peningkatan permintaan karet alaln di pasar domestik.

SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul :

PENAWARAN DAN PEMlNTAAN KARET ALAM INDONESIA
Dl PASAR DOMESTIK DAN INTERNASIONAL
adalah benar mempakan hasil karya saya sendiri dan belurn pernah dipublikasikan. Se~nua
sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat
diperiksa kebenarannya.

PENAWARAN DAN PERMINTAAN KARET ALAM INDONESIA
DI PASAR DOMESTIK DAN INTERNASIONAL

ERMI TETY

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada

Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

Judul Tesis

: PENAWARAN DAN PERMINTAM KARET ALAM

INDONESIA DI PASAR DOMESTLK DAN INTERNASIONAL
Nama Mahasiswa

: ERMI TETY

Nomor Pokok

: 98014

Prograin Studi


: ILMU EKONOMI PERTANIAN

Menyetujui,
1. Komisi ~ e m b i m b i n g f c

/

Dr. Ir. Annv Ratnawati. M.S.
Anggota

Dr. Ir. Bonar M. Sinaga. M.A.
Ketua
Mengetahui,

2. Ketua Program Studi
Ilmu Ekonomi Pertanian

&4Dr. Ir. Bonar M. Sina~a,M.A.


Tanggal lulus : 12 Juni 2002

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 2 Desember 1971 di Pekanbaru, Propinsi
Riau. Ayah H. Amir Landbau (almarhum) dan Ibu Hj. Zardanis. Penulis anak kedua
dari enarn bersaudara.
Pada tahun 1985 penulis lulus dari SD Negeri 001 Jadirejo Pekanbaru, tahun
1988 lulus dari SMP Negeri V Pekanbaru dan tahun 1991 lulus dari SMA Negeri I
Pekanbaru. Tahw 1995 penulis berhasil meraih gelar Sajana Pertanian, Program
Studi Sosial Ekonomi Pertanian, Universitas Riau Pekanbaru.
Tahun 1998 penulis

diterima

menjadi staf pengajar di Jurusan Sosial

Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Riau. Pada tahun 1998 diterima
sebagai mahasiswa pada Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian, Program
Pascasajana, Institut Pertanian Bogor. Penulis melakukan penelitian di bidang

Perdagangan Intemasional.
Tanggal 13 Maret 1999 penulis menikah dengan Nasrul, SE, Ak dan tanggal
13 Januari 2000 penulis diberi rahmat oleb Allah Yang Maha Kuasa seorang putra
yang karni beri nama Fadhlurrahman Ikbar.

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis telah dapat menyelesaikan tesis ini. Tesis ini merupakan
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu
Ekonomi Pertanian ,Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Tesis ini merupakan studi Penawaran dan Permintaan Karet AIam
Indonesia di Pasar Domestik dan Internasional, khususnya mengenai kesejahteraan
produsen dan konsumen, penerimaan pemerintah dari pajak ekspor serta penerimaan
devisa ekspor karet alam Indonesia. Studi ini diharapkan dapat memberikan saran
implikasi kebijakan yang berguna bagi pengembangan komoditi karet alam, terutama
yang berkaitan dengan strategi pengembangan produksi, perluasan pangsa pasar
ekspor karet alam Indonesia di pasar intemasional, peningkatan penerimaan produsen
dan penerimaan devisa ekspor karet alam Indonesia.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :

1. Dr. 1r.Bonar M. Sinaga, M.A selaku Ketua dan Dr. Ir. Anny Ratnawati, MS

selaku anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak memberikan
b~mbingandan arahan sehingga selesainya penulisan tesis ini.
2. Rektor, Direktur Program Pascasarjana dan Ketua Program Studi Ilmu

Ekonomi Pertanian yang telah memberikan kesempatan, kemudahan dan
fasilitas kepada penulis dalam mengikuti pendidikan Magister Sains pada
Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

3. Rektor, Direktur LPIU-DUE Project Universitas Riau, Delcan Fakultas

Pertanian dan Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Riau yang
memberikan izin, bantuan dana dan fasilitas kepada penulis dalam mengikuti
pendidikan Magister Sains pada Program Pascasajana, Institut Pertanian
Bogor.

4. Rekan-rekan di Pusat Penelitian Pengembangan Karet Bogor yang banyak
memberikan masukan dan saran untuk penelitian ini.
5. Rekan-rekan di Gapkindo, Deperindag,


Bank Indonesia dan BPS yang

banyak membantu penulis dalam mendapatkan data penelitian.

6. Teman-teman di Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian, Program
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor Angkatan 1997, 1998 dan 1999 atas
segala bantuan, perhatian, persaudaraan dan kerjasama selama penulis
menjalani perkuliahan sampai penelitian
7. Adik-adik kost dan keluarga di Aputis dan Malabar yang telah banyak
memberikan dorongan.

8. lbunda Hj. Nurma dan ayahanda H. Mazuri serta saudara-saudaraku yang telah
senantiasa memberikan perhatian dan do'a untuk keberhasilan penulis.
9. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dan tidak dapat disebutkan
satu persatu.

Penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada suamiku

Nasrul, SE, Ak dan anakku Fadhlurrahman Ikbar serta Ibunda Hj. Zardanis dan

ayahanda H. Amir Landbau (almarhum) yang telah banyak memberikan perhatian,
bimbingan, dorongan, do'a serta pengorbanannya selama penulis menyelesaikan studi.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempuma, untuk itu
penulis mengharapkan kritik ataupun saran-saran yang membangun dan harapan
penulis semoga tesis ini berguna dan bermanfaat bagi yang memerlukannya. Amin

Bogor, Agustus 2002

Penulis

DAFTAR IS1
I-Ialaman
DAFTAR TABEL ... ... ... .... .. ... ... .. . ... ... ... ... ... ... .. . ... ... ... ... ... ... ....., ... ...

xii

DAFTAR GAMBAR ....................... .
.
.........................................................


...
xu1

.

.

DAFTAR LAMPIRAN

I.

xiv

PENDAHULUAN ......................................................................................

1

1.1. Latar Belakan

1

1.2. Perumusan Masalah ........ ................................... ................... ................

4

..

1.3. Tujuan Peneltt~an.................................................................................
1.4. Kegunaan Penelitian ......
I . Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
11. TINJAUAN PUSTAKA ............................................

