Makna Ideasional pada Karangan Bahasa Indonesia Mahasiswa Prodi D4 Mice Politeknik Negeri Medan

Telangkai Bahasa dan Sastra, Januari 2015, 42-55 Copyright ©2015, Program Studi Linguistik FIB USU, ISSN 1978-8266

Tahun ke-9, No 1

MAKNA IDEASIONAL PADA KARANGAN BAHASA INDONESIA MAHASISWA PRODI D4 MICE POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Desri Wiana, S.S., M.Hum. Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Medan
desriwiana79@gmail.com
Abstrak Makalah ini mengkaji makna ideasional dalam karangan Bahasa Indonesia Mahasiswa Prodi D4 MICE Politeknik Negeri Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna ideasional yang mengkaji sistem transitivitas yang mencakup jenis partisipan dan sirkumstan yang ditemukan pada karangan bahasa Indonesia mahasiswa prodi D4 MICE Politeknik Negeri Medan. Sampel data yang dianalisis berjumlah 20 judul karangan dengan menggunakan Teori Linguistik Fungsional Sistemik (LFS). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu metode yang memaparkan data secara alami dan apa adanya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis partistipan yang ditemukan pada karangan mahasiswa adalah identifikasi, pelaku, dan penginderaan. Sedangkan jenis sirkumstan yang ditemukan dalam karangan mahasiswa adalah sebab, cara, dan lingkungan.
Kata kunci: LFS, partisipan, dan sirkumstan

PENDAHULUAN
Bahasa adalah alat komunikasi yang penting dalam interaksi antarmanusia. Dengan bahasa yang dimilikinya, seseorang dapat mengemukakan perasaan dan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan.
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia berinteraksi dengan orang lain. Dengan menguasai berbagai bahasa, maka manusia bisa membuka jendela dunia dan memperoleh pengalaman yang sebelumnya mungkin tak terpikir bahkan membayangkannya.
Bahasa memiliki peranan yang sangat penting guna menuangkan ide pokok pikirannya, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Ketika sesorang mengemukakan gagasan yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan melainkan juga harus ada pemahaman. Dengan adanya pemahaman, maksud dan tujuanpun akan tersampaikan secara jelas.
Bahasa merupakan kebutuhan di masyarakat. Dengan fungsinya untuk memenuhi kebutuhan, bahasa terstruktur sesuai dengan kebutuhan manusia dalam berbagai kegiatannya sebagai anggota masyarakat. Dengan kata lain, struktur bahasa ditentukan oleh kegunaan, penggunaan, atau fungsi bahasa bagi manusia. Pendekatan terhadap bahasa yang berdasarkan pada kegunaan, penggunaan, dan fungsi bahasa bagi manusia disebut pendekatan fungsional dan kaidah atau aturan bahasa yang dapat dihasilkan dari pendekatan ini disebut tatabahasa fungsional. Satu aliran atau kelompok dalam kajian bahasa fungsional adalah Linguistik Fungsional Sistemik (LFS).
42

Desri Wiana, S.S., M.Hum.
LFS merupakan suatu pendekatan bahasa yang mengkaji tidak hanya masalahmasalah konteks kebahasaan saja (denotative context) tetapi juga masalah konteks sosial (connotative context).
Kajian LFS menggunakan pendekatan fungsional memiliki tiga keunggulan, yaitu pertama, kajian bahasa difokuskan pada teks (wacana). Kedua, kajian tidak hanya dilakukan pada unsur bentuk, tetapi juga pada arti bahasa. Ketiga, dalam mengkaji bahasa selalu dikaitkan dengan konteks sosial.
Berdasarkan ketiga ciri di atas, LFS dapat digunakan untuk menjelaskan penggunaan bahasa pada Sistem Transitivitas dalam karangan bahasa Indonesia Mahasiswa Prodi D4 MICE Politeknik Negeri Medan.

