Kajian Teori TINJAUAN PUSTAKA

commit to user 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Penyuluhan Kesehatan Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak hanya sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan Asian Brain, com, 2010. Penyuluhanpendidikan harus mempunyai konsep yang jelas, apa yang diinginkan oleh pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan sebagai bagian dari ilmu kesehatan juga mempunyai dua sisi, yakni sisi ilmu dan sains. Dari sisi sains aplikasi pendidikan kesehatan merupakan penunjang bagi program-program kesehatan lain misalnya pemberantasan penyakit, program pelayanan kesehatan, program perbaikan gizi masyarakat. Penyuluhanpendidikan kesehatan terhadap subjek didik adalah proses perubahan kearah dewasa, lebih baik dan matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat, Notoatmodjo 2003. Masih menurut Notoatmodjo 2003 batasan pendidikan kesehatan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan commit to user 7 apa yang diharapkan oleh pendidik. Hasil yang diharapkan adalah perilaku kesehatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang kondusif. Tujuan peyuluhanpendidikan merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem pembelajaran, karena tujuan utama pendidikan adalah agar peserta didik dapat mencapai kompetensi atau kemampuan. Melalui kemampuan yang baik, diharapkan subjek didik dapat melakukan penyesuaian diri well adjusted dengan baik. Kemampuan penyesuaian diri yang baik tersebut akan menjadikan individu itu mampu melakukan respon-respon yang matang, efisien,memuaskan dan sehat Asrori,2008. Menurut Notoatmodjo,2003, sasaran pendidikan kesehatan dibedakan menjadi 3 tiga tingkatan, yakni: a. Sasaran primer adalah sasaran langsung, kepada keluarga ibu hamil dan menyusui , untuk kesehatan ibu dan anak, anak sekolah untuk kesehatan remaja. b. Sasaran sekunder adalah tokoh masyarakat c. Sasaran tertier adalah para pembuat keputusan Sedangkan metode pendidikan kesehatan menurut Notoatmodjo 2003 dapat dibedakan sebagai berikut: a. Metode Pendidikan Individual. Metode ini digunakan untuk membina perilaku baru atau perilaku seseorang yang mulai tertarik kepada suatu perubahan dasar yang digunakan sebagai pembekalan individual. Karena setiap orang mempunyai alasan commit to user 8 yang berbeda-beda, agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat serta dapat membantunya. Bentuk pendidikan ini antara lain : 1. Bimbingan dan penyuluhan 2. Interview b. Metode Pendidikan Kelompok Metode pendidikan kelompok dibagi: 1 Kelompok besar bila jumlah anggota kelompok lebih dari 15 orang, metode yang digunakan ceramah, simulasi. 2 Kelompok kecil, jumlah anggota kelompok kurang dari 15 orang, metode yang digunakan diskusi kelompok, brain storming, snow balling, bruzz group , role play dan simulation game. c. Metode Pendidikan Massa Metode ini cocok untuk mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan untuk massa dengan menggunakan metode ceramah umum, pidato, simulasi, sinetron, tulisan-tulisan majalah koran, dan bill board. d. Metode Ceramah Metode ceramah baik untuk sasaran lebih dari 15 orang yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah adalah penceramah harus menguasai materi yang akan diceramahkan secara sistematika yang baik, mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran misalnya makalah singkat, slide, transparan, sound system, dan sebagainya. Kunci keberhasilan pelaksanaan commit to user 9 ceramah adalah bila penceramah dapat menguasai sasaran ceramah dalam sikap dan penampilan meyakinkan, suara hendaknya cukup keras dan jelas, pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah, berdiri di depan ditengah tidak boleh duduk dan menggunakan alat-alat bantu semaksimal mungkin Notoatmodjo, 2003. 2. Teori Belajar Teori Belajar menurut teori Gestalt dalam buku Mustaqim 2008, adalah penyesuaian pertama, yaitu mendapatkan response yang tepat, hal ini sangat tergantung pada pengamatan. Dengan kata lain pemecahan problem sangat tergantung kepada pengamatan, apabila dapat melihat situasi itu dengan tepat maka problem “pencerahan” dan dapat memecahkan problem itu. Pemecahan problem adalah mengadakan perubahan dari keadaan non pragnanz tidak teratur, tidak stabil, tidak simetri, tidak seimbang ke keadaan pragnanz. Inti pelajaran menurut aliran ini adalah mendapatkan “insight” artinya: dimengertinya persoalan, dimengertinya hubungan tertentu, antara berbagai unsur dalam situasi tertentu, hingga hubungan tersebut jelas dan akhirnya didapatkan kemampuan memecahkan problem, bukan mengulang-ulang bahan yang dipelajari. Insight ini dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu antara lain: 1 Sikap dan taraf kompleksitas situasi, 2 Pengalaman, 3 Intelegensi dan kematangan individu. Teori belajar menurut Notoatmojo 2003, dapat dikelompokan menjadi dua kelompok besar yaitu teori stimulus-respons memperhitungkan