2.1. Perkembangan Produksi, Ekspor, Impor dan Harga Karet Alam
Indonesia dan Internasional ................................................................
2.1.1. Produksi, Ekspor dan Impor Karet Alam Indonesia .... . ... . . .
2.1.2. Produksi, Ekspor dan Impor Karet Alam Internasional ... ... ...
2.1.3. Harga Karet Alam di Pasar Domestik dan Internasional. .. . . . . . .
2.1.4. Keunggulan Teknis Karet Alam Dibandingkan Karet Sintetis...
2.2. Perkembangan Industri Hilir Karet Alam Indonesia. .. . . . . . . ... . . . . . . ....
2.3. Kebijakan Pengembangan Karet Alam Indonesia.. . . . . .-.. . . . . . ... . .. . . . .

2.4. Tinjauan Studi Karet Terdahulu ........................................................
2.4.1. Produksi dan Ekspor Karet Alaln .. . . . . . .. ... . . . .........................
2.4.2. Harga Karet Alam .. . . . . .. . . . . ... . . . . .. ... . .. ... ... ... . . . .. . ... ... .. . .

vii

11

111. KERANGKA PEMIKIRAN .........................................................
.

.

3.1. Dasar Pem~kiran.................................................................................
3.2. Kerangka Teori ....................................................................................
3.2.1. Fungsi Produksi dan Penawaran Karet Alarn ..........................
3.2.2. Fungsi Pemintaan Karet Alam .................................................
3.2.3. Konsep Elastisitas Penawaran dan Permintaan
3.2.4. Penawaran Ekspor dan Perminlaan Impor Karet Alam
di Pasar lntemasional ................................................................
1V. SPESIFIKASI MODEL DAN PROSEDUR ANALISIS ...............................
. . .

4.1. Spes~tikas~
Model ................................................................................
4.1.1. Produksi Karet Alam Indonesia
4.1.2. Penawaran dan Per~nintaanKaret AIam Dornestik .................
4.1.3. Penawaran Ekspor Karet Alarn lndonesia ...............................
4.1.4. Penawaran Ekspor Karet Alain Negara Pesaing Indonesia .....
4.1.5. Perrnintaan lmpor Karet Alam International ...........................
4.1.6. Harga Karet Alarn Intemasional dan Doinestik ..................
..

4.2. Prosedur Analis~s.................................................................................
4.2.1. Identifikasi Model ...................................................................
4.2.2. Metoda Pendugaan Model .....................................................
4.3. Penerapan Model ................................................................................
.

.

4.3.1. V a l ~ d a sModel
~
........................................................................
4.3.2. Sirnulasi Faktor lntemal dan Ekstemal ...................................

4.3.3. Distribusi Tingkat Kesejahteraan ..........................................

77

4.3.4. Jenis dan Surnber Data ............................................................

78

V . KERAGAAN PRODUKSI. EKSPOR. IMPOR DAN HARGA KARET
ALAM DI PASAR DOMESTIK DAN INTERNASIONAL .......................

79

5.1. Keragaan U~nulnModel Dugaan .......................................................

79

5.2. Keragaan Produksi, Ekspor. lmpor dan Harga Karet Alam .............

83

-

5.1.1. Produksi Karet Alam Indonesia ...........................................

83

5.1.2. Penawaran dan Permintaan Karet Alam Domestik .................

84

5.1.2.1. Penawaran Karet Ala~ndi I'asar Domestik ............

84

5.1.2.2. Pennintaan Karet Alam di Pasar Domestik ................

85

5.1.3. Penawaran Ekspor Karet Alam ......................................

86

5.1.3.1. Penawaran Ekspor Karet Ala~nIndonesia ................

86

5 . 1 3 2 Penawaran Ekspor Karet Alaln Negara Pesaing
Indonesia ......................................................

90

5.1.3.3. Total Penawaran Ekspor Karet Alam Intemasional ..... 91
5.1.4. Permintaan Impor Karet Alam .......................................

92

5.1.4.1. Pennintaan Impor Karet Alam Negara Importir Utama . 92
5.1.4.2. Total Permintaan Impor Karet Alam Internasional ...... 95
5.1.5. Harga Karet Alam Intemasional dan Harga Karet Alam
Domestik ..................................................................

95

VI . DAh4PAK PERUBAHAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL
TERHADAP PRODUKSI. EKSPOR. IMPOR DAN HARGA KARET
ALAM DI PASAR DOMESTIK DAN INTERNASIONAL ................... 99
.

.

6.1. V a l ~ d a Model
s~
.................................................................

99

6.2. Da~npakPerubahan Faktor Internal dan Eksternal ........................

101

6.2.1. Peningkatan Upah Tenaga Kerja 20% .............................. 101
6.2.2. Depresiasi Nilai Tukar Rupiah terhadap US$ sebesar 25% .... 107
6.2.3. Apresiasi Nilai Tukar Rupiah terhadap US$ sebesar 10%...... 108
6.2.4. Pajak Ekspor Naik 5% ..............................................

109

6.2.5. Produksi Karet Alam Indonesia Turun 4% .......................

110

6.2.6. Produksi Karet Alain Indonesia Turun 10%.....................

111

.

.

6.2.7. Komb~nasi1 dan 2 ...................................................

113

6.2.8. Kombinasi 2 dan 4 ...................................................

114

6.2.9. Depresiasi Nilai Tukar Mata Uang Negara Pesaing 25% ....... 115
6.2.10. Produksi Karet Alam Negara Pesaing Naik sebesar 10%....... 116
6.2.11. Produksi Karet Alam Negara Pesaing Turun sebesar 10%..... 118
6.2.12. Depresiasi Nilai Tukar Mata Uang Negara Importir 10%...... 119
6.2.13 Apresiasi Nilai Tukar Mata Uang Negara Importir 10% ....... 120
6.2.14. Pendapatan Perkapita Negara Importir Utama Naik 5%......... 121
6.2.15. Kombinasi 12 dan 14.................................................

122

VII. DAMPAK PERUBAHAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL
TERHADAP PERUBAI-IAN DISTRIBUSI KESEJAHTERAAN.......... 123
7.1. Evaluasi Dampak Perubahan Faktor Internal dan Ekstemal ............ 123
7.1.1. Surplus Produsen ...................................................

123

7.1.2. Surplus Konsumen ...................................................

126

7.1.3. Penerimaan Pemerintah Dari Pajak Ekspor ....................... 127
7.1.4. Kesejahteraan Bersih ......................................................

127

7.1.5. Peneriinaan Devisa .................................................

128

VIII . KESLMPULAN DAN SARAN ............................................

130

8.1. Kesimpulan ....................................................................

130

8.2.

136

Saran ............................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................

138

LAMPIRAN ..........................................................................

141

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman

1. Luas Areal dan Produksi Perkehunan Karet Seluruh Indonesia Menumt
Penysahaan Tahun 1967-2000 ..................................................

