Analysis of Effective Budgeting and Paving Block Business Improvement Strategies in PD Telaga Jaya Blok, Tangerang

ANALISIS EFEKTIVITAS PEMBIAYAAN DAN
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PAVING BLOK
DI PD TELAGA JAYA BLOK, TANGERANG

ROHAYATI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir berjudul Analisis
Efektivitas Pembiayaan dan Strategi Pengembangan Usaha Paving Blok di PD
Telaga Jaya Blok, Tangerang adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tugas akhir ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2014

Rohayati
NIM P054114035

RINGKASAN

ROHAYATI. Analisis Efektivitas Pembiayaan dan Strategi Pengembangan Usaha
Paving Blok di PD Telaga Jaya Blok, Tangerang. Dibimbing oleh H. MUSA
HUBEIS dan NORA H. PANDJAITAN.
Situasi persaingan yang ketat pada industri paving blok, terutama di
Kabupaten Tangerang, memaksa PD Telaga Jaya Blok untuk terus memperbaiki
mutu produknya sesuai dengan standar mutu yang ditentukan. Kegiatan
pengawasan mutu perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya ketidaksesuaian
yang terjadi pada proses produksi.
Jika dihubungkan dengan penjualan, efektivitas yang semakin meningkat
akan memungkinkan perusahaan menghasilkan output tertentu dengan jumlah

modal kerja yang relatif sedikit. Penggunaan modal kerja yang efektif akan
memungkinkan perusahaan untuk menjalankan kegiatannya secara normal.
Semakin tinggi efektivitas penggunaan modal kerja suatu perusahaan, maka akan
semakin meningkat profitabilitasnya.
Kajian ini bertujuan : (1) Menganalisis kesesuaian mutu paving blok yang
dihasilkan PD Telaga Jaya Blok terhadap standar yang berlaku, (2) Menganalisis
efektivitas biaya produksi paving blok dan (3) Menyusun strategi pengembangan
usaha paving blok PD Telaga Jaya Blok.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung terhadap
proses penyediaan bahan baku, proses produksi dan distribusi, serta wawancara
dengan pemilik, manajer dan kepala bagian produksi PD Telaga Jaya Blok. Data
yang diperoleh berupa data primer dan sekunder. Selanjutnya data dianalisis
secara deskriptif kuantitatif dengan metode rasio profitabilitas, matriks Internal
Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE), matriks InternalExternal (IE), matriks strengths, weaknesses, opportunities and threats (SWOT)
dan matriks Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) untuk memilih
alternatif strategi pengembangan usaha yang paling sesuai.
Berdasarkan hasil uji di Laboratorium Jasa Marga Kabupaten Tangerang
PD Telaga Jaya Blok telah memproduksi paving blok, kanstin dan uskup
menurut standar mutu yang ditetapkan di Kabupaten Tangerang dan SNI 030691-1996. Paving blok yang diproduksi PD Telaga Jaya Blok termasuk dalam
mutu beton kelas I atau K-350, dan berarti pemakaiannya sesuai untuk jalan.

Dari telaah secara deskriptif dan analisis terhadap rasio profitabilitas
diperoleh bahwa PD Telaga Jaya Blok memiliki rasio profitabilitas baik. Hal ini
diperoleh dari kriteria perolehan laba dalam hubungannya dengan penjualan, total
aktiva maupun modal sendiri. Kondisi PD Telaga Jaya Blok dalam pengembangan
usahanya tidak terlepas dari pengaruh internal maupun eksternal perusahaan.
Berdasarkan hasil analisis dengan matriks IFE diperoleh skor sebesar 2,489. Hal
ini berarti bahwa PD Telaga Jaya Blok mampu menggunakan kekuatan internal
untuk mengatasi kelemahannya. Dari analisis dengan metode EFE didapatkan
nilai sebesar 2,447, yang berarti bahwa perusahaan memberikan respon yang
sedang (rata-rata) terhadap lingkungan eksternal dalam memanfaatkan peluang
yang ada dan menghindari ancaman yang ada terhadap perusahaan.

Berdasarkan hasil analisis SWOT dan matriks QSPM, maka prioritas
alternatif strategi dapat diurutkan, sebagai berikut : (1) mempertahankan harga
jual produk dipasaran, (2) meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk
paving blok, (3) mempertahankan dan memperluas jaringan pemasaran, (4)
melakukan promosi dengan efektif dan efisien, (5) meningkatkan kinerja pegawai,
(6) menjalin hubungan dengan pemasok melalui pola subkontrak, (7)
mengembangkan jejaring dengan perusahaan sejenis, baik yang berskala sama
atau lebih besar, (8) mempertahankan dan meningkatkan mutu produk, (9)

melakukan efisiensi untuk menekan biaya produksi dan (10) melakukan alternatif
produk.
Implikasi manajerial yang dapat digunakan oleh manajemen dalam
menetapkan strategi pengembangan paving blok adalah : (1) mempertahankan
harga jual produk, (2) meningkatkan kinerja SDM, (3) melakuka kerjasama
dengan pemasok dengan pola subkontrak, serta (4) mempertahankan dan
meningkatkan mutu produk.
Kata kunci :

strategi pengembangan bisnis, efektivitas pembiayaan, analisis
profitabilitas, QSPM, SWOT

SUMMARY
ROHAYATI. Analysis of Effective Budgeting and Paving Block Business Improvement
Strategies in PD Telaga Jaya Blok, Tangerang. Supervised by H. MUSA HUBEIS and
NORA H. PANDJAITAN.

The intense competition situation in paving block industry, especially in
Tangerang district has forced PD Telaga Jaya Paving Block company to keep
continue improving its product quality in accordance with quality standard.

Quality control supervision activities need to be done in order to produce good
products. The increasing effectiveness will enable the company to work with less
working capital.
The objectives of this study were (1) to analyze the quality of paving
block in accordance with quality standard, (2) to analyze the effective cost of
paving block production (3) to analyze business development strategies of PD
Telaga Jaya Block.
The data collecting was done by direct observation on supply process and
production process, and interviewing the owner, the manager, and the head of
production department of PD Telaga Jaya Block. The data were analyzed by
descriptive method, profitability ratio method, Internal Factor Evaluation (IFE)
and External Factor Evaluation (EFE) matrix, Internal External (IE) SWOT
matrix and QSPM in order to get the most suitable alternative strategy for the
business development.
Test result at Jasa Marga Laboratory Tangerang District showed that the
quality of paving block, kanstin, and bishop produced by PD Telaga Jaya Block
conform to prevailing quality standard at Tangerang District and SNI (Indonesian
National Standard) 03-0691-1996. Paving block produced by PD Telaga jaya
Block was classified into first class concrete quality or K-350, suitable for street
construction.

