UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SUB POKOK BAHASAN PRISMA DAN LIMAS MELALUI TEORI BELAJAR VAN HIELE DI KELAS VIII SMP KARTIKA I-2 MEDAN T.A 2014/2015.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SUB POKOK
BAHASAN PRISMA DAN LIMAS MELALUI TEORI
BELAJAR VAN HIELE DI KELAS VIII SMP
KARTIKA I-2 MEDAN T.A 2014/2015

Oleh :

Dhina Etman
NIM 4112111005
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015


iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
karunia yang telah dihadiahi-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik sesuai dalam kurun waktu yang diharapkan.
Skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar pada Sub Pokok
Bahasan Prisma dan Limas Melalui Teori Belajar Van Hiele di Kelas VIII SMP
Kartika I-2 Medan T.A 2014/2015”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Dr. M. Manullang, M.Pd sebagai
dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan dorongan, bimbingan serta
saran

kepada


penulis

sejak

awal

pembuatan

proposal

penelitian

hingga

terselesaikannya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
Bapak Prof. Dr. Pargaulan Siagian, M.Pd, Ibunda Dra. Ida Karnasih, M.Sc., Ed.,
Ph.D, Bapak Pardomuan N.J.M Sinambela. S.Pd., M.Pd selaku dosen–dosen penguji
yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian hingga
terselesaikannya skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak
Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan,

M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, selaku
Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan
Matematika FMIPA UNIMED, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si., Ph.D, selaku Ketua
Program Studi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Syafari, M.Pd Selaku dosen
Pembimbing Akademik dan seluruh Bapak, Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan
Matematika FMIPA UNIMED yang telah memberikan bantuan demi kelancaran
penyusunan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Dra. Maharami
selaku kepala sekolah SMP Kartika I-2 Medan yang mana telah memberikan izin
kepada penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut. Penulis juga
menyampaikan terima kasih kepada Bapak Ritawan, S.Pd.I selaku guru bidang studi
matematika serta seluruh Bapak dan Ibu guru SMP Kartika I-2 Medan yang telah
membantu penulis selama melakukan penelitian di sekolah tersebut.

v
Teristimewa ucapan terima kasih saya haturkan kepada kedua orang tua
penulis, mama tercinta Hj. Etty dan papa tercinta Alm. H. Poniman Siswanto BcHk
yang telah membesarkan, merawat, membimbing serta memberikan nasehat,
dukungan moril mapun materil, do’a yang tiada putusnya, cinta dan kasih sayang
sepenuhnya yang begitu berarti hingga penulis dapat menyelesaikan studi sampai

penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas segala hal yang telah mama dan papa
berikan. Semua itu takkan pernah terganti dan anak papa dan mama ini balas sampai
kapanpun jua.
Secara Khusus, penulis juga menyampaikan terima kasih yang sedalamdalamya kepada sahabat-sahabat tersayang, Ratna Julia dan Nenni Triana yang telah
mendukung, membantu, dan menemani penulis saat suka maupun duka. Karenanya
semangat penulis senantiasa berkobar selama penyelesaian skripsi ini.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada yang terkasih, Muhammad
Ikhwan atas semangat dan do’anya hingga terselesaikannya skripsi ini. Ucapan
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada kakanda Rahmi Erwita Dalimunthe,
Poppy Amalia, Karunia Utami, Bella Octaviana, Rifa Sri Agustina, Nur Hayati,
Kakanda Iryani Rawi, Kakanda Rahayu, Kakanda Siti Nurbaya, Maharami Tri
Dahayu, Abangda Hagie Fariz Gusman, dan Dwi Prabudi atas dorongan, semangat,
dan do’anya hingga skripsi ini dapat selesai sebagaimana yang diharapkan.
Tak lupa pula rasa terima kasih penulis sampaikan kepada teman-teman
sejawat program studi pendidikan matematika kelas reguler A dan teman-teman PPL
SMA Swasta Persiapan Stabat atas semangatnya dan dorongannya.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini,
namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata
bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam

memperkaya khasanah ilmu pendidikan dan juga dapat dijadikan sebagai salah satu
sumber referensi bagi peneliti selanjutnya yang berniat meneliti hal yang serupa.
Medan, Juni 2015
Penulis,