16

2. Volume dan Nilai Ekspor, Irnpor Karet Indonesia Tahun 1969-1998....... 19
3.

Perkembangan Produksi Karet Alam Internasional Tahun 1989-2000..... 22

4.

Perkembangan Ekspor Karet Alam Internasional Tahun 1989-2000

5.

Perkembangan Impor Karet Alam Internasional Tahun 1989-2000,

6.

Harga Karet Alain di Berhagai Pasar Domestik dan Intemasional
Tahun 1995-1999............................................................................

7.

Perkembangan Produksi Ban Luar Kendaraan Roda Empat Perusahaan
PMA dan PMDN Indonesia Tahun 1992-1995.........................................

8.

Penggunaan Berbagai Jenis Bahan Baku Karet Alam Untuk Industri
Besar dan Sedang Dalam Negeri Tahun 1995 dan 1997...............

9.

Hasil Pendugaan Model Penawaran dan Permintaan Karet Alam
Indonesia di Pasar Domestik dan Internasional ..............................

10. Validasi Model Penawaran dan Permintaan Karet Alam Indonesia
di Pasar Domestik dan Internasional......................................

11. Dampak Alternatif Peruhahan Faktor Intemal dan Eksternal terhadap
Produksi, Ekspor, Impor dan Harga Karet Alam (unit)
Tahun 1990-2000..............................................................
12. Dampak Alternatif Perubahan Faktor Intemal dan Eksternal terhadap
Produksi, Ekspor, lmpor dan Harga Karet Alam (%)
Tahun 1990-2000...............................................................
13. Dampak Altematif Peruhahan Faktor Internal dan Eksternal terhadap
Pemhahan Distrihusi Kesejahteraan Tahun 1990-2000.................

xii

DAFTAR GAMBAR
Nomor

Halaman

1. Model Sederhana Tejadinya Perdagangan Internasional............................ 49

2. Diagram Keterkaitan Antar Peubah Model Penawaran dan
Permintaan Karet Alam di Pasar Domestik dan Internasional ................ 57

DAFTAK LAMl'IRAN
Nomor

1. Konsurnsi Karet Alam Dan Karet Sintetis Dunia Tahun 1995-1999....... 142
2. Produksi Karet Alam dan Karet Sintetis Dunia Tahun 1995-1999......... 143
3 . Produksi Karet dam Dunia Tahun 1995-1999...............................

143

4 . Ekspor Karet Alam dan Karet Sintetis Dunia Tahun 1995-1999............ 144
5. E k s p r Karet Alam Dunia Tahun 1995-1999..................................

144

6. Jenis dan Surnber Data T a h u 1969.2000 .....................................

145

7. Nama-nama Peubah Yang Digunakan Dalam Model ........................ 153
8. Program Komputer Pendugaan Model Menggunakan SAS/ETS
Versi 6.12 Prosedur SYSLIN Metoda 2SLS ....................................

155

9. Hasil Pendugaan Model Menggunakan SASETS Versi 6.12
Prosedur SYSLIN Metoda 2SLS .................................................

157

10. Program Komputer Validasi Model Menggunakan SASETS
Versi 6.12 Prosedur SYMNLIN Metoda Newton ..............................

168

11. Hasil Validasi Model Menggunakan SASETS Versi 6.12
Prosedur SYMNLIN Metoda Newton ..........................................

171

xiv

I. PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Karet mempakan salah satu komoditi non migas yang mempunyai peranan
penting dalam perekonomian Indonesia. Peranan penting itu antara lain sebagai
sumber perolehan devisa negara, penyedia lapangan

kerja dan sebagai sumber

pendapatan bagi petani karet maupun bagi pelaku ekonomi lainnya yang terlibat
dalam budidaya, pengolahan ataupun perdagangan karet.
Sebagai penghasii devisa negara, ekspor komoditi karet tahun 1969 berjumlah
657.3 ribu ton dengan nilai sebesar US$ 171.8 juta dan mengalami perkembangan
yang sangat pesat pada tahun 1998 dengan jumlaI1 ekspor 1 641.2 ribu ton dan
nilainya sebesar US$ 1 101.5 juta (Ditjenbun, 2000). Karet sebagai salah satu
subsektor perkebunan memberjkan kontribusi d a i ekspor terbesar jjka dibandiigkan
dengan komoditi lainnya, yaitu sebesar 35.15 persen dari seluruh nilai ekspor
subsektor perkebunan (Ditjenbun, 1995).
Jenis karet alam yang diekspor saat ini selain terdiri dari karet spesaasi
teknis bempa karet remah atau crumb rubber (Standard Indonesian RubberJSIR), juga
karet konvensional, seperti RSS (Ribbed Smoked Sheet) dan crepe, serta lateks pekat.
Pada mulanya jenis karet alam yang diekspor Indonesia hanya jenis-jenis karet
konvensional dan lateks pekat, tetapi dengan adanya permintaan pasar yang
meningkat mulai tahun 1969 dikeluarkan kebijaksanaan crumb rubberismi oleh
pemerintah sehingga struktur produksi dan ekspor karet alam Indonesia sejak saat itu

mengalami perubahan. BaNtan, sejak dikeluarkannya Keputusan Presiden nomor 85
tahun 1971 produksi dan ekspor jenis crumb rubber ini semaki meningkat
(Departemen Perdagangan, 1989).
Sampai saat ini lebih kurang 73.29 persen karet alam yang diproduksi
Indonesia diekspor, sedangkan sisanya diionsurnsi oleh industri-industri barang jadi
karet

domestik.

Oleh

karena

itu,

karet

Indonesia

sangat

besar

sekali

ketergantungannya dengan fluktuasi pasar karet dam di luar negeri. Dengan
terjadinya berbagai perubahan di pasar karet intemasional Indonesia sebagai negara
produsen kedua terbesar, yang mempunyai tingkat pertumbuhan produksi cukup
tinggi, perlu terus mengadakan penyesuaian-penyesuaian agar dapat mengantisipasi
perubahan pasar intemasional di masa mendatang.
Perkembangan perekonornian karet alam akan sangat dipengaruhi oleh
berbagai faktor, seperti perekonomian negara-negara intemasional terutama
perekonornian negara maju, iklim, kebijakan negera-negara produsen, nilai tukar mata
uang terhadap US$, perdagangan karet sintetis dan lain sebagainya. Keselumhan
faktor tersebut akan berpengaruh terhadap konsurnsi, produksi, impor, ekspor dan
harga karet alam (Dradjat, 2000).
Dengan harga komoditi karet yang selalu fluktuatif, ternyata luas areal dan
produksi karet Indonesia terns mengalami peningkatan. Tahun 1990 luas areal
perkebunan karet Indonesia adalah 3 141.6 ribu hektar dengan jumlah produksi
1 275.3 ribu ton dan diperkirakan terns mengalami peningkatan pada tahun 2000
dengan luas areal 3 742.2 ribu hektar dengan jumlah produksi mencapai 1 751.7 ribu
ton (Ditjenbun, 2000).

