Sintesis 3-Benzoil-7-hidroksiflavon dari Resorsinol

SINTESIS 3-BENZOIL-7-HIDROKSIFLAVON DARI
RESORSINOL

DWI ARTHA SOLOVKY

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Sintesis 3-Benzoil-7hidroksiflavon dari Resorsinol adalah karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.


Bogor, Desember 2012
Dwi Artha Solovky
NIM G44104024

ABSTRAK
DWI ARTHA SOLOVKY. Sintesis 3-Benzoil-7-hidroksiflavon dari Resorsinol.
Dibimbing oleh BUDI ARIFIN dan SUMINAR SETIATI ACHMADI.
Flavonoid merupakan kelompok senyawa polifenolik terbesar yang ditemukan
di alam dengan kerangka karbon C6-C3-C6. Salah satu kelompok flavonoid yang
memiliki bioaktivitas yang luas ialah flavon. Dalam penelitian ini, 3-benzoil-7hidroksiflavon telah berhasil disintesis melalui 2 tahap dari bahan awal resorsinol.
Pada tahap pertama, resorsinol diasetilasi dengan AcOH/ZnCl2 menghasilkan
resasetofenon dengan rendemen 89%. Benzoilasi serta penataan-ulang
resasetofenon dengan 2 ekuivalen benzoil klorida dan 7 ekuivalen K2CO3 dalam
aseton selanjutnya menghasilkan senyawa 3-benzoil-7-hidroksiflavon dengan
rendemen 62%. Pembentukan 3-benzoil-7-hidroksiflavon dari resorsinol
memberikan bukti untuk usulan mekanisme reaksi pembentukan flavon tanpa
melalui penataan-ulang Baker-Venkataraman yang telah dinyatakan oleh beberapa
peneliti sebelumnya. Semua produk sintesis dalam penelitian ini telah dicirikan
secara spektroskopi.
Kata kunci: asetilasi, benzoilasi, flavon, resasetofenon.


ABSTRACT
DWI ARTHA SOLOVKY. Synthesis of 3-Benzoyl-7-hydroxyflavone from
Resorcinol. Supervised by BUDI ARIFIN and SUMINAR SETIATI ACHMADI.
Flavonoid is the most abundant naturally-occuring polyphenolic compound
with C6-C3-C6 carbon skeleton. Flavones is a group of flavonoid having a broad
bioactivity spectrum. In this experiment, 3-benzoyl-7-hydoxyflavone was
successfully synthesized via 2-steps from resorcinol. In the first step, resorcinol
was acetylated with AcOH/ZnCl2 producing resacetophenone with 89% yield.
Subsequently, benzoylation and rearrangement of resacetophenone using 2
equivalent of benzoyl chloride and 7 equivalent of K2CO3 in acetone produced 3benzoyl-7-hydroxyflavone with 62% yield. Synthesis of 3-benzoyl-7hydroxyflavone from resorcinol provided evidence for new reaction mechanism of
flavon formation without Baker-Venkataraman rearrangement proposed by
several previous researchers. All products in this study has been characterized
spectroscopically.
Keywords: acetylation, benzoylation, flavone, resacetophenone.

SINTESIS 3-BENZOIL-7-HIDROKSIFLAVON DARI
RESORSINOL

DWI ARTHA SOLOVKY


Skripsi
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Kimia

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Sintesis 3-Benzoil-7-hidroksiflavon dari Resorsinol
Nama
: Dwi Artha Solovky
NIM
: G44104024

Disetujui oleh


Budi Arifin, SSi MSi
Pembimbing I

Prof Dr Ir Suminar S Achmadi
Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Tun Tedja Irawadi, MS
Ketua Departemen Kimia

Tanggal lulus:

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan YME atas segala berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan karya tulis ini. Karya
tulis ini disusun berdasarkan kegiatan penelitian dengan judul Sintesis 3-Benzoil7-hidroksiflavon dari Resorsinol yang dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai
dengan September 2012 di Laboratorium Kimia Organik, Departemen Kimia
FMIPA IPB, Bogor.