Dhina Etman
4112111005

iii

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SUB POKOK
BAHASAN PRISMA DAN LIMAS MELALUI TEORI BELAJAR VAN
HIELE DI KELAS VIII SMP KARTIKA I-2 MEDAN T.A 2014/2015
Dhina Etman (4112111005)
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa
dalam mempelajari sub pokok bahasan prisma dan limas,mengetahui apakah teori
belajar Van Hiele dapat mengatasi kesulitan tersebut, dan mengetahui peningkatan
hasil belajar siswa dengan menggunakan teori belajar Van Hiele pada sub pokok

bahasan prisma dan limas di kelas VIII SMP Kartika I-2 Medan T.A 2014/2015.
Subjek dalam penelitian ini adalah 28 siswa kelas VIII-3 SMP Kartika I-2 Medan
dan objek penelitian ini adalah upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada sub
pokok bahasan prisma dan limas di kelas VIII SMP Kartika I-2 Medan Tahun
Ajaran 2014/2015 melalui teori belajar Van Hiele
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Tindakan kelas (PTK) yang
dibagi dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Sebelum
memberikan tindakan, siswa diberikan tes diagnostik dan setiap akhir siklus
diberikan tes hasil belajar.
Dari hasil analisis data, diperoleh bahwa Kesulitan-kesulitan yang dialami
siswa dalam mempelajari sub pokok bahasan prisma dan limas di kelas VIII SMP
Kartika I-2 Medan adalah: (1) Siswa tidak mampu membedakan bangun prisma
dan limas, (2) Siswa kesulitan dalam menjawab soal yang berkaitan dengan sisi,
diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal suatu prisma, (3) Siswa
kesulitan untuk menggambarkan jaring-jaring prisma segitiga, dan (4) Siswa
kesulitan dalam menjawab soal terkait volume prisma. Berdasarkan data-data
yang diperoleh terbukti bahwa teori belajar Van Hiele dapat mengatasi kesulitan
pada sub pokok bahasan prisma dan limas di kelas VIII SMP Kartika I-2 Medan
T.A 2014/2015. Peningkatan hasil belajar setelah diterapkannya teori belajar Van
Hiele pada sub pokok bahasan prisma dan limas adalah: (1) Nilai rata-rata tes

hasil belajar mengalami peningkatan, yaitu perolehan nilai 70,53 di siklus I
meningkat menjadi 85,20 pada siklus II yang mana terjadi peningkatan nilai
sebesar 14,67, (2) Persentase tingkat ketuntasan belajar secara klaksikal pun
mengalami peningkatan yaitu pada siklus I ketuntasan klasikal sebesar 61%
sementara pada siklus II ketuntasan klasikal meningkat menjadi 89 %. Dengan
demikian, jelas terlihat bahwa terjadi peningkatan ketuntasan klasikal sebesar
28%
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa teori belajar Van Hiele dapat
mengatasi kesulitan dan meningkatkan hasil belajar siswa pada sub pokok
bahasan prisma dan limas di kelas VIII SMP Kartika I-2 Medan T.A 2014/2015.

vi

DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x

BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
1.2.
Identifikasi Masalah
1.3.
Batasan Masalah

1.4.
Rumusan Masalah
1.5.
Tujuan Penelitian
1.6.
Manfaat Penelitian

1
6
7
7
7
8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Kerangka Teoritis
2.1.1.
Pengertian Belajar
2.1.2.

Pengertian Pembelajaran Matematika
2.1.3.
Hasil Belajar Matematika
2.1.4. Teori Belajar Van Hiele
2.1.4.1. Sejarah Teori Belajar Van Hiele
2.1.4.2. Tahap Berpikir Menurut Teori Van Hiele
2.1.4.3. Deskriptor Tingkatan Berpikir Van Hiele
2.1.4.4. Fase-fase Pembelajaran Teori Van Hiele
2.1.4.5. Karakteristik Teori Belajar Van Hiele
2.1.4.6. Manfaat Teori Van Hiele dalam Pembelajaran Geometri
2.1.4.7. Teori Van Hiele dan Penelitian yang Relevan
2.1.5.
Materi Prisma dan Limas
2.1.5.1. Prisma
2.1.5.2. Limas
2.2.
Kerangka Konseptual
2.3.
Hipotesis Penelitian


9
9
10
12
13
13
13
15
16
18
19
20
21
21
27
32
34

BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis Penelitian
3.2.
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.3.
Subjek dan Objek Penelitian
3.3.1.
Subjek Penelitian
3.3.2.
Objek Penelitian
3.4.
Prosedur Pelaksanaan Penelitian

35
35
35
35
35
36

vii

3.4.1.
3.4.1.1.
3.4.1.1.
3.4.1.2.
3.4.1.3.
3.4.1.4.
3.4.1.5.
3.4.2.
3.5.
3.5.1.
3.5.2.
3.5.3.
3.5.4
3.6.
3.6.1.
3.6.2.
3.6.3.
3.7.