Di pasar internasion4 tahun 2000 Indonesia merupakan negara produsen dan
pengekspor karet terbesar dunia kedua setelah Thailand dengan produksi Indonesia
sebesar 1 501 ribu ton atau sekitar 22 persen produksi dunia dan Thailand sebesar
2 346 ribu ton. Sedangkan Malaysia merupakan negara produsen dan pengekspor
karet ketiga terbesar dunia dengan produksi 615 ribu ton. Jumlah produksi ketiga
negara mencapai 66 persen produksi dunia (International Rubber Study Group, 2002).
Pertumbuhan produksi karet Indonesia tahun 1998 meningkat 12 persen dari
tahun 1997, ha1 ini disebabkan nilai tukar mata uang Indonesia merosot drastis
terhadap dollar AS. Sehingga petani sangat bergairah menyadap kebun karetnya tetapi
yang menikmati situasi ini tentu saja eksportir (Komoditas, 2000).
Pertumbuhan konsumsi karet dunia dari tahun 1995 hingga tahun 1999 tercatat
rata-rata 3 persen. Sedangkan stok karet tahun 1994-1999 produksinya berkisar 29-33
persen per tahun. Tapi kondisi harga karet saat ini berada di posisi terendah. Sebagai
gambaran, perkembangan harga karet dari tahun 1995 pada posisi 1,28 dollar AS.

Namun sampai Agustus 2000 harga karet terus menurun sampai ke posisi 0,62 d o k

AS per kilogram (Dradjat, 2000).
Jadi dapat d i i a t bahwa perspektif peranan karet terhadap perekonomian
nasional dan dalam kedudukannya pada perkaretan internasional, memiliki potensi
besar untuk diikembangkan setelah perkebunan kelapa sawit, sebagai penyumbang
devisa dan peningkatan pendapatan petani. Tetapi untuk peningkatan usaha
perkebunan karet selanjutnya memiliki hambatan, baik yang datang dari tatanan pasar
karet domestik rnaupun tatanan pasar karet internasional.

1.2.

Perurnusan Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara produsen karet utama yang memiliki

areal perkebunan karet terluas di dunia, yakni lebih dari 3.7 juta hektar dimana 86
persen merupakan areal perkebunan karet rakyat dan sisanya perkebunan negara d m
perkebunan swasta (Departemen Perdagangan, 1989).
Usahatani karet sudah merupakan tulang punggung perekonomian bagi
sebagian besar rakyat Indonesia, maka tidaklah mudah untuk mengendalikan
peningkatan produksi. Jadi tantangan yang &an diidapi pada saat ini dan masa yang
akan datang adalah bagaimana rneningkatkan pangsa pasar karet Indonesia sehingga
kecenderungan masalah surplus produksi dapat dikurangi.
Hambatan yang menyangkut pasar karet domestik adalah masih lambatnya
peningkatan konsumsi karet Indonesia yaitu tahun 1998 konsumsi karet dam di
Indonesia mengalami penurunan sebesar -31.2 persen karena pabrik pengolahan
barang-barang dari karet relatif masih sediit. Hal ini dipengaruhi juga oleh krisii
ekonomi yang terjadi tahun 1997 di Asia, jadi prospek konsumsi karet alam di masa
yang akan datang seringkali sulit ditentukan karena adanya ketidakpastian dalam
perkembangan ekonomi dan politik yang sangat besar pengaruhnya terhadap industri
pemakai karet dam (Dradjat, 2000).
Perkernbangan konsumsi karet alam dan karet sintesis internasional dalam lima
tahun teraMrir relatif konstan pada tingkat sekitar 16 juta ton dengan laju pertumbuhan
2.33 persen pertahun. Pada periode yang sama, konsumsi karet alam dunia

mencapai sekitar 6.3 juta ton dengan pertumbuhan 2.94 persen pertahun, mash lebii
tinggi dibandingkan perturnbuhan konsumsi karet sintesis, yaitu 1.95 persen pertahun
(Lampiran 1).
Untuk karet alam, konsumsi negara-negara sisa dunia mencapai level rata-rata
4 juta ton, sedangkan impornya hanya 2.1 juta ton Perbedaan angka ini terjadi karena
beberapa negara sisa dunia temtama negara-negara berkembang seperti C i India,
B r a d Malaysia, Indonesia dan Thailand adalah negara-negara produsen sekaligus
konsumen karet alam. Feno~nenaini berbeda untuk negara-negara maju atau bukan
negara produsen. Level konsumsi negara-negara maju hampir sarna dengan level
impornya.
Konsumsi

karet alam intemasional awal tahun 2001 baru mencapai

3 560 ribu ton dengan tingkat pertumbuhan cendrung stabii. IRSG meramalkan bahwa
dalam 4 bulan (Juli-Oktober 2001), konsumsi karet dam intemasional akan mencapai
7 075 ribu ton. Hal ini berarti terdapat kenaikan konsumsi sebesar 3 515 ribu
ton dalam 4 bulan. Amerika Serikat, Perancis, Jerman, Inggris, Jepang dan sisa dunia
masing-masing diamalkan meningkat sebesar 488, 149, 114, 62, 369, clan 2 334 ribu
ton (Dradjat, 2001).
Perkembangan produksi karet alam dan sintetis internasional dalam lirna tahun
terakhir relatif konstan pada tingkat sekitar 16.3 juta ton dengan laju pertumbuhan
1.92 persen pertahun. Pada periode yang sama, produksi karet alam internasional
mencapai sekitar 6.4 juta ton dengan pertumbuhan 2.2 persen pertahun, mash lebih
tinggi dibandingkan
pertahun (Lampiran 2).