Karya tulis ini merupakan sebuah wujud penghargaan untuk Ibu dan Kakak
yang telah memberikan motivasi, doa, serta kasih sayang selama menempuh studi,
penelitian, dan menyelesaikan karya tulis ini. Penulis juga memberikan apresiasi
kepada Budi Arifin, SSi MSi dan Prof Dr Ir Suminar Setiati Achmadi selaku
pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan waktu selama
penelitian berlangsung.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sabur, Lia
Anggraini, Dwi Utami, Dumas Flis Tang, semua rekan peneliti di Laboratorium
Kimia Organik Kimia FMIPA IPB, dan teman-teman Program S1
Penyelenggaraan Khusus Departemen Kimia angkatan 4 atas diskusi dan
kebersamaan selama penulis menempuh studi dan menjalankan penelitian.
Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan.

Bogor, Oktober 2012
Dwi Artha Solovky

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

PENDAHULUAN
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Lingkup Penelitian
Sintesis Resasetofenon
Sintesis p-Benzoil Resasetofenon
Sintesis 3-Benzoil-7-hidroksiflavon
HASIL
Resasetofenon
p-Benzoil Resasetofenon
3-Benzoil-7-hidroksiflavon
PEMBAHASAN
Resasetofenon
p-Benzoil Resasetofenon
3-Benzoil-7-hidroksiflavon
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP


vi
vi
vi
1
2
2
2
3
3
3
4
4
5
6
7
7
8
10
14
15

17
25

DAFTAR TABEL
1 Rendemen sintesis resasetofenon
4
2 Rendemen sintesis p-benzoil resasetofenon dan dibenzoil resasetofenon
5
3 Rendemen sintesis 3-benzoil-7-hidroksiflavon
6
4 Analisis sinyal 1H-NMR p-benzoil resasetofenon (pelarut CDCl3)
10
5 Analisis sinyal 1H-NMR 3-benzoil-7-hidroksiflavon (pelarut aseton-d6)
11
6 Dugaan Analisis sinyal 13C-NMR 3-benzoil-7-hidroksiflavon (pelarut CDCl3) 12

DAFTAR GAMBAR
1 Analisis retrosintesis 3-benzoil-7-hidroksiflavon
2
2 Padatan resasetofenon (a); kromatogram lapis tipis endapan resasetofenon hasil

sintesis penelitian ini (kiri) dan Aryani (2011) (eluen: MTC) (b)
4
3 Uji kualitatif FeCl3 1% pada kontrol negatif (a) dan resasetofenon (b)
4
4 Padatan p-benzoil resasetofenon (a); kromatogram lapis tipis berturut-turut dari
kiri ke kanan, resasetofenon, produk metode Wheeler (1963), Verma et al.
(2011), dan Aryani (2011) (eluen: n-heksana-EtOAc 9:1) (b)
5
5 Uji kualitatif FeCl3 1% pada kontrol negatif (a) & p-benzoil resasetofenon (b) 5
6 Padatan 3-benzoil-7-hidroksiflavon (a); kromatogram lapis tipis p-benzoil
resasetofenon (kiri) dan produk metode Tang et al. (2005) (kanan) (eluen: nheksana-EtOAc 9:1) (b)
6
7 Padatan produk sintesis metode Chee et al. (2011) (a); kromatogram lapis tipis
produk metode Chee et al. (2011) (kiri) dan Tang et al. (2005) (kanan) (eluen:
n-heksana-EtOAc 9:1) (b)
7
8 Uji kualitatif FeCl3 1% pada kontrol negatif (a), produk metode Tang et al.
(2005) (b), dan produk metode Chee et al. (2011) (c)
7
9 Reaksi asetilasi resorsinol