Siklus I
Permasalahan I
Perencanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan Tindakan I
Observasi I
Analisis Data I
Refleksi I
Siklus II
Instrumen Pengumpulan Data
Tes
Observasi
Wawancara
Dokumentasi
Teknik Analisis Data
Reduksi Data
Paparan Data
Simpulan Data
Indikator Keberhasilan

37
37
37
39
39
40
40
41
41
41
42
42
42
42
43
43
43
46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Penelitian
4.1.1.
Pelaksanaan dan Hasil Penelitian pada Siklus I
4.1.1.1. Permasalahan I
4.1.1.2. Perencanaan Tindakan I
4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I
4.1.1.4. Observasi I
4.1.1.5. Analisis Data I
4.1.1.6. Wawancara I
4.1.1.7. Refleksi I
4.1.2.
Pelaksanaan dan Hasil Penelitian pada Siklus II
4.1.2.1. Permasalahan II
4.1.2.2. Perencanaan Tindakan II
4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II
4.1.2.4. Observasi II
4.1.2.5. Analisis Data II
4.1.2.6. Wawancara II
4.1.2.7. Refleksi II
4.2.
Temuan Penelitian
4.3.
Pembahasan Hasil Penelitian

47
47
47
52
54
58
59
71
72
73
73
73
75
80
82
92
92
93
94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
5.2.
Saran

97
98

DAFTAR PUSTAKA

99

vi

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1.
Tabel 3.2.
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
Tabel 4.3.
Tabel 4.4.
Tabel 4.5.
Tabel 4.6.
Tabel 4.7.
Tabel 4.8.
Tabel 4.9.
Tabel 4.10.
Tabel 4.11.
Tabel 4.12.
Tabel 4.13.
Tabel 4.14.
Tabel 4.15.

Kriteria rata – rata penilaian observasi
Tingkat Penguasaan Siswa
Nilai Tes Diagnostik Siswa Kelas VIII-3 SMP Kartika I-2
Medan T.A 2014/2015
Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Diagnostik
Gambaran Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pada Tes
Diagnostik
Letak Kesulitan Siswa Kelas VIII-3 dalam Menyelesaikan
Tes Diagnostik
Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Nilai Tes Hasil Belajar I Siswa Kelas VIII-3 SMP Kartika
I-2 Medan T.A 2014/2015
Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Siklus I
Gambaran Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pada Tes
Hasil Belajar I
Letak Kesulitan Siswa Kelas VIII-3 dalam Menyelesaikan
Tes Hasil Belajar I
Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Nilai Tes Hasil Belajar II Siswa Kelas VIII-3 SMP
Kartika I-2 Medan T.A 2014/2015
Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Siklus II
Gambaran Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pada Tes
Hasil Belajar II
Letak Kesulitan Siswa Kelas VIII-3 dalam Menyelesaikan
Tes Hasil Belajar II
Deskripsi Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Tes
Hasil Belajar I dan II

44
44
47
48
48
49
60
62
64
64
65
83
86
87
87
88
92

vi

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1.
Gambar 1.2.
Gambar 2.1.
Gambar 2.2.
Gambar 2.3.
Gambar 2.4.
Gambar 2.5.
Gambar 2.6.
Gambar 2.7.
Gambar 2.8.
Gambar 2.9.
Gambar 2.10.
Gambar 2.11.
Gambar 2.12.
Gambar 2.13.
Gambar 2.14.
Gambar 2.15.
Gambar 2.16.
Gambar 2.17.
Gambar 2.18.
Gambar 2.19.
Gambar 2.20.
Gambar 2.21.
Gambar 2.22.
Gambar 2.23.
Gambar 2.24.
Gambar 2.25.
Gambar 3.1.
Gambar 4.1.
Gambar 4.2.
Gambar 4.3.
Gambar 4.4.

Contoh Soal Tes Diagnostik
3
Contoh Jawaban Siswa
3
Contoh Prisma
21
Prisma dan Unsur-unsurnya
22
Prisma Segi Tiga
22
Prisma Segi Empat
22
Prisma Segi Lima
23
Prisma Segi Enam
23
Jaring-jaring Prisma Segi Tiga
24
Jaring-jaring Prisma Segi Empat
24
Jaring-jaring Prisma Segi Lima
24
Jaring-jaring Prisma Segi Enam
25
Prisma Segi Tiga ABC.EFG
25
Jaring-jaring Prisma Segi Tiga ABC.EFG
25
Potongan Kubus Menjadi Prisma Segitiga
26
Contoh Limas
27
Limas dan Unsur-unsurnya
27
Limas Segi Tiga
28
Limas Segi Empat
28
Limas Segi Lima
29
Limas Segi Enam
29
Jaring-jaring Limas Segi Tiga
30
Jaring-jaring Limas Segi Empat
30
Jaring-jaring Limas Segi Lima
30
Limas Segitiga T. ABC
31
Jaring-jaring Limas Segitiga T. ABC
31
Potongan Kubus Menjadi Limas Segi Empat
32
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
36
Diagram Batang Persentase Ketuntasan Tes Diagnostik
49
Rancangan Posisi Duduk Kelompok Diskusi
53
Diagram Batang Persentase Ketuntasan Tes Hasil Belajar I 64
Diagram Batang Persentase Ketuntasan Tes Hasil Belajar II 88