Penelitian mengenai sistem transitivitas sudah diteliti oleh beberapa peneliti antara lain; Sistem Transitivitas pada Bahasa UUD 1945 (Khairina, 2004), Sistem Transitivitas ( Analisis Proses) Pada Bahasa Iklan di Radio ( Jefry, 2004), Tema dan Rema Serta Transitivitas Dalam Karangan Narasi Bahasa Indonesia Mahasiswa Semester 2 Jurusan Administrasi Niaga Polmed T.A 2007/2008 (Suriyadi 2008) dan Analisis Proses (Sistem Transitivitas) Pada Statuta Politeknik Negeri Medan (Wiana, 2009).
Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah (1) Jenis partisipan apakah yang ditemukan pada karangan bahasa Indonesia mahasiswa Prodi. D4 MICE Politeknik Negeri Medan? dan (2) Jenis sirkumstansi apakah yang ditemukan pada karangan bahasa Indonesia mahasiswa Prodi D4 MICE Politeknik Negeri Medan? Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui jenis partisipan yang ditemukan pada karangan bahasa Indonesia mahasiswa Prodi. D4 MICE Politeknik Negeri Medan T.A 2012/2013 dan (2) untuk mengetahui jenis sirkumstansi yang ditemukan pada karangan bahasa Indonesia mahasiswa Prodi. D4 MICE Politeknik Negeri Medan 2012/2013.

TINJAUAN PUSTAKA
1. Teori Linguistik Fungsional Sistemik (LFS) Teori LFS secara sederhana mempunyai empat pokok pikiran bahasa, yaitu bahwa
penggunaan bahasa adalah (i) fungsional, fungsinya adalah untuk (ii) membuat makna, makna-makna tersebut (iii) dipengaruhi oleh konteks sosial dan cultural di mana makna tersebut dipertukarkan, dan proses penggunaan bahasa tersebut (iv) proses semiotik, proses pembuatan makna dengan memilih (Eggins, 1994: 2).
Keempat pokok pikiran tentang bahasa tersebut dalam kerangka LFS secara operasional digambarkan dalam tataran berikut:
Konteks ideologi
Konteks budaya

Konteks situasi Semantik

Bahasa Tata Bahasa

Bagan 1: Bahasa dan konteks sosial.

43

Fonologi


Telangkai Bahasa dan Sastra, Tahun Ke-9, No 1, Januari 2015
Tataran realisasi bahasa terdiri atas semantik – wacana (makna) dan leksikogramatika (struktur) yang direalisasikan ke dalam fonologi (lisan) dan grafologi (tulis). Namun, realisasi bahasa tersebut dipengaruhi oleh konteks situasi (register), konteks budaya (genre), dan konteks ideologi (ideology). Register, genre, dan ideology yang berbeda akan direalisasikan dalam bentuk bahasa yang berbeda. Dengan kata lain, bentuk realisasi bahasa yang berbeda merupakan konsekuensi logis dari register, genre, atau ideology yang berbeda.
Dalam LFS, klausa merupakan unit tatabahasa yang sempurna karena klausa membawa tiga fungsi bahasa yaitu memaparkan pengalaman (ideasionalmeaning), mempertukarkan pengalaman (interpersonal meaning), dan merangkaikan pengalaman (textual meaning) (Halliday,1994;Martin,1992;Eggins & Martin, 1997 dalam Saragih, 2003: 6).
Halliday (1978) dalam Khairina (2004: 6) mengatakan bahwa fungsi ideasional terdiri atas fungsi logikal yang direalisasikan melalui sistem kompleksitas klausa dan fungsi eksperensial yang direalisasikan oleh sistem transitivitas. Fungsi interpersonal direalisasikan melalui sistem moda (mood) dan fungsi tekstual direalisasikan oleh tema (theme).
Penelitian ini difokuskan terhadap fungsi ideasional pada sistem transitivitas pada karangan bahasa Indonesia mahasiswa Prodi. D4 MICE Politeknik Negeri Medan.T.A 2012/2013.
Dalam Sistem transitivitas satu unit pengalaman secara lengkap dipaparkan di dalam klausa. Klausa terdiri atas tiga bagian unsur, yaitu (1) Proses, (2) Partisipan, dan (3) Sirkumstansi. Proses merupakan inti pengalaman karena proses yang menentukan jumlah dan jenis partisipan. Peran partisipan terletak pada keterkaitannya dengan proses. Partisipan terbabit langsung daam proses karena proses langsung mengenainya, mewujudkannya, menceritakannya, dan memanfaatkannya. Sirkumstansi berada di sekitar partisipan dan tidak terbabit langsung dalam proses. Berdasarkan keterbabitannya dengan proses, partisipan dilabeli berdasarkan jenis proses, sementara sirkumstansi berlaku untuk semua jenis proses (Saragih, 2003: 54).
2. Sistem Transitivitas
Terdapat tiga elemen dalam sistem transitivitas, yaitu proses, partisipan, dan sirkumstan. Tiga elemen tersebut merupakan satu kategori semantik yang menjelaskan dengan sangat umum bagaimana satu fenomena direpresentasikan dalam struktur linguistik (Halliday, 1994: 11).
3. Proses
Proses merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang terjadi dalam kata kerja (verba). Proses menjadi inti dari suatu pengalaman karena proses menentukan jumlah dan kategori partisipan (Halliday, 1994: 168; Saragih, 2003: 27). Misalnya:
Adik bermain boneka di kamar.
Dalam klausa di atas, bermain adalah proses, adik dan boneka adalah partisipan, dan di kamar adalah sirkumstan. Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa klausa Adik
44