7
10 Reaksi benzoilasi resasetofenon membentuk p-benzoil resasetofenon (a) dan
dibenzoil resasetofenon (b)
9
11 Reaksi sintesis 3-benzoil-7-hidroksiflavon
11
12 Dugaan mekanisme pembentukan 3-benzoil-7-hidroksiflavon
14

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4

Bagan alir penelitian
Elusidasi struktur resasetofenon
Elusidasi struktur p-benzoil resasetofenon
Elusidasi struktur 3-benzoil-7-hidroksiflavon


18
19
20
22

PENDAHULUAN

Flavon merupakan salah satu jenis flavonoid yang dikenal memiliki
beragam aktivitas hayati. Sebagai contoh, krisin memiliki aktivitas inhibitor
tirosinase, antiradang, antialergi, antikanker, dan antiestrogenik, serta kuersetin
sebagai inhibitor pelepasan histamin (Murthy et al. 2010). Pola substitusi
hidroksil flavon yang lazim dijumpai ialah pada karbon nomor 5 dan 7 di cincin A
serta karbon 3’ dan 4’ di cincin B. Beberapa contoh ialah apigenin (4’,5,7trihidroksiflavon),
luteolin
(3’,4’,5,7-tetrahidroksiflavon),
krisin
(5,7dihidroksiflavon), baikalein (5,6,7-trihidroksiflavon), skutelarein (4’,5,6,7tetrahidroksiflavon), dan wogonin (5,7-dihidroksi-8-metoksiflavon). Beberapa
aktivitas juga telah dilaporkan, antara lain antibakteri, antioksidan, antiradang,
antialergi, dan antikanker (Murthy et al. 2010). Oleh sebab itu, upaya sintesis
banyak diarahkan pada senyawa 5-hidroksiflavon dan 5,7-dihidroksiflavon
sebagai kerangka dasar ke turunan flavon yang lebih kompleks (Tang et al. 2004,
Tang et al. 2005, Verma et al. 2011, dan Venkatesh et al. 2012).
Beberapa metode telah digunakan untuk menyintesis flavon, di antaranya
sintesis Allan-Robinson, siklisasi oksidatif kalkon, penataan-ulang BakerVenkataraman (BV), dan reaksi Wittig intramolekul (Sarda et al. 2006). Metode
BV paling sering digunakan dalam sintesis flavon antara lain telah dilaporkan oleh
Fukui dan Nakayama (1969), McGarry dan Detty (1990), Ares et al. (1993),
Zembower dan Zhang (1998), Dekermendjian et al. (1999), Nagendrappa (2004),
Sarda et al. (2006), Verma et al. (2011), dan Venkatesh et al. (2012).
Sebelumnya Aryani (2011) telah menyintesis prekursor 1,3-diketon untuk 7hidroksiflavon dari resorsinol. Sintesis diawali dengan pembentukan senyawa
resasetofenon melalui asetilasi resorsinol. Resasetofenon diperoleh dengan
rendemen 4457%. Benzoilasi resasetofenon menghasilkan dibenzoil
resasetofenon sebesar 4664%. Penataan-ulang BV terhadap dibenzoil
resasetofenon menghasilkan -diketon sebesar 12%. Secara keseluruhan, Aryani
(2011) memperoleh rendemen -diketon dari bahan awal resorsinol hanya sebesar
4.3%. Sementara itu, penelitian beberapa tahun terakhir telah mengusulkan
perbedaan mekanisme sintesis flavon terhidroksilasi bergantung pada dosis
pereaksi benzoilasi yang digunakan. Ketika digunakan benzoil klorida berlebih,
terbentuk turunan 3-benzoilflavon yang pembentukannya tidak melalui penataan
ulang BV (Tang et al. 2005 dan Chee et al. 2011).
Penelitian ini bertujuan menyintesis 3-benzoil-7-hidroksiflavon dengan
rendemen memuaskan, di atas 70%, dengan tahap minimum untuk membuktikan
usulan mekanisme tersebut. Sintesis dimulai dari bahan awal resorsinol 2 dan
asam asetat 1 untuk membentuk resasetofenon 3. Selanjutnya resasetofenon
dibenzoilasi dengan benzoil klorida 4 berlebih membentuk 3-benzoil-7hidroksiflavon 5. Gambar 1 menunjukkan jalur retrosintesis 3-benzoil-7hidroksiflavon tersebut.