vi

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18
Lampiran 19
Lampiran 20
Lampiran 21
Lampiran 22
Lampiran 23
Lampiran 24
Lampiran 25
Lampiran 26
Lampiran 27
Lampiran 28
Lampiran 29
Lampiran 30
Lampiran 31
Lampiran 32
Lampiran 33
Lampiran 34
Lampiran 35

Silabus
RPP Siklus I Pertemuan 1
RPP Siklus I Pertemuan 2
RPP Siklus II Pertemuan 1
RPP Siklus II Pertemuan 2
LAS 1 Siklus I
LAS 2 Siklus I
LAS 1 Siklus II
LAS 2 Siklus II
Alternatif Penyelesaian LAS 1 Siklus I
Alternatif Penyelesaian LAS 2 Siklus I
Alternatif Penyelesaian LAS 1 Siklus II
Alternatif Penyelesaian LAS 2 Siklus II
Kisi-kisi Tes Diagnostik
Kisi-kisi Tes Hasil Belajar 1
Kisi-kisi Tes Hasil Belajar 2
Tes Diagnostik
Tes Hasil Belajar 1
Tes Hasil Belajar 2
Alternatif Penyelesaian Tes Diagnostik
Alternatif Tes Hasil Belajar 1
Alternatif Tes Hasil Belajar 2
Pedoman Penskoran Tes Diagnostik
Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar 1
Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar 2
Lembar Validator
Lembar Validitas Tes Diagnostik
Lembar Validitas Tes Hasil Belajar 1
Lembar Validitas Tes Hasil Belajar 2
Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Daftar Nama Siswa Kelas VIII-3 SMP Kartika I-2 Medan
Hasil Wawancara I
Hasil Wawancara II
Dokumentasi Penelitian

Jadwal Kegiatan Penelitian
Surat Izin Penelitian dari FMIPA
Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian dari Sekolah

101
115
122
127
134
139
146
149
154
157
162
166
169
173
174
175
176
178
180
182
185
190
193
195
199
202
203
206
212
215
221
227
228
230
231

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar, terencana dan diupayakan untuk
memungkinkan peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri baik fisik
maupun nirfisik; yakni mengembangkan potensi pikir (mental-intelektual), sosial,
emosional, nilai moral, spiritual, ekonomikal (kecakapan hidup), fisikal, maupun
kultural, sehingga ia dapat menjalankan hidup dan kehidupannya sesuai dengan
harapan dirinya, keluarganya, masyarakat, bangsa, dan negara; serta dapat
menjawab tantangan peradaban yang semakin maju (Supriadie dan Deni, 2012: 1).
Sehubungan dengan hal tersebut, matematika memiliki peranan yang luar
biasa didalam dunia pendidikan. Hal ini terlihat dari mata pelajaran matematika
yang wajib dijalani di setiap jenjang pendidikan, Mulai dari pendidikan dasar
hingga perguruan tinggi. Disamping hal tersebut, matematika merupakan salah
satu ilmu dasar yang tak dapat dipisahkan dari perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Sejalan dengan pernyataan diatas, maka matematika sangat perlu
diajarkan. Sebagaimana pendapat Crockroft (dalam Situmeang, 2010: 1) yang
mengemukakan bahwa:
Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena: (1) Selalu digunakan
dalam segala segi kehidupan, (2) semua bidang studi memerlukan
keterampilan matematika yang sesuai, (3) merupakan sarana komunikasi
yang kuat, singkat, dan jelas, (4) dapat digunakan untuk menyajikan
informasi dalam berbagai cara, (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis,
ketelitian, dan kesadaran keruangan, dan (6) memberi kepuasan terhadap
usaha memecahkan masalah.
Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Suherman.et.al (dalam Khotimah,
2013: 1) bahwa matematika sekolah adalah matematika yang diajarkan di sekolah,
yaitu matematika yang diajarkan di pendidikan dasar (SD dan SLTP) dan
pendidikan menengah (SLTA dan SMK). Matematika sekolah tetap memiliki ciri-