Desri Wiana, S.S., M.Hum.
bermain boneka di kamar berisi pengalaman yang menyatakan bahwa satu proses yaitu bermain dan proses itu melibatkan dua partisipan adik dan boneka, dan proses yang melibatkan dua partisipan itu terjadi dalam lingkup tempat di kamar.
Halliday,1994: 109, Martin,1997: 102, dan Saragih, 2003: 27 mengkategorikan proses menjadi enam jenis. Keenam jenis pengalaman itu terbagi dua, yakni tiga pengalaman utama (primary process) yang terdiri atas proses material, mental, relasional, dan tiga pengalaman pelengkap (secondary process) yang terdiri atas proses verbal, behavioral (prilaku), dan eksistensial (wujud). Proses dalam tradisi tatabahasa umumnya adalah verba.

1. Proses Material Proses material adalah aktivitas atau kegiatan yang menyangkut fisik dan nyata dilakukan pelakunya. Kata kerja atau verba seperti berjalan, bekerja, berlari, membaca, memukul, meletus, dan sebagainya adalah verba material. Misalnya :


Ibu Pelaku

membaca Proses: material

Majalah gol

di teras rumah. sirkumstan

2. Proses Mental

Proses mental menunjukkan kegiatan atau aktivitas yang menyangkut indera,

kognitif, emosi, dan persepsi yang terjadi di dalam diri manusia, seperti melihat,

mengetahui, menyenangi, membenci, menyadari, menyukai, mendengar, merasa,

dan lain-lain. Misalnya:

Adik menyadari


kesalahan yang dilakukannya

Pengindera Proses: mental

fenomenon

minggu lalu. sirkumstan

3. Proses Relasional

Proses relasional adalah proses penyifatan dan penanda (being) yaitu sesuatu

yang dianggap memiliki sifat dan penanda (attribute dan identity). Proses

relasional berfungsi menghubungkan satu entitas dengan maujud dan lingkungan

lain di dalam hubungan intensif, sirkumstan, atau kepemilikan dan dengan cara

(mode) identifikasi atau atribut. Proses relasional direalisasikan oleh verba


seperti: adalah, merupakan, ada,menjadi, memiliki, mempunyai, memainkan,

menunjukkan, menandakan, dan sebagainya. Misalnya :

Abangnya

(adalah)

dokter bedah

Penyandang

Proses: relasional

atribut

4. Proses Verbal

Proses verbal berada di antara proses mental dan relasional. Dengan demikian,


proses verbal sebagian memiliki ciri-ciri proses mental dan sebagian lagi

memiliki ciri-ciri proses relasional. Secara semantik proses verbal menunjukkan

aktivitas atau kegiatan yang menyangkut informasi. Seperti verba berkata,

mengatakan, bertanya, memerintah, menerangkan, menjelaskan, mengaku,

menginstruksikan, menegaskan, menceritakan, menolak, berseru, berteriak, dan

sebagainya. Misalnya:

Khaira menceritakan

pengalamannya bermain di timezone

Pembicara

proses:verbal


perkataan

kepada Umi

penerima

45

Telangkai Bahasa dan Sastra, Tahun Ke-9, No 1, Januari 2015

5. Proses Behavioral (tingkah laku)

Proses behavioral (tingkah laku) merupakan aktivitas atau kegiatan fisiologis

yang menyatakan tingkah laku fisik manusia. Verba yang termasuk proses

behavioral adalah bernafas, berbatuk, pingsan, menguap, sendawa, tidur

tersenyum, mengeluh, tertawa,, menggerutu, dan sebagainya. Misalnya :


Mazaya

tersenyum

dengan manis

Petingkah laku

proses: behavioral sirkumstan

6. Proses Eksistensial (wujud)

Proses eksistensial (wujud) menunjukkan keberadaan satu entitas. Secara

semantik wujud terjadi antara proses material dan proses relasional. Dengan

demikian, proses wujud di satu sisi memiliki ciri proses material dan di sisi lain

memiliki ciri proses relasional. Yang termasuk proses wujud adalah kata kerja,


seperti ada, berada, bertahan, muncul, terjadi, tersebar, dan tumbuh. Misalnya:

Ada sepuluh mahasiswa di dalam ruangan itu

Proses: wujud

maujud

sirkumstansi

4. Partisipan
Partisipan merupakan elemen kedua dalam sistem transitivitas. Partisipan merupakan sesuatu yang dapat diikat oleh proses, karena proses merupakan inti atau pusat (nucleus) yang menarik atau mengikat unsur lain, khususnya partisipan. Proses pulalah yang berpotensi menentukan jumlah partisipan yang diikat dalam prose situ. Ada dua jenis partisipan, yaitu partisipan yang melakukan proses (partisipan I) dan partisipan yang kepadanya proses itu diarahkan/ditujukan (partisipan II). Dalam bagan berikut dipaparkan keenam jenis proses dan label partisipan.

Jenis Proses Material Mental Relasional
Verbal Behavioral Eksistensial

Bagan 2: Proses dan Partisipan

Partisipan I


Partisipan II

Pelaku

Gol

Pengindera

Fenomenon

(1) identifikasi:bentuk

Nilai

(2) atribut:penyandang

Atributif

(3) kepemilikan:pemilik


Milik

Pembicara

Perkataan

Petingkah laku

-

Maujud

-

Misalnya: (1) Ayah Pelaku

mengirim proses:material

uang gol

kepada Budi resipien.

(2) Paman Pemilik

mempunyai proses:relasional

dua anak milik

(3) Kakak Petingkah laku

tertawa

dengan terbahak-bahak

proses: tingkah laku sirkumstan

(4) Susi Maujud

berada

di rumah neneknya

proses:wujud

sirkumstan

46

Desri Wiana, S.S., M.Hum.

5. Sirkumstan
Elemen ketiga dalam sistem transitivitas adalah sirkumstan. Sirkumstan merupakan lingkungan, sifat, atau lokasi berlangsungnya proses. Sirkumstan setara dengan keterangan seperti lazim digunakan dalam tatabahasa tradisional.
Sirkumstan terdiri atas rentang (extent), lokasi (location), cara (manner), sebab (cause), lingkungan (contingency), penyerta (accompaniment), peran (role), masalah (matter), dan (sudut) pandang (angle). Berikut adalah contoh sirkumstan dalam frasa dan klausa.

No

Jenis sirkumstan

1. Rentang

2. Lokasi

3. Cara 4. Sebab 5. Lingkungan
6. Penyerta

Bagan 3: Sirkumstan

Subkategori

Cara Mengidentifikasi

waktu

Berapa lamanya?

tempat

Berapa jauhnya?

waktu

Kapan?

tempat

Di mana?

- Bagaimana?

- Mengapa?

- Dalam situasi apa?

- Dengan siapa?

Realisasi dalam Frase

dan Klausa

(selama) tiga jam

Setiap tiga jam

Dia berjalan tiga jam.

(sejauh) enam kilometer

Kami berlari enam

kilometer.

Dalam minggu ini

Sebelum makan malam

Pesta itu akan diadakan

dalam minggu ini.

Kami akan datang

sebelum makan malam.

Di medan

Di kelas

Adikku dilahirkan di

Medan.

Dengan cepat

Secepat mungkin

Lakukanlah tugas itu

dengan cepat.