Based on IFE and EFE matrix analysis, PD Telaga Jaya Block had IFE
score for 2,489 and EFE score of 2,447, which meaned that the company was able
to use its internal strength to overcome its weaknesses and to give moderate
response to external environment in exploiting the existing opportunities and
avoid any threats to the company. Based on SWOT and QSPM matrix analysis
the priority of alternative strategies were : (1)to maintain the selling price, (2) to
increase the customer’s satisfaction on PD Telaga Jaya Block products, (3) to
maintain and expand the marketing network, (4) to do an effective and efficient
promotion, (5) to improve the employees’ performance, (6) to develop a
subcontract pattern with the supplier, (7) to create the networking with others
paving block producers (same scale and bigger scale ), (8) to maintain and
improve the product quality, (9) to increase the efficiency of production cost and
(10)to diversify company products
Business development strategies of paving block that could be used were :
(1) to keep selling price, (2) to improve the employees’ performance, (3) to get an
agreement of subcontract model with the supplier, and (4) to maintain and
improve the product quality.
Keyword : Bussiness development strategy, effective budgeting,
analysis, QSPM, SWOT


profitability

© HAK CIPTA MILIK IPB, TAHUN 2014
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

ANALISIS EFEKTIVITAS PEMBIAYAAN DAN
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PAVING BLOK
DI PD TELAGA JAYA BLOK, TANGERANG

ROHAYATI

Tugas Akhir
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Profesional
pada
Program Studi Industri Kecil Menengah

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tugas Akhir:
Dr. Eko Ruddy Cahyadi, S.Hut, MM

Judul Tugas Akhir : Analisis Efektivitas Pembiayaan dan Strategi Pengembangan
Usaha Paving Blok di PD. Telaga Jaya Blok, Tangerang
Nama Mahasiswa : Rohayati
Nomor Pokok

: P054114035

Disetujui

Komisi Pembimbing

Prof.Dr.Ir.H. Musa Hubeis,MS,Dipl.Ing, DEA
Ketua

Dr. Ir. Nora H. Pandjaitan, DEA
Anggota

Diketahui

Ketua Progran Studi
Industri Kecil Menengah

Prof. Dr.Ir.H. Musa Hubeis,MS,Dipl.Ing,DEA

Tanggal Ujian : 24 Januari 2014

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr.Ir. Dahrul Syah, MSc. Agr.


Tanggal lulus :

PRAKATA
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmatNya, sehingga

tugas akhir ini berhasil diselesaikan. Laporan ini

merupakan salah satu tugas penyelesaian

pada Program Studi Industri Kecil

Menengah (PS MPI), Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Judul tugas akhir

ini adalah Analisis Efektivitas Pembiayaan dan

Strategi Pengembangan Usaha Paving Blok di PD Telaga Jaya Blok, Tangerang.
Penyusunan dan penelitian dimulai dari bulan April sampai Oktober 2013.

Penulisan ini kiranya tidak dapat selesai tanpa bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak. Untuk itu disampaikan ucapan terima kasih setulusnya kepada :
1. Prof.Dr.Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA selaku Ketua Komisi
Pembimbing yang telah memberikan dorongan, bimbingan dan pengarahan
selama kegiatan kajian dan penulisan Tugas Akhir.
2. Dr.Ir. Nora H. Pandjaitan, DEA selaku anggota Komisi Pembimbing yang juga
telah memberikan dorongan, bimbingan dan pengarahan selama kegiatan
kajian dan penulisan Tugas Akhir.
3. Dr. Eko Rudi Cahyadi, S.Hut, MM selaku penguji luar komisi.
4. Seluruh staf pengajar dan staf administrasi pada Program Studi Industri Kecil
Menengah, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
5. Bapak H. Madsari selaku pemilik PD Telaga Jaya Blok dan Ibu Eel selaku
manajemen PD Telaga Jaya Blok yang telah membantu memberikan data-data
yang diperlukan dalam penulisan dan penyelesaian Tugas Akhir.
6. Suami dan anak-anakku tercinta atas pengertian, dorongan semangat, cinta
kasih dan doa serta kepada semua pihak yang telah membantu selesainya
Tugas Akhir ini.
Semoga laporan ini berguna dan bermanfaat.
Bogor, Januari 2014

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

xiii
xiii
xiii

1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Permasalahan
C. Tujuan
D. Manfaat

1
2
2
3

2. TINJAUAN PUSTAKA
A. Efektivitas Pembiayaan
B. Strategi Pengembangan Usaha
C. Usaha Paving Blok

3
4
7

3. METODE KAJIAN
A. Lokasi dan Waktu Kajian
B. Metode Kerja
C. Aspek Kajian

9
9
14

4. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Keadaan Umum Perusahaan
B. Analisis Mutu Paving Blok
C. Analisis Efektivitas Pembiayaan
D. Identifikasi Faktor-Faktor Internal dan Eksternal
E. Prioritas Strategi
F. Implikasi Manajerial

16
17
20
23
32
33

5.

SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran

35
35

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

36
37
76

xii

DAFTAR TABEL

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Standar mutu paving blok
Penilaian bobot faktor strategik perusahaan
Matriks SWOT
Matriks QSPM
Analisis daya tekan paving blok PD Telaga Jaya Blok
Rekapitulasi laporan rugi laba
Rekapitulasi neraca PD Telaga Jaya Blok
Rekapitulasi rasio profitabilitas PD Telaga Jaya Blok
Titik impas (BEP) PD Telaga Jaya Blok, Tangerang tahun 2012
Faktor strategik internal PD Telaga Jaya Blok tahun 2013
Faktor strategik eksternal PD Telaga Jaya Blok tahun 2013
Perumusan strategik PD Telaga Jaya Blok dengan matriks SWOT
Indikator, kebutuhan dan tindakan

7
11
13
14
20
20
21
22
29
25
26
30
34

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6

Diagram Alir Kegiatan
Matriks IE Model GE
Produk paving blok PD Telaga Jaya Blok
Mesin press paving blok
Mesin getar
Matriks IE industri paving blok PD Telaga jaya Blok

9
12
17
18
25
27

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Kusioner
Pembobotan terhadap faktor internal
Pembobotan terhadap faktor eksternal
Nilai AS (Atractiveness Score) dari ketiga pakar
Matriks QSPM PD Telaga Jaya Blok
Neraca keuangan PD Telaga Jaya Blok tahun 2011
Laporan rugi laba PD Telaga Jaya Blok tahun 2011
Neraca keuangan PD Telaga Jaya Blok tahun 2012
Laporan rugi laba PD Telaga Jaya Blok tahun 2012

xiii

39
55
57
59
61
62
63
64
65

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 22 Juli 1969, sebagai anak
pertama dari lima bersaudara dari pasangan Bapak H. Syahroni dan Ibu Hj.
Maswani. Pendidikan Sarjana ditempuh di Fakultas Pertanian, Jurusan Budidaya
Pertanian, Universitas Mercu Buana Jakarta, dan lulus pada tahun 1996. Tahun
2012 penulis diterima di Program Studi Industri Kecil Menengah, Sekolah
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Penulis bekerja di Yayasan Islamic Village Tangerang sejak tahun 2004 dan
saat ini menjabat sebagai Kepala SMA Citra Islami. Penulis menikah pada tahun
1996 dengan Munadi, SE dan dikaruniai dua putra bernama Achmad Faiq Hafiz
(16 tahun) dan Muhammad Rafiq Hazel (14).