1

2

ciri yang dimiliki matematika yaitu memiliki objek kajian yang abstrak
serta berpola pikir deduktif konsisten.
Geometri merupakan salah satu cabang ilmu matematika yang diajarkan di
sekolah dan merupakan cabang ilmu yang menghubungkan matematika dengan
dunia nyata. Oleh karena itu, geometri merupakan salah satu pelajaran yang
sangat penting untuk dipelajari oleh siswa, termasuk siswa SMP.
Usiskin (dalam Abdussakir, 2010: 1) mengemukakan bahwa geometri
adalah: (1) Cabang matematika yang mempelajari pola-pola visual, (2) cabang
matematika yang menghubungkan matematika dengan dunia fisik atau dunia
nyata, (3) suatu cara penyajian fenomena yang tidak tampak atau tidak bersifat
fisik, dan (4) suatu contoh sistem matematika.
Geometri memiliki peluang yang lebih besar untuk dipahami peserta didik
dibandingkan dengan cabang matematika yang lain. Hal ini karena ide-ide
geometri paling banyak menyentuh hampir di seluruh aspek kehidupan peserta
didik. Meskipun demikian, Purnomo (dalam Abdussakir, 2010: 2) menyatakan
bahwa bukti-bukti di lapangan menunjukkan bahwa hasil belajar geometri masih
rendah. Menurut konsensus yang dilakukan oleh Programme for International
Student Assesment (PISA) dalam konten ruang dan bentuk yaitu konten
matematika yang berhubungan dengan geometri, Indonesia berada dalam
golongan kelompok bawah dengan skor 361, dan skor tertinggi diperoleh
Hongkong, yaitu 558 (Hayat dan Suhendra, 2010: 225) Bahkan, Sudarman (dalam
Abdussakir, 2010: 2) menambahkan bahwa diantara cabang matematika, geometri
menempati posisi yang paling memprihatinkan. Berbagai penelitian menunjukkan
bahwa prestasi geometri peseta didik SD masih rendah, sedangkan di SMP
ditemukan bahwa masih banyak peserta didik yang masih belum memahami
konsep-konsep geometri.
Menurut Purnomo, kesulitan peserta didik dalam memahami konsepkonsep geometri terutama pada konsep bangun ruang (Abdussakir, 2010: 3).
Peserta didik masih kesulitan dalam melihat gambar bangun ruang. Mereka
kesulitan dalam melihat bangun ruang jika tidak menggunakan benda yang
konkret.

3

Pada observasi yang telah dilakukan di SMP Kartika I-2 Medan, peneliti
memberikan tes diagnostik di kelas VIII-3 yang berjumlah 28 orang siswa,
diperoleh hasil yang tidak memuaskan. Tes yang diberikan berhubungan dengan
materi dasar prisma dan limas yang sebelumnya telah diajarkan di bangku sekolah
dasar serta materi yang berhubungan dengan phytagoras. Alasan dipilih materi ini
karena materi tersebut merupakan materi prasyarat dari materi bangun ruang sisi
datar dengan sub pokok bahasan prisma dan limas. Berikut merupakan salah satu
soal dari lima soal yang diberikan oleh peneliti:

Gambar 1.1. Contoh Soal Tes Diagnostik
Untuk soal di atas, berikut diperoleh jawaban salah satu siswa:

Gambar 1.2. Contoh Jawaban Siswa
Jawaban siswa tersebut menunjukkan bahwa siswa tidak memahami
materi dasar prisma dan limas. Hal ini terlihat dari jawaban yang diberikan siswa
pada opsi A dan D, dapat diambil kesimpulan bahwa siswa tidak mengetahui
mampu membedakan bangun prisma dan limas dan tidak mengetahui unsur-unsur
dari bangun prisma.
Berdasarkan hasil tes diagnostik yang diperoleh dari 28 orang siswa, hanya
10 orang siswa atau 36% yang memperoleh nilai di atas KKM yang telah
ditetapkan yaitu 70 dan selebihnya tidak tuntas. Ini menunjukkan bahwa hasil