2

Gambar 1 Analisis retrosintesis 3-benzoil-7-hidroksiflavon

BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Pereaksi menggunakan bahan-bahan untuk analisis (p.a) seperti resorsinol,
ZnCl2 98%, asam asetat glasial 99.8%, benzoil klorida, piridina kering ( 9 ppm (Moon et al. 2005; Park et
al. 2006). Tidak munculnya sinyal 7-OH diduga karena proton dapat-tukar
tersebut berikatan hidrogen dengan aseton. Sinyal proton 6 dan 8 (6.97 dan 6.96
ppm) menunjukkan efek resonans penyumbang-elektron dari 2 atom O yang
berposisi orto dan para sehingga geseran kimianya jauh lebih kecil dibandingkan
dengan sinyal proton 5 (8.32 ppm) yang sebaliknya mengalami efek tarikanelektron dari gugus keton.
Meskipun posisi 6 sinyal proton aromatik lainnya belum dapat dipastikan,
analisis sinyal-sinyal tersebut pada Tabel 5 sudah bersesuaian dengan struktur 3benzoil-7-hidroksiflavon. Sinyal di 8.14 dan 8.19 ppm berasal dari proton-proton
yang berposisi orto dengan gugus keton atau perpanjangan sistem konjugasinya,
yaitu H2’/6’ dan 3”/7”. Sinyal 1H di 7.76 dan 7.65 ppm berasal dari proton-proton
di posisi para (H4’/5”), sedangkan proton-proton meta (H3’/5’ dan 4”/6”)
memunculkan sinyal 2H di 7.57 dan 7.62 ppm.
Tabel 6 Dugaan analisis sinyal 13C-NMR 3-benzoil-7-hidroksiflavon (pelarut
CDCl3)
Posisi
δH 125 MHz (ppm)
2
164.2
3
117.1
4
177.7
5
129.9
6
111.8
7
164.5
8
92.5
9
156.8
10
113.4
1’
132.7
2’/6’
128.9
4’
129.2
3’/5’
127.0
1”
195.0
2”
134.1
3’’/7’’
129.0
5’’
133.7
4’’/6’’
130.5
Spektrum 13C-NMR produk sintesis metode Tang et al. (2005) (Tabel 6)
menunjukkan 18 sinyal. Dua sinyal di 177.7 dan 195.0 ppm merupakan sinyal
karbon karbonil keton. Kedua sinyal ini bergeser ke medan atas dari lazimnya
geseran kimia karbon karbonil keton, yaitu di atas 200 ppm, sebagai akibat adanya
konjugasi dengan ikatan rangkap. Delokalisasi elektron lebih efektif pada C-4
yang menjadi bagian dari sistem cincin daripada C-1 yang masih mungkin