pertumbuhan

produksi karet sintesis

yailu 1.75 persen

Perkembangan produksi karet dam internasional (Malaysia) sebagai negara
produsen utama karet dam mengalami pertumbuhan negatif, yaitu turun mencapai
-8.34 persen pertahun. Sebaliknya, India, C i dan negara-negara sisa dunia terutama
Vietnam mengalami peningkatan produksi dengan laju masing-masing 5.49 persen,
2.06 persen, d m 9.36 persen pertahun. Pada dua tahun terakhir Malaysia, Thailand,
dan Indonesia secara bersama mengalami pertumbuhan negatif, masing-masing
-13.2 persen, -11.64 persen, dan -1.57 persen. P e n m a n produksi mengakibatkan
produksi karet alam dunia turun dari 6.7 juta ton pada tahun 1998 menjadi 6.6 juta ton
pada tahun 1999 (Lampiran 3).
Produksi karet alam Indonesia pada tahun ini diperkirakan lebih baik dari
tahun lalu, karena

konsumsi karet alam domestik akan meningkat dibandingkan

tahun-tahun sebelumnya. Selain mengandalkan kebutuhan domestik, produsen karet
berharap mampu memasok kebutuhan karet dam internasional yang permjntaannya
juga melonjak.
Produksi karet dam internasional awal tahun 2001 mencapai 3 460 ribu ton
dengan tingkat pertumbuhan negatif, yaitu 2.73% per buIan. IRSG meramalkan bahwa
dalam 4 bulan (Juli-Oktober 2001), produksi karet alam internasional akan mencapai
7 117 ribu ton. Hal ini

berarti terdapat kenaikan produksi sebesar 3 657 ribu

ton dalam 4 bulan. Indonesia, Malaysia dan Thailand masing-masing diramalkan
meningkat 853, 295 dan 1 182 ribu ton (Dradjat, 2001). Indonesia merupakan negara
yang masih mengalami pertumbuhan positip, yaitu 0.69% per

bulan. Sedangkan

Malaysia dan Thailand menurunkan produksinya dengan laju 0.45% dan 6.63% per
bulan.

Permintaan domestik terhadap komoditas unggulan ekspor karet sempat anjlok
seiring dengan krisis moneter tahun 1997. Jiia tahun 1992 kebutuhan domestik
sebesar 12 persen dari total produksi karet maka pada tahun 1997-1998 turun menjadi

8 persen. Peningkatan kebutuhan ini mulai terasa pada tahun 2000 menjadi 10 persen.
Diharapkan kebutuhan domestik meningkat karena adanya ketidakpastian harga karet
di pasar internasional yang cenderung turun akibat tidak segera diepaskannya stok

INRO.

Hal ini disehabkan oleh negara produsen lainnya seperti Thailand dan

Malaysia, dimma Thailand sebagai negara produsen karet alarn teiah menjadiian
komoditas ini sebagai tunggangan politik di dalam negeri dan Malaysia telah
menetapkan bahwa negaranya hanya sebagai net irnportir bahan baku dan tidak akan
melepas karetnya di pasar internasional, alasannya Malaysia telah mengubah
kebijakan ekonominya dengan mengolah bahan baku agar memberi nilai tambah
sehingga harga ekspomya menjadi lebii tinggi (Dradjat, 2000).
Dalam kaitan ini pertanyaannya adalah faktor-faktor apa saja yang menjadi
pendorong maupun pengharnbat permintaan dan penawaran karet alam Indonesia di
pasar domestik rnaupun internasional.
Di pasar internasional, harga yang b e r f l b t i f merupakan ciri yang
berkelanjutan. Harga karet alam dalam lima tahun terakhir untuk berbagai jenis mutu
di beberapa pasar terus menurun antara -11 persen hingga -20 persen pertahun,
(Tabel 6). Penurunan harga di pasar internasional tejadi karena over supply dan
permintaan relatif stabil. Sedangkan kenaikan harga dalam Rupiah di Jakarta lebii

disebabkan oleh dampak depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap US$ sejak
pertengahan tahun 1997. Dalam tiga tahun terakhir, harga turun antara -7 persen
hingga -2 1 persen pertahun.
Harga karet alam di berbagai pasar internasional hingga September tahun 2001
masih tetap rendah, yaitu dibawah US$ 1 per kg. Sejak Januari hingga September

2001 tidak ada lonjakan harga yang berarti untuk semua jenis karet di semua pasar,
kecuali jenis RSS3 di Pasar Tokyo yang mengalami kenaikan 0.8% per bulan. IRSG
(2001) mengamati bahwa karet Indonesia, walaupun mengalami penurunan
mempunyai kernampuan untuk pulih lebii baik dibandiigkan karet yang berasal dari
Malaysia dan Thailand. Dua

alasan

spekulatif yang mungkin dapat dijelaskan

yaitu ( 1 ) produsen pengolah karet ( pengekspor ) rnengurangi majin keuntungan, dan
(2) penunman laju depresiasi Rupiah terhadap US$ (Dradjat, 2001).

Pada pertemuan INRO Council September 1999, anggota INRO memutuskan
untuk memberhentikan INRA (International Natural Rubber Agreement / Pejanjian
Karet Alam Internasional) yang sebelumnya dijadwalkan bulan Februari 2001.
Pemberhentian ini terjadi karena penarikan diii Thailand, Malaysia dan Sri Langka
dari INRO. Keputusan yang diambil kemudian adalah melikuidasi stok 34 000 ton
setiap tiga bulan jika kondisi pasar memungkinkan.
Keputusan pemberhentian INRA ternyata sempat mengangkat harga karet
internasional. Harga DIM? dari M/S cent 102.3kg pada bulan September menjadi
sekitar M/S cent 11O/kg dari Bulan Oktober 1999 hingga April 2000. Dalam kaitan

kL pertanyaan selanjutnya adalah faktor-faktor apa yang mempengaruhi harga karet
alam di pasar intemasional dan dampaknya terhadap harga karet alam di pasar
domestik.
Perkembangan yang terjadi pada ekspor karet alam dan sintetis intemasional
dalam lirna tahun terakhir, untuk karet dam, pertumbuhan ekspor lebii rendah dari
pada pertumbuhan produksi sedangkan pertumbuhan ekspor karet sintesis lebii tinggi
dari pada pertumbuhan produksi (Lampiran 5). Pertumbuhan ekspor karet alam dalam
lima tahun terakhir mencatat rata-rata 0.4 persen pertahun, sedangkan pertumbuhan
ekspor karet sintetis mencapai 5.94 persen pertahun.
Perkembangan ekspor karet dam internasional mencatat Malaysia sebagai
pengekspor utama karet alam mengalami rekor pertumbuhan negatif, yaitu turun
mencapai -13.49 persen pertahun. Pertumbuhan negatif lain dicatat oleh Nigeria yaitu
-7.70 persen (Lampiran 5). Selain itu pada dua tahun terakhir Thailand dan Indonesia
secara bersarna mengalami penurunan ekspor, masing-masing t