4

belajar siswa di kelas VIII-3 SMP Kartika I-2 Medan terkait materi prisma limas
tergolong sangat rendah.
Hasil tes diagnostik tersebut senada dengan hasil wawancara yang
dilakukan dengan Bapak Ritawan, S.Pd.I selaku guru mata pelajaran matematika
SMP Kartika I-2 Medan oleh peneliti pada kamis, 15 Januari 2015 bahwa:
Pada materi prisma dan limas secara umum kekurangpahaman siswa terletak
pada karakteristik, luas permukaan, dan volume. Ditambah lagi dengan
kebiasaan siswa yang lebih suka menggunakan metode menghafal dalam
menguasai materi. Sehingga, ketika diberikan soal modifikasi yang berbeda
dengan contoh soal, siswa mengalami kesulitan untuk menyelesaikannya.
Pemaparan tersebut semakin diperkuat dengan keterangan yang diperoleh
dari guru bahwa rata-rata nilai harian matematika siswa pada sub pokok bahasan
prisma limas hanya menyentuh nilai 66,33. Dari 28 Orang siswa, 65% diantaranya
memperoleh nilai dibawah KKM yang telah ditetapkan serta menurut observasi
yang dilakukan oleh peneliti bahwa metode belajar yang diterapkan oleh guru
sangat monoton.
Sejalan dengan hal diatas, peneliti juga melakukan wawancara dengan
Nabila dan Fajar, yakni siswa kelas VIII-3 yang sebelumnya telah mempelajari
sub pokok bahasan prisma dan limas, ia mengatakan bahwa kesulitan utama yang
ia hadapi karena dirinya sendiri tidak suka dengan matematika karena matematika
ia anggap sebagai mata pelajaran yang sulit, kemudian ditambah lagi dengan
metode belajar yang guru terapkan kurang variatif sehingga membuat ia mudah
bosan menjalani proses pembelajaran matematika.
Penuturan dari kedua siswa tersebut dapat diterima karena pernyataan
tersebut sejalan dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti. Selama
observasi berlangsung terlihat bahwa cara mengajar guru masih sarat dengan
metode ajar yang bersifat teacher oriented tanpa mengikutsertakan siswa secara
aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini tentu saja dapat memicu
kebosanan siswa sehingga dapat memberikan dampak buruk pada rendahnya hasil
belajar siswa.
Banyak faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa. Faktor tersebut
salah satunya adalah faktor eksternal. Faktor eksternal yang dimaksud berasal dari

5

guru. Interaksi maupun aktivitas masih didominasi oleh guru, sedangkan siswa
lebih banyak mendengar, mencatat, dan mengerjakan soal latihan. Proses
belajarnya terkesan guru lebih banyak mentransfer pengetahuan dan pikiran guru
kedalam pikiran siswa, sehingga pada akhirnya terjadi verbalisme pada diri siswa.
Siswa cenderung hafal gambar suatu bentuk geometri, tanpa dipahami sifat dari
bentuk bangun-bangun tersebut (Nurhayana, 2013: 2).
Selain itu, kurang berhasilnya para siswa dalam belajar geometri, dapat
disebabkan oleh faktor internal siswa yang sering menghafal suatu konsep tanpa
didasari dengan pemahaman, kebermaknaan, serta kemampuan spasial yang
belum maksimal (Nurhayana, 2013: 2).
Menilik dari berbagai permasalahan yang ada, maka dapat dilakukan
tindakan-tindakan perbaikan pengajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa
terhadap mata pelajaran matematika khususnya pada unit geometri melalui teori
Van Hiele. Hasil penelitian Van Hiele dapat digunakan untuk membantu siswa
dalam mempelajari geometri dengan baik. Menurut Van Hiele (dalam Suherman,
2001: 51), tiga unsur utama dalam pengajaran geometri yaitu waktu, materi
pengajaran, dan metode pengajaran yang diterapkan, jika ditata secara terpadu
akan dapat meningkatkan kemampuan berpikir anak kepada tingkatan berpikir
yang lebih tinggi.
Fitur yang paling menonjol dari hasil penelitian Van Hiele adalah hierarki
5 tingkat dari cara pemahaman ide-ide ruang. Hierarki 5 tingkat tersebut (dalam
Abdussakir, 2010: 4) adalah:
(1) Level 0: (Visualisasi) Pada tahap ini siswa mengenal bentuk-bentuk
geometri hanya sekedar berdasarkan karakteristik visual dan
penampakannya, (2) Level 1: (Analisis) Pada tahap ini siswa menentukan
sifat-sifat suatu bangun dengan melakukan pengamatan, pengukuran,
eksperimen, menggambar, dan membuat model, (3) Level 2: (Deduksi
Informal) Pada tahap ini siswa dapat melihat hubungan sifat-sifat pada
suatu bangun geometri, (4) Level 3: (Deduksi) Pada tahap ini siswa dapat
menyusun bukti, menyusun teorema dalam sistem aksiomatik, dan (5)
Level 4: (Rigor) Pada tahap ini siswa bernalar secara formal dalam sistem
matematika dan dapat menganalisis konsekuensi dari manipulasi aksioma
dan definisi.