faktor internal dan teori transformasi yang memperhitungkan internal. Teori stimulus-respons yang commit to user 10 berpangkal pada psikologi asosiasi, dirintis oleh John Locke dan Hirbart. Dalam teori ini apa yang terjadi pada diri subyek belajar merupakan rahasia atau biasa disebut sebagai black box. Belajar mengambil tanggapan-tanggapan dan menggabung-gabungkan tanggapan dengan jalan mengulang–ulang. Tanggapan- tanggapan tersebut diperoleh melalui pemberian stimulus atau rangsangan- rangsangan. Teori belajar yang kedua memperhatikan factor internal dan external. Teori transformasi yang berlandaskan pada psikologi kognitif adalah transformasi dari masukan input, kemudian input tersebut direduksi, diuraikan, disimpan, ditemukan kembali dan dimanfaatkan. Belajar dimulai dari kontak individu dengan dunia luar. Transformasi dari masukan-masukan sensoris bersifat aktif melalui seleksi untuk dimasukan kedalam ingatanmemori. Ciri-ciri Kegiatan Belajar Notoatmojo, 2003: a. Belajar adalah kegiatan untuk menghasilkan perubahan pada diri individu yang sedang belajar, baik aktual maupun potensial. b. Perubahan tersebut pada pokoknya didapatkan karena kemampuan baru yang berlaku untuk waktu yang relatif lama. c. Perubahan-perubahan itu terjadi karena usaha bukan, bukan karena proses kematangan. Hilgard, yang disarikan oleh Pasaribu dan Simanjuntak dalam Notoatmojo 2003, yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan dan reaksi terhadap lingkungan. 3. Kesehatan Reproduksi Remaja a. Kesehatan reproduksi commit to user 11 Definisi kesehatan reproduksi yaitu suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya Kesepakatan Konferensi Wanita Sedunia di Beijing dalam Yani W, 2009. Definisi ini sama yang ada di Undang-undang Kesehatan Nomor 362009, Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi pada laki-laki dan perempuan. Kesehatan reproduksi yang dimaksud yaitu; saat sebelum hamil, hamil, melahirkan, dan sesudah melahirkan ; pengaturan kehamilan, alat kontrasepsi dan kesehatan seksual; dan kesehatan sistem reproduksi. b. Remaja Remaja sebagai periode tertentu dari kehidupan manusia. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju kemasa dewasa. Menurut Desmita 2006 untuk menentukan definisi yang memadai tetang remaja tidaklah mudah, serta kapan masa remaja mulai dan kapan anak remaja tumbuh menjadi dewasa, tidak dapat dipastikan. Desmita 2006 dalam bukunya Psikologi Perkembangan, mengatakan batasan usia remaja menurut para ahli adalah antara usia 12 hingga 21 tahun. Rentang usia remaja dibedakan atas tiga yaitu: masa remaja awal, usia 12- 15 tahun, masa remaja pertengahan, usia 15 – 18 tahun, masa remaja akhir, usia 18 – 21 tahun. Periode remaja adalah masa transisi dari periode anak-anak ke periode dewasa. Periode remaja adalah periode pemantapan identitas diri. Secara umum commit to user 12 periode remaja merupakan klimak dari periode-periode perkembangan sebelumnya. Dalam periode ini apa yang diperoleh dalam masa-masa sebelumnya diuji dan dibuktikan sehingga dalam periode selanjutnya individu telah mempunyai suatu pola pribadi yang lebih mantap Latifah, M. 2010. c. Kesehatan Reproduksi Remaja Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja.Pengertian sehat disini tidak semata-mata bebas dari penyakit atau bebas dari kecacatan namun sehat secara mental serta sosial cultural BKKBN, 2007. Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu keadaan sehat sacara fisik, mental dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertaqwa kepada Allah SWT, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara anggota dan antar keluarga dengan warga masyarakat dan lingkungan Depag Jateng, 2004 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Reproduksi Remaja. Keadaan yang berpengaruh buruk terhadap kesehatan reproduksi remaja Depkes2007 adalah: commit to user 13 a. Masalah gizi, yang meliputi anemia dan kurang energi kronis, pertumbuhan yang terhambat pada remaja putri yang dapat mengakibatkan kesempitan panggul. b. Masalah pendidikan, meliputi buta huruf dan pendidikan rendah dapat mengakibatkan remaja kurang mampu memenuhi kebutuhan fisik dasar ketika berkeluarga dan akan berpengaruh buruk terhadap derajat kesehatan diri dan keluarganya. c. Masalah lingkungan dan pekerjaan; lingkungan dan suasana kerja yang kurang memperhatikan kesehatan remaja, lingkungan sosial yang kurang sehat dapat menghambat bahkan merusak kesehatan fisik mental dan emosional remaja. d. Masalah seks dan seksualitas; pengetahuan yang tidak lengkap dan tidak tepat tentang masalah seksualitas, kurangnya bimbingan untuk bersikap positif dalam hal yang berkait dengan seksualitas, penyalahgunaan dan ketergantungan napza, yang mengarah kepada penularan HIVAIDS melalui jarum suntik dan seks bebas, penyalahgunaan seksual, kehamilan remaja, kehamilan pranikah. e. Masalah kesehatan reproduksi; ketidakmatangan secara fisik dan mental, resiko