1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meningkatnya pembangunan industri memberikan sumbangan positif
bagi peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat dan bangsa
Indonesia. Pembangunan industri bukan hanya untuk membangun pabrik
atau peningkatan kapasitas industri, tetapi mampu mempercepat
pertumbuhan lapangan kerja, meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan
rakyat serta menumbuhkan inisiatif masyarakat dalam pembangunan
industri (Hubeis, 2007).
Salah satu dari kegiatan industri adalah usaha pembuatan paving blok
yang merupakan produk bahan bangunan dari semen yang digunakan
sebagai salah satu alternatif penutup atau pengerasan tanah. Paving blok
disebut juga bata beton (concrete block) atau cone block. Paving blok adalah
komposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen, pasir, abu
batu(agregrat halus) dan air dengan atau tanpa tambahan bahan lainnya.
Berbagai bentuk dan ukuran paving blok yang terdapat di tempat-tempat
penjualan, biasanya tergantung dari pabrik yang mencetaknya.
Pembangunan yang terus tumbuh di beberapa daerah, terutama
pembangunan jalan-jalan desa menyebabkan penggunaan paving blok
meningkat, seperti untuk pembangunan jalan desa, halaman sekolah dan
area umum lainnya. Program pembangunan di perkotaan yang mengacu
pada sistem wilayah pembangunan metropolitan yang kompak, nyaman,
efisien dalam pengelolaan, dan ramah lingkungan sangat membutuhkan
ruang hijau. Untuk itu penggunaan paving blok merupakan salah satu
alternatif sebagai pengganti aspal atau beton penuh, dengan tujuan agar air
hujan masih dapat menyerap ke dalam tanah.
Kemudahan dalam pemasangan dan perawatan yang murah
menjadikan paving blok semakin banyak digunakan. Banyaknya kebutuhan
pengguna paving blok untuk berbagai konstruksi tidak diimbangi dengan
ketersediaan mutu paving yang memadai dari sisi kekuatan, umur pakai dan
durability paving itu sendiri (Rommel, 2008). Konstruksi paving blok untuk
permukaan jalan banyak yang mengalami retak-retak dan patah serta adanya
gerusan air yang melewati permukaan menyebabkan konstruksi paving blok
mengalami kerusakan. Untuk itu, diperlukan paving blok yang memenuhi
standar yang ditetapkan oleh Dinas Pekerjaan Umum di Kabupaten
Tangerang, yaitu K 250, K300 dan K 350.
Situasi persaingan yang ketat pada industri paving blok, terutama di
Kabupaten Tangerang, menyebabkan PD Telaga Jaya Blok terus berusaha
memperbaiki mutu produknya dengan sesuai dengan standar mutu yang
telah ditentukan. Kegiatan pengawasan mutu perlu dilakukan untuk
mengetahui ketidaksesuaian yang terjadi, seperti banyaknya jumlah produk
yang rusak, atau cacat dari setiap proses produksi yang dilakukan. Hal
tersebut erat kaitannya dengan biaya pengawasan mutu yang efisien, karena
rusaknya produk berarti memperbesar biaya yang ditanggung. Produk yang
rusak tersebut tidak dapat dijual atau dijual dengan harga yang lebih murah
karena mutunya yang rendah. Hal ini berdampak pada turunnya laba
perusahaan.

2

Efektivitas penggunaan modal kerja secara langsung menunjukkan
kemampuan modal kerja berputar dalam satu periode siklus kas perusahaan.
Jika dihubungkan dengan penjualan, efektivitas yang semakin meningkat
akan memungkinkan perusahaan menghasilkan output tertentu dengan
jumlah modal kerja yang relatif sedikit. Penggunaan modal kerja yang
efektif memungkinkan perusahaan untuk menjalankan kegiatannya secara
normal. Semakin tinggi efektivitas penggunaan modal kerja suatu
perusahaan, maka akan semakin meningkat profitabilitas perusahaan.
B.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka perumusan
permasalahannya adalah :
1. Apakah produk yang dihasilkan PD Telaga Jaya Blok telah memenuhi
standar mutu yang telah ditetapkan ?
2. Bagaimana efektivitas biaya produksi paving blok di PD Telaga Jaya
Blok ?
3. Bagaimana bentuk strategi pengembangan usaha paving blok yang sesuai
bagi PD Telaga Jaya Blok ?

C.

Tujuan
Tujuan kajian ini adalah:
1. Mengkaji kesesuaian mutu paving blok yang dihasilkan PD Telaga Jaya
Blok terhadap standar yang berlaku.
2. Mengkaji efektivitas biaya produksi paving blok pada PD Telaga Jaya
Blok.
3. Menyusun strategi pengembangan usaha paving blok PD Telaga Jaya
Blok.

D.

Manfaat
1. Hasil kajian diharapkan dapat memberikan informasi bagi pemerintah
daerah, terutama dalam pengawasan proyek-proyek yang menggunakan
paving blok sehingga sesuai dengan standar mutu paving blok yang telah
ditetapkan oleh pemerintah daerah.
2. Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak perbankan dalam
penentuan kebijakan pemberian kredit modal bagi pengusaha paving
blok.
3. Sebagai bahan acuan bagi pengusaha IKM yang berniat membuka usaha
paving blok.

3

2. TINJAUAN PUSTAKA
A.

Efektivitas Pembiayaan
Pengertian efektivitas secara umum menunjukkan sampai seberapa
jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut
sesuai dengan pengertian efektivitas menurut Hidayat (1986) dalam Danfar
(2009) yang menjelaskan bahwa efektivitas adalah suatu ukuran yang
menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah
tercapai. Dimana makin besar persentase target yang dicapai, makin tinggi
efektivitasnya.
Menurut Schemerhon (1986:35) dalam Danfar (2009) efektivitas
adalah pencapaian target output yang diukur dengan cara membandingkan
output anggaran atau seharusnya dengan output realisasi atau sesungguhnya.
Jika output anggaran lebih besar daripada output sesungguhnya maka dapat
dikatakan kondisi tersebut efektif.
Adapun pengertian efektivitas menurut Saksono (1984) adalah
seberapa besar tingkat kelekatan output yang dicapai dengan output yang
diharapkan dari sejumlah input.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah
suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target yang sudah ditentukan
telah dicapai oleh manajemen (Danfar, 2009).
Salah satu unsur terpenting dalam mengelola perusahaan adalah unsur
biaya. Biaya adalah semua pengeluaran yang dapat diukur dengan uang,
baik yang telah, sedang dan akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu
barang atau jasa. Menurut Samryn (2012) informasi biaya sangat penting
dalam penetapan harga, efisiensi penggunaan sumber daya, dan bahkan
evaluasi tentang lini produk yang paling menguntungkan. Jumlah biaya juga
diperlukan untuk memantau dukungan berbagai fungsi dalam bisnis
termasuk operasional, personalia, dan pemasaran.
Pengertian pembiayaan menurut Muhammad (2002) adalah pendanaan
yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik
dilakukan sendiri maupun oleh orang lain.
Standar dapat didefinisikan sebagai suatu patokan, atau norma yang
dapat digunakan sebagai dasar pengukuran kinerja. Standar tersebut dapat
berupa standar kuantitas atau standar biaya. Standar kuantitas menunjukkan
jumlah suatu unsur biaya seperti jam tenaga kerja atau bahan baku yang
akan digunakan dalam pembuatan satu unit produk, atau penyediaan jasa
(Samryn, 2012).
Menurut Samryn (2012), standar biaya menunjukkan jumlah biaya
terhadap penggunaan waktu atau bahan yang akan terjadi. Standar-standar
tersebut dapat digunakan oleh manajemen untuk mengendalikan biaya
melalui proses eliminasi pemborosan dan inefisiensi. Dengan proses
tersebut manajemen dapat menjaga agar biaya menjadi sekecil mungkin
tanpa mengorbankan mutu bahkan sebaliknya pengendalian yang baik dapat
meningkatkan mutu.
Dalam menetapkan suatu standar faktor pertama yang perlu
dipertimbangkan adalah kapasitas faktor-faktor yang digunakan dalam