6

Tingkat berpikir siswa SMP/MTs dalam pembelajaran geometri menurut
teori Van Hiele telah sampai pada tahap berpikir deduksi informal. Hal ini sesuai
dengan pendapat Van De Walle (dalam Rosanti, dkk, 2014: 2) yang menyatakan
bahwa sebagian besar siswa SMP/MTs berada pada antara tahap 0 (visualisasi)
sampai tahap 2 (deduksi informal). Selanjutnya berdasarkan beberapa hasil
penelitian, Sunardi, Burger & Shaughnessy (dalam Rosanti, dkk, 2014: 2)
menyatakan bahwa tahap berpikir siswa SMP dalam belajar geometri dicapai
tertinggi pada tahap 2 (deduksi informal) sedangkan sebagian besar mereka
berada pada tahap visualisasi dan tahap analitik, sehingga dapat dikatakan bahwa
apabila siswa telah berada pada level 2 (deduksi informal) maka siswa tersebut
memiliki pengetahuan geometri yang baik pada tingkat SMP/MTs, yaitu mampu
menghubungkan sifat-sifat pada suatu bangun geometri dan sifat-sifat antara
beberapa bangun.
Berdasarkan paparan tersebut, dapat diketahui bahwa penerapan teori
belajar Van Hiele dapat membantu siswa menyelesaikan permasalahan geometri
dan melalui hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika SMP
Kartika I-2 Medan bahwa teori belajar Van Hiele belum pernah diterapkan di
sekolah tersebut, maka diharapkan teori belajar Van Hiele dapat meningkatkan
hasil belajar prisma dan limas siswa.
Bertitik tolak dari latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk
melalukan penelitian dengan judul: “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar pada
Sub Pokok Bahasan Prisma dan Limas Melalui Teori Belajar Van Hiele di
Kelas VIII SMP Kartika I-2 Medan T.A 2014/2015”

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasi beberapa
masalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar geometri masih rendah
2. Hasil belajar siswa pada sub pokok bahasan prisma limas masih rendah
3. Siswa menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang sulit
4. Siswa lebih suka menggunakan cara menghafal dalam menguasai materi

7

5. Siswa kesulitan menyelesaikan soal modifikasi yang berbeda dengan contoh
soal
6. Metode belajar yang guru terapkan kurang variatif
7. Belum diterapkannya teori belajar Van Hiele dalam pembelajaran geometri di
SMP Kartika I-2 Medan

1.3. Batasan Masalah
Melihat luasnya cakupan masalah pada identifikasi masalah yang telah
dipaparkan sebelumnya, maka penelitian ini dibatasi pada penggunaan teori
belajar Van Hiele dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada sub pokok
bahasan prisma dan limas di kelas VIII SMP Kartika I-2 Medan T.A 2014/2015.

1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
yang menjadi fokus permasalahan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kesulitan apa yang dialami siswa dalam mempelajari sub pokok bahasan
prisma dan limas di kelas VIII SMP Kartika I-2 Medan T.A 2014/2015?
2. Apakah teori belajar Van Hiele dapat mengatasi kesulitan pada sub pokok
bahasan prisma dan limas di kelas VIII SMP Kartika I-2 Medan T.A
2014/2015?
3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan teori belajar
Van Hiele pada sub pokok bahasan prisma dan limas di kelas VIII SMP
Kartika I-2 Medan T.A 2014/2015?

1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam mempelajari sub pokok
bahasan prisma dan limas di kelas VIII SMP Kartika I-2 Medan T.A
2014/2015

8

2. Untuk mengetahui apakah teori belajar Van Hiele dapat mengatasi kesulitan
pada sub pokok bahasan prisma dan limas di kelas VIII SMP Kartika I-2
Medan T.A 2014/2015
3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan teori
belajar Van Hiele pada sub pokok bahasan prisma dan limas di kelas VIII
SMP Kartika I-2 Medan T.A 2014/2015.

1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi siswa, untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada sub pokok
bahasan prisma dan limas
2. Bagi guru, dapat digunakan sebagai bahan masukan tentang suatu alternatif
pembelajaran matematika yang sesuai untuk meningkatkan hasil belajar
geometri melalui penerapan teori belajar Van Hiele
3. Bagi pihak sekolah, sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran dalam
rangka perbaikan kualitas pembelajaran dan membantu pihak sekolah
menjalin komunikasi yang positif dengan siswa
4. Bagi peneliti, Sebagai informasi sekaligus sebagai bahan pegangan bagi
peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon pengajar dimasa
yang akan datang.