komplikasi dan kematian ibu dan bayi lebih besar, kehilangan kesempatan untuk pengembangan diri remaja, resiko bertambah untuk melakukan aborsi yang tidak aman. 5. Kemampuan Menyelesaikan Masalah Kemampuan menurut Bloom dalam Djiwandono, 2006 dalam tujuan commit to user 14 pendidikan dibagi dalam tiga domain ranah, yaitu ranah kognitif cognitive domain, ranah afektif affective domain, dan ranah psikomotorik psychomotor domain. Di dalam ranah kognitif terdapat penerapan application yang meliputi kemampuan menerapkan suatu kaidah metode untuk menyelesaikan masalah kehidupan yang nyata pada suatu kasus atau problem yang konkrit dan baru, termasuk masalah kehamilan tidak diinginkan yang terjadi pada remaja. Aplikasi menurut Bloom dalam Mustaqim 2008, adalah merupakan suatu abstraksi pada situasi konkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut bisa terbentuk ide, teori, petunjuk teknis, prinsip atau generalisasi. Aplikasi aplication diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi penggunaan hukum- hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain, Notoatmojo 2003. Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkrit atau situai khusus. Abstraksi tersebut berupa ide, teori atau petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi. Abstraksi berupa prinsip atau generalisasi yakni suatu yang umum sifatnya untuk diterapkan pada situasi khusus. Prinsip merupakan abstraksi suatu proses atau suatu hubungan mengenai kebenaran dasar hukum umum yang berlaku dibidang ilmu tertentu. Prinsip mungkin merupakan suatu pernyataan yang berlaku pada sejumlah besar keadaan dan mungkin pula merupakan suatu deduksi dan suatu teori atau asumsi. Generalisasi merupakan rangkuman sejumlah informasi atau rangkuman sejumlah hal khusus yang dapat dikenakan pada hal khusus yang baru. commit to user 15 Kemampuan kognitif seperti pengamatan, perhatian, tanggapan, fantasi, dan berfikir, merupakan sarana dasar untuk pengambilan keputusan oleh remaja dalam melakukan penyesuaian diri Asrori, 2007. 6. Ilmiah Ilmiah menurut Badudu artinya bersifat ilmu, secara ilmu pengetahuan. Jadi penyelesaian masalah kehamilan tidak diinginkan secara ilmiah adalah penyelesaian yang bersifat bijak dan sesuai dengan kaidah pengetahuan di bidang ilmu kesehatan reproduksi. Pengetahuan seseorang diperoleh melalui berbagai sumber informasi. Ragam informasi tersebut dapat berasal dari pengalaman, proses pendidikanbelajar, informasi media masa, media elektronik, buku-buku bacaan, informasi dari petugas, teman dekat dan lain-lain. Pengetahuan dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang dapat melaksanakan sesuatu berdasarkan pengalaman itu. Pengetahuankognitif merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang Notoatmojo, 2003. Dengan pengetahuan inilah seseorang akan mengambil sikap untuk suatu tindakan dalam penyelesaian masalah yang dihadapi. Sikap , merupakan reaksi yang tertutup tidak dapat dilihat secara langsung hanya dapat ditafsirkan melalui perilaku yang tampak. Menurut Notoatmojo 2003, sikap attitude merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap sesuatu stimulus atau objek. Sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan nyata, hal ini disebabkan oleh beberapa alasan antara lain : a. Sikap akan terwujud didalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu. commit to user 16 b. Sikap akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan yang mengacu kepada pengalaman orang lain. c. Sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasarkan pada banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang. 7. Etika Etika adalah kode prilaku yang memperlihatkan perbuatan yang baik bagi kelompok tertentu. Etika juga merupakan peraturan dan prinsip bagi perbuatan yang benar. Etika berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang tidak baik dan dengan kuwajiban moral. Etika merupakan peraturan dan prinsip bagi perbuatan yang benar. Etika berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang tidak baik dan dengan kuwajiban moral. Etika berhubungan dengan peraturan untuk perbuatan atau tindakan yang mempunyai prinsip benar dan salah, serta prinsip moralitas karena etika mempunyai tanggung jawab moral, menyimpang dari kode etik berarti tidak memiliki perilaku yang baik dan tidak memiliki moral yang baik. Etika dapat diartikan juga sebagai yang berhubungan dengan pertimbangan keputusan, benar atau tidaknya suatu perbuatan, karena tidak ada undang-undang atau peraturan yang menegaskan hal yang harus dilakukan Suhaeni,ME. 2002. Etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak atau moral, yang erat kaitannya dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan apakah itu benar salah, baik buruk. Etika dan moral tidak bisa dipisahkan, etika berfokus pada prinsip dan konsep yang membimbing manusia berfikir dan bertindak dalam kehidupannya dilandasi nilai-nilai yang dianutnya Wahyuningsih, HP. 2006. commit to user 17 Etika adalah moral yang berasal dari bahasa Latin mosjamak mores yang artinya kebiasaanadat dan menurut Bertens, K.2002. Etik yaitu nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Menurut Dep Dik Bud dalam Bertens, K.2002, Etika adalah; ilmu tentang baik dan buruk, tentang hak dan kuwajiban, kumpulan azas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Sumber moral adalah agama mimiliki fungsi yang strategis untuk menjadi sumber kekuatan moral yang baik bagi manusia. Penyelesaian masalah kehamilan tidak diinginkan, ditinjau dari aspek etika, harus memperhatikan moral budaya setempat dan juga moral agama sebagai sumber moral. 