4

proses produksi. Penyusunan standar dibedakan atas standar ideal dan
standar praktis (Samryn, 2012). Standar ideal adalah standar yang mungkin
terjadi dalam keadaan tidak ada kerusakan mesin, atau kendala lain dalam
pekerjaan yang membutuhkan efisiensi tinggi sepanjang waktu. Dalam
penggunaan standar ideal diasumsikan bahwa semua faktor produksi akan
bekerja pada kapasitas penuh. Standar praktis adalah standar yang
ditetapkan dengan asumsi bahwa mesin bekerja normal dengan interupsi,
atau penghentian sementara dalam pelaksanaan pekerjaan. Standar ini dapat
dicapai melalui usaha yang efisien dan rasional oleh pekerja dalam suatu
penugasan yang ketat dan terukur. Dalam penggunaan standar praktis
diasumsikan bahwa semua faktor produksi akan bekerja pada kapasitas
normal. Faktor lain adalah kondisi ekonomi makro yang memengaruhi
harga bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya-biaya lain, termasuk
pengalaman masa lalu. Hasil proyeksi tersebut disusun dalam sebuah kartu
biaya standar.
Efektivitas pembiayaan dapat disimpulkan sebagai ukuran yang
menyatakan seberapa efektif biaya yang dikeluarkan dalam suatu proses
produksi sesuai dengan target yang telah ditentukan.
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama
periode tertentu dan juga memberikan gambaran tentang efektivitas
manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya. Efektivitas
manajemen disini dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan
dan investasi perusahaan.
Return on Investment (ROI) merupakan perbandingan antara laba
bersih setelah pajak dengan total aktiva. Semakin tinggi rasio ini
semakin baik keadaan suatu perusahaan dan juga menunjukkan berapa
besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva
(Harahap dan Sofyan, 2008:63).
Return on Equity (ROE) merupakan perbandingan antara laba
bersih sesudah pajak dengan total ekuitas yang dapat memperlihatkan
sejauh mana perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif,
mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan
pemilik usaha (Sawir, 2009:20)
B.

Strategi Pengembangan Usaha
Menurut Hubeis dan Najib (2008), pada tahap perumusan strategi,
perusahaan dapat menggunakan proses manajemen strategik, yaitu:
a. Melakukan analisis lingkungan internal
Membangun strategi bersaing yang berhasil dan mengharuskan
perusahaan memperbesar kekuatan untuk mengatasi kelemahannya.
Kekuatan merupakan kondisi internal positif yang memberikan
keuntungan relatif dari pesaing kepada perusahaan. Contoh, kekuatan
yang harus dimiliki perusahaan adalah mutu bahan yang lebih tinggi,
keuangan yang baik, citra yang kuat, hak paten, pemilikan eksklusif,
jalur distribusi yang ekstensif, manajer yang cakap dan berbakat, dan
sebagainya. Kelemahan adalah faktor-faktor internal negatif yang dapat

5

b.

c.

d.

e.

f.

menghambat atau menghalangi perusahaan untuk mencapai misi,
sasaran, dan tujuan perusahaan.
Melakukan analisis lingkungan eksternal
Setelah perusahaan mengidentifikasi faktor-faktor internal
(kekuatan dan kelemahan) yang ada di perusahaan tersebut, lalu
perusahaan harus beralih ke lingkungan eksternal. Tujuannya untuk
mengidentifikasi peluang dan ancaman yang mungkin membawa
dampak nyata terhadap perusahaan, lingkungan kerja, dan lingkungan
sosial.
Interaksi antara kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
menjadi penyusun dalam penggunaan analisis strengths, weaknesses,
opportunities dan threats (SWOT) sebagai bagian dari rencana
strategik.
Mengembangkan visi dan misi yang jelas
Visi adalah mimpi, atau harapan yang ingin diwujudkan
perusahaan di masa depan. Visi memberikan gambaran jelas mengenai
kemana arah organisasi melangkah. Tanpa visi perusahaan tidak
memiliki pegangan ataupun panduan mengenai jalan masa depan
organisasi yang ingin diciptakan. Hal ini berdampak pada munculnya
kegiatan organisasi yang tidak berfokus pada tujuan. Oleh karena itu,
perusahaan perlu merumuskan visi yang mudah dipahami, dapat
memberikan spirit dan berdimensi jangka panjang.
Menyusun sasaran dan tujuan perusahaan
Sasaran adalah atribut-atribut jangka panjang dan luas yang
berusaha dicapai perusahaan dalam arti umum. Tujuan adalah targettarget kinerja (apa dan kapan diselesaikan, serta hal yang diukur) yang
lebih spesifik yang menunjukkan hal-hal seperti tingkat keuntungan,
produktivitas, pertumbuhan, dan aspek-aspek kunci lain dari
perusahaan.
Merumuskan pilihan-pilihan strategik dan memilih strategi yang tepat
Strategik adalah cara penyusunan tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh pengelola perusahaan untuk mencapai misi, sasaran, dan
tujuan perusahaan. Sampai pada perumusan strategik ini, pengelola
perusahaan harus memiliki gambaran jelas tentang tindakan terbaik
(implementasi berupa strategi dan kebijakan) yang harus dilakukan dan
keunggulan bersaing yang diharapkan . Pengelola perusahaan harus
memahami kelemahan dan keterbatasan perusahaan dan pesaingnya.
Langkah selanjutnya adalah menilai pilihan-pilihan strategi dan
selanjutnya mempersiapkan program yang dirancang untuk mencapai
misi, sasaran, dan tujuan perusahaan yang didukung oleh anggaran dan
prosedur.
Menentukan pengendalian
Perencanaan yang baik membutuhkan proses pengendalian dalam
pelaksanaannya. Pengendalian meliputi proses evaluasi dan pemberian
umpan balik terhadap proses manajerial yang tengah berlangsung
sehingga rencana dapat direalisasi dengan baik.