Demi dia

Untuk masa depan

Kita belajar untuk bekal

masa depan.

Dalam suasana hujan

Saat badai

Dalam keadaan terdesak

Kami

terpaksa

memakan ular dalam

keadaan terdesak.

Dengan (tanpa) kawan

Bersama

(dengan)

adiknya

Kami datang bersama

adiknya.

47

7. Peran 8. Masalah 9. Pandangan

Telangkai Bahasa dan Sastra, Tahun Ke-9, No 1, Januari 2015

-

Sebagai apa?

Sebagai sahabat

Saya berbicara sebagai

sahabat.

-

Tentang apa?

Tentang Indonesia

Mengenai perniagaan

Dia berbicara mengenai

perniagaan.

-

Menurut siapa?

Menurut

prakiraan

cuaca

Menurut kamus

Menurut prakiraan

cuaca, Medan akan

mendung besok.

Misalnya: a. Mereka
pelaku

berlari proses: material

(sejauh) lima kilometer sirkumstan: Rentang: jarak

b. Ayah petingkah laku

tidur

(selama) tiga jam

proses: tingkah laku sirkumstan: Rentang: waktu

METODE PENELITIAN
1. Ruang Lingkup Penelitian
Pada penelitian ini akan dibahas Sistem Transitivitas Pada karangan bahasa Indonesia mahasiswa Prodi. D4 MICE Politeknik Negeri Medan T.A 2012/2013 berdasarkan Teori Linguistik Fungsional Sistemik. Jumlah data yang akan dianalisis sebanyak 20 judul karangan bahasa Indonesia.
2. Jenis Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah jenis data sekunder dengan mengambil data dari bahan tertulis yaitu karangan bahasa Indonesia mahasiswa Prodi. D4 MICE Politeknik Negeri Medan T.A 2012/2013.
3. Metode Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data tersebut, selanjutnya peneliti melakukan langkah berikut:
1. Mencatat jenis partisipan dan sirkumstansi yang ditemukan pada karangan bahasa Indonesia mahasiswa Prodi. D4 MICE Politeknik Negeri Medan T.A 2012/2013.
2. Mengidentifikasi jenis partisipan dan sirkumstansi yang ditemukan pada karangan bahasa Indonesia mahasiswa Prodi. D4 MICE Politeknik Negeri Medan T.A 2012/2013.
3. Data yang dikumpulkan selanjutnya disusun dan diolah secara terperinci dan diambil bagian yang penting untuk mendukung keobjektifan penelitian ini.

48

Desri Wiana, S.S., M.Hum.
4. Metode Analisis Data Setelah peneliti mengumpulkan data selanjutnya melakukan langkah berikut:
1. Mengumpulkan jenis partisipan dan sirkumstansi yang ditemukan pada karangan bahasa Indonesia mahasiswa Prodi. D4 MICE Politeknik Negeri Medan T.A 2012/2013.
2. Mengelompokkan jenis partisipan dan sirkumstansi yang ditemukan pada karangan bahasa Indonesia mahasiswa Prodi. D4 MICE Politeknik Negeri Medan T.A 2012/2013.
3. Menganalisis sistem transitivitas pada karangan bahasa Indonesia mahasiswa Prodi. D4 MICE Politeknik Negeri MedanT.A 2012/2013 berdasarkan teori Linguistik Fungsional Sistemik (LFS).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian karangan bahasa Indonesia mahasiswa Prodi. D4 MICE Politeknik Negeri Medan T.A 2012/2013, peneliti membahas sistem transitivitas yang direalisasikan dalam klausa terdiri atas tiga unsur, yaitu proses (process), partisipan (participant), dan sirkumstan (circumstance). Penelitian ini membatasi permasalahan pada analisis partisipan dan sirkumstan. Partisipan dibatasi sebagai orang atau benda yang terlibat di dalam proses tersebut. Sirkumstan adalah lingkungan tempat proses yang melibatkan partisipan terjadi. Data yang akan dianalisis berjumlah 20 judul karangan mahasiswa Prodi. D4 MICE Politeknik Negeri Medan T.A 2012/2013. Berikut judul karangan mahasiswa yang akan dianalisis:
1. Dunia Perkantoran 2. Manfaat Komputer 3. Peran Komputer Untuk Perkantoran 4. Membaca Salah Satu Memperluas Wawasan 5. Kebaikan-Kebaikan Membaca 6. Peran PDB Dalam Perekonomian 7. Bahasa Indonesia Sebagai Tuan Rumah di Indonesia 8. Peran Teknologi Informasi dalam Manajemen 9. Manfaat dan Pentingnya Membaca 10. Tertib Berlalu Lintas 11. Mari Disiplin Berlalu Lintas 12. Manfaat Penggunaan Helm 13. Membaca adalah Sumber Inspirasi 14. Rambu Lalu Lintas Bukan Hiasan 15. Membaca Cara Pintar Buat Pintar 16. Sulitnya Mendapat Pekerjaan 17. Bahasa Indonesia Secara Baik dan Benar 18. Sulitnya Mendapat Pekerjaan di Indonesia 19. Meningkatkan Minat Baca Masyarakat 20. Berlalu Lintas Masyarakat Kota Medan
Dengan merujuk teori LFS yang telah diuraikan pada Bab 2 dan mengaplikasikannya pada karangan bahasa Indonesia mahasiswa Prodi. D4 MICE Politeknik Negeri Medan t.a. 2012/2013, hasilnya dapat dilihat sebagai berikut.
49

