POST-TRAUMATIC STRESS DISORDER PADA KORBAN BOM BALI

POST-TRAUMATIC STRESS DISORDERPADA KORBAN BOM BALI
Oleh: ELY AFRIATI ( 02810056 )
Psikology
Dibuat: 2007-09-10 , dengan 3 file(s).

Keywords: pengalaman traumatis, stres pasca trauma
Penelitian ini berawal dari adanya temuan di lapangan bahwa setelah hampir dua tahun kejadian
bom bali II ternyata masih ada korban yang mengalami trauma. Peneliti melakukan penelitian
untuk melihat bagaimana reaksi trauma yang dialami korban karena, bukan bencana alam
melainkan bencana yang diakibatkan oleh manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui reaksi trauma yang dialami oleh korban Bom Bali II setelah kejadian berlangsung
sampai saat ini dan cara mereka mengatasinya.
Penelitian ini memakai metode deskriptif kuantitatif. Tipe penelitian yang digunakan adalah
rancangan penelitian survey dan metode tanya jawab dengan penyebaran kuesioner. Metode
analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Analisis statistik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah statistik deskriptif yang berupa tabulasi, prosentase.
Dari penelitian dapat diperoleh hal-hal sebagai berikut : tingkat trauma yang dialami subyek
mengalami penurunan, jika setelah peristiwa pengeboman subyek yang mengalami trauma tinggi
sebesar 80,65 %, saat ini menurun menjadi 54,84 %. Seluruh subyek penelitian mengalami
trauma setelah kejadian pengeboman dengan tingkatan yang berbeda. Perbedaan dipengaruhi
oleh kedekatan subyek dengan lokasi pengeboman. Semakin dekat subyek dengan lokasi

pengeboman maka luka fisik yang dialami semakin parah dan trauma yang semakin tinggi, dan
sebaliknya. Usaha subyek adalah pasrah dan berdoa, ada yang melakukan terapi psikologis
namun hanya pada saat masih di rumah sakit. Saat ini, seluruh subyek tidak ada yang melakukan
terapi psikologis, yang berperan dalam penurunan trauma adalah dukungan keluarga yaitu
suami/istri dimana subyek yang telah menikah mengalami perubahan trauma yang lebih baik
dibandingkan dengan yang masih single. Jika pada subyek single yang mengalami penurunan
trauma 9,68 %, maka yang menikah mencapai hampir 50 %. Reaksi pada korban yang telah
menikah menurun lebih cepat dibanding yang belum menikah.

Abstract
This study originated from the findings in the field that after nearly two years Bali II bombings there are
still traumatized victims. Researchers conducted a study to see how the reactions experienced by
trauma victims because of, not a natural disaster but a disaster caused by humans. The purpose of this
study is to investigate the reaction of trauma experienced by victims of Bali bombing after the incident
took place until now and how they cope.
This research uses descriptive quantitative method. This type of research is a survey research design and
method of question and answer with distributing questionnaires. The analytical method used is
descriptive analysis. Statistical analysis used in this study is a descriptive statistical tabulations,
percentages.
From research to obtain any of the following: the level of trauma experienced by the subjects


experienced a decrease, if after the bombings subjects with high trauma of 80.65%, the current
decreased to 54.84%. The whole subject of research in trauma after bombing incident with a different
level. The differences are influenced by the proximity of the subject by bombing locations. The closer
the subject with the location of the bombing, the physical injuries and trauma experienced by the more
severe the higher, and vice versa. Business subjects are let go and pray, there is a psychological therapy,
but only while still in the hospital. Currently, the whole subject is not anyone doing psychological
therapy, which plays a role in decreasing the trauma is the support of family, the husband / wife in
which subjects who have been married experienced traumatic changes better than the singles. If the
single subject who experienced trauma decreased 9.68%, then the marriage of almost 50%. Reaction to
the victims who were married declined faster than the unmarried.