6

Menurut Porter (2007) dalam menghadapi persaingan terdapat 3
pendekatan strategik generik yang secara potensial akan berhasil untuk
mengungguli perusahaan lain dalam suatu industri, yaitu:
1. Keunggulan biaya menyeluruh
Strategik ini bertujuan untuk mencapai keunggulan biaya
menyeluruh dalam industri melalui seperangkat kebijakan fungsional
yang ditujukan pada sasaran utama ini. Keunggulan biaya memerlukan
konstruksi agresif dari fasilitas skala dan efisien, usaha yang terus
menerus dalam mencapai penurunan biaya, karena pengalaman,
pengendalian biaya dan overhead yang ketat, penghindaran pelanggan
marginal serta meminimalkan biaya-biaya umum dan administrasi.
Perhatian besar manajerial yang besar terhadap pengendalian biaya
sangat diperlukan untuk mencapai tujuan ini. Memiliki posisi biaya
rendah membuat perusahaan memperoleh hasil laba di atas rataan dalam
industrinya, meskipun ada kekuatan pesaing yang besar. Posisi biaya
memberikan kepada perusahaan ketahanan terhadap rivalitas dari para
pesaing, karena biayanya yang lebih rendah memungkinkan untuk dapat
menghasilkan laba setelah para pesaingnya mengorbankan labanya demi
persaingan. Posisi biaya rendah juga melindungi perusahaan dari
pembeli yang kuat, karena pembeli hanya dapat menggunakan
kekuatannya untuk menekan harga sampai tingkat harga dari para
pesaing paling efisien berikutnya.
2. Diferensiasi
Strategik diferensiasi adalah strategik mendiferensiasikan produk
atau jasa yang ditawarkan perusahaan, yaitu menciptakan sesuatu yang
baru yang dirasakan oleh industri secara menyeluruh sebagai hal unik.
Pendekatan untuk melakukan diferensiasi dapat bermacam-macam
bentuknya, antara lain rancangan atau merk, teknologi, karakter khusus,
pelanggan-pelanggan, jaringan penyalur, atau bidang-bidang lain.
Diferensiasi memberikan penyekat pada persaingan akibat adanya
loyalitas merk dari pelanggan dan mengakibatkan berkurangnya
kepekaan terhadap harga. Diferensiasi juga meningkatkan margin laba
yang menghindarkan kebutuhan akan posisi biaya rendah. Diferensiasi
menghasilkan margin yang lebih tinggi yang dapat dimanfaatkan untuk
mengatasi kekuatan pemasok dan pembeli.
3. Fokus
Strategik ini memfokuskan diri pada kelompok pembeli, segmen
lini produk, atau pasar wilayah geografis tertentu. Strategik fokus
dikembangkan untuk melayani target tertentu secara baik, dan semua
kebijakan fungsional dikembangkan atas pemikiran ini. Dengan
penerapan strategi ini, perusahaan akan mampu melayani target strategik
yang sempit secara lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan
pesaingnya. Strategik ini mengkombinasikan antara posisi biaya rendah
dan keunikan yang dirasakan oleh pelanggan.
Menurut Johan (2011) guna mencapai keberhasilan dalam suatu
usaha, maka perlu menciptakan keuntungan kompetitif dibandingkan
dengan produk atau jasa yang telah ada saat ini. Keunggulan kompetitif bisa
didapatkan melalui :

7

1. Menghasilkan produk efisien
Produk yang memiliki mutu sama tetapi diproduksi dengan biaya
lebih murah, dapat dijual dengan harga lebih murah dan pasti akan
menarik konsumen yang membelinya.
2. Menghasilkan produk bermutu tinggi
Produk bermutu tinggi, diproduksi tanpa perlu tambahan biaya,
ataupun dengan biaya yang sama, maka berarti dapat dijual dengan
harga jual yang sama, tetapi dengan mutu yang lebih baik.
3. Menghasilkan produk inovatif dan kreatif
Menghasilkan produk yang belum ada di pasaran, sehingga bisa
memenuhi harapan konsumen yang selama ini belum terpenuhi.
C.

Usaha Paving Blok
Paving blok terbuat dari campuran semen, pasir, abu batu dan air
yang dapat merekat dalam campuran beton. Paving blok mulai dikenal di
Indonesia pada tahun 1976, sebagai bahan penutup dan pengerasan
permukaan tanah. Penggunaannya sangat luas untuk berbagai keperluan,
dari yang sederhana sampai memerlukan spesifikasi khusus.
Paving blok mempunyai beberapa keunggulan, yaitu :
1. Pemasangan mudah
2. Pemeliharaan mudah.
3. Bila ada kerusakan, mudah diperbaiki tanpa membongkar area sekitar.
4. Tahan beban statis, dinamik dan kejut tinggi.
5. Cukup fleksibel untuk mengatasi perbedaan tinggi jalan/permukaan jalan.
6. Mempunyai durabilitas yang baik.
7. Serapan air yang baik akan menjamin ketersediaan air tanah..
Paving blok adalah komposisi bahan bangunan yang terbuat dari
campuran semen, pasir, abu batu dan air dengan atau tanpa bahan tambahan
lainnya yang tidak mengurangi mutu dari beton tersebut (DPU, 1990. SNI
T-04-1990). Ada berbagai macam bentuk dan ukuran paving yang tersedia
di pasaran. Standar mutu paving blok yang berlaku dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Standar mutu paving blok
Kuat Tekan kg/cm2
rataan
minimum
I
400
340
II
300
225
III
200
170
Sumber: DPU, 1990.
Mutu

Kekuatan Aus mm/menit
rataan
maksimun
0,090
0,103
0,130
0,149
0,160
0,184

Penyerapan
air (%)
3
5
7

Pemakaian paving blok sebagai material penutup permukaan
halaman maupun jalan selama 20 tahun terakhir semakin meningkat. Teknik
produksi massal semakin baik, sehingga paving blok semakin mudah
didapatkan dan harganya semakin terjangkau oleh konsumen.
Paving blok dapat digunakan di mana saja dengan persyaratan tanah
dasarnya sudah dikuatkan dan bentuk permukaan tanahnya cukup
rata. Ketika paving sudah selesai dipasangkan maka halaman dan jalan akan