8. Hukum. Hukum adalah semua peraturanperundangan yang berlaku dan dibuat oleh yang berwenang , wajib dipatuhi oleh semua warga. Norma hukum perlu dipahami baik norma hukum secara umum maupun secara khusus misalnya hukum kesehatan Sudarma, 2008. Hukum kesehatan yang mengatur penyelesaian masalah kehamilan tidak diinginkan aborsi tertulis di Undang-undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan, Bagian Keenam, Kesehatan reproduksi, Pasal 75: 1 Setiap orang dilarang melakukan aborsi. 2 Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat dikecualikan berdasarkan: commit to user 18 a Indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang mengancam nyawa ibu danatau janin, yang menderita penyakit genetik berat danatau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup diluar kandungan; atau b Kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi korban perkosaan. 3 Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 hanya dapat dilakukan setelah melalui konseling danatau penasehatan pra tindakan dan diakhiri dengan konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang kompeten dan berwenang. 4 Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis dan perkosaan, sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dan ayat 3 diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 76: Aborsi sebagaimana dimaksud dalam paasal 75 hanya dapat dilakukan: 1 Sebelum kehamilan berumur 6 enam minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir, kecualui dalam hal kedaruratan medis. 2 Oleh tenaga kesehatan yang memiliki ketrampilan dan kewenangan yang memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh Menteri; 3 Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan; 4 Dengan izin suami, kecuali korban perkosaan; dan commit to user 19 5 Penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Menteri. Pasal 77: Pemerintah wajib melindungi dan mencegah perempuan dari aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat 2 dan ayat 3 yang tidak bermutu, tidak aman dan tidak bertanggung jawab serta bertentangan dengan norma agama dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penyelesaian masalah KTD dalam penelitian ini hukum yang dipakai hukum kesehatan. Secara tidak langsung hukum adat dan hukum agama juga berperan, apalagi kalau tinggal di perkampungan pedesaan terpencil yang masih mengikuti hukum adat, yaitu seperangkat norma dan aturan adatkebiasaan yang berlaku disuatu wilayah. Hukum agama adalah sistem hukum yang berdasarkan ketentuan agama tertentu, yang terdapat dalam Kitab Suci, yang menjadi sumber hukum dan moral. 9. Kehamilan yang Tidak Diinginkan Unwanted pregnancy Resiko hubungan seksual pra nikah salah satunya adalah kehamilan yang tidak diinginkan KTD. Menurut Sugiharto dalam Soetjiningsih 2010 ada 2 hal yang dilakukan remaja jika mengalami KTD, yaitu mempertahankan kehamilan atau mengakhiri kehamilan aborsi. Semua tindakan tersebut membawa resiko baik fisik, psikis, maupun sosial. a. Bila kehamilan dipertahankan , resiko yang dapat terjadi: commit to user 20 1 Resiko fisik kehamilan pada usia dini dapat menyebabkan kesulitan dalam persalinan, pendarahan bahkan hingga terjadi kematian. 2 Resiko psikispsikologis. Ada kemungkinan pihak perempuan menjadi orang tua tunggal karena pria yang menghamili tidak bertanggung jawab atas perbuatannya. Seandainya menikah, hal ini juga bisa mengakibatkan perkawinan yang bermasalah dan penuh konflik karena sama-sama belum dewasa dan belum siap menjadi orang tua. Lebih- lebih pihak perempuan seakan dibebani berbagai perasaan yang tidak nyaman seperti dihantui rasa malu yang terus menerus, rendah diri, bersalah atau berdosa, tertekan, pesimis. Bila tidak ditangani dengan baik, maka perasaan-perasaan tersebut bisa menjadi gangguan kejiwaan yang lebih parah. 