m 3.4 persen dan

9.0 persen yaitu dari 1 641 ribu ton dan 1 839 ribu ton pada tahun 1998 menjadi

1 585 ribu ton dan I 657 ribu ton pada tahun 1999.
Awal tahun 2001 terjadi p e n m a n ekspor karet alam internasional secara
sistematis. Pertumbuhan ekspor internasional turun 2.03% per bulan, walaupun ekspor
Indonesia masih tetap naik. Namun ekspor Thailand masih tetap tertinggi
dibandingkan Indonesia dan Malaysia. Hal yang perlu diperhatikan adalah Malaysia
mengurangi ekspomya sangat drastis mencapai 50% per bulan (Dradjat, 2001).
Pangsa produksi dan ekspor karet alam per negara menunjukkan bahwa
Indonesia tetap menduduki posisi kedua setelah Thailand untuk produksi, kedudukan

selanjutnya ditempati oleh Malaysia, Vietnam dan Nigeria. India dan Cina tidak
termasuk negara pengekspor karena sebagian besar produksinya untuk keperluan
konsumsi.
Ekspor karet alam Indonesia tahun ini diproyeksikan mencapai 1,4 juta ton
dari produksi nasional yang mencapai 1,6 juta ton atau naik 10 persen dari nilai ekspor

tahun 2000 sebesar US$ 800 juta. Akan tetapi produsen karet alam masih
dibayang-bayangi anjloknya harga komoditas karet

karena ketidakkompakkan

negara-negara produsen untuk melepas stok penyangga yang diiasai organisasi karet
alam intemasional INRO (International Natural Rubber Organization, 2002).
Peranan karet Indonesia di pasaran internasional rnasih h a n g berarti,
walaupun Indonesia menguasai pangsa pasar cukup besar dari keseluruhan ekspor
komoditi karet internasional, karena kualitas karet yang diekspor rnasih bermutu
rendah. Rendahnya mutu karet alam telah ditunjukkan oleh produktivitas karet alam
dan harga ekspor karet alam Indonesia yang masih rendah. Jadi ha1 yang l e b i spesifik
untuk dipertanyakan disini adalah faktor-faktor apa yang menjadi pendorong atau
penghambat ekspor karet alam Indonesia ke berbagai negara tujuan ekspor.

Dari

uraian diatas, diietahui bahwa kecenderungan perkaretan Indonesia

adalah jumlah produksi yang akan meningkat dengan pesat dihadapkan dengan
kemungkinan penetrasi pasar yang hams bersaing dengan negara-negara produsen
lainnya pada pasar internasional, fluktuasi harga, dan keterbatasan daya serap pasar
domestik. Untuk merurnuskan langkah-langkah pengembangan produksi maupun

ekspor, perlu infomasi mengenai perilaku penawaran ekspor dan permintaan impor
karet alam di pasar intemasional maupun penawaran dan pemintaan karet alam di
pasar domestik.

1.3.

Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mempelajari keragaan penawaran

dan permintaan karet alam Indonesia di pasar domestik dan intemasional. Secara
khusus penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi produksi, permintaan karet alam

Indonesia, penawaran ekspor karet alam Indonesia ke negara-negara importir
utama, penawaran ekspor karet alam negara-negara eksportir utama, pemintaan
impor karet alam negara-negara importir utama serta harga karet alam di pasar
domestik dan intemasional.

2. Mengkaji dampak perubahan faktor intemal dan ekstemal terhadap produksi,
ekspor, impor dan harga karet alam di pasar domestik dan intemasional.
3. Mengkaji dampak perubahan faktor intemal dan eksternal terhadap distribusi
kesejahteraan produsen dan konsumen, penerimaan pemerintah dari pajak ekspor
dan kesejahteraan bersih serta penerimaan devisa ekspor karet alam Indonesia.

1.4.

Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberi saran implikasi kebijakan yang

berguna untuk pengembangan perkaretan lndonesia ke depan, khususnya menyangkut

strategi pengembangan prospek produksi dan permintaan karet alam Indonesia di
pasar domestik, rnaupun strategi peningkatan daya saing ekspor karet alam Indonesia
di pasar intemasional.

1.5.

Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang, perumusan masalah dan tujuan penelitian yang

telah diuraikan, maka ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis penawaran dan
permintaan karet alam Indonesia di pasar domestik dan internasional. Khususnya
menganalisis penawaran ekspor karet alam Indonesia ke negara-negara konsumen
utama, penawaran ekspor karet alam negara produsen pesaing utama, permintaan
karet alam negara-negara konsumen utama, dan harga karet alam di pasar domestik
dan intemasional.
Untuk mengetahui dampak berbagai perubahan faktor internal dan ekstemal
terhadap harga, produksi, penawaran dan permintaan karet alam di pasar domestik,
ekspor, impor dan harga karet alam di pasar internasional, digunakan model
ekonometrika dalam bentuk persamaan simultan dan analisis simulasi.
Keterbatasan penelitian ini adalah tidak dibedakannya bentuk dan kualitas dari
jenis karet alam yang akan diproduksi, diekspor ataupun yang diimpor. Di pasar
intemasional, yang dikaji adalah penawaran ekspor karet alam negara-negara
produsen utama dan permintaan impor karet alam negara-negara konsumen utama.

Penawaran dan permintaan karet alam di pasar domestik dikaji secara agegat.
Produksi karet alam tidak dibedakan berdasarkan wilayah produksi (pulau dan
propinsi) dan jenis pengusahaan (perkebunan rakyat, swasta dan negara).

11. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perkembangan Produksi, Ekspor, Impor dan Harga Karet Alam Indonesia
dan Internasional

2.1.1. Produksi, Ekspor dan Irnpor Karet Alam Indonesia
Perkebunan karet di Indonesia mulai diperkenalkan sejak tahun 1864, yaitu
sejak Hofland m e n d i r i i perusahaan perkebunan karet ditanah Pamanukan Ciasem,
Jawa Barat. Jenis karet yang ditanam rnasih merupakan jenis karet rampung (Ficus
Elastics), sedangkan karet jenis Havea (Havea Brasiliensis) diperkenalkan di