8

terlihat lebih rapi dan mempunyai daya tahan yang cukup kuat. Paving
blok dapat dibentuk untuk menghasilkan efek menarik, baik sebagai jalur,
atau teras, atau dicampur dengan jenis paving lain untuk menciptakan
sebuah fitur unik. Paving blok adalah alternatif untuk pengganti aspal yang
lebih tradisional, atau jenis jalan yang menggunakan makadam. Saat ini
paving blok bahkan digunakan di daerah-daerah yang menerima beban
berat, seperti pelataran parkir, dermaga dan jalan umum.
Menurut Rommel dan Ninik (2003) ada dua tipe dasar dari paving
blok yaitu paving blok press dan paving blok cetak manual. Paving blok
tersedia dalam berbagai ketebalan, bervariasi dari 4-10 cm. Saat ini sudah
diproduksi juga dengan ketebalan 12 cm sehingga dapat menahan beban
yang sangat berat. Biasanya jenis ini diproduksi hanya berdasarkan pesanan. Dari segi ketebalannya pemakaian paving blok dapat dibedakan atas :
1. Untuk penggunaan biasa, yaitu sebagai penutup halaman, tebal paving
blok 4-6 cm. Paving blok dengan ketebalan 4 cm sudah jarang
diproduksi, karena sangat mudah rusak.
2. Untuk penggunaan pada jalan yang dilalui beban berat- ringan, tebal
paving blok 8 cm.
3. Untuk pelataran yang sering menerima beban berat, misalnya parkiran,
pelabuhan dan bandara digunakan tebal 10 cm.
Saat ini paving blok diproduksi dalam berbagai bentuk model.
Umumnya paving blok persegi panjang yang diproduksi ukuran 10 x 20 cm
dengan berbagai ketebalan. Untuk 1 m2 dibutuhkan 50 buah paving blok.
Karena ukuran yang standar, paving blok dari produsen yang berbeda dapat
dipertukarkan, tergantung pada toleransi dan posisi bentuk kesikuan dari
permukaan. Paving blok persegi panjang cenderung memiliki permukaan
yang seragam dan rapi. Bila terdapat permukaan yang cacat, karena
pemasangan paving blok yang mudah, maka penggantian paving dapat
dengan cepat dilaksanakan.

9

3. METODE KAJIAN

A. Lokasi dan Waktu Kajian
Kajian dilakukan di Perusahaan Dagang (PD) Telaga Jaya Blok yang
berlokasi di Jln. Raya Kademangan, Desa Kademangan, Kecamatan Setu,
Tangerang Selatan, Banten. Pengumpulan data dan analisis dilakukan dari
bulan April sampai Oktober 2013.

B. Metode Kerja
1.

Pengumpulan Data
PD Telaga Jaya Blok

Produk paving blok

Analisis mutu
(Uji kuat tekan)

Analisis
efektivitas
(ROI dan ROE)

Efektivitas Pembiayaan dan
Strategi Pengembangan Usaha

Gambar 1. Diagram alir kegiatan

Analisis strategi
(SWOT dan QSPM)

10

Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data primer dan
sekunder yang bersifat kuantitatif dan kualitatif Pengumpulan data
dilakukan dengan cara, (1) studi kepustakaan (eksplorasi); (2)
Pengamatan langsung dengan cara mempelajari berbagai dokumen,
proses produksi, keuangan dan pemasaran; (3) Membuat daftar
pertanyaan (kuesioner) dan wawancara dengan manajemen perusahaan
yang terdiri dari pemilik perusahaan, manajer dan bagian produksi PD
Telaga Jaya Blok (Lampiran 1). Diagram alir kegiatan dapat dilihat pada
Gambar 1.
2. Pengolahan dan Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam kajian ini meliputi tahap
tansfer data, editing data, pengolahan dan interpretasi data secara
deskriptif. Analisis dilakukan terhadap aspek manajemen dan umum
(sejarah perusahaan, organisasi, dan manajemen), aspek teknis dan
produksi (lokasi perusahaan, proses produksi, analisis mutu produk,
fasilitas usaha dan pemasok), aspek pemasaran (pemasaran, prospek
usaha, persaingan dan strategi pemasaran) dan aspek sosial (dampak
sosial dan lingkungan dari usaha paving blok).
Untuk analisis mutu paving blok digunakan analisis uji kuat
tekan paving blok yang dilakukan di laboratorium Bina Marga
Kabupaten Tangerang. Untuk mengendalikan biaya-biaya operasi
digunakan analisis Return On Investment (ROI), yang merupakan salah
satu ukuran kemampuan sebuah perusahaan untuk memperoleh laba dari
aktiva investasi yang dilakukannya (Samryn, 2012). ROI dihitung
dengan persamaan :
ROI 

Penjualan
Laba usaha
x
Aktiva operasi rataan
Penjualan

Apabila investasi menggunakan dana yang berasal dari pemilik
perusahaan saja, maka digunakan analisis Return On Common
Stockholders’equity atau Return On Equity (ROE) (Prastowo, 2011).
ROE dihitung dengan persamaan :
Laba bersih setelah pajak
ROE =
Total ekuitas
Metode yang digunakan untuk mendapatkan strategi pemasaran
menurut Rangkuti (2008) adalah analisis SWOT. Matriks SWOT adalah
metode untuk mencocokkan faktor-faktor penting yang akan membantu
manajer mengembangkan empat tipe strategi. Faktor-faktor tersebut
adalah faktor SO (kekuatan-peluang atau strengths-opportunities) yaitu
strategi yang digunakan perusahaan dengan memanfaatkan atau
mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan berbagai
peluang yang ada; faktor WO (kelemahan-peluang atau weaknessesopportunities) adalah strategi yang digunakan perusahaan seoptimal
mungkin untuk meminimalisir kelemahan yang ada untuk memanfaatkan
berbagai peluang; faktor ST (kekuatan-ancaman atau strengths-threats)

11

adalah strategi yang digunakan perusahaan dengan memanfaatkan atau
mengoptimalkan kekuatan untuk mengurangi berbagai ancaman yang
mungkin melingkupi perusahaan; dan faktor WT (kelemahan-ancaman
atau weaknesses-threats) adalah strategi untuk mengurangi kelemahan
guna meminimalisir ancaman yang ada.
Analisis faktor internal dan eksternal dilakukan dengan
menggunakan matriks internal strategic factor analysis summary
(IFAS), external strategic factor analysis summary (EFAS) dan matriks
profil kompetitif. Menurut Rangkuti (2008) tahapan kerja pada matriks
IFAS dan EFAS adalah :
1. Menentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan,
serta yang menjadi peluang dan ancaman perusahaan
2. Masing-masing faktor diberi bobot berdasarkan pengaruh faktor
tersebut terhadap posisi strategis perusahaan (Tabel 2). Penentuan
bobot dilakukan dengan memberikan bobot numerik dan
membandingkan antara satu peubah dengan peubah lainnya.
Untuk menentukan bobot setiap peubah digunakan skala 1, 2
dan 3. Skala yang digunakan adalah :
1 = jika indikator horisontal kurang penting daripada indikator
vertikal.
2 = jika indikator horisontal sama penting dengan indikator
horiontal.
3 = jika indikator horisontal lebih penting daripada indikator
vertikal.
Tabel 2. Penilaian bobot faktor strategik perusahaan
Faktor Strategik
Internal/eksternal
A

A

B

C

...........