13

berotasi. Oleh karena itu, sinyal C-4 jauh lebih ke medan atas (177.7 ppm)
daripada sinyal C-1” (195.0 ppm).
Sinyal di 156.8, 164.2, dan 164.5 ppm berasal dari 3 buah karbon oksiaril di
C-2, C-7, dan C-9. Tarikan elektron atom oksigen menggeser ke medan bawah
posisi sinyal karbon aromatik tersebut. Sinyal di 92.5, 111.8, 113.4, dan 117.1
ppm sebaliknya bergeser ke medan atas. Pergeseran ini dialami oleh 2 buah
karbon yang berposisi orto dengan gugus OH (C-6 dan C-8) serta oleh C-3 dan C10 yang merupakan karbon-β dalam sistem vinil eter. Keempat karbon tersebut
mengalami efek resonans sumbangan-elektron dari atom O sehingga lebih
terperisai.
Sinyal di 127.0, 128.9, 129.0, dan 130.5 ppm memiliki intensitas 2 kali lebih
tinggi daripada sinyal di 129.2, 129.9, 132.7, 133.7, dan 134.1 ppm. Hal ini
menunjukkan bahwa keempat sinyal pada kelompok pertama masing-masing
dihasilkan oleh 2H, yaitu oleh C-2’/6’, C-3’/5’, C-3”/7”, dan C-4”/6”. Sementara
kelima sinyal pada kelompok kedua berasal dari 5 karbon aromatik lainnya, yaitu
C-5, C-1’, C-4’, C-2”, dan C-5”. Posisi tiap sinyal tidak dapat dipastikan untuk
tiap atom karbon, dan perlu dilakukan analisis NMR 2-dimensi untuk mengetahui
lebih lanjut posisi tiap sinyal. Analisis sinyal pada Tabel 6 merupakan hasil
pendugaan dengan menggunakan bantuan perangkat lunak ChemBioDraw 11.
Pembentukan 3-benzoil-7-hidroksiflavon dalam penelitian ini sesuai dengan
yang dilaporkan dalam prosedur asli. Dengan bahan awal 2’,4’-dihidroksi-5’nitroasetofenon, Tang et al. (2005) melaporkan sintesis 3-aroilflavon dengan
rendemen 3646% dengan menggunakan 2 ekuivalen aroil klorida. Dalam
penelitian selanjutnya, Chee et al. (2011) dengan bahan awal 2’hidroksiasetofenon menghasilkan 5% flavon dengan 1 ekuivalen benzoil klorida
dan campuran 65% flavon dengan 20% 3-benzoilflavon dengan 3 ekuivalen
benzoil klorida pada atmosfer terbuka (tanpa gas N2). Hasil sebaliknya diperoleh
saat sintesis dilakukan dengan aliran gas N2: 3 ekuivalen benzoil klorida
menghasilkan 12% flavon dan 47% 3-benzoilflavon. Fenomena ini diduga akibat
pengaruh jumlah basa dan kondisi atmosfer terbuka yang berperan dalam
pemutusan 3-benzoil.
Dugaan tahapan reaksi pembentukan 3-benzoil-7-hidroksiflavon (Gambar
12) yang mengadaptasi usulan Tang et al. (2005) diawali o-asilasi resasetofenon
dengan 1 ekuivalen benzoil klorida membentuk monoester 4. Basa lalu
mendeprotonasi proton asetil pada 4 membentuk karbanion yang selanjutnya
terbenzoilasi dengan ekuivalen kedua benzoil klorida membentuk -diketon 5.
Senyawa ini diperoleh dalam bentuk tautomer enol 6 yang lebih stabil.
Siklodehidrasi in situ berkataliskan-basa melalui zat antara enolat 7, karbanion 8,
dan hemiketal 9 pada akhirnya menghasilkan 3-benzoil-7-hidroksiflavon 3.

14

Gambar 12 Dugaan mekanisme pembentukan 3-benzoil-7-hidroksiflavon

SIMPULAN DAN SARAN

Senyawa 3-benzoil-7-hidroksiflavon telah disintesis tanpa produk samping
dari bahan awal resorsinol melalui 2 tahap reaksi dengan rendemen keseluruhan
76% dari bahan awal resorsinol. Temuan ini mengindikasikan suatu mekanisme
bahwa dengan benzoil klorida berlebih, tidak terjadi reaksi penataan-ulang BV.
Senyawa antara -diketon dihasilkan melalui kondensasi Claisen antarmolekul
dan bukan intramolekul.
Perlu dilakukan pemurnian produk yang belum teridentifikasi, serta
optimalisasi sintesis 7-hidroksiflavon melalui dibenzoil resasetofenon.
Terbentuknya p-benzoil resasetofenon dalam penelitian ini juga memungkinkan
pemasukan gugus pelindung secara selektif di posisi para sebelum benzoilasi
dilakukan di posisi orto.