99

DAFTAR PUSTAKA
Abdussakir. 2010. Pembelajaran Geometri sesuai Teori Van Hiele. El-Hikmah:
Jurnal Kependidikan dan Keagamaan, Vol VII Nomor 2, Januari 2010, ISSN
1693-1499. Fakultas Tarbiyah UIN Maliki Malang: Malang.
Arikunto, dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara: Jakarta.
Arikunto, S. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta.
Avridiana, Nurita, dkk. 2013 Penyeleaian Soal Secara Matematis pada Materi
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dengan Menggunakan Metode
Ekspositori. Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo, Vol 1 No.
2, September 2013, ISSN 2337-8116. STKIP PGRI Sidoarjo: Sidoarjo.
Dalfiana. 2013. (http://makalahdanrppvanhielefia.blogspot.com/2013/06/vanhiele.html) (diakses februari 2015)
Fitrianawati, Meita. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran Logika Berbasis
Multimedia Interaktif untuk Siswa SMA Kelas X sebagai Sumber Belajar
Mandiri. FMIPA UNY: Yogyakarta.
Hayat, Bahrul dan Suhendra Yusuf. 2010. Benchmark Internasional Mutu
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Khotimah, Husnul. 2013. Meningkatkan Hasil Belajar Geometri dengan Teori
Van Hiele. Pendidikan Matematika FMIPA UNY: Yogjakarta.
Nurhayana, Erry Trisna, Nyoman Dantes dan Made Candiasa. 2013. Pengaruh
Pembelajaran Berbasis Model Van Hiele terhadap Pemahaman Konsep
Geometri Ditinjau dari Kemampuan Visualisasi Spasial pada Siswa Kelas V
di Gugus II Kecamatan Buleleng. E-Journal Volume 3 Tahun 2013, Program
Pendidikan Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan pendidikan
Dasar: Singaraja.
Purwoko. 2014. (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PengembanganPembelajar
anMatematika_UNIT_4_0.pdf/) (diakses februari 2015)
Rosanti, Arminda Sari, Muh. Rizal dan Dasa Ismaimuza. 2014. Pengetahuan
Siswa SMP Kelas VIII dalam Memecahkan Masalah Matematika Non
Geometri Berdasarkan Level 2 Perkembangan Berpikir Van Hiele. Jurnal
Elektronik Pendidikan Matematika, Volume 2 Nomor 01 September 2014:
Palu.

100

Shahidayanti, Tutik. 2012. Pengembangan Modul pada Materi Segi Empat untuk
Siswa Kelas VII SMP Berdasarkan Pendekatan Kontekstual untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. FMIPA UNY: Yogyakarta.
Siagian, Teddy Alfra. 2013. Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Dengan
Menggunakan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil
Belajar Siswa Di Kelas Xi Ipa Sma Swasta Indonesia Membangun Medan
Tahun Ajaran 2013/ 2014. FMIPA Unimed: Medan.
Situmeang, Rolando. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Instruction untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
SMP. FMIPA Unimed: Medan.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Penerbit
Rineka Cipta: Jakarta.
Suherman, E, et al. 2013. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia.
Supriadie, Didi dan Deni Darmawan. 2012. Komunikasi Pembelajaran. PT
Remaja Rosdakarya: Bandung.
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Prestasi
Pustaka: Jakarta.
Uno, Hamzah B. 2011. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Bumi Aksara: Jakarta.

Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN TEORI BELAJAR VAN HIELE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN 2 LEBAK BAWEAN KABUPATEN GRESIK PADA MATERI

1 46 18

ANALISIS TINGKAT PERTANYAAN DALAM MATERI GEOMETRI PADA BUKU TEKS MATEMATIKA SMP KELAS VIII BERDASARKAN TEORI VAN HIELE

4 97 49

IMPLEMENTASI STRATEGI BELAJAR PQ4R DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUBPOKOK BAHASAN PRISMA DAN LIMAS KELAS VIIID SMP NEGERI 3 BANGSALSARI SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 21 20

57 PENGARUH KECEMASAN DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN RESOURCE BASED LEARNING MATERI PRISMA DAN LIMAS KELAS VIII SMP NEGERI 2 WIRADESA

0 0 11

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING STICK BERBANTUAN MODUL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII MATERI PRISMA DAN LIMAS

0 0 8

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SENI BUDAYA PADA POKOK BAHASAN MENGGAMBAR ILUSTRASI DENGAN METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII SMPN 2 PELAIHARI Kinanti Rahayu

0 0 13

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI METODE COOPERATIVE SCRIPT PADA SISWA KELAS VIII SMP DARUL HIKMAH MAKASSAR

0 1 6

1 PENERAPAN MODEL INKUIRIUNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA POKOK BAHASAN GERAK

0 0 9

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE NUMBERED HEADS TOGHETHER SISWA KELAS VIII SMP N 1 ALIAN

0 0 8

PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA POKOK BAHASAN PEMBIASAN CAHAYA KELAS VIII DI SMP NEGERI 4 SIDOARJO

0 0 7