Sumatera T

i (sekarang Surnatera Utara) pada tahun 1902, sebagai tansunan

pengganti didaerah yang tidak cocok bagi tanaman tembakau, dan di Jawa tahun 1906
(Mubyarto dan Dewanta, 1991).
Periode berikutnya areal tanaman karet terus meningkat, bahkan pada tahun
1908-1911 sangat meningkat karena kenaikan harga yang tinggi (boom) sebagai
akibat kernajuan industri kendaraan bermotor di USA. Tahun 1906, luas areal tanaman
diperkebunan di Jawa seluas 10 120 hektar, telah

meningkat menjadi 84 180

hektar pada tahun 1911. Disamping itu, penanaman pohon karet yang relatif mudah
telah mendorong perluasan areal perkebunan rakyat. Selanjutnya, perluasan areal
tanaman karet alam yang baru dimulai tahun 1912 meningkat dengan pesat. Indonesia
menjadi produsen utama dunia bersama-sama dengan Malaysia, yang mempunyai

iklim dan keadaan alarn yang sama. Oleh karena pohon karet dapat diambii lateksnya
setelah b e m u r 7-8 tahun, maka data produksi baru dapat dicatat mulai tahun 1916.
Pada tahun 1917, produksi karet olahan rakyat telah menyamai hasil produksi dari
perkebunan besar, dan tahun-tahun selanjutnya perkebunan rakyat rnendominasi

produksi karet dam Indonesia. Tahun 1937, perkebunan karet mencapai puncak
produksi, ( d i a sebelum kemerdekaan), dengan produksi sebesar 650 000 ton.
Setelah itu perkembangan produksi karet cenderung menurun, sebagai akibat dari
p e n m a n harga karet alam. P e n m a n produksi karet terus berlangsung hingga
perang dunia kedua meletus (Mubyarto dan Dewanta, 1991).
Setelah kemerdekaan, permintaan karet alam menunjukkan peningkatan
kembali. Hal ini memberi dorongan terhadap peningkatan produksi karet alam,
bahkan Indonesia menjadi produsen utama dunia. Tetapi peningkatan tersebut tidak
didukung oleh pengelolaan yang baik dan perernajaan serta perluasan perkebunan
karet, sehingga kemudian produksi menurun.
Perkembangan luas areal tanarnan dan produksi karet alam antara tahun 1967
sampai 2000 dapat dilihat pada Tabel 1. Tahun 1967, luas areal tanarnan karet alam
seluas 2 131 704 hektar, yang terdiri dari 75.85 persen perkebunan rakyat, 10.45
persen perkebunan besar negara dan 13.69 persen perkebunan besar swasla. Di tahun
2000, luas areal perkebunan karet aIam sudah mencapai 3 742 184 hektar, dengan
perubahan proporsi pernilikan perkebunan sebagai berikut: perkebunan rakyat,
perkebunan besar negara dan perkebunan besar swasta masing-masing menguasai
85.54 persen, 6.36 persen dan 8.09 persen dari keseluruhan luas areal tanaman karet
alam (Ditjenbun, 2000). Pada sisi produksi, perkembangan produksi karel alam
memperlihatkan kenailcan yang berarti. Pada tahun 1967, produksi perkebunan
rakyat mencapai 500 272 ton (70.54 persen dari total produksi), perkebunan besar
negara sebesar 112 851 ton (15.91 persen) dan perkebunan besar swasta sebesar
96 128 ton (13.55 persen).

Tabel 1. Luas Areal dan Produksi Perkebunan Karet Seluruh Indonesia
Menurut Pengusahaan Tahun 1967-2000.
Luas Areal ( Ha )

Thn
PR

1967
1968
1969
1970
1971
1972
1973
1974
1975
1976
1977

PUN

1616985
1 689 707
1771 367
1813 123
1 811 277
1 840 475
1 856 587
1 872 752
1 864 216
1 857 088
1 864 913

PUS

222789 291 930
228 330 290 690
221 480 294 062
223574 280590
221 443 306 901
197 430 305 864
216 292 275 063
197 209 259 120
201 787 254 740
196 991 251 619
189 707 236 409

Produksi ( Ton )

Iumlah

PR

PUN

PBS

Jumlah

2 131 704
2 208 727
2 286 909
2317287
2 339 621
2 343 769
2 347 942
2 329 081
2 320 743
2 305 698
2 291 029

500272
531 216
553 826
571 014
547 027
567 327
597 925
571 050
542 727
610 183
590 339

112851
122 785
109 856
118 171
117 950
120 618
136 877
137 653
137 292
142477
146 895

96 128
101 639
109 751
112961
115 969
112 145
109 453
107 779
109 828
103 888
116 744

709251
755 640
773 433
802 146
780 946
800 090
844 255
816 482
789 847
856548
853 978

Sumber : Ditjenbun (2000). Statistik Perkebunan Indonesia 1998-2000
Keterangan : PR = Perkebunan Rakyat, PBN = Perkebunan Besar Negara,
PBS = Perkebunan Besar Swasta,
*) Sementara, **) Estimasi.
Pada
mengalami

tahun

2000,

perubahan,

komposisi
yaitu

produksi karet

masing-masing

alam tidak banyak

memproduksi 75.59 persen

(perkebunan karet rakyat), 11.39 persen (perkebunan besar negara) dan
persen (perkebunan besar swasta) dari keseluruhan produksi.

13.01

Konsumsi karet didalam negeri menyerap sebagian kecil saja (5-7 persen) dari
produksi karet Indonesia. Sebagian besar konsumsi diirap oleh pabrik ban yang
sampai saat ini mash mengalami kelebihan kapasitas akibat menurunnya permintaan
ban domestik, dan pabrik ban telah mencari jalan keluar dengan mengekspor keluar
negeri sehingga d i i a p k a n konsumsi karet domestik akan terus meningkat akibat
meningkatnya permintaan oleh pabrik sepatu

karet dan s m n g tangan karet

(Departemen Perdagangan, 1989).
Perkembangan industri barang jadi karet domestik terus meningkat. Pada
perkembangan industri ban, sepatu karet, dan m

g tangan karet, merupakan tiga

jenis industri barang jadi karet terpenting yang terus berkernbang, baik jumlah pabrik,
produksi maupun ekspornya. Walaupun sebagian besar bahan pembuat ban, sepatu
karet, dan juga sarung tangan karet masih diekspor, pemerintah selalu berusaha untuk
mencari jalan keluar agar ketergantungan industri barang jadi karet terhadap barang

n
iterlihat dari didorongnya pendiiian pabrik-pabrik yang
irnpor dapat dikurangi. Hal i
memproduksi bahan baku pembuatan ban, seperti karet sintetis, tyre cord, carbon
black, bahan-bahan kimia dan sebagainya. Demikian juga,

pengembangan industri

bahan baku pembuat sepatu karet, seperti kanvas dan gesper terus didorong untuk
semakin meningkatkan produksi dan mutunya. Sementara bahan baku utama
pembuatan sarung tangan, yaitu lateks pekat, sampai saat ini kurang lebii 80 persen

masih diimpor dari Malaysia, tetapi sebagai negara produsen karet utama Indonesia
diharapkan dapat memenuhi sendiii kebutuhan lateks pekat bagi industri barang jadi
karet domestik.