Telangkai Bahasa dan Sastra, Tahun Ke-9, No 1, Januari 2015

Tabel 1: Sistem Transitivitas pada Karangan Bahasa Indonesia Mahasiswa Prodi D4 MICE Politeknik Negeri Medan

No Judul Karangan

1. Dunia Perkantoran

2. Manfaat Komputer

3. Peran Komputer untuk

Perkantoran

4. Membaca Salah Satu

Memperluas Wawasan

5. Kebaikan-Kebaikan

Membaca

6. Peran DPD dalam

Perekonomian

7. Bahasa Indonesia sebagai

Tuan Rumah di Indonesia

8. Peran

Teknologi

Informasi

dalam

Manajemen

9. Manfaat dan Pentingnya

Membaca

10. Tertib Berlalu Lintas

11. Mari Disiplin Berlalu

Lintas

12. Manfaat Penggunaan

Helm

13. Membaca adalah sumber

inspirasi

14. Rambu Lalu Lintas Bukan

Hiasan

15. Membaca Cara Pintar

Buat Pintar

16. Sulitnya

Mendapat

Pekerjaan

17. Bahasa Indonesia secara

Baik dan Benar

18. Sulitnya

Mendapat

Pekerjaan di Indonesia

19. Meningkatkan Minat Baca

Masyarakat

20. Berlalu Lintas Masyarakat

Kota Medan

Sistem Transitivitas Partisipan Sirkumstansi
17 12 18 10
13 10

Jumlah 29 28
23

9 2 11

10 1 11

17 9 26

12 6 18

10 3 13

11 15 26 10 6 16 9 2 11 11 5 16 10 5 15 17 5 22 19 3 22 20 1 21 11 3 14 20 5 25 16 2 18 9 7 16

50

Desri Wiana, S.S., M.Hum.
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis temukan bahwa sistem transitivitas terdapat dalam setiap karangan bahasa Indonesia mahasiswa Prodi. D4 MICE Politeknik Negeri Medan T.A 2012/2013.

Tabel 2: Jenis Partisipan Pada Karangan bahasa Indonesia Mahasiswa Prodi D4 MICE Politeknik Negeri Medan

