Faktor Eksposi LANDASAN TEORI

Gambar II.8. Grafik variasi nilai koefisien attenuasi linier µ dari tulang, otot dan lemak pada variasi kenaikan nilai tegangan tabung kV Sumber : Fundamental Physic of Radiologi, Merideth,1977 Gambar II.8. menjelaskan hubungan kenaikan nilai koefisien attenuasi liner µ dengan kenaikan nilai tegangan kV. Kenaikan tegangan mengakibatkan penurunan perbedaan nilai koefisien attenuasi liner µ yang berakibat menurunkan nilai kontras. Dalam prakteknya pola intensitas sinar-X diarahkan ke film dan tabir penguat intensifying screen memiliki pola kontras yang lebih besar. Kontras yang lebih besar ini disebabkan ada kenaikan nilai kontras radiografi oleh faktor faktor sifat inherent dari film yang disebut dengan nilai gamma film.

II.5. Faktor Eksposi

Faktor eksposi adalah faktor dalam yang mengontrol karakteristik foton sinar-X dalam aspek jumlah kuantitas dan kualitas serta durasi dalam pembuatan radiograf. Kuantitas radiasi berhubungan dengan banyaknya jumlah sinar-X diukur berapa jumlah mR tiap kuat arusnya mAs nya. Sedangkan nilai kualitas sinar-X berhubungan dengan energy serta daya tembus penetration power diukur dari nilai HVL half value layer tabung pesawat sinar-X. Faktor yang mempengaruhi sinar-X dapat dibedakan sebagai faktor Universitas Sumatera Utara yang tidak bisa dikontrol seperti penggunaan jenis rectifier dan nomor atom target serta faktor yang dapat dikontrol oleh radiografer. Berikut faktor eksposi yang dapat dikontrol :

II.5.1. Tegangan Tabung Pesawat sinar-X

Tegangan tabung dengan satuan kilo voltage kV adalah beda potensial antara kutub anoda dan katoda. Tegangan tabung berhubungan dengan kecepatan dan energi kinetik elektron menumbuk bidang target. Tegangan tabung berhubungan dengan energi sinar-X yang dihasilkan, semakin besar tegangan maka energi sinar-X yang dihasilkan makin besar serta daya tembusnya juga besar. Pengaturan tegangan tabung pada pembuatan radiograf mengontrol nilai kontras radiograf. Makin tinggi pemilihan nilai tegangan tabung kV maka nilai kontras yang dihasilkan makin turun. Faktor yang mempengaruhi adalah efek interaksi Compton yang menghasilkan radiasi hambur scatter serta penurunan nilai koefisien attenuasi linier. Efek radiasi hambur ini adalah mengurangi nilai kontras.