Bobot

B
C
......
Total
Sumber : Rangkuti, 2008.
3. Masing-masing faktor kemudian diberi rating dengan skala 4
(outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan kondisi
perusahaan bersangkutan. Peubah yang bersifat positif (peubah yang
termasuk kategori kekuatan dan peluang) diberi nilai mulai dari 1 – 4
(sangat baik), sedangkan peubah yang bersifat negatif diberi nilai
mulai dari 1 (jika nilai ancaman/kelemahannya sangat besar) sampai
dengan 2 (jika nilai ancaman/kelemahannya sedikit).

12

4. Masing-masing bobot dikalikan dengan rating, sehingga diperoleh
nilai untuk masing-masing faktor.
5. Nilai masing-masing faktor dijumlahkan untuk memperoleh nilai
faktor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan
Nilai yang telah diperoleh dianalisis dengan matriks internal-external
(IE) model General Elektric (GE-Model) yang ditunjukkan pada Gambar 3.
Hasil pada matriks IE dapat digunakan untuk menentukan posisi perusahaan
sehingga dapat diketahui arah strategi yang akan diharapkan. Total skor
strategi internal menunjukkan kekuatan bisnis perusahaan dan total strategi
eksternal menunjukkan kemenarikan industri.
TOTAL SKOR FAKTOR STRATEGIS INTERNAL
KUAT
4,0

RATAAN
3,0

1

LEMAH
2,0

2

1,0
3

PERTUMBUHAN
PERTUMBUHAN
PENCIUTAN
Konsentrasi
melalui Konsentrasi melalui Turn around
integrasi vertikal
integrasi horisontal
3,0
5
PERTUMBUHAN
Konsentrasi melalui
integrasi vertikal
4
STABILITAS
Hati-hati
2,0
7
PERTUMBUHAN
Diversifikasi
Konsentrik

6
STABILITAS
PENCIUTAN
Tidak ada perubahan
Captive Company
strategi, profit
atau divestment
8
PERTUMBUHAN
Deversifikasi
konglomerasi

9
PENGURANGAN
Bangkrut/likuidasi

1,0
Gambar 2. Matriks IE model GE (Rangkuti, 2008)
Hasil analisis dengan menggunakan IFAS dan EFAS disusun untuk
menggambarkan faktor strategik perusahaan dengan menggunakan matriks
SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang
dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan
dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya (Rangkuti, 2008).
Matriks SWOT dapat menghasilkan empat sel kemungkinan
alternatif strategik (Tabel 3) dan selanjutnya dilakukan analisis bauran
pemasaran terdiri dari kajian mengenai produk (product), tempat (place),
harga (price) dan promosi (promotion).

13

Tahap terakhir dari perumusan adalah tahap keputusan, dimana alat
analisis yang digunakan dalam tahap ini adalah QSPM. Matriks ini
menggunakan masukan dari tahap input dan tahap pemanduan untuk
memutuskan strategi mana yang terbaik (Rangkuti, 2008). QSPM
merupakan alat yang memungkinkan untuk mengevaluasi strategi
alternatif secara obyektif berdasarkan faktor-faktor sukses internal dan
eksternal yang telah dikenali sebelumnya.
Tabel 3. Matriks SWOT
IFAS

EFAS

KEKUATAN (S)

KELEMAHAN (W)

Daftar 5 – 10
Daftar 5 – 10
faktor-faktor kekuatan faktor-faktor
internal
kelemahan internal

PELUANG (O)

STRATEGI S-O

STRATEGI W-O

Strategi yang
menggunakan
kekuatan untuk
memanfaatkan peluang

Strategi yang
meminimalkan
kelemahan untuk
memanfaatkan peluang

ANCAMAN (T)

STRATEGI S-T

STRATEGI W-T

Daftar 5 – 10
faktor-faktor
ancaman eksternal

Strategi yang
menggunakan
kekuatan untuk
mengatasi ancaman

Strategi yang
meminimalkan
kelemahan dan
menghindari ancaman

Daftar 5 – 10
faktor-faktor peluang
eksternal

Sumber : Rangkuti, 2008.
Dalam menyusun QSPM perlu dilakukan langkah-langkah berikut
(Rangkuti, 2008) :
1. Membuat daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
perusahaan di kolom sebelah kiri.
2. Membuat bobot pada masing-masing kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman dengan ketentuan bahwa bobot ini sama dengan bobot
pada matriks IFE dan EFE.
3. Menuliskan dan mengidentifikasikan strategi alternatif yang harus
dipertimbangkan perusahaan, yang selanjutnya mencatat strategistrategi tersebut atas baris QSPM.
4. Menetapkan AS (attractiveness score), yaitu nilai yang menunjukkan
kemenarikan relatif untuk masing-masing strategi yang terpilih.
Batasan nilai AS adalah antara 1 sampai 4. Nilai 1 = tidak menarik, 2
= agak menarik, 3 = secara logis menarik, 4 = sangat menarik.
5. Menghitung TAS (total attractiveness score) dari hasil perkalian
bobot yang terdapat pada matrik IFE dan EFE dengan AS yang
diperoleh. TAS menunjukkan kemenarikan relatif dari masing-masing
alternatif strategi.

14

6. Menjumlah semua TAS pada masing-masing kolom QSPM.
Berdasarkan nilai TAS yang di dapat, nilai TAS dari alternatif strategi
yang tertinggilah yang menunjukkan bahwa alternatif strategi itu yang
menjadi pilihan utama. Nilai TAS terkecil menunjukkan bahwa
alternatif strategi ini menjadi pilihan terakhir. Ilustrasi QSPM dapat
dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Matriks QSPM
Faktor
kunci

Bobot
(a)

Alternatif strategi
Strategi 1
Strategi 2
Strategi 3
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
(b)
(axb)
(c)
(axc)
(d)
(axd)

Peluang
Ancaman
Kekuatan
Kelemaha
n
Total
Keterangan :
AS = Nilai daya taril; TAS = Total nilai daya tarik
C.

Aspek Kajian
1. Analisis mutu
Aspek yang digunakan dalam analisis mutu produk adalah standar
bahan baku yang digunakan, standar proses produksi dan standar produk
akhir dengan menguji mutu paving blok apakah sudah sesuai dengan
standar yang telah ditentukan dari Dinas Binamarga Kabupaten
Tangerang dengan melakukan uji daya tekan paving blok di
Laboratorium Binamarga Kabupaten Tangerang.
2. Analisis Efektivitas Pembiayaan
Aspek yang digunakan dalam analisis efektivitas pembiayaan
adalah dengan menganalisis aspek modal kerja, yaitu biaya fabrikasi
meliputi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik meliputi biaya bahan baku tidak langsung,
tenaga kerja tidak langsung, depresiasi fasilitas pabrik (bangunan dan
peralatan pabrik), penerangan pabrik dan biaya operasional lainnya.

15

3. Analisis Strategi Pengembangan Usaha
Aspek yang digunakan dalam analisis strategi pengembangan
usaha adalah pengembangan visi dan misi serta tujuan perusahaan,
memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities) yaitu
potensi pasar yang baik (pelanggan tetap), harga pokok relatif stabil,
lokasi perusahaan strategik, modal sendiri serta meminimalkan
kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats) yaitu modal terbatas,
persaingan dengan produk sama, kerusakan saat produksi dan
kerusakan saat pengiriman.