No Judul Karangan

1. Dunia

Perkantoran

2. Manfaat

Komputer

3. Peran Komputer

untuk Perkantoran

4. Membaca Salah

Satu Memperluas

Wawasan

5. Kebaikan-

Kebaikan

Membaca

6. Peran DPD dalam

Perekonomian

7. Bahasa Indonesia

sebagai Tuan

Rumah

di

Indonesia

8. Peran Teknologi

Informasi dalam

Manajemen

9. Manfaat

dan

Pentingnya

Membaca

10. Tertib Berlalu

Lintas

11. Mari Disiplin

Berlalu Lintas

12. Manfaat

Penggunaan Helm

13. Membaca adalah

sumber inspirasi

14. Rambu

Lalu

Lintas Bukan

Hiasan

15. Membaca Cara

Pintar Buat Pintar

16. Sulitnya

Mendapat

Pekerjaan

Pelaku
10 4 1 -
2 5
5
1
2 4 2 5 1 3

Penginde raan
6 5 6 2
5 2
2
2
2 5 4 2 2 6 6 10

Jenis Partisipan Iden Atr Kepemi tifik ibu likan asi t

Pembi cara

1-

-

9-

41

1

52

-

273

1 -

5-

-

21
53 111 5641 11 6-

-
1 1 -

2

Tingkah laku
1

Mau jud
-
-
-
-
1 1 1 -

Jml
17 18 13 9
10 17
12
6
11 9 8 11 10 17 19 20

51

Telangkai Bahasa dan Sastra, Tahun Ke-9, No 1, Januari 2015

17. Bahasa Indonesia

secara Baik dan

Benar

18. Sulitnya

Mendapat

Pekerjaan

di

Indonesia

19. Meningkatkan

Minat

Baca

Masyarakat

20. Berlalu Lintas

Masyarakat Kota

Medan

2 3 3 1

2

3

3-

-

87

2

4

9-

-

4

2-

-

1

1
11

Berdasarkan hasil analisis jenis partisipan pada 20 judul karangan bahasa Indonesia mahasiswa Prodi. D4 MICE Politeknik Negeri Medan dapat disimpulkan bahwa jenis partisipan yang lebih dominan adalah identifikasi, selanjutnya pelaku dan penginderaan. Berikut beberapa contoh analisisnya:
1. Kitabanyak menyerap ilmu yang belum diketahui. Pengindera mental fenomenon

2. Membaca merupakan satu kebutuhan.

Identifikasi relasional

nilai

3. Pegawai pemerintahdapat melakukantransaksidengan internet

Pelaku

material

gol sirkumstan(cara)

4. Membacaseharusnya menjadibagian dari kehidupan kita

Penyandang relasional

atribut

11 19 16 9

5. Adabanyak rambu lalu lintas yang adadi Indonesia salah satunya ...

Wujud maujud

lokasi

6. Temanyang tidak diinginkan namun tetap didekati. Pengindera mental

7. Di Jepang, kegiatan membaca seakan-akanadalahkegiatan yang lumrah.

Sirkumstan atributif

relasional atribut

8. Membacasangat pentingbagi semua orang.

Atribut relasional

atributif

1. Analisis Jenis Sirkumstan Dalam Karangan Bahasa Indonesia mahasiswa Prodi. D4 MICE Politeknik Negeri Medan
Dalam 20 judul karangan mahasiswa, peneliti menemukan jenis sirkumstan yang digunakan, berikut penjelasannya:

52

Desri Wiana, S.S., M.Hum.

Tabel 3. Jenis Sirkumstan Pada Karangan Bahasa Indonesia Mahasiswa Prodi. D4 MICE Politeknik Negeri Medan T.A 2012/2013

No Judul

Jenis Sirkumstansi

Jml

Karangan Rentang Lokasi Cara Sebab Lingkungan Penyerta Peran Pandangan

1. Dunia Perkantoran

-

1 10

1

- 12

2. Manfaat Komputer

1 15-

3

- 10

3. Peran

Komputer untuk

1 1 41

3

1 11

Perkantoran

4. Membaca

Salah Satu Memperluas

1

-

1

-2

Wawasan

5. Kebaikan-

Kebaikan

1-

-1

Membaca

6. Peran DPD

dalam

1

62

-9

Perekonomian

7. Bahasa

Indonesia

sebagai Tuan 1

11

3

-6

Rumah di

Indonesia

8. Peran

Teknologi

Informasi

21

-3

dalam

Manajemen

9. Manfaat dan

Pentingnya - 1 3 1

16

Membaca

10. Tertib Berlalu Lintas

1

2 -1

2

6

11. Mari Disiplin Berlalu Lintas

-

1 --

1

-2

12. Manfaat

Penggunaan

1

21-

1

-5

Helm

13. Membaca

adalah sumber

- - 32

-

-5

inspirasi

14. Rambu Lalu

Lintas Bukan

Hiasan

- 2 21

-

5

53

Telangkai Bahasa dan Sastra, Tahun Ke-9, No 1, Januari 2015

15. Membaca Cara Pintar Buat Pintar
16. Sulitnya Mendapat Pekerjaan
17. Bahasa Indonesia secara Baik dan Benar
18. Sulitnya Mendapat Pekerjaan di Indonesia
19. Meningkatkan Minat Baca Masyarakat
20. Berlalu Lintas Masyarakat Kota Medan