II.5.2. Arus tabung pesawat sinar-X

Arus tabung satuannya adalah milli amper mA merupakan besarnya arus listrik antara anoda dan katoda. Arus tabung yang menentukan jumlah atau kuantitas sinar-X yang oleh tabung roentgen. Nilai mA dipilih mengontrol nilai kehitaman film yang dihasilkan agar selalu dalam rentang densitas guna 0,25-2,0. Pemilihan kuat arus mA juga berhubungan dengan pemilihan ukuran fokal spots, kuat arus mA besar maka focal spots yang dipilih besar begitu sebaliknya. Dalam praktek kuat arus mA dipilih dengan waktu eksposi atau durasi sinar-X terjadi mAs. Waktu eksposi s merupakan satuan detik yang lamanya berkas sinar-x yang di paparkan pada organ yang di periksa. Waktu penyinaran ini bebeda-beda sesuai dengan objek yang di periksa, misalnya pada organ yang bergerak jantung, colon, lambung. Maka waktu penyinaran di buat sesingkat mungkin untuk menghidari terjadinya ketidaktajaman akibat pergerakan unsharpness movement. Universitas Sumatera Utara II.5.3.Jarak penyinaran Fokus film distance FFD merupakan jarak dari sumber sinar fokus ke image receptor film. FFD memberikan pengaruh terhadap intensitas sinar-x dan paparan radiasi yang mencapai permukaan kulit. FFD juga mempengaruhi dosis radiasi yang di terima pasien, semakin dekat FFD dengan objek maka radiasi yang di terima objek semakin banyak. Sedangkan jika FFD semakin jauh maka sedikit radiasi yang mengenai objek. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Tempat Dan Waktu Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian di UGD Radiologi RSUP H.ADAM MALIK Medan periode bulan Maret – Mei 2013. III.2. Alat Dan Bahan Dalam penelitian ini memerlukan alat dan bahan sebagai berikut: 1. Pesawat X – ray dengan spesifikasi sebagai berikut : a. Merk : Siemens X-Ray b. Buatan : Spanyol c. Model no. : 01818231 d. Kapasitas pesawat : 125 kV ; 200 mAs 2. Film x-ray yang digunakan dalam penelitian adalah green sensitive merk Agfa ukuran 24x30, 30x40, 35x35 cm. 3. Kaset dan lembar intesifying screen IS green emitting ukuran 24x30, 30x40, 35x35 cm. 4. Alat ukur densitas film yaitu densitometer. Berfungsi untuk mengukur densitas film, Desitometer yang digunakan dalam penelitian ini adalah Digital Densitometer II merk X-Rite. Universitas Sumatera Utara Gambar III.1 Digital Densitometer model X-Rite Proses Pembacaan Kerapatan Optis Dosimeter Film: - Siapkan alat densitometer Pastikan alat tersebut telah di charger selama 14 jam - Nyalakan densitometer dengan menekan tombol ONOFF pada posisi “ON” di depan dan dibelakang alat. - Tekan tuas dari densitometer sehingga menyentuh permukaan lampu sensor densitometer dan tekan tombol “measure” bersamaan dengan tombol “null”. - Letakkan film rontgen di atas lampu sensor densitometer, tekan tuas densitometer hingga menyentuh permukaan lampu sensor densitometer dan tekan tombol”measure”. - Lihat angka densitas film Rontgen yang di tampilkan densitometer. - Jika nilai densitas film yang ditampilkan densitometer masih dalam batas toleransi, maka pengukuran densitas dosimeter film siap dilakukan, tetapi jika nilai densitas film rontgen tidak sesuai nilai toleransi maka dilakukan adjustment pengaturan dengan cara menstel tombol “adjust”. Universitas Sumatera Utara - Letakkan densitometer film uji diatas lampu sensor densitometer ukur masing- masing titik tersebut lima kali, dengan cara menekan tuas dari densitometer hingga menyentuh permukaan lampu sensor densitometer dan tekan tombol “ measure” sampai lampu sensor padam. - Pada monitor densitometer akan muncul nilai densitas dari dosimeter film Rontgen dan catat pada kolom lembar kerja. 5. Automatic processing film. III.3. Metodologi Penelitian 1. Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dimana penulis melakukan percobaan dengan menggunakan objek pasien untuk mengetahui pengaruh nilai eksposi tegangan tabung dan kuat arus dikali waktu kV dan mAs terhadap kontras radiografi pada teknik pembuatan radiografi jaringan lunak. 2. Sampel penelitian yang digunakan penulis hasil radiograf yang dihasilkan pada objek jaringan lunak pasien berupa nilai densitas yang diukur dengan alat densitometer dari beberapa nilai ekspose yang berbeda baik tegangan tabung kV maupun nilai arus tabung dikali waktu mAs. 3. Variabel dari penelitian • Variabel bebas dalam penelitian adalah variasi nilai tegangan kV dan nilai kuat arus dikali waktu mAs pada teknik pemotretan soft- tissue teknik dengan objek pasien. • Variabel terkendali, untuk dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penelitian ini maka penulis menggunakan variabel-veriabel terkendali adalah sebagai berikut : o Jarak pemotretan FFD yang digunakan adalah 90 cm. o Film dan IS yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis greensensitive dan green emmiting. Universitas Sumatera Utara o Prosesing film menggunakan jenis automatic agar diperoleh hasil radiograf yang standar. o Pesawat sinar-X yang digunakan adalah jenis pesawat merk Siemens model no. 01818231. III.4. Prosedur Penelitian Prosedur penelitan ini menggunakan pesawat x-ray merk Siemens model no. 01818231 kapasitas pesawat tegangan maksimum 125 kV, dan kuat arus dikali waktu maksimum 200 mAs terdapat pada Rumah Sakit Umum Pusat H.ADAM MALIK Medan. Objek yang diteliti diatur di pertengahan kaset. Tahap berikutnya adalah mengatur jarak penyinaran 90 cm. Mengatur nilai variasi ekspose baik tegangan tabung kV maupun nilai kuat arus dikali waktu mAs yang telah ditetapkan. Melakukan eksposi dan pengolahan film dilakukan dengan automatic proseccing. Nilai densitas setiap step diukur dengan alat ukur densitometer. Universitas Sumatera Utara III.4. Alur Penelitian PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN EKSPOSI • Variasi tegangan tabung 42; 46; 52; 57; 63 kV dengan kuat arus dikali waktu tetap 8 mAs. • Variasi arus tabung persatuan waktu 2; 4; 7; 8; 10 mAs dengan tegangan tabung tetap 46 kV PROSES PENCUCIAN PENENTUAN KONTRAS HASIL PEMBAHASAN Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN BAHASAN