16

4. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.

Keadaan Umum Perusahaan
PD Telaga Jaya Blok berdiri pada tahun 2002 merupakan perusahaan
pribadi milik Bapak Haji Madsari yang berlokasi di Jalan Kademangan,
Desa Kademangan RT 01/03, Tangerang Selatan, Banten. Perizinan dan
kelengkapan legalitas usaha yang dimiliki antara lain adalah Surat Izin
Usaha Perusahaan (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Surat Tanda
Pendaftaran Industri Kecil (STPIK), dan Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP).
Pada awal berdirinya, PD Telaga Jaya Blok mengkhususkan diri
untuk memproduksi batako teras. Pada tahun 2005 PD Telaga Jaya Blok
mulai memproduksi paving blok dikarenakan produk tersebut banyak
diminati seiring dengan pembangunan wilayah di Kabupaten Tangerang.
Saat itu belum pemekaran wilayah. Pemekaran wilayah terjadi pada tahun
2009 dimana Kabupaten Tangerang dipecah menjadi 2 yaitu Kabupaten
Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Paving blok banyak sekali dicari
para kontraktor untuk proyek-proyek pembangunan jalan desa dan halaman
sekolah, sedangkan ketersediaan paving blok di Kabupaten Tangerang saat
itu belum mencukupi kebutuhan.
Paving blok dapat digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari
keperluan sederhana sampai penggunaan yang memerlukan spesifikasi
khusus. Paving blok dapat digunakan untuk pengerasan dan memperindah
trotoar di kota-kota, pengerasan jalan di komplek perumahan atau kawasan
pemukiman, memperindah taman, pekarangan dan halaman rumah,
pengerasan areal parkir di perkantoran dan pabrik, taman dan halaman
sekolah, serta di kawasan hotel dan restoran. Paving blok bahkan dapat
digunakan pada areal khusus seperti pada pelabuhan peti kemas, bandar
udara, terminal bis dan stasiun kereta.
Di antara berbagai macam alternatif penutup permukaan tanah,
paving blok lebih memiliki banyak variasi baik dari segi bentuk, ukuran,
warna, corak dan tekstur permukaan, serta kekuatan. Penggunaan paving
blok juga dapat divariasikan dengan jenis paving atau bahan bangunan
penutup tanah lainnya.
Pada awalnya kapasitas produksi per hari hanya 4.000 buah. Dengan
bertambahnya permintaan terhadap produk paving blok di PD Telaga Jaya
Blok maka kapasitas produksi per hari mencapai 200 m2. Jenis produk yang
diproduksi PD. Telaga Jaya Blok adalah paving blok, kasteen dan uskup.
Usaha paving blok di PD Telaga Jaya Blok hanya memproduksi
paving blok, kanstin dan uskup sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan
di Kabupaten Tangerang. Pengawasan mutu dilakukan dengan pengujian
daya tekan paving yang dilakukan di Laboratorium Jasa Marga Kabupaten
Tangerang.

17

No

Jenis Produk

Keterangan

1

Paving blok

Bentuk persegi panjang
Ukuran dan ketebalan:
1. 10 cm x 20 cm x 6 cm
2. 10 cm x 20 cm x 8 cm
3. 10 cm x 20 cm x 10 cm

2

Kanstin

Bentuk persegi panjang
Ukuran dan ketebalan:
20 cm x 40 cm x 10 cm
Dipasang di bagian pinggir/tepi jalan
agar pemasangan paving blok
terlihat lebih rapi sebagai pengunci.

3

Uskup

Bentuk segi tiga sama sisi
Ukuran 13 cm x 13 cm x 13 cm
Dipasang di bagian pinggir/tepi jalan
agar pemasangan paving blok
terlihat lebih rapi dan sebagai
pengunci.

Gambar 3. Produk paving blok PD Telaga Jaya Blok
B.

Analisis Mutu Paving Blok
1. Aspek Teknis dan Produksi
a. Lokasi Usaha
Perusahaan berlokasi di Jalan Kademangan, Desa Kademangan
RT 01/03, Tangerang Selatan, Banten. Seiring dengan permintaan
yang semakin banyak maka PD. Telaga Jaya Blok mulai
mengembangkan pabriknya dengan menambah luas areal pabrik,
sarana transportasi dan mesin pencetak paving hidrolik. Sebelumnya
produksi dilakukan hanya menggunakan mesin manual.
b. Proses Produksi
Material yang digunakan dalam pembuatan paving blok adalah
semen portland, abu batu, air dan pasir. Abu batu diperoleh dari Desa
Rumpin (Bogor), pasir bangka dari Bakauhuni (Lampung), sedangkan
semen SNI tipe I diperoleh dari Bogor dan Tangerang. Proses
produksi paving block adalah sebagai berikut: (1) Siapkan bahan
adukan satu berupa campuran abu batu, semen dan air serta bahan
adukan dua berupa campuran pasir bangka, semen dan air; (2)

18

Masukkan bahan adukan satu ke dalam mesin pengaduk hingga bahan
adukan tercampur rata dan ditempat terpisah campurkan bahan adukan
dua; (3) Masukkan bahan adukan satu ke dalam mesin pencetak
dengan ketebalan tertentu sesuai dengan ukuran ketebalan (Gambar 3)
kemudian taruh di atasnya bahan adukan 2 kurang lebih setebal 1 cm;
(4) Bahan adukan kemudian ditekan dengan mesin
hingga bahan
adukan padat dan rata (5) Paving blok mentah.yang sudah jadi
tersebut kemudian dikeluarkan dari cetakan dengan cara menempatkan potongan papan di atas seluruh permukaan alat cetak; (6) Paving
blok dijemur dan dikering anginkan (7) Setiap 3-4 hari sekali paving
blok disiram dengan tujuan agar paving blok keras dengan sempurna
dan tidak pecah, serta bermutu baik.
c. Fasilitas Usaha
a. Bangunan Pabrik
Kegiatan produksi saat ini dilakukan di pabrik yang berlokasi di
Kelurahan Kademangan RT 01/03 No. 1, Kecamatan Setu,
Tangerang Selatan. Bangunan pabrik terdiri dari bangunan
produksi, kantor, gudang dan lahan untuk menjemur/mengeringkan
paving blok. Luas bangunan di atas tanah 8.500 m2.
b. Peralatan Produksi
Perusahaan memiliki mesin-mesin di bagian produksi, yaitu :
1) Mesin Press Paving Blok
Mesin press paving blok dilengkapi dengan 2 unit hidrolik
dengan penggerak motor diesel 16 HP. Mesin press memiliki
kapasitas kerja ± 4000 buah/hari dengan kuat tekan 20 T.
Sekali cetak dapat dihasilkan 3 buah paving blok. Dimensi
mesin secara keseluruhan adalah 200 x 120 x 160 cm (Gambar
4) .

Gambar 4. Mesin press paving blok
2) Mesin getar
Alat ini