3 Resiko sosial, salah satunya adalah berhentiputus sekolah atas kemauan sendiri dikarenakan rasa malu atau cuti melahirkan. Kemungkinan lain dikeluarkan dari sekolah, karena sekolah tidak mentolerir siswi yang hamil. Resiko sosial lain adalah menjadi pembicaraan, kehilangan masa remaja yang seharusnya dinikmati atau cap buruk karena melahirkan anak “di luar nikah” serta terabaikannya hak pendidikan. Di Indonesia melahirkan di luar nikah masih sering menjadi beban orang tua maupun anak yang lahir. b. Bila kehamilan diakhiri aborsi: Banyak remaja yang memilih untuk mengakhiri kehamilan aborsi bila mengalami kehamilan di luar nikah. Aborsi bisa dilakukan secara aman bila commit to user 21 dilakukan oleh dokter bidan yang berpengalaman sebaliknya aborsi tidak aman bila dilakukan oleh dukun ataupun cara-cara yang tidak benar. Aborsi bisa berdampak negatif secara fisik, psikis dan sosial terutama bila dilakukan secara tidak aman. Resiko yang dapat terjadi bila aborsi dilakukan tidak aman; 1 Resiko fisik. Pendarahan dan komplikasi yang dapat menyebabkan infeksi dan terjadi kemandulan sampai berakibat fatal yaitu kematian. 2 Resiko psikis. Pelaku aborsi seringkali mengalami perasaan-perasaan takut, panik, tertekan, atau stress, trauma mengingat proses aborsi dan kesakitan. Kecemasan karena rasa bersalah dan dosa akibat aborsi, selain itu perilaku aborsi juga mengakibatkan kehilangan kepercayaan diri. 3 Resiko sosial. Ketergantungan pada pasangan sering kali menjadi lebih besar karena perempuan merasa sudah tidak perawan, pernah mengalami KTD dan aborsi. Selanjutnya remaja perempuan lebih sukar menolak ajakan seksual pasangannya. Resiko lain adalah pendidikan terputus atau masa depan terganggu. B. Penelitian yang Relevan. 1. Yori Sulistia 2008, Judul penelitian “Hubungan progran Kesehatan Reproduksi Remaja dengan Perilaku Pencegahan Seksualitas Pranikah Siswa SMA di Kabupaten Agam Sumatra Barat” , menggunakan metode penelitian Observasional. Hasil; persentase perilaku pencegahan seksual pranikah positif commit to user 22 lebih banyak pada siswa yang mendapat KRR dari pada siswa yang tidak mendapat KRR, dan ada hubungan bermakna dengan perilaku pencegahan seksual adalah P= 0,000, RP= 7,5, informasi orang tua P= 0,004, RP= 2,5, dan informasi teman sebaya P= 0,03, RP= 0,39. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan pada judul, rancangan penelitian, subjek, waktu dan tempat penelitian. Persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang kesehatan reproduksi remaja. 2. Sri Lestari Dwi Astuti 2008, melakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap terhadap Kesehatan Reproduksi dengan Perilaku Seksual Pranikah pada Mahasiswa DIII Keperawatan Politehnik Kesehatan Surakarta. Metode penelitian eksplanatory research dengan rancangan crossectional subjek penelitian Mahasiswa DIII Keperawatan. Hasil; Terdapat Hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap tentang Kesehatan reproduksi dengan perilaku seksual pranikah, dengan uji P P 0,01 0,05 dan uju T P X 1 0,002 dan P X 2 0,046 lebih kecil 0,05 serta nilai R 2 total = 0,448 atau 44,8, secara parsial R 2 X 1 = 0,189 atau 18,6 dan R 2 X 2 = 0,262 atau 26,2. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan pada judul, rancangan penelitian, subjek, waktu, dan tempat penelitian. Persamaannya adalah meneliti tentang kesehatan reproduksi. 3. Susilo Damarini 2009, Judul Pengaruh Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja terhadap Kemampuan Penangan Penyelesaian Masalah Kehamilan tidak Diinginkan pada Mahasiswa Kebidanan di Kota Bengkulu. Metode : Kuasi Eksperimen non randomized, pre tes – post tes Control group design. Populasi Mahasiswa kebidanan, analisis uji Paired T-test, regresi linier pada tingkat kemaknaan p 0,05. Hasil; Metode pendidikan diskusi commit to user 23 kelompok sebaya dan ceramah dapat meningkatkan kemampuan remaja dalam meningkatkan kemampun remaja dalam menyelesaikan masalah KTD dan dipengaruhi oleh variabel keluarga. Nilai koefisien sebesar 3,18 CI: 2,59-3,77. Nilai R-square 0,61 berarti variabel tempat tinggal sekarang bersama keluarga dapat memprediksi kemampuan remaja dalam menyelesaikan masalah KTD sebesar 61, Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan pada judul, subjek, waktu dan tempat penelitian. Sedang persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang kesehatan reproduksi remaja dengan KTD. C. Kerangka Konsep Gambar 2.1. Kerangka Konsep D. Hipotesis 1. Ada Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja Terhadap Kemampuan Kognitif Penyelesaian Masalah KTD ditinjau dari Aspek Ilmiah. KemampuanKognitif Penyelesaian Masalah KTD ditinjau dari aspek ilmiah, etika, dan hukum Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja Variabel bebas - Umur - Tempat tinggal - Tempat asal Variabel terikat Variabel luar commit to user 24 2. Ada Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja Terhadap Kemampuan Kognitif Penyelesaian Masalah KTD ditinjau dari Aspek Etika. 3. Ada Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja Terhadap Kemampuan Kognitif Penyelesaian Masalah KTD ditinjau dari Aspek Hukum. 4. Ada Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja Terhadap Kemampuan Kognitif Penyelesaian Masalah KTD pada Mahasiswa D III Kebidanan Poltekkes Permata Indonesia Yogyakarta. commit to user 25