1 2
3

1 11 -

--

-

21 11
21

-
1

-
-

Berdasarkan hasil analisis jenis sirkumstansi pada 20 judul karangan bahasa Indonesia mahasiswa Prodi. D4 MICE Politeknik Negeri Medan T.A. 2012/2013 dapat disimpulkan bahwa jenis sirkumstansi yang lebih dominan adalah sebab, selanjutnya cara dan lingkungan.

Berikut beberapa contoh analisisnya:

1. Teknologi informasi semakin memiliki peran

Pemilik

relasional milik

dalam manajemen perkantoran modern

sirkumstansi (lingkungan)

2. Seorang sekretaris memerlukan komputer

Pelaku

material

gol

untuk menyimpan data pekerjaan.

Sirkumstansi (sebab)

3. Rambu lalu lintas ialah suatu petunjuk berkendara yang dipasang

Indentifikasi

relasional identitas

di setiap jalan raya

sirkumstansi (lokasi)

4. Biasanya interval tersebut adalah setahun atau satu kuartal (tiga bulan)

Identifikasi

relasional

sirkumstansi (waktu)

5. Tujuan dilakukannya perhitungan PDB adalah untuk mengukur sebaik apa

Indentifikasi

relasional sirkumstansi (sebab)

kinerja keseluruhan perekonomian.

3 1 -
5 2 7

54

Desri Wiana, S.S., M.Hum.

6. Itu adalah tindakan yang merugikan dirinya dan pengendara lain

Atribut relasional

atributif

di sekitarnya

sirkumstansi (lokasi)

7. PDB mengukur aliran pendapatan dan pengeluaran

Pelaku material

gol

dalam perekonomian selama interval tersebut.

Sirkumstansi (lingkungan)

8. Bahasa digunakan untuk mengomunikasikan pikiran, perasaan serta sikap Pelaku material sirkumstansi (sebab) kepada orang lain.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis maka peneliti menyimpulkan bahwa: 1. Dalam 20 judul karangan bahasa Indonesia mahasiswa Prodi. D4 MICE
Politeknik Negeri Medan T.A 2012/2013 ditemukan sistem transitivitas yaitu partisipan dan sirkumstan. 2. Jenis partisipan ditemukan pada karangan bahasa Indonesia mahasiswa Prodi. D4 MICE Politeknik Negeri Medan T.A 2012/2013 adalah jenis identifikasi, pelaku, dan penginderaan. Hal ini karena identitas merupakan partisipan yang muncul dalam proses relasional yang menghubungkan satu entitas kepada entitas lain. 3. Sedangkan sirkumstan yang lebih dominan ditemukan dalam karangan bahasa Indonesia mahasiswa Prodi. D4 MICE Politeknik Negeri Medan T.A 2012/2013 adalah jenis sebab, cara, dan lingkungan. Hal ini karena isi karangan lebih cenderung kepada jenis karangan eksposisi yang tujuannya memberikan informasi kepada pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Eggins, S. (1994). An Introduction to Systemic Functional Linguistics. London: Pinter.
Halliday, M.A.K. (1994). An Introduction to Functional Grammar. London: Edward Arnold.
Khairina. (2003). Sistem Transitivitas dalam Teks Undang-Undang Dasar 1945. Tesis. Universitas Sumatera Utara.
Martin, J.R dan Matthiessen, C.M.I.M., ad Painter, C. (1997). Working With Functional Grammar. Arnold & Arnold: Oxford University Press.
Saragih, Amrin. (2003). Bahasa dalam Konteks Sosial. Medan: Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Sinar, Silvana. (1998). Analisis Struktur Skematika Genre. Medan: Universitas Sumatera Utara Press.
Sudaryat, Yayat. (2009). Makna Dalam Wacana. Bandung: Yrama Widya.

55