DAFTAR PUSTAKA

Ares JJ, Outt PE, Kakodkar SV, Buss RC, Geiger JC. 1993. A convenient largescale synthesis of 5-methoxyflavone and its application to analog
preparation. J Org Chem. 58(27):7903-7905.
Aryani L. 2011. Sintesis prekursor 1,3-diketon untuk 7-hidroksiflavon dari
resorsinol [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Chee CF, Buckle MJC, Rahman NA. 2011. An efficient one-pot synthesis of
flavones. Tetrahedron Lett. 52:3120-3123.
Cooper SR. 1955. Resacetophenone. Org Synth Coll. 3: 761-762.
Daniel. 2008. Sintesis senyawa flavonoid teralkilasi dengan metode reaksi
multikomponen serta studi ab initio mekanisme reaksi tahap awal
sintesisnya [skripsi]. Bandung (ID): Institut Teknologi Bandung.
Dekermendjian K, Kahnberg P, Witt MR, Sterner O, Nielsen M, Liljefors T.
1999. Structure-activity relationship and molecular modeling analysis of
flavonoid binding to the benzodiazepine site of the rat brain GABAA
receptor complex. J Med Chem. 42(21):4343-4350.
Fukui K, Nakayama M. 1969. Synthetic studies of the flavone derivatives, the
synthesis of 8,3’-dimetoxy-5,7,4’-trihydroxyflavone. Bull Chem Soc Japan.
42(8):2327-2330.
Markham KR. 1988. Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Padmawinata K,
penerjemah. Bandung (ID): ITB Pr. Terjemahan dari: Techniques of
Flavonoid Identification.
McGarry LW, Detty MR. 1990. Synthesis of highly functionalized flavones and
chromones using cycloacylation reaction and C-3 functionalization. A total
synthesis of hormothamnione. J Org Chem. 55(14):4349-4356.
Moon BH, Lee Y, Shin C, Lim Y. 2005. Complete assignments of the 1H and 13C
NMR data of flavone derivatives. Bull Korean Chem Soc. 26(4):603-608.
Murthy YLN, Viswanath IVK, Pandit EN. 2010. Synthesis, characterization, and
antibacterial activity of 7,4’-dihydroxy-3’-methoxyflavone. J Chem Tech.
2(2):1097-1101.
Nagendrappa G. 2004. An epitome of K Venkataraman’s chemistry [artikel].
Resonance: 45-51.
Park Y, Lee YU, Kim H, Lee Y, Yoon YA, Moon B, Chong Y, Ahn JH, Shim
YH, Lim Y. 2006. NMR data of flavones derivatives and their antioxidative activities. Bull Korean Chem Soc. 27(10):1537-1541.
Paul S, Nanda P, Gupta R. 2003. PhCOCl-Py/basic alumina as a versatile agent
for benzoylation in solvent-free condition. Molecules 8:374-380.
Sarda SR, Pathan MY, Paike VV, Pachmase PR, Jadhav WN, Pawar RP. 2006. A
facile synthesis of flavones using recyclable ionic liquid under microwave
irradiation. Arkivoc. 16:43-48.
Tang L, Zhang S, Yang J, Gao W, Cui J, Zhuang T. 2004. A novel approach to the
synthesis of 6-amino-7-hydroxyflavone. Molecules 9:842-848.
Tang L, Zhang S, Yang J, Gao W, Cui J, Zhuang T. 2005. Novel and convenient
one-pot synthesis of 3-aroyl-7-hydroxy-6-nitroflavones. Synth Commun.
35(2):315-323.