BAB III METODE PENELITIAN

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Pengaruh Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Di SMA PGRI 3 Purwakarta.

0 0 16

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Pengaruh Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Di SMA PGRI 3 Purwakarta.

0 1 15

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN

1 5 9

this PDF file Pengaruh peer education dan audiovisual diskusi interaktif terhadap kemampuan kognitif penyelesaian masalah kehamilan tidak diinginkan | Juwartini | Berita Kedokteran Masyarakat 1 PB

0 0 8

PERSEPSI REMAJA TERHADAP PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI KECAMATAN WIROBRAJAN YOGYAKARTA

0 0 12

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI PUBERTAS PADA SISWA KELAS VII DI SMP MUHAMAMADIYAH 2 GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja terhadap Kesiapan Menghadapi Pub

0 0 13

i PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA DI SMK PIRI 3 YOGYAKARTA 2012 NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja terhadap Sikap Seksual Remaja di SMK PIRI 3 Yogyakarta 2012 - DIGILIB UNISAYOG

0 0 13

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA

0 0 10

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP TENTANG KEHAMILAN DINI PADA REMAJA KELAS VIII DI SMP N 1 SAPURAN KABUPATEN WONOSOBO NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi terhadap Sikap tentang Kehamilan Dini pada Remaja Kelas

0 0 11

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP SIKAP ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TUNAGRAHITA DI SLB WIYATA DHARMA II TEMPEL SLEMAN NASKAH PUBLIKASI - PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP

0 0 10