Pasar ekspor utama dari karet darn Indonesia adalah USA, Singapura dan
Jepang. Dalam tahun 1995, pangsa pasar untuk ekspor karet lebih dari 67 persen
(Erwidodo, 1999). Nilai total ekspor karet Indonesia meningkat dengan rata-rata
pertumbuhan per tahun 3 persen pada periode 1985-1996. Peningkatannya adalah
sebesar

US$ 716 juta tahun 1985 menjadi US$ 1 918 juta dalam tahun 1996.

Peningkatan yang terbesar terjadi tahun 1995 sebesar US$ 1 963 juta. Pada tahun
1996 terjadi p e n m a n nilai, ha1 ini disebabkan oleh musim kemarau yang panjang
dan kebakaran hutan yang luas (Dradjat, 2000).
Produksi karet Indonesia sebagian bestir di ekspor ke Amerika Serikat sebagai
pasaran utama. Pasaran karet intemasional tersebar di 70 negara lebih, tetapi
Indonesia baru mengekspor ke 37 negara. Untuk t a h u n - t h mendatang diperkiiakan
kebutuhan

domestik

akan

meningkat karena perkembangan industri-industri

barang-baing karet, temtama untuk memenuhi kebutuhan akan ban (Departemen
Perdagangan, 1989).
Di Indonesia, tahun 1980 ekspor karet adalah 1.02 juta ton pertahun dan
diproses didalarn negeri sebanyak 45 000 ton sebagai barang jadi sedangkan sisanya
diekspor. Selama tahun 1969-1999, rata-rata volume ekspor karet alam Indonesia
adalah 87 persen dari produksi, dengan tingkat terendah 9 persen tahun 1991 dan
tingkat tertinggi 103 persen tahun 1973. Untuk impor karet alam Indonesia dimulai
tahun 1978 sampai sekarang dengan rata-rata volume impor tahun 1999 sebesar 1.05
persen dari jumlah produksi (Tabel 2).

Tabel 2. Volume dan Nilai Ekspor, Impor Karet Indonesia Tahun
1969-1998

Tahun

Volume
(ton)

Ekspor
Thd
Produksi

Nilai
(000 US$)

Volume
(ton)

Impor
Thd
Prduksi

Nilai
(000 US$)

1971
1972
1973
1974
1975
1976
1977
1978
1979
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999

580232
755 960
866 638
794 741
788292
789 892
781967
865 960
865 321
976 131
812 800
797 608
938 032
1009558
987 771
958 692
1092 525
1 132 132
1 151 409
1 077 331
122 020
1267 605
1214 568
1244950
1324295
1434 285
1404010
1641 186
1494 543

74.29
94.48
102.65
97.34
99.80
92.22
91.57
97.78
89.77
95.69
84.38
88.70
93.15
97.77
93.63
86.13
96.65
96.49
95.23
84.48
9.19
90.64
82.32
83.03
84.17
91.12
90.43
98.75
87.16

166 476
161 601
391 372
476 076
358 240
535 693
575 555
718 045
940 603
1 165 321
835849
602 148
843 465
948 391
708 498
711 612
958 047
1243 422
1 007 198
846 876
965 714
1038 468
977 088
1 271 940
1963 636
1917 902
1493416
1 101 453
849 200

0
0
0
0
0
0
0
1031
1 209
1 960
2324
1 847
365
24
44
151
0
0
823
792
1 250
680
817
2 320
7 566
4 729
6599
13 567
17 962

0
0
0
0
0
0
0
0.12
0.13
0.19
0.24
0.21
0.04
0
0
0.01
0
0
0.07
0.06
0.09
0.05
0.06
0.15
0.48
0.30
0.43
0.82
1.05

0
0
0
0
0
0
0
197
245
456
155
570
124
37
49
106
0
0
1 089
708
1331
1 960
681
2 535
11 209
6 999
9011
9 304
10 727

Sumber : Ditjenbun (2001). Statistik Perkebunan Indonesia 1999-2001.
Tingginya potensi ekspor tahun 1973 , diiarenakan adanya kenaikan harga
minyak bumi ( oil boom ) sebagai bahan baku utama karet sintetis. Dengan demikian

biaya produksi karet sintetis pun akan meningkat. Secara langsung ha1 ini akan
mengurangi kemampuan produksi industri-industri karet sintetis. Dalam keadaan ini,
permintaan terhadap karet dam cenderung akan meningkat, yang dalam jangka waktu
tidak terlalu lama, akan meningkatkan pasok karet alam sebagai akibat penanaman
dan peremajaan tanarnan karet dmegara-negara produsennya (Mubyarto dan Dewanta,
1991).
Ekspor karet alam Indonesia selalu berfluktuatif, baik d i t dari volume
ataupun dari nilai ekspomya. Dalam tahun 1993-1997 nilai ekspor karet alam
Indonesia ke negara-negara tujuan cukup fluktuatif. Pada tahun 1993 nilai ekspor
karet alam yang terbesar adalah Amerika Serikat sebesar US$ 509.82 juta d i i t i oleh
Singapura sebesar US$ 167.92 juta, Jepang sebesar USS43.53 juta, Meksiko sebesar
US$ 30.22 juta, Korea Selatan sebesar US$ 19.03 juta

dan Kanada sebesar

US$ 32.89 juta. Sedangkan untuk tahun 1997 nilai ekspor karet alam Indonesia yang
tersebar masih dikuasai Amerika Serikat sebesar US$ 732.01

juta

dan d i i t i

Singapura sebesar US$ 147. 11 juta, Jepang sebesar US$ 137.74 jut& Korea Selatan
sebesar US$ 109.02 juta, Kanada

sebesar US$ 80.18 juta dan Meksiko sebesar

US$49.27 juta (Elwamendri, 2000).

2.1.2. Produksi, Ekspor dan Impor Karet AIam Internasional
Produsen terbesar karet alam saat ini adalah Thailand, yang pada tahun 2000
mempunyai pangsa sebesar 34.81 persen dari produksi karet dam internasional
sebesar 6 740 ribu ton, tempat berikutnya diduduki oleh Indonesia (22.27 persen), dan
Malaysia (9.13 persen). Berarti ketiga negara produsen utama karet alam ini

memproduksi 66.21 persen dari seluruh produksi karet dam internasional. Sedangkan
negara-negara lainnya seperti Sri Langka, Vietnam, India dan