IV.1 Hasil Penelitian Tabel IV.1. Data Hasil Pengukuran Nilai Densitas Pada Variasi Tegangan Tabung dengan kuat arus persatuan waktu 8 mAs Berdasarkan teori KC-Clark, pemilihan faktor eksposi dengan parameter tegangan pada pemeriksaan Teknik Soft-Tissue dipilih besarnya tegangan dengan penurunan nilai tegangan ± 15 kV sampai ± 20 kV dari nilai tegangan untuk memperlihatkan pemeriksaan tulang 42 - 63 kV. Berikut hasil nilai densitas yang dihasilkan dari penelitian dengan variasi nilai tegangan yang berbeda pada radiografi soft-tissue teknik seperti yang dicantumkan dalam tabel IV.1 berikut: Titik ke‐ Nilai Densitas pada tegangan 42kV 46kV 52kV 57kV 63kV 1 1.79 2,35 2.56 2.57 2.62 2 2.10 2,40 2.57 2.59 2.62 3 2.40 2.50 2.60 2.59 2.64 4 2.01 2.45 2.55 2.60 2.64 5 2.47 2.54 2.57 2.59 2.65 6 1.88 2.41 2.58 2.58 2.61 7 2.00 2.44 2.57 2.58 2.63 8 2.10 2.47 2.58 2.58 2.63 9 1.82 2.37 2.55 2.59 2.64 10 1.93 2.36 2.55 2.59 2.64 11 2.35 2.39 2.55 2.61 2.62 12 2.48 2.54 2.58 2.60 2.63 13 2.07 2.42 2.56 2.58 2.63 14 2.13 2.45 2.60 2.58 2.62 15 2.31 2.51 2.61 2.60 2.63 16 2.29 2.42 2.59 2.60 2.63 17 2.06 2.48 2.55 2.60 2.63 18 2.22 2.46 2.55 2.62 2.64 19 2.26 2.46 2.60 2.61 2.63 20 2.20 2.40 2.61 2.58 2.64 Pada tabel IV.1 dapat dilihat kenaikan tegangan akan membuat densitas yang dihasilkan dari film radiograf semakin meningkat pula. Secara umum nilai kontras Universitas Sumatera Utara akan sebanding dengan perubahan nilai tegangan yang diberikan. Pada tegangan 42 kV nilai densitas terendah sebesar 1.79 sedang nilai densitas tertinggi sebesar 2.48, Pada tegangan 46 kV nilai densitas terendah sebesar 2.35 sedang nilai densitas tertinggi sebesar 2.54, Pada tegangan 52 kV nilai densitas terendah sebesar 2.55 sedang nilai densitas tertinggi sebesar 2.61, Pada tegangan 57 kV nilai densitas terendah sebesar 2.57 sedang nilai densitas tertinggi sebesar 2.62, Pada tegangan 63 kV nilai densitas terendah sebesar 2.61, sedang nilai densitas tertinggi sebesar 2.65. Tabel IV.2. Data Hasil Pengukuran Nilai Densitas Pada Variasi kuat Arus dikali waktu mAs Dengan tegangan tabung tetap 46 kV Berikut hasil nilai densitas yang dihasilkan dari penelitian dengan variasi nilai arus tabung yang berbeda pada radiografi soft-tissue teknik seperti yang dicantumkan dalam tabel IV.2 berikut: Nilai Densitas kuat arus 7 mAs 8 mAs 10 mAs 1 1.50 1.84 2.26 2.50 2.54 2 1.24 1.47 2.09 2.48 2.42 3 1.80 1.68 2.36 2.59 2.55 4 1.87 2.08 2.41 2.56 2.56 5 1.94 2.24 2.63 2.60 2.64 6 1.23 1.68 2.18 2.52 2.55 7 1.23 1.48 1.99 2.43 2.47 8 1.50 1.74 2.16 2.37 2.41 9 1.75 1.98 2.32 2.53 2.53 10 1.62 1.93 2.30 2.50 2.53 11 1.59 1.87 2.22 2.47 2.53 12 1.62 1.87 2.25 2.53 2.59 13 1.69 2.00 2.45 2.59 2.58 14 1.24 1.09 2.14 2.30 2.32 15 1.73 2.03 2.11 2.38 2.27 16 1.23 1.77 2.30 2.40 2.42 17 1.93 2.13 2.45 2.57 2.60 18 1.94 2.23 2.51 2.58 2.65 19 1.81 1.77 2.41 2.56 2.56 20 1.57 1.87 2.37 2.49 2.46 Titik ke‐ 2 mAs 4 mAs Universitas Sumatera Utara Pada tabel IV.2 dapat dilihat kenaikan arus tabung akan membuat densitas yang dihasilkan dari film radiograf semakin meningkat pula. Secara umum nilai kontras akan sebanding dengan perubahan nilai arus tabung yang diberikan. Pada kuat arus dikali waktu 2 mAs nilai densitas terendah sebesar 1.23 sedang nilai densitas tertinggi sebesar 1.94. Pada kuat arus tabung dikali waktu 4 mAs nilai densitas terendah sebesar 1.09 sedang nilai densitas tertinggi sebesar 2.24 Pada arus 7 mAs nilai densitas terendah sebesar 1.99 sedang nilai densitas tertinggi sebesar 2.63 Pada arus 8 mAs nilai densitas terendah sebesar 2.30 sedang nilai densitas tertinggi sebesar 2,60 Pada arus 10 mAs nilai densitas terendah sebesar 2.27 sedang nilai densitas tertinggi sebesar 2.65. IV.2 Pembahasan IV.2.1. Variasi Tegangan kV Terhadap Kontras Film