16

Venkatesh P, Prakash G, Pavadai P. 2012. Design, synthesis and cytotoxic activity
of some novel flavones. J Pharm Sci Res. 3(2):523-527.
Verma PN, Sheikh JI, Juneja HD. 2011. Synthesis of β-diketone and its metal
complexes. J Basic Appl Sci. 3(2):35-38.
Wheeler TS. 1963. Flavone. Org Synth Coll. 4:478.
Zembower DE, Zhang H. 1998. Total synthesis of robustaflavone, a potential antihepatitis B agent. J Org Chem. 63(25):9300-9305.

LAMPIRAN

18

Lampiran 1 Bagan alir penelitian

Asetilasi resorsinol
menjadi resasetofenon
(modifikasi Cooper
et al. 1955)

Benzoilasi
resasetofenon menjadi
p-benzoil resasetofenon
(Wheeler 1963 dan
Verma et al. 2011)

Metode langsung
(modifikasi Tang et al.
2005 dan Chee et al. 2011)

Penataan-ulang BV
menjadi 1,3-diketon
(Wheeler 1963)
Pencirian dengan titik
leleh, UV-Vis, dan
NMR
Siklisasi intramolekul
senyawa 1,3-diketon
menjadi flavon
(Wheeler 1963)

19

Lampiran 2 Elusidasi struktur resasetofenon

+ NaOH

+ AlCl3

+ AlCl3 + HCl

Spektrum UV-Vis resasetofenon (pelarut: metanol).

20

Lampiran 3 Elusidasi struktur p-benzoil resasetofenon

+ NaOH

+ AlCl3

+ AlCl3 + HCl

(a) Spektrum UV-Vis p-benzoil resasetofenon (pelarut: metanol).

21

(b) Spektrum 1H-NMR p-benzoil resasetofenon (500 MHz, CDCl3).

22

Lampiran 4 Elusidasi struktur 3-benzoil-7-hidroksiflavon
+ NaOH

+ AlCl3

+ AlCl3 + HCl

(a) Spektrum UV-Vis 3-benzoil-7-hidroksiflavon (pelarut: metanol).

23

(b) Spektrum 1H-NMR 3-benzoil-7-hidroksiflavon (500 MHz, aseton).

24

(c) Spektrum 13C-NMR 3-benzoil-7-hidroksiflavon (125 MHz, CDCl3).

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 15 Juni 1989 dari pasangan
Hotman Edison dan Sinta Pakpahan. Penulis merupakan putri kedua dari dua
bersaudara.
Tahun 2007 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Cileungsi dan pada tahun yang
sama lulus seleksi masuk Direktorat Program Diploma Institut Pertanian Bogor
(IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).
Selama mengikuti perkuliahan penulis pernah melaksanakan kegiatan
magang mandiri di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada tanggal 14
Juli30 Agustus 2008 dan kegiatan magang mandiri di PT Saritama Food
Processing pada tanggal 14 Juli14 Agustus 2009. Tahun 2010 penulis
melaksanakan kegiatan praktik kerja lapangan di Balai Pengujian Mutu Barang
Ekspor dan Impor (BPMBEI), Ciracas Jakarta Utara dengan judul laporan
“Penentuan Kadar Cemaran Logam Timbal (Pb) dan Kadmium (Pb) dalam Sabun
Mandi dengan Spektrofotometri Serapan Atom”. Penulis juga pernah mengikuti
Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKMM) dengan
judul “Edukasi Pengembangan Sistem Motorik Kasar dan Motorik Halus Siswa
SLB Dharma Wanita dan SLB Sejahtera (Metode Puzzle, Bola dan
Kesetimbangan Tubuh)”. Selain itu, penulis pernah menjadi asisten praktikum
Kimia Bahan Alam di D3 Analisis Kimia pada tahun 2010/2011; Kromatografi
pada tahun 2010/2011; Kimia Farmasi pada tahun 2010/2012; Kepustakaan Kimia
pada tahun 2010/2012, serta Keselamatan Kerja dan Pengenalan Bahan pada
tahun 2011/2012.